Arjuna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(13 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Nama_lain = Permadi, Parta, Dananjaya, Parantapa, Kaunteya, Palguna, Jisnu, Kerti, Bharatasresta, Sawyasachi, Swetawahana, Wrehatnala; [[Arjuna#Etimologi dan nama lain|dan lain-lain]].
| Asal = [[Hastinapura
| Senjata = Panah [[Pasupati]], Brahmastra, Busur Gandiwa{{br}}Versi wayang: Ardedali, Sarotama, Keris Pulanggeni, Keris Kalanadah.
| Wahana = Kereta yang ditarik empat kuda putih, dengan panji berlambang monyet ([[Hanoman]])
| Golongan = [[Dinasti Candra|Candrawangsa]]
| Dinasti = [[Dinasti Kuru|Kuru]]
| Istri = [[Dropadi]]{{br}}[[Ulupi]]{{br}}[[Citrānggadā]]{{br}}[[Subadra
| Ayah = [[Pandu]] (sah){{br}}[[Indra]] (''de facto'')
| Ibu = [[Kunti]]
| Anak = [[Pancawala|
}}
'''Arjuna''' {{Sanskerta|अर्जुन|Arjuna}} adalah nama seorang tokoh [[protagonis]] dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia dikenal sebagai anggota [[Pandawa]] yang berparas menawan dan berhati lemah lembut. Dalam ''Mahabharata'' diriwayatkan bahwa ia merupakan putra Prabu [[Pandu]], raja di [[Hastinapura]] dengan [[Kunti]] atau Perta, putri Prabu [[Surasena]], raja [[Yadawa|Wangsa Yadawa]] di [[Mathura]]. ''Mahabharata'' mendeskripsikan Arjuna sebagai teman dekat [[Kresna]], yang disebut dalam kitab ''[[Purana]]'' sebagai [[awatara]] (penjelmaan) [[Wisnu|Dewa Wisnu]]. Hubungan antara Arjuna dan Kresna sangat erat, sehingga Arjuna meminta kesediaannya sebagai penasihat sekaligus kusir kereta Arjuna saat perang antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] berkecamuk (''[[Bharatayuddha]]''). Dialog antara Kresna dan Arjuna sebelum perang Bharatayuddha berlangsung terangkum dalam suatu kitab tersendiri yang disebut ''[[Bhagawadgita]]'', yang secara garis besar berisi wejangan suci yang disampaikan oleh Kresna karena Arjuna mengalami keragu-raguan untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang kesatria di medan perang.<ref name="bg_commentary">{{cite book|last=Fowler|first=Jeaneane Fowler, Merv|title=Bhagavad Gita: A Text & Commentary for Students|publisher=Sussex Academic|location=Brighton|isbn=9781845193461}}</ref>
Baris 56:
== Masa muda dan pendidikan ==
Arjuna dididik bersama dengan saudara-saudaranya yang lain (para [[Pandawa]] dan [[Korawa]]) oleh [[Drona]]. Kemahirannya dalam ilmu memanah sudah tampak sejak kecil. Pada usia muda ia mendapat gelar ''Maharathi'' atau "kesatria terkemuka". Dalam suatu ujian, Drona meletakkan burung kayu pada pohon, lalu menyuruh muridnya satu-persatu untuk membidik burung tersebut, kemudian menanyakan apa saja yang sudah mereka lihat. Banyak murid yang menjawab bahwa mereka melihat pohon, cabang, ranting, dan segala sesuatu yang dekat dengan burung tersebut, termasuk burung itu sendiri. Ketika tiba giliran Arjuna untuk membidik, Drona menanyakan apa yang dilihatnya. Arjuna menjawab bahwa ia hanya melihat burung saja, tidak melihat benda yang lainnya. Hal itu membuat Drona kagum dan meyakinkannya bahwa Arjuna sudah pintar.
Baris 62 ⟶ 61:
== Arjuna mendapatkan Dropadi ==
Dalam ''[[Adiparwa]]'' diceritakan bahwa [[Duryodana]]—salah satu [[Korawa]]—menganjurkan agar Pandawa beserta ibunya ([[Kunti]]) berlibur di suatu rumah di luar kerajaan. Sesungguhnya Duryodana telah mempersiapkan agar rumah tersebut dapat terbakar dengan mudah, karena ia membenci para Pandawa, terutama [[Bima (Mahabharata)|Bima]]. [[Widura]], paman para Pandawa dan Korawa yang waspada meminta agar para Pandawa berhati-hati dan mempersiapkan cara untuk menghadapi kemungkinan buruk yang dapat terjadi. Saat para Pandawa menginap, Purocana, pesuruh Duryodana membakar rumah tersebut. Para Pandawa beserta ibunya berhasil lolos melalui terowongan yang telah digali sebelumnya. Mereka melarikan diri ke tengah hutan dan menumpang di rumah penduduk sekitar.
Baris 80 ⟶ 78:
== Pembakaran hutan Kandawa ==
Dalam bagian akhir ''[[Adiparwa]]'' diriwayatkan peristiwa pembakaran hutan Kandawa serta pertemuan Arjuna dengan arsitek bernama [[Mayasura]]. Kisah tersebut diawali dengan acara pengembaraan Arjuna dan [[Kresna]] di tepi [[sungai Yamuna]]. Di tepi hutan tersebut terdapat hutan lebat yang bernama Kandawa. Di sana mereka bertemu dengan [[Agni]], [[Dewa (Hindu)|dewa]] [[api]]. Agni berkata bahwa hutan Kandawa seharusnya telah musnah dilalap api, tetapi [[Indra]] selalu menurunkan hujannya untuk melindungi temannya yang bernama [[Taksaka]], yang hidup di hutan tersebut. Maka, Agni memohon agar Kresna dan Arjuna bersedia membantunya menghancurkan hutan Kandawa. Kresna dan Arjuna bersedia membantu Agni, tetapi terlebih dahulu mereka meminta agar Agni menyediakan senjata kuat bagi mereka berdua untuk menghalau gangguan yang akan muncul. Kemudian Agni memanggil [[Baruna]], [[Dewa (Hindu)|dewa]] [[laut]]an. Baruna memberikan [[busur]] suci bernama [[Gandiwa]], [[kereta perang]] dengan empat kuda dihias bendera berlambang monyet, serta tabung berisi anak [[panah]] dengan jumlah tak terbatas kepada Arjuna.<ref name="menon302">{{cite book|last=Menon|first=[translated by] Ramesh|title=The Mahabharata : a modern rendering|url=https://archive.org/details/mahabharatamoder0000unse|year=2006|publisher=iUniverse, Inc.|location=New York|isbn=9780595401871|pages=[https://archive.org/details/mahabharatamoder0000unse/page/302 302]–304}}</ref> Untuk Kresna, Baruna memberikan [[Cakra Sudarsana]]. Dengan senjata tersebut, mereka berdua menjaga agar Agni mampu melalap hutan Kandawa sampai habis.<ref name="autogenerated518">{{cite book|title=Mahabharata of Krishna-Dwaipayana Vyasa.|year=2008|publisher=The Echo Library|location=Teddington, Middlesex|isbn=9781406870459|pages=518–520}}</ref>
Baris 95 ⟶ 92:
== Persiapan perang ==
[[Berkas:Arjuna chooses Krishna.jpg
Setelah menjalani masa pembuangan selama 13 tahun dan masa penyamaran selama setahun, para [[Pandawa]] ingin memperoleh kembali kerajaannya. Namun hak mereka ditolak dengan tegas oleh [[Duryodana]], bahkan ia menantang untuk berperang. Demi kerajaannya, para Pandawa setuju untuk melakukan perang. Sebelum perang terjadi, Kresna melakukan misi perdamaian, tetapi gagal. Akhirnya Kresna setuju untuk terlibat dalam perang, tetapi dengan tidak membawa senjata. Ia ingin salah satu pihak memilih tentaranya, sedangkan pihak yang lain memilihnya sebagai penasihat. Arjuna yang mewakili Pandawa lebih memilih kehadiran Kresna sebagai penasihat, sementara Duryodana yang mewakili Korawa lebih memilih pasukan Kresna.
Baris 115 ⟶ 112:
== Kehidupan setelah ''Bharatayuddha'' ==
Tak lama setelah [[Bharatayuddha]] berakhir, [[Yudistira]] diangkat menjadi Raja [[kerajaan Kuru|Kuru]] dengan pusat pemerintahan di [[Hastinapura]]. Untuk menengakkan [[dharma]] di seluruh [[Bharatawarsha]], sekaligus menaklukkan para raja kejam dengan pemerintahan tiran, maka Yudistira menyelenggarakan [[Aswamedha]]-[[yadnya]]. Upacara tersebut dilakukan dengan melepaskan seekor [[kuda]] dan kuda itu diikuti oleh Arjuna beserta para prajurit. Daerah yang dilalui oleh kuda tersebut menjadi wilayah [[Kerajaan Kuru]]. Ketika Arjuna sampai di [[Manipura]], ia bertemu dengan [[Babruwahana]], putra Arjuna yang tidak pernah melihat wajah ayahnya semenjak kecil. Babruwahana bertarung dengan Arjuna, dan berhasil membunuhnya. Ketika Babruwahana mengetahui hal yang sebenarnya, ia sangat menyesal. Atas bantuan [[Ulupi]] dari negeri Naga, Arjuna hidup kembali.
|