Kabupaten Lampung Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dagaf24 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(261 revisi perantara oleh 86 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{dati2otheruses|nama=Kabupaten Lampung Barat(disambiguasi)}}
|propinsi=[[{{Teks Lampung]]}}{{Dati2
| translit_lang1 = bahasa daerah
|ibukota=[[Liwa]]
| translit_lang1_type = [[Surat Lampung|Lampung]]
|luas= 4950.40
| translit_lang1_info = {{script/Lampung|𞜏𞜌𞜟𞜊𞜔𞜘𞜋𞜎𞜇𞜟}}
|penduduk= 419.037<sup>(2010)</sup><ref>http://www.bps.go.id/aboutus.php?sp=0&kota=18</ref>
| translit_lang1_type1 = [[Aksara Jawa|Jawa]]
|kepadatan=
| translit_lang1_info1 = {{script/Java|ꦭꦩ꧀ꦥꦸꦁꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀}}
|kecamatan=24
| settlement_type = Kabupaten
|kelurahan=
| nama = Kabupaten Lampung Barat
|kodearea=
| propinsi = [[Lampung]]
| dau = Rp. 402.798.910.000,-
| ibukota = [[Liwa]]
| dauref =(2011)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2011/bulan/02/tanggal/17/id/590/|title=Perpres No. 6 Tahun 2011|date=2011-02-17|accessdate=2011-05-23}}</ref>
| luas = 2116,01
|lambang= [[Berkas:Lambang_Kabupaten_Lampung_Barat.jpg|80px]]
| luasref = <ref name="LAMPUNGBARAT">{{cite web|url=https://lampung.bps.go.id/publication/2023/02/28/c41e2f6fd86cd0d62dc0a0df/provinsi-lampung-dalam-angka-2023.html|last=|first=|title=Provinsi Lampung Dalam Angka 2023|website=www.lampung.bps.go.id|accessdate=13 Maret 2023|archive-date=2023-03-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230331193438/https://lampung.bps.go.id/publication/2023/02/28/c41e2f6fd86cd0d62dc0a0df/provinsi-lampung-dalam-angka-2023.html|dead-url=no}}</ref>
|peta=
| lambang = Lambang Kabupaten Lampung Barat.jpg
|koordinat=
| peta = [[Berkas:Lokasi Lampung Kabupaten Lampung Barat.svg|250px]]
|dasar hukum=
| koordinat = {{Coord|-5.018976|104.060747}}
|tanggal=
| dasar hukum = UU Nomor 6 Tahun 1991<ref name="LAHIR">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=29 Oktober 2021|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
|motto=
| pekon = 131
|kepala daerah=[[Bupati]]
| tanggal = 16 Agustus 1991 (UU)<ref name="LAHIR"/><br>24 September 1991 (peresmian)
|wakil kepala daerah=[[Wakil Bupati]]
| motto = Beguai jejama<br/>{{small|{{lang icon|Lampung}} Bekerja bersama}}
|nama kepala daerah=Drs. Hi. Mukhlis Basri
| nama wakil kepala daerah =Dimyati AminNukman (Pj.)
| nama wakil kepala daerah = ''lowong''
|bandar udara=Seray<ref>{{cite web|url=http://www.antaranews.com/berita/276828/bandara-seray-angin-segar-pembangunan-lampung-barat|title=Bandara Seray Angin Segar Pembangunan Lampung Barat|date=2011-09-24|accessdate=2011-10-16}}</ref>
| nama sekretaris daerah = Adi Utama
|web=http://www.lampungbarat.go.id/
| foto = Rumah Adat Pesagi, Lampung.jpg
| caption = Rumah adat Pesagi
| penduduk = 307294
| penduduktahun = [[2021]]
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=29 Oktober 2021|format=visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref>
| kepadatan =
| kecamatan = 15
| desa =
| kelurahan = 5
| kodearea = +62 728
| nomor_polisi = '''BE xxxx''' M**
| agama = [[Islam]] 98,67%<br> [[Kristen]] 0,99%<br>— [[Protestan]] 0,81%<br>— [[Katolik]] 0,18%<br> [[Hindu]] 0,29%<br> [[Buddha]] 0,05%<ref name="LAMPUNGBARAT"/>
| zona waktu = GMT+7
| dau = Rp 557.660.829.000,- ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=29 Oktober 2021|format=pdf}}</ref>
| IPM = {{increase}} 67,80 ([[2020]])<br>{{fontcolor|Orange|Sedang}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan 2019-2020|website=www.bps.go.id|accessdate=29 Oktober 2021|format=pdf|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
| slogan = ''The Origin of Lampung''
| web = {{URL|www.lampungbaratkab.go.id}}
}}
 
'''Kabupaten Lampung Barat''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[provinsi]]Lampung|Provinsi [[Lampung]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota]]nya adalah di [[kabupaten]]Pasar iniLiwa, terletakBalik diBukit, [[Lampung Barat|Liwa]], bagian dari kecamatan Balik Bukit. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991 tanggal [[16 Agustus]] [[1991]] yang merupakan hasil pemekaran dari [[Kabupaten Lampung Utara]]. SaatPada initahun Bupati2021, Kabupatenjumlah penduduk Lampung Barat adalahsebanyak Drs307.294 Hi.jiwa, Mukhlisdengan Basrikepadatan dan Wakilnya Drs. Hi. Dimyati Amin.249 jiwa/km<refsup>http:2<//wwwsup>.lampungbarat.go.id/index.php?option<ref name=com_content&task=view&id=1033&Itemid=100, diakses tanggal 31 Oktober 2010.<"DUKCAPIL"/ref>
 
Kabupaten ini dominan dengan perbukitan serta memiliki perkebunan kopi yang sangat luas. Daerah pegunungan yang merupakan punggung [[Bukit Barisan]] di kawasan batu brak, ditempati oleh vulkanik quarter dari beberapa formasi. Daerah ini berada pada ketinggian 500 - > 1000 mdpl. Daerah ini dilalui oleh Belahan [[Semaka]], dengan lebar zona sebesar ± 20 Km. Pada beberapa tempat salah satunya di Kecamatan [[Suoh, Bandar Negeri Suoh, Lampung Barat]] dijumpai beberapa aktivitas vulkanik dan pemunculan panas bumi.<ref>{{Cite book|title=Lampung Barat Dalam Angka 2017|last=Lampung Barat|first=BPS|publisher=BPS Kabupaten Lampung Barat|year=2017|isbn=|location=Lampung Barat|pages=}}</ref>
Kabupaten ini dominan dengan perbukitan dengan pantai di sepanjang pesisir barat Lampung.
 
== Geografi dan pembagian administratif ==
[[Berkas:Kecamatan_di_Kabupaten_Lampung_BaratLOGO KABUPATEN LAMPUNG BARAT LAMA.jpgpng|centerjmpl|KecamatanProposal dilambang daerah Kabupaten Lampung Barat, 1991]]
Dengan luas wilayah lebih kurang 3.368,14&nbsp;km² Setelah pemekaran [[Kabupaten Pesisir Barat]] atau 10,6 % dari luas wilayah Provinsi Lampung dan mempunyai garis pantai sepanjang 260&nbsp;km. Lampung Barat terletak pada koordinat 4<sup>o</sup>,47',16" - 5<sup>o</sup>,56',42" lintang selatan dan 103<sup>o</sup>,35',08" - 104<sup>o</sup>,33',51" Bujur Timur.
 
=== SejarahBatas Wilayah ===
Wilayah Kabupaten Lampung Barat berbatasan dengan:<ref name="LAMPUNGBARAT"/>
Kabupaten Lampung Barat adalah salah satu pemekaran dari [[Lampung Utara]], yang beribukota di Liwa. Pemilihan Liwa sebagai ibu kota Kabupaten Lampung Barat memang tepat. Beberapa alasan memperkuat pernyataan ini adalah :
* Sebelah Utara: Kab. Ogan Komering Ulu Selatan (Provinsi Sumatera Selatan),
* Sebelah Selatan: Kab. Pesisir Barat dan Kab. Tanggamus,
* Sebelah Barat: Kab. Pesisir Barat,
* Sebelah Timur: Kab. Lampung Utara, Kab. Way Kanan, dan Kab. Tanggamus.
 
===Demografi===
* Tempatnya strategis karena berada di tengah-tengah wilayah Lampung Barat, sehingga untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh daerah Lampung Barat oleh pemerintah kabupaten akan relatif efektif
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] kabupaten Lampung Barat tahun 2019, penduduk kabupaten ini berjumlah 300.703 jiwa yang terdiri atas 159.636 jiwa laki-laki dan 141.067 jiwa perempuan.<ref name="LAMPUNGBARAT"/> Dan pada tahun [[2020]] penduduk Lampung Barat berjumlah 307.294 jiwa.<ref name="DUKCAPIL"/>
* Liwa merupakan persimpangan lalu lintas jalan darat dari berbagai arah yaitu [[Sumatra Selatan]], [[Bengkulu]], dan [[Lampung]] sendiri Tentang asal-usul nama Liwa, menurut cerita orang, berasal dari kata-kata "meli iwa" (bahasa Lampung), artinya membeli ikan. Konon dahulunya Liwa merupakan daerah yang subur, persawahan yang luas, sehingga hasil pertaniannya melimpah. Liwa juga nama salah satu marga dari 84 marga di Lampung.<ref>http://www.lampungbarat.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1062&Itemid=110&limit=1&limitstart=0</ref>
 
== Pemerintahan dan Latar Belakang==
===Skala Beghak, Asal Muasal===
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Lampung Barat}}
{{:Daftar Bupati Lampung Barat}}
 
=== Dewan Perwakilan ===
Sekala Beghak (biasa ditulis Skala Brak), adalah kawasan yang sampai kini dapat disaksikan warisan peradabannya. Kawasan ini boleh dibilang kawasan yang “sudah hidup” sejak masa pra-sejarah. Batu-batu menhir mensitus dan tersebar di sejumlah titik di Lampung Barat. Bukti, ada tanda kehidupan menyejarah.
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Barat}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Barat}}
 
=== Kecamatan ===
Sebuah batu prasasti di Bunuk Tenuar, Liwa berangka tahun 966 Saka atau tahun 1074 Masehi, menunjukkan ada jejak Hindu di kawasan tersebut. Bahkan di tengah rimba ditemukan bekas parit dan jalan Zaman Hindu. Ada lagi disebut-sebut bahwa Kenali yang dikenal sekarang sebagai ibukota Kecamatan Belunguh, adalah bekas kerajaan bernama “Kendali” dengan “Raja Sapalananlinda” sebagaimana disebut dalam “Kitab Tiongkok Kuno”. Kata “Sapalananlinda” oleh L.C. Westenenk ditafsir sebagai berasal dari kata “Sribaginda” dalam pengucapan dan telinga orang Cina. Jadi bukan nama orang tapi gelar penyebutan. Buku itu konon juga menyebut, bahwa Kendali itu berada di antara Jawa dan Siam-Kamboja. Kitab itu, menyebut angka tahun antara 454 – 464 Masehi. Kitab ini telah disalin ke dalam bahasa Inggris oleh Groenevelt (Wikipedia Indonesi, 2007).
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Lampung Barat}}
Kabupaten Lampung Barat meliputi sejumlah kecamatan sebagai berikut:
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Lampung Barat}}
 
=== Pemekaran Daerah ===
Meski belum seluruhnya terbaca, namun dapat disimpulkan: di situ tercatat suatu peradaban panjang. Suatu kawasan tua yang mencatatkan diri dalam sejarah umat manusia. Di wilayah ini pula pernah berdiri sebuah kerajaan. Ada yang menyebut kerajaan tersebut adalah Kerajaan Tulang Bawang, namun bukti-bukti keberadaannya sulit ditemukan. Sedang keyakinan yang terus hidup dan dipertahankan masyarakat khususnya di Lampung Barat serta keturunan mereka yang tersebar hingga seluruh wilayah Sumatera Selatan, menyebutkan Kerajaan Skala Beghak. Pendapat ini juga disokong oleh keberadaan para raja yang bergelar Sai Batin, hingga bukti-bukti bangunan dan alat-alat kebesaran kerajaan, upacara dan seni tradisi yang masih terjaga. Masih banyak bukti lain, namun perlu pembahasan terpisah.
Berdasarkan UU DOB tanggal 25 Oktober 2012, wilayah Kabupaten Lampung Barat mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Lampung Barat dan [[Kabupaten Pesisir Barat]].
=== Transportasi ===
Sarana transportasi dari dan menuju Lampung Barat serta daerah pinggiran cukup banyak tersedia, seperti bus, angdes, mobil sewaan, dan ojek, mobil, motor milik pribadi rakyat. Kondisi sarana jalan hingga mencapai desa dalam kondisi sebagian baik aspal ''Onderlagh'', dengan total panjang ruas jalan 416,95&nbsp;km.
 
=== Telekomunikasi ===
Kalau membaca peta Propinsi Lampung sekarang, kisaran lokasi pusat Sekala Beghak berada di hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Barat, sebagian Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu, Propinsi Sumatera Selatan. “Pusat kerajaan” meliputi daerah pegunungan di lereng Gunung Pesagi di daerah Liwa, seputar Kecamatan Batu Brak, Kecamatan Sukau, Kecamatan Belalau dan Kecamatan Balik Bukit.
Kondisi layanan telekomunikasi dan informasi di wilayah Kabupaten Lampung Barat tersedia telepon, telepon seluler, telegram, ORARI, televisi, radio, dan kantor pos.
 
== Pertanian ==
Sebagai kesatuan politik Kerajaan Sekala Beghak telah berakhir. Tetapi, sebagai kesatuan budaya (cultural based) keber¬adaannya turun temurun tewarisi melalui sejarah panjang yang menggurat kuat dan terbaca makna-maknanya hingga saat ini. Sekala Beghak dalam gelaran peta Tanah Lampung, pastilah tertoreh warna tegas, termasuk sebaran pengaruh kebudayaannya sampai saat ini.
[[Berkas:Paku Sukha.jpg|jmpl|kanan|Tumbuhan Paku Sukha, tumbuhan yang tumbuh dengan sendirinya di tengkuk Gunung Pesagi Kecamatan Batu Brak]]
Dalam bidang pertanian khususnya holtikultura, Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayur mayur terbesar di Provinsi Lampung. Ada empat kecamatan yang merupakan penghasil sayuran terbesar di Kabupaten Lampung Barat, yaitu Kecamatan Way Tenong, Sekincau, Balik Bukit, dan Sukau.
 
Keempat kecamatan ini telah menyuplai beberapa jenis sayuran antara lain kentang, cabai merah, kubis, labu siam, tomat, wortel, buncis, dan sawi dengan luas panen dan jumlah produksi makin meningkat dari tahun ke tahun. Ditambah lagi dengan daya dukung dan perhatian Pemerintah Kabupaten Lampung Barat begitu besar, sehingga Kabupaten Lampung Barat mampu menjadi pendistribusi sayur-mayur ke daerah–daerah lain seperti Bandar Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Padang, dan mulai juga menyuplai sebagian Jabotabek.
Tata kehidupan berbasis adat tradisi Sekala Beghak juga masih dipertahankan dan dikembangkan. Terutama, Sekala Beghak setelah dalam pengaruh “Empat Umpu” penyebar agama Islam dan lahirnya masyarakat adat Sai Batin. Adat dan tradisi terus diacu dalam tata hidup keseharian masyarakat pendukungnya dan dapat menjadi salah satu sumber inspirasi dan motivasi pengembangan nilai budaya bangsa.
 
Sebagai perwujudan dari slogan “LIWA KOTA BERBUNGA”, maka Pemerintah Kabupaten Lampung Barat bekerja sama dengan IPB dan Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hias Departemen Pertanian melakukan pengembangan Tanaman Hias. Hal ini didukung iklim dan tanah Lampung Barat yang sangat cocok untuk pengembangan tanaman hias.
Hasil pembacaan atas segala yang ada dalam masyarakat berkebudayaan Sai Batin di Lampung, memperlihatkan kedudukan dan posisi penting Sekala Beghak sebagai satuan peradaban yang lengkap dan terwariskan. Keberadaan Sekala Beghak tampak sangat benderang dalam peta kebudayaan Sai Batin, sebagai satu tiang sangga utama pembangun masyarakat Lampung. Bahkan, telah diakui, Sekala Beghak sebagai cikal bakal atau asal muasal tertua leluhur “orang Lampung”. Bahkan keberadaan Skala Beghak, berada dalam kisaran waktu strategis perubahan peradaban besar di Nusantara, dari Hindu ke Islam.
 
Lampung Barat memiliki klimatologi yang sesuai untuk budidaya berbagai jenis tanaman hias. Wilayah kecamatan yang sesuai untuk pengembangan tanaman hias meliputi Kecamatan Sumberjaya, Gedung Surian, Way Tenong, Sekincau, Belalau, Batu Brak, Balik Bukit, dan Sukau dengan luas ± 248.857 m²
Seperti dikutip Harian KOMPAS, (11 Desember 2006:36), pada abad 15 datang empat kelompok masyarakat yang menduduki sekitar Danau Ranau. Di sebelah barat danau dihuni orang-orang yang datang dari Pagaruyung Sumatera Barat dipimpin Dipati Alam Padang. Sementara itu, tiga kelompok lainnya berasal dari Sekala Beghak. Tiga kelompok orang-orang Sekala Beghak itu dipimpin Raja Singa Jukhu (dari Kepaksian Bejalan Diway), menempati sisi timur danau. Di sisi timur danau pula, kelompok yang dipimpin Pangeran Liang Batu dan Pahlawan Sawangan (berasal dari Kepaksian Nyekhupa) menempat. Sementara kelompok yang dipimpin Umpu Sijadi Helau menempati sisi utara danau. Empu Sijadi Helau yang disebut-sebut itu bukan Umpu Jadi putra Ratu Buay Pernong, yang menjadi pewaris tahta Buay Pernong. Kemungkinan besar Umpu Sijadi di daerah Ranau tersebut adalah keturunan Kepaksian Pernong yang meninggalkan Kepaksian dan mendirikan negeri baru di Tenumbang kemudian menjadi Marga Tenumbang.
 
Ke depan, Kabupaten Lampung Barat bertekad menjadi sentra tanaman hias di Indonesia, adapun jenis tanaman yang telah/pernah ditanam antara lain: anggrek, mawar, ''helicona'' (pisang-pisangan), krisan, sedap malam, melati, palem, dan bugenvil, juga herbra.
Ketiga kelompok dari Sekala Beghak ini kemudian berbaur dan menempati kawasan Banding Agung, Pematang Ribu, dan Warkuk. Sampai sekarang banyak orang Banding Agung mengaku keturunan Paksi Pak Sekala Beghak. Di samping itu, ada kisah-kisah perpindahan orang Sekala Beghak, sebagaimana ditulis dalam Wikipedia (7/3/07: 04.02), yang dipimpin Pangeran Tongkok Podang, Puyan Rakian, Puyang Nayan Sakti, Puyang Naga Berisang, Ratu Pikulun Siba, Adipati Raja Ngandum dan sebagainya. Bahkan, daerah Cikoneng di Banten ada daerah yang diberikan kepada Umpu Junjungan Sakti dari Kepaksian Belunguh atas jasa-jasanya, dan banyak orang Sekala Beghak yang migrasi ke sana atau sebaliknya.
Kisah-kisah ini memperkuat suatu kenyataan bahwa Sekala Beghak tidak hanya sebagai sumber muasal secara geografis, melainkan juga sumber kultur masyarakat. Sekala Beghak adalah hulu suatu kebudayaan masyarakat. Dari Sekala Beghak ini juga lahir huruf Lampung yaitu Kaganga. Bagi sebuah kebudayaan, memiliki bahasa dan aksara sendiri merupakan bukti kebesaran masa lalu kebudayaan tersebut. Di Indonesia hanya sedikit kebudayaan yang memiliki aksara sendiri, yaitu Batak, Lampung (Sumatera Selatan), Jawa, Sunda, Bali, dan Bugis. Dan kebudayaan yang memiliki aksara sendiri dapat dikategorikan sebagai kebudayaan unggul. Karena bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus simbol kemajuan peradaban.
 
== Pariwisata ==
Semua aksara Nusantara tersebut berasal dari bahasa Palava, yang berinduk pada bahasa Brahmi di India. Bahasa Palava digunakan di India dan Asia Tenggara. Di Nusantara bahasa ini mengalami penyebaran dan pengembangan, bermula dari bahasa Kawi, sebagai induk bahasa Nusantara. Dari bahasa Kawi menjadi bahasa : Jawa (Hanacaraka), Bali, Surat Batak, Lampung/Sumatera Selatan (Kaganga), dan Bugis.
Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Provinsi Lampung. Ini dapat dilihat dari banyaknya wisatawan mancanegara maupun nusantara yang datang berkunjung untuk menikmati berbagai objek wisata di Lampung Barat. Objek wisata di Lampung Barat sangat lengkap mulai dari, danau, pegunungan, wisata alam, dan wisata petualangan. Untuk pengembangan pariwisata di Lampung Barat, pemerintah kabupaten terus melakukan berbagai upaya seperti penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur.
Dari Kerajaan Sekala Beghak yang telah memiliki unsur-unsur “kebudayaan lengkap” ini pulalah “ideologi” Sai Batin dilahirkan dan disebarluaskan. Sampai saat ini, masih banyak yang bisa dibaca dari jejak-jejak yang tertinggal. Baik dari jejak fisik maupun jejak yang tidak kasat mata. Dari legenda, seni budaya, adat tata cara, bahasa lisan tulisan, artefak benda peninggalan, hingga falsafah hidup masih ada runut rujukannya. Dari Sekala Beghak itu di kemudian hari pengaruh budaya dan peradabannya berkembang dan berpengaruh luas ke seluruh Lampung bahkan sampai ke Komering di Sumatera Selatan sekarang. Tidak terhitung kemudian “pendukung budaya”-nya yang tersebar di seluruh Indonesia pada masa kini. <ref>http://www.lampungbarat.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1062&Itemid=110&limit=1&limitstart=1</ref>
 
== Referensi Budaya==
=== Ragam kesenian ===
* Pesta Sakura, merupakan pesta topeng yang diadakan satu sampai lima hari setelah Hari Raya [[Idul Fitri]], dimulai sejak jam 09.00 hingga berakhir pada sore hari. Keunikan dari Pesta Sakura ini dalam acara panjat pinang yang berhadiahkan berbagai barang yang digantung di puncak batang pinang, para pemanjatnya terdiri atas beberapa orang pria (kelompok), dan para pemanjat tersebut memakai topeng serta dengan berbagai busana yang unik, bahkan pria ada di antaranya yang memakai pakaian wanita. Pesta ini dilaksanakan
* Tari-tarian yang sesuai dengan kondisi alam yang terdiri dari daerah perhutanan dan lautan, Kabupaten Lampung Barat memiliki aneka ragam tarian dengan inspirasi dari lingkungan. Keberadaan margasatwa banyak mengilhami gerakan tari-tarian di daerah Lampung Barat. Di daerah Balik Bukit terdapat [[Tari Kenui]] dan [[Tari Batin]] Batu Brak, dua jenis tarian yang gerakannya meniru burung elang. Tari Batin biasanya dilakukan dalam rangka menyambut tamu-tamu penting. Acara ini dilaksanakan secara rutin menyambut HUT Kabupaten Lampung Barat.
 
=== Acara Tahunan ===
* Festival Teluk Stabas, dalam acara ini diadakan perlombaan kesenian dan budaya tradisional, antara lain: hadra, bedikhir, hahiwang, gambus, dan Lomba tarian adat tradisional lainnya. Festival ini dijadwalkan berlangsung pada setiap bulan Juli.
* Semarak Wisata Tanjung Setia. Pada kegiatan ini dilaksanakan berbagai perlombaan yang bernuansa bahari seperti selancar, kebut jukung, voli pantai, dan sepak bola pantai. Selain itu ditampilkan beberapa atraksi kesenian. Festival ini dijadwalkan berlangsung pada setiap bulan Juni.
* Gebyar Pesona Lumbok Ranau. Pada kegiatan ini dilaksanakan berbagai perlombaan yang bernuansa wisata tirta seperti kebut jukung, triatlon tradisional, memanah ikan, memancing di danau. Selain itu ditampilkan beberapa atraksi kesenian. Festival ini dijadwalkan berlangsung pada setiap bulan September.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://kambing.vlsm.org/bebas/v01/RI/uu/1991/uu-1991-006.txt Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070310231515/http://kambing.vlsm.org/bebas/v01/RI/uu/1991/uu-1991-006.txt |date=2007-03-10 }}
 
* {{id}} {{Resmi}}
* {{id}} [http://kambing.vlsm.org/bebas/v01/RI/uu/1991/uu-1991-006.txt Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991]
 
{{Kabupaten Lampung Barat}}
{{lampung}}
{{Authority control}}
{{clr}}
{{indo-geo-stub}}
 
 
[[Kategori:Kabupaten Lampung Barat| ]]
[[Kategori:Lampung|Lampung Barat]]
[[Kategori:Kabupaten di Lampung|Lampung Barat]]
[[Kategori:Kabupaten di Sumatra|Lampung Barat]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Lampung Barat]]
[[Kategori:Kabupaten Lampung Barat]]
 
[[en:West Lampung Regency]]
[[jv:Kabupatèn Lampung Kulon]]
[[ms:Lampung Barat]]