Nakula: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(12 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| Nama = Nakula
| Devanagari = नकुल
| Kitab = ''[[Mahabharata]]''
| Ejaan_Sanskerta = Nakula
| Asal = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
Baris 12 ⟶ 13:
| Ayah = [[Aswin]] (''de facto''){{br}}[[Pandu]] (sah)
| Ibu = [[Madri]]
| Istri = [[DropadiDrupadi]], Karenumati
| Nama_lain = Madreya, Grantika, Damagranti,Aswisuta Aswinisuta
| Senjata = Pedang
| Anak = Satanika (dari Drupadi), Niramitra (dari Karenumati)
}}
'''Nakula''' {{Sanskerta|नकुल|Nakula}}, adalah seorang tokoh [[protagonis]] dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia merupakan putra [[Madri]] dan Pandu. Ia adalah saudara kembar [[Sadewa]] dan dianggap putra Dewa [[Aswin]], dewa tabib kembar. Menurut kitab ''[[Mahabharata]]'', Nakula sangat tampan dan sangat elok parasnya. Menurut [[Dropadi]], Nakula merupakan suami yang paling tampan di dunia. Namun, sifat buruk Nakula adalah membanggakan ketampanan yang dimilikinya. Hal itu diungkapkan oleh [[Yudistira]] dalam kitab ''[[Mahaprasthanikaparwa]]''. Selain tampan, Nakula juga memiliki kemampuan khusus dalam merawat kuda dan astrologi.
Baris 29 ⟶ 31:
Ketika para Pandawa harus menjalani masa penyamaran di [[Kerajaan Wirata]], Nakula menyamar sebagai perawat kuda dengan nama samaran Damagranti. Nakula turut serta dalam [[perang Kurukshetra|pertempuran akbar di Kurukshetra]], dan memenangkan perang besar tersebut.
 
Dalam kitab ''[[Mahaprasthanikaparwa]]'', yaitu kitab ketujuh belas dari seri ''[[Astadasaparwa]] [[Mahabharata]]'', diceritakan bahwa Nakula tewas dalam perjalanan ketika para [[Pandawa]] hendak mencapai puncak gunung [[Himalaya]]. Sebelumnya, [[Dropadi]] tewas dan disusul oleh saudara kembar Nakula yang bernama [[Sadewa]]. Ketika Nakula terjerembab ke tanah, [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] bertanya kepada [[Yudistira]] perihal alasan kematian Nakula. Yudistira menjawab bahwa Nakula sangat rajin dan senang menjalankan perintah kita. Namun Nakula sangat membanggakan ketampanan yang dimilikinya, dan tidak mau mengalah. Karena sikapnya tersebut, ia hanya hidup sampai di tempat itu. Setelah mendengar penjelasan [[Yudistira]], maka [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] dan [[Arjuna]] melanjutkan perjalanan mereka. Mereka meninggalkan jenazah Nakula di sana, tanpa [[kremasi|upacara pembakaran]] yang layak, namuntetapi arwah Nakula mencapai kedamaian.
 
== Pewayangan Jawa ==