Majalengka, Majalengka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Boyraa (bicara | kontrib)
k memperbaiki kata
(42 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
eksplorasi ditambahkan pranala dalam {{RedireksiIndoKabKota|Majalengka|Kabupaten|4=1}}
{{rapikan}}
 
{{kecamatan
|nama=Majalengka
|foto=[[Berkas:Gedung Jangkung Majalengka 01.jpg|jmpl|"Gedung Jangkung" di Majalengka]]
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Majalengka
|luas=- km²²
|penduduk=-
|kelurahan=-
|nama camat=-
|kepadatan=- jiwa/km²²
|provinsi=Jawa Barat
}}
'''Majalengka''' merupakan ibu kota [[Kabupaten Majalengka]] sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari [[Kabupaten Majalengka]]. Majalengka merupakan suatu wilayah [[kecamatan]] dari total 26 kecamatan<ref>{{Cite web|url=http://www.nomor.net/_kodepos.php?_i=kecamatan-kodepos&sby=010000&daerah=Kab.&jobs=Majalengka|title=Daftar Kecamatan/Distrik di Kabupaten Majalengka + Kode POS, hal 1|website=www.nomor.net|language=en|access-date=2018-03-20}}</ref> yang terletak di [[Kabupaten Majalengka]], Provinsi [[Jawa Barat]], Indonesia. Majalengka sendiri memiliki suatu bangunan yang ikonik bernama gedung Jangkung.
'''Majalengka''' adalah sebuah [[kecamatan]] yang juga merupakan ibu kota [[Kabupaten Majalengka]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
 
== Sejarah Kecamatan Majalengka ==
Nama kecamatan dan kelurahan yang ada di kabupaten majalengka berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Majalengka nomor 10 tahun 2009 tentang organisasi perangkat daerah kabupaten majalengka. Kecamatan Majalengka terdiri atas:<ref>{{Cite web|url=http://www.nomor.net/_kodepos.php?_i=desa-kodepos&daerah=Kecamatan-Kab.-Majalengka&jobs=Majalengka&urut=&asc=000010&sby=010000&no1=2&prov=Majalengka|title=Daftar Desa/Kelurahan di Kecamatan Majalengka Kab. Majalengka + Kode POS, hal 1|website=www.nomor.net|language=en|access-date=2018-03-20}}</ref>
=== Zaman Kerajaan Hindu di Talaga ===
# Desa Cibodas (Kodepos: 45411)
==== Pemerintahan Batara Gunung Picung ====
# Desa Kawunggirang (Kodepos: 45411)
Kerajaan Hindu di Talaga berdiri pada abad XIII Masehi, Raja tersebut masih keturunan Ratu Galuh bertahta di Ciamis, beliau adalah putera V, juga ada hubungan darah dengan raja-raja di Pajajaran atau dikenal dengan Raja Siliwangi. Daerah kekuasaannya meliputi Talaga, Cikijing, Bantarujeg, Lemahsugih, Maja dan sebagian Selatan Majalengka.Pemerintahan Batara Gunung Picung sangat baik, agam yang dipeluk rakyat kerajaan ini adalah agama Hindu.Pada masa pemerintahaannya pembangunan prasarana jalan perekonomian telah dibuat sepanjang lebih 25 Km tepatnya Talaga - Salawangi di daerah Cakrabuana.Bidang Pembangunan lainnya, perbaikan pengairan di Cigowong yang meliputi saluran-saluran pengairan semuanya di daerah Cikijing.Tampuk pemerintahan Batara Gunung Picung berlangsung 2 windu.Raja berputera 6 orang yaitu :- Sunan Cungkilak - Sunan Benda - Sunan Gombang - Ratu Panggongsong Ramahiyang- Prabu Darma Suci- Ratu Mayang KarunaAkhir pemerintahannya kemudian dilanjutkan oleh Prabu Darma Suci.
# Kelurahan Kulur (Kodepos: 45411)
# Kelurahan Majalengka Wetan (Kodepos: 45411)
# Desa Sidamukti (Kodepos: 45411)
# Kelurahan Sindangkasih (Kodepos: 45411)
# Kelurahan Cicurug (Kodepos: 45412)
# Kelurahan Tonjong (Kodepos: 45414)
# Kelurahan Cikasarung (Kodepos: 45415)
# Kelurahan Tarikolot (Kodepos: 45416)
# Kelurahan Cijati (Kodepos: 45417)
# Kelurahan Munjul (Kodepos: 45417)
# Kelurahan Majalengka Kulon (Kodepos: 45418)
# Kelurahan Babakan Jawa (Kodepos: 45419)
Karena Majalengka ini juga sebagai ibu kota Kabupaten Majalengka, kesejarahannya sebagai kabupaten sering tumpang tindih dengan kesejarahan kota kecamatan. Setiap kecamatan memiliki kesejarahannya sendiri-sendiri yang biasa dikenal sebagai asal-usul atau sasakala.<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sasakala|title=Arti kata sasakala - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|last=Setiawan|first=Ebta|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=2018-03-20}}</ref>
 
Sejarah kabupaten Majalengka pernah diteliti dan direkonstruksi. Penelitian paling mutakhir dilakukan oleh N. Kartika yang meneliti sejarah kabupaten Majalengka dalam bukunya "Sejarah Majalengka; Sindangkasih–Maja–Majalengka."<ref>N. Kartika, Sejarah Majalengka; Sindangkasih–Maja–Majalengka. UvulaPress, 2008</ref>
==== Pemerintahan Prabu Darma Suci ====
Disebut juga Pandita Perabu Darma Suci. Dalam pemerintahan raja ini Agama Hindu berkembang dengan pesat (abad ke-XIII), nama beliau dikenal di Kerajaan Pajajaran, Jawa Tengah, Jayakarta sampai daerah Sumatera. Dalam seni pantun banyak diceritakan tentang kunjungan tamu-tamu tersebut dari kerajaan tetangga ke Talaga, apakah kunjungan tamu-tamu merupakan hubungan keluarga saja tidak banyak diketahui.Peninggalan yang masih ada dari kerajaan ini antara lain Benda Perunggu, Gong, Harnas atau Baju Besi.Pada abad XIIX Masehi beliau wafat dengan meninggalkan 2 orang putera yakni:- Bagawan Garasiang - Sunan Talaga Manggung
 
Untuk melengkapi sejarah kabupaten Majalengka pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Secara ringkas, melalui data sejarah sebagai rekaman dan peninggalan agar peristiwa masa lampau dapat direkonstruksi secara imajinatif (Gottschalk, 1985: 32).<ref>Gottschalk, Louis. Louis Gottschalk. "Mengerti sejarah". 1985. Jakarta: UI Press</ref>
==== Pemerintahan Sunan Talaga Manggung ====
Tahta untuk sementara dipangku oleh Begawan Garasiang,.namun beliau sangat mementingkan Kehidupan Kepercayaan sehingga akhirnya tak lama kemudian tahta diserahkan kepada adiknya Sunan Talaga Manggung.Tak banyak yang diketahui pada masa pemerintahan raja ini selain kepindahan beliau dari Talaga ke daerah Cihaur Maja.
==== Pemerintahan Sunan Talaga Manggung ====
Sunan Talaga Manggung merupakan raja yang terkenal sampai sekarang karena sikap beliau yang adil dan bijaksana serta perhatian beliau terhadap agama Hindu, pertanian, pengairan, kerajinan serta kesenian rakyat.Hubungan baik terjalin dengan kerajaan-kerajaan tetangga maupun kerajaan yang jauh, seperti misalnya dengan Kerajaan Majapahit, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Cirebon maupun Kerajaan Sriwijaya.Beliau berputera dua, yaitu :- Raden Pangrurah - Ratu Simbarkencana Raja wafat akibat penikaman yang dilakukan oleh suruhan Patih Palembang Gunung bernama Centangbarang. Kemudian Palembang Gunung menggantikan Sunan Talaga Manggung dengan beristrikan Ratu Simbarkencana. Tidak beberapa lama kemudian Ratu Simbarkencana membunuh Palembang Gunung atas petunjuk hulubalang Citrasinga dengan tusuk konde sewaktu tidur.Dengan meninggalnya Palembang Gunung, kemudian Ratu Simbarkencana menikah dengan turunan Panjalu bernama Raden Kusumalaya Ajar Kutamanggu dan dianugrahi 8 orang putera diantaranya yang terkenal sekali putera pertama Sunan Parung.
==== Pemerintahan Ratu Simbarkencana ====
Sekitar awal abad XIV Masehi, dalam tampuk pemerintahannya Agama Islam menyebar ke daerah-daerah kekuasaannya dibawa oleh para Santri dari Cirebon.juga diketahui bahwa tahta pemerintahan waktu itu dipindahkan ke suatu daerah disebelah Utara Talaga bernama Walangsuji dekat kampung Buniasih.Ratu Simbarkencana setelah wafat digantikan oleh puteranya Sunan Parung.
==== Pemerintahan Sunan Parung ====
Pemerintahan Sunan Parung tidak lama, hanya beberapa tahun saja.Hal yang penting pada masa pemerintahannya adalah sudah adanya Perwakilan Pemerintahan yang disebut Dalem, antara lain ditempatkan di daerah Kulur, Sindangkasih, Jerokaso Maja.Sunan Parung mempunyai puteri tunggal bernama Ratu Sunyalarang atau Ratu Parung.
==== Pemerintahan Ratu Sunyalarang ====
Sebagai puteri tunggal beliau naik tahta menggantikan ayahandanya Sunan Parung dan menikah dengan turunan putera Prabu Siliwangi bernama Raden Rangga Mantri atau lebih dikenal dengan Prabu Pucuk Umum.Pada masa pemerintahannya Agama Islam sudah berkembang dengan pesat. Banyak rakyatnya yang memeluk agama tersebut hingga akhirnya baik Ratu Sunyalarang maupun Prabu Pucuk Umum memeluk Agama Islam.
Agama Islam berpengaruh besar ke daerah-daerah kekuasaannya antara lain Maja, Rajagaluh dan Majalengka.Prabu Pucuk Umum adalah Raja Talaga ke-2 yang memeluk Agama Islam. Hubungan pemerintahan Talaga dengan Cirebon maupun Kerajaan Pajajaran baik sekali. Sebagaimana diketahui Prabu Pucuk Umum adalah keturunan dari prabu Siliwangi karena dalam hal ini ayah beliau yang bernama Raden Munding Sari Ageung merupakan putera dari Prabu Siliwangi. Jadi pernikahan Prabu Pucuk Umum dengan Ratu Sunyalarang merupakan perkawinan keluarga dalam derajat ke-IV.Hal terpenting pada masa pemerintahan Ratu Sunyalarang adalah Talaga menjadi pusat perdagangan di sebelah Selatan.
 
== Legenda Masyarakat ==
==== Pemerintahan Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum ====
Masyarakat Kabupaten Majalengka memiliki banyak mitos sebagai upaya memperkaya khasanah kebudayaan suatu masyarakat dan tingkat perkembangan pola pemikiran atau mentalitas masyarakat pada suatu periode. Mitos-mitos itu antara lain terkait pada asal-usul nama tempat atau daerah, benda dan budaya. Mitos yang menceritakan tentang asal usul nama Majalengka. Cerita asal-usul nama Majalengka berkaitan dengan wawacan sejarah karatuan sindangkasih antara lain menceriterakan bahwa pada akhir abad ke-15 daerah Sindangkasih diperintah oleh seorang ratu yang bernama Nyi Rambutkasih.
Dari pernikahan Raden Rangga Mantri dengan Ratu Parung (Ratu Sunyalarang) melahirkan 6 orang putera yaitu :- Prabu Haurkuning - Sunan Wanaperih - Dalem Lumaju Agung- Dalem Panuntun - Dalem Panaekan Akhir abad XV Masehi, penduduk Majalengka telah beragama Islam.Beliau sebelum wafat telah menunjuk putera-puteranya untuk memerintah di daerah-daerah kekuasaannya, seperti halnya :Sunan Wanaperih memegang tampuk pemerintahan di Walagsuji;Dalem Lumaju Agung di kawasan Maja;Dalem Panuntun di Majalengka sedangkan putera pertamanya, Prabu Haurkuning, di Talaga yang selang kemudian di Ciamis. Kelak keturunan beliau banyak yang menjabat sebagai Bupati.Sedangkan dalem Dalem Panaekan dulunya dari Walangsuji kemudian berpindah-pindah menuju Riung Gunung, sukamenak, nunuk Cibodas dan Kulur.Prabu Pucuk Umum dimakamkan di dekat Situ Sangiang Kecamatan Talaga.
 
==== Pemerintahan Sunan Wanaperih ====
Dalam penelitiannya Nina Lubis (2012) menceritakan berdasarkan cerita rakyat menerangkan bahwa sang ratu rambut kasih merupakan keturunan Prabu Siliwangi sehingga masih bersaudara dengan Nyi Rarasantang, Prabu Kiansantang, dan Prabu Walangsungsang. Dari keempat orang itu hanya Nyi Rambutkasih yang masih memegang teguh agama Hindu, sedangkan ketiga saudaranya itu telah memeluk agama Islam.<ref>{{Cite web|url=http://id.rodovid.org/wk/Orang:906704|title=2. Nyi Putri Buniwangi/ Nyi Rambut Kasih b. 1552? - Rodovid ID|website=id.rodovid.org|language=id|access-date=2018-03-19}}</ref>
Terkenal Sunan Wanaperih, di Talaga sebagai seorang Raja yang memeluk Agama Islam pun juga seluruh rakyat di negeri ini semua telah memeluk Agama Islam.Beliau berputera 6 orang, yaitu :- Dalem Cageur - Dalem Kulanata - Apun Surawijaya atau Sunan Kidul- Ratu Radeya - Ratu Putri - Dalem Wangsa GoparanaDiceritakan bahwa Ratu Radeya menikah dengan Arya Sarngsingan sedangkan Ratu Putri menikah dengan putra Syech Abu Muchyi dari Pamijahan bernama Sayid Ibrahim Cipager.Dalem Wangsa Goparana pindah ke Sagalaherang Cianjur, kelak keturunan beliau ada yang menjabat sebagai bupati seperti Bupati Wiratanudatar I di Cikundul. Sunan Wanaperih memerintah di Walangsuji, tetapi beliau digantikan oleh puteranya Apun Surawijaya, maka pusat pemerintahan kembali ke Talaga. Putera Apun Surawijaya bernama Pangeran Ciburuy atau disebut juga Sunan Ciburuy atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Surawijaya menikah dengan putri Cirebon bernma Ratu Raja Kertadiningrat saudara dari Panembahan Sultan Sepuh III Cirebon.Pangeran Surawijaya dianungrahi 6 orang anak yaitu
 
- Dipati Suwarga-Mangunjaya
Lebih jauh dikatakan Nina Lubis bahwa kekuasaan Nyi Rambutkasih di Sindangkasih bermula dari keinginannya untuk menemui saudaranya yang bernama Raden Munding Sariageng yang pada waktu berkuasa di Talaga. Akan tetapi, sesampainya di perbatasan Majalengka dan Talaga, Nyi Rambutkasih mengurungkan keinginannya itu karena mendengar daerah Talaga telah diislamkan. Sang Ratu kemudian memutuskan untuk menetap di Sindangkasih dengan wilayah kekuasaanya meliputi Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakan Jawa, Munjul, dan Cijati.
- Jaya Wirya
 
- Dipati Kusumayuda
Nyi Rambutkasih berhasil membawa kerajaan Sindangkasih menjadi kerajaan yang makmur karena rakyat hidup aman dan sentosa. Kehidupan ekonominya berasal dari pertanian dan sebagian wilayahnya ditumbuhi pohon maja yang berkhasiat untuk mengobati penyakit demam. Selain itu, Kerajaan Sindangkasih pun telah berhasil membuat pakaian untuk kebutuhan sehari-harinya karena di kerajaan ini dikembangkan pohon kapas. Demikian juga dengan keperluan gula, sudah bisa dipenuhi sendiri karena Nyi Rambutkasih berhasil mengembangkan pohon aren.<ref>{{Cite web|url=https://www.sindangkasihnews.com/menguak-misteri-petilasan-nyi-rambut-kasih/|title=Menguak Misteri Patilasan Nyi Rambut Kasih {{!}} SindangKasih News|website=www.sindangkasihnews.com|language=id-ID|access-date=2018-03-19|archive-date=2018-03-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20180320105408/https://www.sindangkasihnews.com/menguak-misteri-petilasan-nyi-rambut-kasih/|dead-url=yes}}</ref>
- Mangun Nagara
 
- Ratu Tilarnagara
Namun demikian, eksistensi Kerajaan Sindangkasih tidak berlangsung lama karena ketidakmampuan Nyi Rambutkasih membendung pengaruh Islam. Atas perintah Sunan Gunung Jati, Pangeran Muhammad beserta istrinya yang bernama Nyi Siti Armilah berangkat ke Kerajaan Sindangkasih. Mereka berdua diberi tugas untuk mencari pohon maja karena pada waktu itu banyak penduduk Cirebon yang sakit demam. Selain itu, kedua utusan Sunan Gunung Jati tersebut diperintahkan juga untuk mengislamkan Kerajaan Sindangkasih. Tujuan pertama dari kedua utusan tersebut tidak dapat dilaksanakan karena pohon maja yang banyak tumbuh di Kerajaan Sindangkasih telah “disembunyikan” oleh Nyi Rambutkasih.<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/1033199/29/nyai-rambut-kasih-ratu-majalengka-nan-sakti-dan-cantik-1439564268|title=Nyai Rambut Kasih, Ratu Majalengka nan Sakti dan Cantik|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2018-03-19}}</ref>
Ratu Tilarnagara menikah dengan [[Bupati Panjalu]] ([[Kerajaan Panjalu Ciamis]]) yang bernama [[Pangeran Arya Sacanata]] yang masih keturunan Prabu Haur Kuning. Pengganti Pangeran Surawijaya ialah Dipati Suwarga menikah dengan Putri Nunuk dan berputera 2 orang, yaitu :- Pangeran Dipati Wiranata- Pangeran Secadilaga atau pangeran RajiPangeran Surawijaya wafat dan digantikan oleh Pangeran Dipati Wiranata dan setelah itu diteruskan oleh puteranya Pangeran SecanataEyang Raga Sari yang menikah dengan Ratu Cirebon mengantikan Pangeran Secanata. Arya Secanata memerintah ± tahun 1962; pengaruh V.O.C. sudah terasa sekali. Hingga pada tahun-tahun tersebut pemerintahan di Talaga diharuskan pindah oleh V.O.C. ke Majalengka. Karena hal inilah terjadi penolakan sehingga terjadi perlawanan dari rakyat Talaga.Peninggalan masa tersebut masih terdapat di museum Talaga berupa pistol dan meriam.
 
Pangeran Muhammad terus mencari pohon maja dan menyuruh Nyi Siti Armilah untuk mencari Nyi Rambutkasih dengan maksud mengislamkan dirinya. Pada akhirnya, Nyi Siti Armilah berhasil bertemu dengan Nyi Rambutkasih sehingga menimbulkan perdebatan di antara keduanya. Ketika Nyi Siti Armilah mengingatkan Nyi Rambutkasih tentang kematian, Nyi Rambutkasih berkata bahwa dirinya tidak akan pernah mati. Bersamaan dengan itu, ngahiang-lah Ratu Sindangkasih itu di Cilutung. Nyi Siti Armila kemudian menetap di Sindangkasih dan berhasil mengislamkan daerah tersebut. Seiring dengan ngahiang-nya Nyi Rambutkasih, berakhirlah eksistensi Kerajaan Sindangkasih, sebuah kerajaan yang hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Majalengka. Sampai saat ini, beberapa patilasan Nyi Rambutkasih antara lain Sumur Sindangkasih, Sumur Sundajaya, Sumur Ciasih, dan batu-batu bekas bertapa yang ada di Majalengka masih dianggap sebagai tempat yang angker.
 
== Keadaan alam Kota Majalengka ==
=== Geologi ===
Menurut keadaan [[geologi]] yang meliputi sebaran dan struktur [[batuan]], terdapat beberapa batuan dan formasi batuan yaitu [[Aluvium]] seluas 17.162 [[Ha]] (14,25%), Pleistocene Sedimentary Facies seluas 13.716 Ha (13,39%), Miocene Sedimentary Facies seluas 23,48 Ha (19,50%), Undiferentionet Vulcanic Product seluas 51.650 Ha (42,89%), Pliocene Sedimentary Facies, seluas 3.870 Ha (3,22%), Liparite Dacite seluas 179 Ha (0,15%), Eosene seluas 78 Ha (0,006%), Old Quartenary Volkanik Product seluas 10.283 Ha (8,54%).
Jenis-jenis [[tanah]] di Kabupaten Majalengka ada beberapa macam, secara umum jenis tanah terdiri atas [[Latosol]], [[Podsolik]], [[Grumosol]], [[Aluvial]], [[Regosol]], [[Mediteran]], dan asosianya. Jenis-jenis tanah tersebut memegang peranan penting dalam menentukan tingkat kesuburan tanah dalam menunjang keberhasilan sektor [[pertanian]].
 
=== Morfologi ===
Keadaan [[morfologi]] dan [[fisiografi]] wilayah Kabupaten Majalengka sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian suatu daerah dengan daerah lainnya, dengan distribusi sebagai berikut :
 
* Morfologi [[dataran rendah]] yang meliputi [[Kadipaten, Majalengka|Kecamatan Kadipaten]], Panyingkiran, Dawuan, Jatiwangi, Sumberjaya, Ligung, Jatitujuh, Kertajati, Cigasong, Majalengka, Leuwimunding dan Palasah. Kemiringan tanah di daerah ini antara 5%-8% dengan ketinggian antara 20-10020–100 m di atas permukaan laut (dpl), kecuali di Kecamatan Majalengka tersebar beberapa perbukitan rendah dengan kemiringan antara 15%-25%.
* Morfologi [[bukit|berbukit]] dan bergelombang meliputi Kecamatan Rajagaluh dan Sukahaji sebelah Selatan, Kecamatan Maja, sebagian Kecamatan Majalengka. Kemiringan tanah di daerah ini berkisar antara 15-40%, dengan ketinggian 300-700300–700 m dpl.
* Morfologi perbukitan terjal meliputi daerah sekitar [[Gunung Ciremai]], sebagian kecil Kecamatan Rajagaluh, Argapura, Talaga, sebagian Kecamatan Sindangwangi, Cingambul, Banjaran, Bantarujeg dan Lemahsugih dan Kecamatan Cikijing bagian Utara. Kemiringan di daerah ini berkisar 25%-40% dengan ketinggian antara 400-2000400–2000 m di atas permukaan laut.
 
=== Cuaca dan iklim ===
[[Curah hujan]] tahunan rata-rata di Kabupaten Majalengka berkisar antara 2.400 &nbsp;mm-3.800 &nbsp;mm/tahun dengan rata-rata hari hujan sebanyak 11 hari/bulan. [[Angin]] pada umumnya bertiup dari arah Selatan dan tenggara, kecuali pada bulan April sampai dengan Juli bertiup dari arah Barat Laut dengan kecepatan antara 3-6 knot (1 knot =1.285 m/jam).
 
=== Hidrologis ===
Dari aspek hidrologis di Kabupaten Majalengka mempunyai beberapa jenis potensi sumber daya [[air]] yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Potensi sumber daya air tersebut meliputi:
# [[Air permukaan]], seperti [[mata air]], [[sungai]], [[danau]], [[waduk]] lapangan atau [[rawa]],
# [[Air tanah]], seperti [[sumur]] bor dan [[pompa]] pantek dan air hujan. Sungai yang besar di antaranya adalah [[Sungai Cilutung|Cilutung]], [[Sungai Cideres|Cideres]], Cikeruh, [[sungai Ciherang|Ciherang]], Cikadondong, Ciwaringin, Cilongkrang, Ciawi dan [[sungai Cimanuk|Cimanuk]].
 
=== Minyak dan gas bumi ===
Berdasarkan data dari [[Pertamina]] Eksplorasi dan Produksi Karang Ampel, bahwa potensi bahan [[minyak bumi|minyak]] dan [[gas bumi]] di Kabupaten Majalengka meliputi 14 buah sumur minyak. Sisa cadangan total pasti minyak bumi mencapai 73.46.168 MSTB, sedangkan sisa cadangan total pasti gas alam mencapai 81.088,10 MMSCF.
 
== Pendidikan ==
Universitas yang ada di kota Majalengka:
 
'''Universitas Negri:'''
* [https://www.unma.ac.id/ Universitas Majalengka (UNMA)]
* [https://www.stapin.ac.id/ SEAPIN / STT STAPIN Majalengka]
 
== Kelurahan/desa ==
Baris 87 ⟶ 98:
{{col-css3-end}}
 
== Rujukan ==
<references />{{Majalengka, Majalengka}}
{{Kabupaten Majalengka}}
{{Commonscat|Majalengka}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Jawa Barat]]
 
[[en:Majalengka]]
[[jv:Majalengka, Majalengka]]
[[map-bms:Majalengka, Majalengka]]
[[nl:Majalengka]]
[[su:Majalengka, Majalengka]]