Yudistira: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(25 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image = Yudhishthira statue - Birla mandir.jpg
| Caption = Patung YudistiraYudhistira di Birla mandir.
| Nama = YudistiraYudhistira
| Devanagari = युधिष्ठिर
| Ejaan_Sanskerta = YudhiṣṭhiraYudhiṣṭira
| Kitab = ''[[Mahabharata]]'', ''[[Bhagawatapurana]]''
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Nama_lain = Bharata, Ajatasatru, Dharmaraja, Kurunandana, Puntadewa (Jawa) [[#etimologi|dan lain-lain]]
| Tempat = [[Hastinapura]], [[Indraprastha]]
| Asal = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
Baris 13:
| Klan = [[Kuru (raja)|Kuru]]
| Kasta = kesatria
| Senjata = tombak,Jamus Kalimasada
| Ayah = [[Yama]] (''de facto''){{br}}[[Pandu]] (''sah'')
| Ibu = [[Kunti]]
| Istri = [[DropadiDrupadi]]{{br}}DewikaDevika
| Anak = [[Pancawala|Pratiwindya]] (dari DropadiDrupadi){{br}}YodeyaYodheya (dari DewikaDevika)
}}
{{HastinaRaja}}
'''Yudistira''' {{Sanskerta|युधिष्ठिर|Yudhiṣṭhira}} alias '''Dharmawangsa''', adalah salah satu tokoh [[protagonis]] dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia merupakan seorang raja yang memerintah [[kerajaan Kuru]], dengan pusat pemerintahan di [[Hastinapura]]. Ia merupakan yang tertua di antara lima [[Pandawa]], atau para putra [[Pandu]]. Dalam tradisi [[wayang|pewayangan]], Yudistira diberi gelar ''[[prabu]]'' dan memiliki julukan Puntadewa, sedangkan kerajaannya disebut dengan nama [[Indraprastha|Kerajaan Amarta]].
 
== Etimologi ==
Nama ''Yudistira'' dibentuk dari kata ''yuddha'' (युद्ध; 'perang') dan ''sthira'' (स्थिर; 'teguh'),<ref>{{Cite web|last=www.wisdomlib.org|date=2010-12-26|title=Yudhishthira, Yudhiṣṭhira, Yudhisthira: 15 definitions|url=https://www.wisdomlib.org/definition/yudhishthira|website=www.wisdomlib.org|access-date=2020-09-08}}</ref> yang dalam [[bahasa Sanskerta]] bermakna "teguh atau kokoh dalam peperangan". Dalam kitab ''Mahabharata'', ia juga disebut dengan nama ''Bharata''<ref>{{cite book|last=Ashram|first=Vidur Sewa|title=Age of Bhārata War|year=1979|publisher=Motilal Banarsidass Publishers|pages=167}}</ref> (keturunan Maharaja [[Bharata (raja)|Bharata]]) dan ''Ajatasatru''<ref>{{cite book|last=Godbole|first=Justin E. Abbott a. Pandit Narhar R.|title=Stories of indian saints|year=1988|publisher=Motilal Banarsidass Publ.|location=Delhi|isbn=9788120804692|pages=402|edition=4}}</ref> Ia juga dikenal dengan sebutan ''Dharmaraja'', yang bermakna "raja [[Dharma]]", karena ia selalu berusaha menegakkan [[dharma]] sepanjang hidupnya.
 
Beberapa julukan lain yang dimiliki Yudhisthira adalah ''Kururaja'' (कुरुराज, "pemuka bangsa [[Kuru (raja)|Kuru]]"), ''Kurunandana'' (कुरुनन्दन, "kesayangan [[Dinasti Kuru]]"), Kurupati (कुरुपति, "raja [[Dinasti Kuru]]"), ''[[Pandawa]]'' (पान्दव, "putra [[Pandu]]"), Parta (पार्थ, "putra [[Kunti|Prita]] atau [[Kunti]]").
Baris 37:
== Masa muda dan pendidikan ==
 
Yudistira dan keempat adiknya, yaitu [[Bima (Mahabharata)|Bima]] (Bimasena), [[Arjuna]], [[Nakula]], dan [[Sadewa]] kembali ke [[Hastinapura]] setelah ayah mereka ([[Pandu]]) meninggal dunia. Pada waktu itu, Hastinapura dipimpin oleh [[Dretarastra]], kakak Pandu yang buta.<ref>{{cite book|last=Lochtefeld|first=James G.|title=The illustrated encyclopedia of Hinduism.|url=https://archive.org/details/illustratedencyc12loch|year=2002|publisher=Rosen|location=New York|isbn=9780823931798|pages=194–196[https://archive.org/details/illustratedencyc12loch/page/n864 194]–196|edition=1st. ed.}}</ref> Kelima putra Pandu—yang terkenal dengan sebutan para [[Pandawa]]—membuat sepupu mereka, yaitu para putra Dretarastra (seratus [[Korawa]] yang dipimpin [[Duryodana]]) merasa iri. [[Bisma]] (sesepuh Dinasti Kuru) dan [[Widura]] (perdana menteri) lebih menyukai Yudistira daripada putra Dretarastra, sehingga Duryodana merasa cemas apabila Yudistira berhasil dinobatkan sebagai putra mahkota. Duryodana berusaha menyingkirkan kelima Pandawa, terutama Bima yang dianggap paling kuat. Di lain pihak, Yudistira selalu berusaha untuk menyabarkan Bima supaya tidak membalas perbuatan para Korawa.
 
Pandawa dan Korawa kemudian mempelajari [[ilmu]] [[agama]], [[hukum]], dan [[tata negara]] daripada [[Resi]] [[Krepa]]. Dalam pendidikan tersebut, Yudistira tampil sebagai murid yang paling pandai. Krepa sangat mendukung apabila tahta Hastinapura diserahkan kepada Pandawa tertua itu. Setelah itu, Pandawa dan Korawa berguru ilmu perang kepada [[Resi]] [[Drona]]. Dalam pendidikan kedua ini, [[Arjuna]] tampil sebagai murid yang paling pandai, terutama dalam ilmu [[panah|memanah]]. Sementara itu, Yudistira sendiri lebih terampil dalam menggunakan [[senjata]] [[tombak]].
Baris 43:
== Pembakaran ''Laksagraha'' ==
 
Selama [[Pandu]] hidup di hutan sampai akhirnya meninggal dunia, tahta [[Hastinapura]] untuk sementara dipegang oleh kakaknya, yaitu [[Dretarastra]], ayah para [[Korawa]]. Ketika Yudistira menginjak usia dewasa, sudah tiba saatnya bagi Dretarastra untuk menyerahkan tahta kepada Yudhisthira, selaku putra sulung Pandu sekaligus pangeran tertua di kalangan Dinasti Kuru. Sementara itu, [[Duryodana]] berusaha keras merebut takhta dan menyingkirkan [[Pandawa]]. Dengan bantuan [[Sangkuni]] (paman dari pihak ibu), Duryodana pura-pura menjamu kelima sepupunya itu dalam sebuah gedung di Waranawata. Gedung itu sendiri terbuat dari bahan yang mudah terbakar, dan oleh arsiteknya ([[Purocana]]) disebut ''Laksagraha'', artinya "Rumah Lilin". Ketika malam tiba, para [[Korawa]] membakar gedung tempat para [[Pandawa]] dan [[Kunti]], ibu mereka, tidur. Namun, Yudistira sudah mempersiapkan diri karena rencana pembunuhan itu telah terdengar oleh pamannya, yaitu [[Widura]] adik Pandu. Akibatnya, kelima Pandawa dan Kunti berhasil lolos dari maut. Pandawa dan Kunti kemudian menjalani berbagai pengalaman sulit. Bersama sang ibu, Pandawa memutuskan untuk memalsukan keselamatan mereka dari kebakaran dan tidak kembali ke Hastinapura. Kemudian, mereka memulai persembunyian dengan hidup sebagai pertapa di dalam hutan.
 
== Pernikahan ==
Baris 52:
 
== Raja Indraprastha ==
[[Berkas:Narada-yudhisthira.jpg|ka|275px|jmpl|Yudistira (kiri) mencakupkan tangan sambil menghadap [[Narada]] (kanan) yang berdiri di depan [[Kresna]] saat penyelenggaraan Upacara [[Rajasuya]] di [[Indraprastha]].]]
Setelah menikahi [[Dropadi]], para [[Pandawa]] kembali ke [[Hastinapura]] dan memperoleh sambutan luar biasa, kecuali dari pihak [[Duryodana]]. Persaingan antara Pandawa dan Korawa atas takhta Hastinapura kembali terjadi. Para sesepuh akhirnya sepakat untuk memberi Pandawa sebagian dari wilayah kerajaan tersebut. Korawa mendapatkan istana Hastinapura, sedangkan Pandawa mendapatkan hutan Kandawaprastha sebagai tempat untuk membangun istana baru. Meskipun daerah tersebut sangat gersang dan angker, tetapi para Pandawa bersedia menerima wilayah tersebut. Selain wilayahnya yang seluas hampir setengah wilayah [[kerajaan Kuru]], Kandawaprastha juga merupakan ibu kota kerajaan Kuru yang dulu, sebelum [[Hastinapura]]. Para Pandawa dibantu sepupu mereka, yaitu [[Kresna]] dan [[Baladewa]], dan berhasil membuka Kandawaprastha menjadi permukiman baru. Para Pandawa kemudian memperoleh bantuan dari [[Wiswakarma]], yaitu ahli bangunan dari kahyangan, dan juga Anggaraparna dari bangsa [[Gandharwa]]. Maka terciptalah sebuah istana megah dan indah bernama [[Indraprastha]], yang bermakna "kota Dewa Indra".
 
Baris 60 ⟶ 59:
Dalam versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], nama [[Indraprastha]] lebih terkenal dengan sebutan [[Indraprastha|kerajaan Amarta]]. Menurut versi ini, hutan yang dibuka para [[Pandawa]] bukan bernama Kandawaprastha, melainkan bernama Wanamarta.
 
Versi Jawa mengisahkan, setelah [[sayembara]] [[Dropadi]], para [[Pandawa]] tidak kembali ke [[Hastinapura]] melainkan menuju [[kerajaan Wirata]], tempat kerabat mereka yang bernama Prabu [[Wirata|Matsyapati]] berkuasa. Matsyapati yang bersimpati pada pengalaman Pandawa menyarankan agar mereka membuka kawasan hutan tak bertuan bernama Wanamarta menjadi sebuah kerajaan baru. Hutan Wanamarta dihuni oleh berbagai [[ruh|makhluk halus]] yang dipimpin oleh lima bersaudara, bernama Yudistira, Danduncana, Suparta, Sapujagad, dan Sapulebu. Pekerjaan Pandawa dalam membuka hutan tersebut mengalami banyak rintangan. Akhirnya setelah melalui suatu percakapan, para makhluk halus merelakan Wanamarta kepada para [[Pandawa]].
 
Yudistira kemudian memindahkan istana Amarta dari alam [[jin]] ke alam nyata untuk dihuni para [[Pandawa]]. Setelah itu, ia dan keempat adiknya menghilang. Salah satu versi menyebut kelimanya masing-masing menyatu ke dalam diri lima Pandawa. Puntadewa kemudian menjadi Raja Amarta setelah didesak dan dipaksa oleh keempat adiknya. Untuk mengenang dan menghormati raja jin yang telah memberinya istana, Puntadewa pun memakai gelar Prabu Yudistira.
Baris 149 ⟶ 148:
 
=== Pertempuran melawan Salya ===
[[Berkas:Yudhistira hits Shalya with arrow of Shakti.jpg|ka|300px|jmpl|Pertempuran Yudistira melawan [[Salya]]. Ilustrasi dari ''Mahabharata'' terbitan Gorakhpur Geeta Press.]]
[[Salya]] adalah kakak ipar [[Pandu]] yang terpaksa membantu [[Korawa]] karena tipu daya mereka. Pada hari ke-18, ia diangkat sebagai panglima oleh [[Duryodana]]. Akhirnya ia pun tewas terkena tombak Yudistira.
 
Baris 169 ⟶ 167:
 
== Pengunduran diri ==
[[Berkas:Yudhisthira with a dog as a chariot from heaven arrive.jpg|kiri|jmpl|Lukisan penjemputan Yudistira dan anjingnya oleh Dewa [[Indra]]. Dari kitab ''Mahabharata'' terbitan Gorakhpur Geeta Press.]]
 
Setelah permulaan zaman [[Kaliyuga]] dan wafatnya [[Kresna]], Yudistira dan keempat adiknya mengundurkan diri dari urusan duniawi. Mereka meninggalkan tahta kerajaan, harta, dan sifat keterikatan untuk melakukan perjalanan terakhir, mengelilingi [[Bharatawarsha]] lalu menuju puncak [[Himalaya]]. Di kaki gunung Himalaya, Yudistira menemukan anjing dan kemudian hewan tersebut menjdi pendamping perjalanan Pandawa yang setia. Saat mendaki puncak, satu per satu mulai dari [[Dropadi]], [[Sadewa]], [[Nakula]], [[Arjuna]], dan [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] meninggal dunia. Masing-masing terseret oleh kesalahan dan dosa yang pernah mereka perbuat. Hanya Yudistira dan anjingnya yang berhasil mencapai puncak gunung, karena kesucian hatinya.