Weling: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(20 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox spesies
| image = Bungar candi 120608-0343 krw.jpg▼
| binomial = ''Bungarus candidus''
| synonyms =
''Coluber candidus'' [[Carl Linnaeus|Linnaeus]], 1758<ref>{{aut|[[Carl Linnaeus|Linne, C.]]}} 1758. ''Systema Naturae'', [http://www.biodiversitylibrary.org/item/80764#page/233/mode/1up 10th Ed., '''1''': 223.]</ref><br>
''Bungarus javanicus'' [[Felix Kopstein|Kopstein]], 1932<ref name="kopstein">{{aut|[[Felix Kopstein|Kopstein, F.]]}} 1932. Herpetologische Notizen V. "''Bungarus javanicus'', eine neue Giftschlange von Java". ''Treubia'', [http://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/treubia/article/view/2796/2383 '''14''': 73–77.]</ref>
}}
'''Weling
== Pengenalan ==
Panjang tubuh weling mencapai 155 cm (1.55 meter).<ref name="david">{{aut|David, P. & G. Vogel}}. 1997. ''The Snakes of Sumatra: an annotated checklist and key with natural history notes''. Edition Chimaira, Frankfurt am Main. Pp. 142-143. ISBN 3-930612-08-9</ref> Ekornya meruncing, tidak tumpul seperti pada welang. Kepala bagian atas hingga leher atas (tengkuk) berwarna hitam, sedangkan bagian bawahnya berwarna putih. Tubuh bagian atas berwarna belang-belang hitam dan putih hingga ekor. Semakin ke ekor, belang-belang hitamnya semakin sempit. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih.<ref name="tweedie">{{aut|Tweedie, M.W.F.}} 1983. ''The Snakes of Malaya''. 3rd Ed. Singapore Nat. Printers. Pp. 108-109.</ref> Selain varian belang hitam-putih polos, terdapat varian weling yang berwarna belang hitam-putih, yang memiliki noda-noda hitam pada belang putihnya. Ada juga varian yang cenderung berwarna kehitaman, terutama spesimen-spesimen yang ditemukan di daerah [[Cirebon]], [[Jawa Barat|Jabar]] serta di sekitar perbatasan Jawa Barat dan [[Jawa Tengah]]. Spesimen berwarna kehitaman ini sempat dideskripsikan sebagai ''Bungarus javanicus'' oleh [[Felix Kopstein]] pada tahun 1932, tetapi kemudian diketahui sebagai varian hitam (melanistik) dari spesies ini (''B. candidus'').<ref name="kopstein"/>
[[Sisik ular#Sisik-sisik di badan|Susunan sisik]] (''scalation'') pada tubuh weling terdiri dari sisik dorsal yang tersusun sebanyak 15 deret daan sisik vertebral (paling atas) berukuran lebih besar dari sisik dorsal lainnya, sisik ventral sebanyak 209 sampai 219 buah, sisik subkaudal sebanyak 40 sampai 50 buah dan tunggal seluruhnya, sisik [[anus|anal]] tunggal (tak berbagi), sisik perisai labial atas berjumlah 7 buah dan sebagian terletak di tepian mata.<ref name="tweedie"/>
== Penyebaran ==
Weling
Weling hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter dpl. Habitat utamanya adalah hutan, hutan [[mangrove]], semak belukar, perkebunan, dan lahan pertanian. Ular ini juga kerap ditemukan di sekitar permukiman. Ular ini sering kali berkelana di dekat sumber air.<ref name="david"/>
Weling adalah hewan nokturnal (aktif pada malam hari) dan berkelana di atas tanah, walaupun juga sering terlihat di siang hari.<ref name="david"/> Makanan utamanya adalah ular jenis lain yang berukuran lebih kecil darinya. Selain ular kecil, weling juga memangsa kadal, tikus, dan beberapa hewan kecil lainnya. Jika merasa terganggu atau terancam, ular ini akan menyembunyikan kepalanya di bawah gulungan badannya.<ref name=ularindo>[http://ularindonesian.blogspot.com/p/bungarus-candidus.html Ular Asli Indonesia: Ular Weling (Bungarus candidus)<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref>
== Agihan ==▼
▲Weling diketahui menyebar di [[Thailand]], [[Kamboja]], [[Vietnam]], [[Semenanjung Malaya]], [[Singapura]], [[Sumatera]], [[Jawa]], [[Bali]] dan [[Sulawesi]]<ref name="david"/><ref name="manthey">{{aut|Manthey, U. & W. Grossmann}}. 1997. ''Amphibien & Reptilien Südostasiens''. Natur und Tier – Verlag, Münster. Pp. 416-417. ISBN 3-931587-12-6</ref>.
Weling berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak 4 sampai 10 butir. Masing-masing bayi ular yang baru menetas berukuran panjang antara 27 sampai 29 cm.<ref name=ularindo/>
▲== Ekologi dan kebiasaan ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Giftslang 'Oelar welang' Bungarus candidus TMnr 10006448.jpg|jmpl|kanan|220px|Foto ''tempoh doeloe'']]▼
<gallery mode=packed heights=135px>
Image:Bungar candi 120608-0338 krw.jpg|Weling, spesimen dari [[Karawang]], [[Jawa barat]]
Image:Bungar candi 120608-0336 V krw.jpg|Tubuh atas (dorsal) berwarna belang hitam-putih, dan tubuh bawah (ventral) berwarna putih
▲
Image:Bungarus candidus, Blue krait - Cha-Am District (27480193626).jpg|
Image:Bungarus candidus, Blue krait - Khao Chamao - Khao Wong National Park (30019398583).jpg|
</gallery>
== Bisa ==
Seperti jenis katang lainnya, weling adalah [[ular berbisa]] yang sangat mematikan. Bisa ular ini bersifat neurotoksin atau mampu melumpuhkan jaringan saraf. Gejala yang timbul pada korban gigitan, salah satunya adalah kesulitan bernapas.<ref name="Reid">{{aut|Reid, H.A.}} ''Snakebite'', a chapter in Tweedie, M.W.F. ''op cit''. Pp. 142-149.</ref> Tingkat kematian (''Untreated Mortality Rate'') akibat gigitan weling pada manusia sebesar 60 sampai 70%.<ref name="BCd">{{cite web|title=Clinical Toxinology-''Bungarus candidus''|url=http://www.toxinology.com/fusebox.cfm?fuseaction=main.snakes.display&id=SN0016|publisher= University of Adelaide|work=Clinical Toxinology Resources|quote=Mortality rate:70%}}</ref>
== Catatan taksonomis ==
Pada 1932, naturalis [[Felix Kopstein]]
== Rujukan ==
{{Reflist|2}}▼
{{commonscat|Bungarus candidus}}▼
----
▲{{Reflist}}
{{columns-list|colwidth=50em|
* {{aut|Chanhome, L., O. Khow, S. Puempunpanich, V. Sitprija, and N. Chaiyabutr}}. 2009. [http://www.academicjournals.org/jcab/PDF/Pdf2009/June/Chanhome%20et%20al.pdf Biological characteristics of the ''Bungarus candidus'' venom due to geographical variation]. ''J. Cell and Anim. Biol.'', '''3'''(6): 093-100.
* {{aut|Kuch, U., B.E. Molles, T. Omori-Satoh, L. Chanhome, Y. Samejima, & D. Mebs}}. 2003. Identification of alpha-bungarotoxin (A31) as the major postsynaptic neurotoxin, and complete nucleotide identity of a genomic DNA of ''Bungarus candidus'' from Java with exons of the ''Bungarus multicinctus'' alpha-bungarotoxin (A31) gene. [http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0041010103001685 abstract]. ''Toxicon'', '''42'''(4): 381–390.
Baris 80 ⟶ 56:
* {{aut|Trinh, K.X., Q.L. Khac, L.X. Trinh, & D.A. Warrell}}. 2010. Hyponatraemia, rhabdomyolysis, alterations in blood pressure and persistent mydriasis in patients envenomed by Malayan kraits (''Bungarus candidus'') in southern Viet Nam. [http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0041010110002552 abstract]. ''Toxicon'', '''56'''(6): 1070–1075.
* {{aut|Warrell, D.A., S. Looareesuwan, N.J. White, R. David, G. Theakston, M.J. Warrell, W. Kosakarn, & H.A. Reid}}. 1983. [http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1547089/pdf/bmjcred00542-0022.pdf Severe neurotoxic envenoming by the Malayan krait ''Bungarus candidus'' (Linnaeus): response to antivenom and anticholinesterase]. ''British Med. J.'', '''286''': 678-680.
}}
----
*
* Siam Info: [http://www.siam-info.de/english/snakes_bungarus.html Genus: ''Bungarus'' (Kraits)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120607063651/http://www.siam-info.de/english/snakes_bungarus.html |date=2012-06-07 }}▼
▲* Siam Info: [http://www.siam-info.de/english/snakes_bungarus.html Genus: ''Bungarus'' (Kraits)]
* Thailand Snakes!: [http://www.thailandsnakes.com/tag/bungarus-candidus/ ''Bungarus candidus'']
{{Taxonbar|from=Q40480}}
[[Kategori:Elapidae]]
[[Kategori:Ular berbisa]]
[[Kategori:Ular Indonesia]]
|