Sindrom serotonin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
WIldan Azmi (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
|||
(22 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 22:
| deaths =
}}
'''Sindrom serotonin''' adalah kumpulan gejala yang berpotensi mengancam jiwa akibat dari kadar [[serotonin]] yang terlalu banyak. Sindrom ini disebabkan oleh penggunaan obat-obatan yang bekerja di [[reseptor serotonin]] (serotonergik).<ref name=":0">{{Cite journal|last=Volpi-Abadie|first=Jacqueline|last2=Kaye|first2=Adam M.|last3=Kaye|first3=Alan David|date=2013|title=Serotonin Syndrome|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3865832/|journal=The Ochsner Journal|volume=13|issue=4|pages=533–540|issn=1524-5012|pmc=3865832|pmid=24358002}}</ref> Serotonin (5-hidroksitriptamin atau 5-HT) adalah senyawa [[neurotransmiter]] golongan monoamin yang mengatur siklus tidur, suasana hati, sistem pernapasan, [[sistem pencernaan]], dan nyeri.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Buckley|first=N. A.|last2=Dawson|first2=A. H.|last3=Isbister|first3=G. K.|date=2014-02-19|title=Serotonin syndrome|url=http://www.bmj.com/cgi/doi/10.1136/bmj.g1626|journal=BMJ|language=en|volume=348|issue=feb19 6|pages=g1626–g1626|doi=10.1136/bmj.g1626|issn=1756-1833}}</ref> Sindrom serotonin dapat terjadi pada penggunaan terapi tunggal obat serotonergik, baik pada dosis terapi yang sesuai maupun overdosis, atau karena interaksi dua obat serotonergik yang bekerja dengan mekanisme berbeda.<ref name=":0" />
Beberapa obat yang memengaruhi kadar serotonin yaitu [[antidepresan]], [[antipsikotik]], [[analgesik]], sedatif, antimigrain, dan [[antimuntah]]. Dari beberapa jenis obat tersebut, obat yang diketahui menyebabkan sindrom serotonin meliputi golongan prekursor serotonin, obat yang mempengaruhi pelepasan serotonin, agonis serotonin, penghambat monoamin oksidase, dan obat yang menghambat pengambilan kembali (''reuptake'') serotonin. Asam amino [[triptofan]] juga dapat menyebabkan sindrom serotonin. Triptofan biasanya ditemukan di susu, yogurt, keju, kacang, daging merah, cokelat, telur, dan biji bunga matahari.<ref name=":1" />
Baris 38:
==Penyebab==
[[File:Fluoxetine.jpg|thumb|Fluoksetin, salah satu obat penyebab sindrom serotonin]]
Sejumlah besar obat-obatan dapat menyebabkan sindrom serotonin ketika dikonsumsi tunggal dengan dosis tinggi atau dalam kombinasi dengan obat serotonergik lainnya. Tabel di bawah ini mencantumkan beberapa obat tersebut.
Baris 68:
|}
Banyak kasus toksisitas serotonin terjadi pada orang yang mengonsumsi kombinasi obat yang meningkatkan serotonin sinaptik.<ref name = Dunkley/> Sindrom ini juga dapat terjadi karena overdosis agen serotonergik tunggal.<ref name = Foong>{{Cite journal|last=Foong|first=Ai-Leng|last2=Grindrod|first2=Kelly A.|last3=Patel|first3=Tejal|last4=Kellar|first4=Jamie|date=2018-10|title=Demystifying serotonin syndrome (or serotonin toxicity)|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30315014|journal=Canadian Family Physician Medecin De Famille Canadien|volume=64|issue=10|pages=720–727|issn=1715-5258|pmc=6184959|pmid=30315014
Banyak obat disalah kira dapat menyebabkan sindrom serotonin, misalnya beberapa publikasi melaporkan kasus antipsikotik atipikal dikaitkan dengan sindrom serotonin; tetapi tampaknya obat tersebut tidak mungkin menyebabkan sindrom serotonin berdasarkan pendekatan farmakologinya.<ref>{{Cite journal|last=Isbister|first=Geoffrey K.|last2=Downes|first2=Fiona|last3=Whyte|first3=Ian M.|date=2003-04|title=Olanzapine and serotonin toxicity|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12667176|journal=Psychiatry and Clinical Neurosciences|volume=57|issue=2|pages=241–242|doi=10.1046/j.1440-1819.2003.01110.x|issn=1323-1316|pmid=12667176}}</ref>
Risiko relatif dan tingkat keparahan efek samping serotonergik dan toksisitas serotonin, dengan obat tunggal dan kombinasi, merupakan hal yang kompleks. Sindrom serotonin telah dilaporkan pada pasien dari segala usia, termasuk pada orang tua, anak-anak, dan bahkan bayi baru lahir karena paparan di dalam [[rahim]].<ref>{{Cite journal|last=Laine|first=Kari|last2=Heikkinen|first2=Tuija|last3=Ekblad|first3=Ulla|last4=Kero|first4=Pentti|date=2003-07|title=Effects of exposure to selective serotonin reuptake inhibitors during pregnancy on serotonergic symptoms in newborns and cord blood monoamine and prolactin concentrations|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12860776|journal=Archives of General Psychiatry|volume=60|issue=7|pages=720–726|doi=10.1001/archpsyc.60.7.720|issn=0003-990X|pmid=12860776}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Mackay|first=F. J.|last2=Dunn|first2=N. R.|last3=Mann|first3=R. D.|date=1999-11|title=Antidepressants and the serotonin syndrome in general practice|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10818650|journal=The British Journal of General Practice: The Journal of the Royal College of General Practitioners|volume=49|issue=448|pages=871–874|issn=0960-1643|pmc=1313555|pmid=10818650}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Isbister|first=G. K.|last2=Dawson|first2=A.|last3=Whyte|first3=I. M.|last4=Prior|first4=F. H.|last5=Clancy|first5=C.|last6=Smith|first6=A. J.|date=2001-09|title=Neonatal paroxetine withdrawal syndrome or actually serotonin syndrome?|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11561552|journal=Archives of Disease in Childhood. Fetal and Neonatal Edition|volume=85|issue=2|pages=F147–148|doi=10.1136/fn.85.2.f145g|issn=1359-2998|pmc=1721292|pmid=11561552
Risiko paling signifikan terkait dengan overdosis opioid yaitu depresi pernapasan,<ref>{{Cite journal|last=Boyer|first=Edward W.|date=2012-07-12|title=Management of opioid analgesic overdose|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22784117|journal=The New England Journal of Medicine|volume=367|issue=2|pages=146–155|doi=10.1056/NEJMra1202561|issn=1533-4406|pmc=3739053|pmid=22784117}}</ref> tetapi mungkin bagi seseorang untuk mengembangkan sindrom serotonin dari opioid tertentu tanpa kehilangan kesadaran. Namun, sebagian besar kasus sindrom serotonin terkait opioid melibatkan penggunaan bersamaan dari obat serotergenik seperti antidepresan.<ref>{{Cite journal|last=Ayub|first=Zunaira|date=2014|title=Transient Serotonin Syndrome Caused by Concurrent Use of Tramadol and Selective Serotonin Reuptake Inhibitor|url=http://www.amjcaserep.com/abstract/index/idArt/892264|journal=American Journal of Case Reports|language=en|volume=15|pages=562–564|doi=10.12659/AJCR.892264|issn=1941-5923|pmc=PMC4276375|pmid=25540831}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Perananthan|first=Varan|last2=Buckley|first2=Nicholas|date=2021-04-01|title=Opioids and antidepressants: which combinations to avoid|url=https://www.nps.org.au/australian-prescriber/articles/opioids-and-antidepressants-which-combinations-to-avoid|journal=Australian Prescriber|volume=44|issue=2|pages=41–44|doi=10.18773/austprescr.2021.004}}</ref> Meskipun demikian, tidak jarang individu yang menggunakan opioid juga mengonsumsi antidepresan karena komorbiditas nyeri dan depresi.<ref>{{Cite journal|last=Bair|first=Matthew J.|last2=Robinson|first2=Rebecca L.|last3=Katon|first3=Wayne|last4=Kroenke|first4=Kurt|date=2003-11-10|title=Depression and pain comorbidity: a literature review|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14609780|journal=Archives of Internal Medicine|volume=163|issue=20|pages=2433–2445|doi=10.1001/archinte.163.20.2433|issn=0003-9926|pmid=14609780}}</ref>
Baris 79:
==Patofisiologi==
[[Serotonin]] adalah [[neurotransmitter]] yang terlibat dalam beberapa [[proses biologis]] yang kompleks termasuk agresi, nyeri, tidur, nafsu makan, kecemasan, depresi, migrain, dan muntah.<ref name = Dunkley>{{Cite journal|last=Dunkley|first=E. J. C.|last2=Isbister|first2=G. K.|last3=Sibbritt|first3=D.|last4=Dawson|first4=A. H.|last5=Whyte|first5=I. M.|date=2003-09|title=The Hunter Serotonin Toxicity Criteria: simple and accurate diagnostic decision rules for serotonin toxicity|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12925718|journal=QJM: monthly journal of the Association of Physicians|volume=96|issue=9|pages=635–642|doi=10.1093/qjmed/hcg109|issn=1460-2725|pmid=12925718}}</ref> Pada manusia, efek kelebihan serotonin pertama kali dicatat pada tahun 1960 pada pasien yang menerima inhibitor monoamin oksidase (MAOI) dan [[triptofan]].<ref>{{Cite journal|last=
==Diagnosis==
Tidak ada tes khusus untuk sindrom serotonin. Diagnosis dilakukan dengan observasi gejala dan pemeriksaan riwayat orang tersebut. Beberapa kriteria telah diusulkan
Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis sindrom serotonin yaitu [[tremor]], agresivitas ekstrim, [[akatisia]], atau klonus (spontan, terinduksi dan okular).<Ref name = Dunkley/> [[Pemeriksaan fisik]] pasien harus mencakup penilaian refleks tendon dalam dan kekakuan otot, kekeringan [[Membran mukosa|mukosa]] mulut, ukuran dan reaktivitas pupil, intensitas [[bising usus|bunyi usus]], warna kulit, dan ada tidaknya keringat.<Ref name = Boyer/> Anamnesis pasien juga memainkan peran penting dalam diagnosis, penyelidikan harus mencakup pertanyaan tentang penggunaan obat resep dan [[obat bebas]], zat terlarang, dan [[suplemen makanan]], karena semua agen ini telah terlibat dalam pengembangan sindrom serotonin. Untuk memenuhi Kriteria Hunter, pasien harus mengonsumsi agen serotonergik dan memenuhi salah satu kondisi berikut:<Ref name = Dunkley/>
Baris 93:
==Manajemen==
Penatalaksanaan terutama didasarkan pada penghentian penggunaan obat pencetus, pemberian antagonis serotonin seperti siproheptadin, dan perawatan suportif termasuk pengendalian agitasi, pengendalian ketidakstabilan otonom, dan pengendalian hipertermia.<ref>{{Cite journal|last=Frank|first=Christopher|date=2008-07|title=Recognition and treatment of serotonin syndrome|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18625822|journal=Canadian Family Physician Medecin De Famille Canadien|volume=54|issue=7|pages=988–992|issn=1715-5258|pmc=2464814|pmid=18625822}}</ref> Selain itu, pasien yang menelan dosis besar agen serotonergik dapat mengambil manfaat dari dekontaminasi gastrointestinal dengan [[karbon aktif|arang aktif]] jika dapat diberikan dalam waktu satu jam setelah overdosis.<Ref name = Isbister/> Intensitas terapi tergantung pada tingkat keparahan gejala. Jika gejalanya ringan, pengobatan mungkin hanya terdiri dari penghentian obat penyebab, menawarkan tindakan suportif, memberikan [[benzodiazepin]] untuk mioklonus, dan menunggu gejalanya hilang. Kasus tingkat sedang harus memiliki semua kelainan termal dan kardiorespirasi dikoreksi dan dapat mengambil manfaat dari antagonis serotonin, seperti siproheptadin. Siproheptadin merupakan terapi awal yang direkomendasikan, meskipun belum ada [[uji klinis|uji coba terkontrol]] yang menunjukkan kemanjurannya untuk sindrom serotonin.<ref
Pengobatan farmakologis tambahan untuk kasus yang parah termasuk pemberian obat antipsikotik atipikal dengan aktivitas antagonis serotonin seperti olanzapin. Pasien kritis harus menerima terapi di atas serta sedasi atau kelumpuhan neuromuskular. Orang yang memiliki ketidakstabilan otonom seperti tekanan darah rendah memerlukan pengobatan dengan simpatomimetik kerja langsung seperti [[adrenalin|epinefrin]], [[noradrenalin|norepinefrin]], atau fenilefrin. Sebaliknya, hipertensi atau takikardia dapat diobati dengan obat [[antihipertensi]] kerja pendek seperti [[Natrium nitroprusida|nitroprussid]] atau esmolol; obat yang bekerja lebih lama seperti [[propranolol]] harus dihindari karena dapat menyebabkan hipotensi dan [[syok]].<ref name = Boyer/> Penyebab toksisitas atau akumulasi serotonin merupakan faktor penting dalam menentukan jalannya pengobatan. Serotonin dikatabolisme oleh monoamine oksidase A dengan adanya oksigen, jadi jika dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah lonjakan suhu tubuh yang tidak aman atau asidosis metabolik, oksigenasi akan membantu mengirimkan kelebihan serotonin.
==Perkembangan penyakit==
Setelah penghentian obat serotonergik, sebagian besar kasus sindrom serotonin sembuh dalam waktu 24 jam,
Kasus telah melaporkan gejala kronis yang bertahan,<ref name = Ables>{{Cite journal|last=Ables|first=Adrienne Z.|last2=Nagubilli|first2=Raju|date=2010-05-01|title=Prevention, Recognition, and Management of Serotonin Syndrome|url=https://www.aafp.org/afp/2010/0501/p1139.html|journal=American Family Physician|volume=81|issue=9|pages=1139–1142|issn=0002-838X}}</ref> dan penghentian antidepresan dapat berkontribusi pada fitur yang sedang berlangsung.<ref>{{Cite journal|last=Gabriel|first=Matthew|last2=Sharma|first2=Verinder|date=2017-05-29|title=Antidepressant discontinuation syndrome|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28554948|journal=CMAJ: Canadian Medical Association journal = journal de l'Association medicale canadienne|volume=189|issue=21|pages=E747|doi=10.1503/cmaj.160991|issn=1488-2329|pmc=5449237|pmid=28554948}}</ref> Setelah manajemen medis yang tepat, sindrom serotonin umumnya dikaitkan dengan prognosis yang baik.<ref>{{Cite journal|last=Mason|first=P. J.|last2=Morris|first2=V. A.|last3=Balcezak|first3=T. J.|date=2000-07|title=Serotonin syndrome. Presentation of 2 cases and review of the literature|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10941349|journal=Medicine|volume=79|issue=4|pages=201–209|doi=10.1097/00005792-200007000-00001|issn=0025-7974|pmid=10941349}}</ref>
==Epidemiologi==
Studi epidemiologis sindrom serotonin sulit dilakukan karena banyak dokter tidak menyadari diagnosisnya atau mereka mungkin melewatkan sindrom tersebut karena manifestasinya yang bervariasi.<ref name = Boyer>{{Cite journal|last=Wang|first=Robert Z.|last2=Vashistha|first2=Vishal|last3=Kaur|first3=Sukhdeep|last4=Houchens|first4=Nathan W.|date=2016-11|title=Serotonin syndrome: Preventing, recognizing, and treating it|url=https://www.ccjm.org//lookup/doi/10.3949/ccjm.83a.15129|journal=Cleveland Clinic Journal of Medicine|language=en|volume=83|issue=11|pages=810–816|doi=10.3949/ccjm.83a.15129|issn=0891-1150}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Sampson|first=E.|last2=Warner|first2=J. P.|date=1999-11|title=Serotonin syndrome: potentially fatal but difficult to recognize|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10818648|journal=The British Journal of General Practice: The Journal of the Royal College of General Practitioners|volume=49|issue=448|pages=867–868|issn=0960-1643|pmc=1313553|pmid=10818648}}</ref> Pada 1998, sebuah survei yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa 85% dari [[dokter umum]] yang meresepkan antidepresan nefazodon tidak menyadari sindrom serotonin.<ref name = Mackay>{{Cite journal|last=Mackay|first=F. J.|last2=Dunn|first2=N. R.|last3=Mann|first3=R. D.|date=1999-11|title=Antidepressants and the serotonin syndrome in general practice|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10818650|journal=The British Journal of General Practice: The Journal of the Royal College of General Practitioners|volume=49|issue=448|pages=871–874|issn=0960-1643|pmc=1313555|pmid=10818650}}</ref> Insiden sindrom serotonin meningkat dikarenakan ada banyak obat pro-serotonergik (obat yang meningkatkan kadar serotonin) yang saat ini digunakan dalam praktik klinis.<ref name =
==Kasus penting==
|