Lubai, Muara Enim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Amarlubai (bicara | kontrib)
Jumlah desa
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(182 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
{{kecamatan
|nama=Lubai
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Muara Enim
|luas=60- km²529,32
|luasref=<ref>{{Cite book|date=2023|url=https://muaraenimkab.bps.go.id/publication/2023/02/28/08b10be54b8abf00cc498871/kabupaten-muara-enim-dalam-angka-2023.html|title=Kabupaten Muara Enim Dalam Angka 2023|location=Kabupaten Muara Enim|publisher=BPS Kabupaten Muara Enim|pages=9|issn=02153955|url-status=live}}</ref>
|penduduk=42.419 jiwa
|penduduk=42419
|kelurahan=20 Desa
|kelurahan=10
|nama camat=Drs. Eddy Susanto
|nama camat= Edi Suprianto
|kepadatan=- jiwa/km&sup2;
|kepadatan=- jiwa/km²
|provinsi=Sumatera Selatan
}}
'''Lubai''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Muara Enim]], [[Sumatera Selatan]], [[Indonesia]]. Alamat Kantor Camat Lubai : Jl. Raya Beringin No.1, Sumatera Selatan 31173. Namanya Desa sebagai berikut :
== Air Asam ==
Nama [[Desa]] Air Asam dalam ”bahasa Lubai : ''Duson Aiah Masam''” .
Desa Air Asam adalah salah satu desa dalam wilayah [[kecamatan]] Lubai, [[kabupaten]] Muara Enim, [[Provinsi]] Sumatera Selatan. Jumlah [[penduduk]] : 1.530 [[jiwa]] terdiri dari : laki-laki 760 jiwa dan perempuan 770 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani [[Karet]].
 
Makna'''Lubai''' namaadalah desa.sebuah Penulis[[kecamatan]] memberikandi kajian[[Kabupaten maknaMuara namaEnim]], desa[[Sumatera iniSelatan]], sebagai berikut :[[Indonesia]]. Kata Air AsamLubai diambil dari nama sebuah Sungai[[sungai]] terletak di Kecamatan Lubai, Kabupaten [[Muara Enim]].Jadi namaProvinsi Air[[Sumatera AsamSelatan]]. diabadikanKecamatan sebagaiLubai namaterdiri desadari ini,18 agardesa mudahdifinitif untukdan di ingat bahwa3 desa terletak didekat sungai tersebutpemekaran.
 
== Desa ==
Baca selanjutnya: [http://lubaicommunity.webnode.com/desa-lubai/air-asam/ Air Asam]
Desa desa di Kecamatan Lubai terdiri dari desa [[difinitif]] dan desa [[pemekaran]]. Adapun desa yang telah lama didirikan sejak zaman Kesultanan [[Palembang]] Darussalam antara lain: Desa Tanjung Kemala, Gunung Raja, Jiwa Baru, Pagar Gunung, Beringin dan Aur. [[Pranata sosial Lubai]] mempunyai ciri khas yang telah berlangsung sejak zaman Kesultaan Palembang Darussalam sampai saat ini.<!--
[[Pengguna:Amarlubai|Amarlubai]] ([[Pembicaraan Pengguna:Amarlubai|bicara]]) 8 Oktober 2011 08.49 (UTC)
=== Air Masam ===
'''Air Masam''' Dengan kepala desa sekarang Armansyah dalam ”bahasa rambang: '' Air Masam''” adalah desa di Kecamatan [[Lubai]], Kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Terletak di Jalan Raya [[Baturaja]] - [[Prabumulih]]. Jumlah [[penduduk]]: 1.530 [[jiwa]] terdiri dari: laki-laki 760 jiwa dan perempuan 770 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani [[para (pohon)|karet]], pedagang,pembuat batubata dan juga Bisnis. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari ialah bahasa [[Melayu]] dalam kaum kerabat Rambang.
 
=== Aur ===
Aur dalam “bahasa Lubai: ''Duson Auor''”. adalah desa di Kecamatan [[Lubai]], Kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Terletak di Jalan Raya [[Baturaja]] - [[Prabumulih]]. Jumlah penduduk: 2.092 jiwa terdiri dari: laki-laki 1.033 jiwa dan perempuan 1.509 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai. INI DESANYA PARA ORANG HEBAT, KARENA DESA AUR TERKENAL DENGAN WARGANYA YANG SUKA NUJAH.
Nama [[Desa]] : Aur dalam “bahasa Lubai : ''Duson Auor''”.
Desa Aur adalah salah satu desa dalam wilayah [[kecamatan]] Lubai, [[kabupaten]] Muara Enim, [[Provinsi]] Sumatera Selatan. Jumlah penduduknya : 2.092 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.033 jiwa dan perempuan 1.509 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
 
=== Beringin ===
Makna nama desa. Penulis memberikan makna nama desa ini sebagai berikut : Kata Aur berarti sungai. Desa ini adalah sebuah Desa di Lubai yang dekat Sungai Lubai. Aur dalam bahasa Sunda adalah sungai. Pada kota Palembang terdapat Sungai Aur, yang bermuara ke Sungai Musi. Jika kata Aur ditambah huruf a menjadi Aura, maka menurut ilmu Fengshui adalah suatu energi yang tidak nampak dengan mata, namun ada dialam ini. Aura terdiri dari Aura Positif dan Aura Negatif. Jika kata Aur huruf u diganti menjadi i, maka akan dibaca menjadi Air.
''' Desa [[Beringin]]''' dalam sebutan sehari-hari dengan bahasa lokal ''Lubai'' disebut ''Duson Beringen'', duson berarti desa. Desa Beringin masuk dalam wilayah administarif Kecamatan [[Lubai]], Kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Desa Beringin merupakan ibu kota Kecamatan Lubai. Terletak di Jalan Raya [[Baturaja]] - [[Prabumulih]]. Jumlah penduduk: 2.374 jiwa terdiri dari: laki-laki 1.148 jiwa dan perempuan 1.226 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai, bahasa [[Palembang]].
Baca selanjutnya: [http://lubaicommunity.webnode.com/desa-lubai/aur/ Aur]
--[[Pengguna:Amarlubai|Amarlubai]] ([[Pembicaraan Pengguna:Amarlubai|bicara]]) 8 Oktober 2011 09.54 (UTC)
 
=== BeringinGunung Raja ===
'''Gunung Raja''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Gunong Raje''. adalah desa di kecamatan [[Lubai]], kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Terletak di Jalan Raya Pagar Gunung - Tambang Rambang. Jumlah penduduk: 2.089 jiwa terdiri dari: laki-laki 1.023 jiwa dan perempuan 1.066 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai.
 
=== Desa Jiwa Baru ===
Nama Desa : [[Beringin]] dalam “bahasa Lubai : Duson Beringen”.
'''Jiwa Baru''' adalah desa di kecamatan [[Lubai]], kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Terletak di Jalan Raya Pagar Gunung - Tambang Rambang. Desa ini merupakan penggabungan dua desa yaitu ''Kurungan Jiwa'' dan ''Baru Lubai'' dan saat ini menyatu menjadi '''''Jiwa Baru'''''. Desa ini dalam bahasa Lubai adalah ''Duson Jiwe Baru''. Jumlah penduduk: 1.747 jiwa terdiri dari: laki-laki 836 jiwa dan perempuan 911 jiwa, dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari Lubai.
 
=== Karang Agung ===
Desa Beringin adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah penduduknya : 2.374 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.148 jiwa dan perempuan 1.226 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
'''Karang Agung''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Karang Agong''. adalah desa di kecamatan [[Lubai Ulu]], kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduknya: 2.806 jiwa terdiri dari: laki-laki 1.383 jiwa dan perempuan 1.423 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
 
=== Karang Mulia ===
Makna nama desa :
'''Karang Mulia''' adalah salah satu desa di Kecamatan [[Lubai Ulu]], Kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Desa ini merupakan desa pemekaran. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduknya: 2.401 jiwa terdiri dari: laki-laki 1.045 jiwa dan perempuan 1.356 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
 
=== Karang Sari ===
Penulis memberikan makna nama desa ini sebagai berikut : Beringin dimaksudkan oleh nenek moyang yang mendirikannya adalah agar Desa di Lubai yang ketika awal pendiriannya banyak ditumbuhi pohon Beringin menjadi abadi, sehingga dikenang oleh cucunya. Saat ini pohon Beringin masih terdapat di Desa ini. Pohon Beringin merupakan tempat berteduh yang nyaman dan tempat para Burung-burung hinggap mencari makan. Sungguh tepat nenek moyang memberikan nama ini, karena Desa Beringin merupakan sebuah Desa yang akhirnya menjadi Ibukota kecamatan Lubai. Ibukota kecamatan dapat diartikan suatu tempat pusat pemerintah yang menaungi beberapa desa-desa Lubai disekitarnya.
'''Karang Sari''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Karang Sari''. adalah desa di wilayah Kecamatan [[Lubai Ulu]], Kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Desa ini merupakan desa pemekaran. Jumlah penduduknya: 1.557 jiwa terdiri dari: laki-laki 788 jiwa dan perempuan 769 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai berikut : Be·ri·ngin yaitu pohon besar yang tingginya mencapai 20—35 m, berakar tunggang, dr cabang-cabangnya keluar akar gantung, daunnya kecil berbentuk bulat telur yang meruncing ke ujung dan rimbun dengan tajuk berbentuk payung, buahnya kecil, bulat, dengan permukaan halus; Ficus benjamina; -- putih beringin yang daunnya berwarna putih bercak-bercak hijau kecil, pembiakannya dng biji atau cangkok; Ficus radicant vaiegata.
 
=== Kota Baru ===
'''Kota Baru''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Kute Anyar''. Desa Kota Baru adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Beringin - Tambang Rambang. Jumlah penduduknya: 1.914 jiwa terdiri dari: laki-laki 939 jiwa dan perempuan 975 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
 
=== Sumber Sari ===
Read more: http://lubaicommunity.webnode.com/desa-lubai/beringin/
'''Sumber Asri''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Mulan Bagos''. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa merupakan desa pemekaran. Jumlah penduduk: 1.554 jiwa terdiri dari: laki-laki 788 jiwa dan perempuan 766 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Create your own website for free: http://www.webnode.com
4). Goenoeng Radje
 
=== DesaLecah Jiwa/ BaruBatas ===
'''Lecah''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Lecah''. adalah desa di Kecamatan [[Lubai Ulu]], Kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduknya: 1.010 jiwa terdiri dari: laki-laki 510 jiwa dan perempuan 500 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas [[petani]] Karet.
 
=== Lubai Makmur ===
Nama Desa : '''Jiwa Baru''' adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini merupakan penggabungan dua desa yaitu Kurungan Jiwa dan Baru Lubai. Desa ini dalam bahasa Lubai : '''''Duson Jiwe Baru'''''. Jumlah penduduknya : 1.747 jiwa terdiri dari : laki-laki 836 jiwa dan perempuan 911 jiwa, dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet, dan beragama [[Islam]].
'''Lubai Makmur''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Lubai Makmor''. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini merupakan desa pemekaran. Jumlah penduduknya: 728 jiwa terdiri dari: laki-laki 393 jiwa dan perempuan 335 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet dan bekerja di PT. Pertamina.
 
=== Lubai Persada ===
Makna nama desa. Penulis memberikan makna nama desa ini sebagai berikut : '''Kurungan Jiwa''' dimaksudkan oleh nenek moyang yang mendirikan nya adalah agar Desa di Lubai yang satu ini, mempunyai kekuatan bela diri yang tinggi atau dapat melindungi Jiwa. Ini dapat dibuktikan bahwa masyarakat Kurungan Jiwa banyak yang mempunyai cerita atau legenda bahwa nenek moyangnya merupakan orang-orang yang sakti atau digdaya, mempunyai kekuatan bela diri yang mempuni dapat menunduk binatang buas seperti Harimau dan Ular. Di Provinsi Lampung terdapat nama desa yang mirip dengan nama Desa Kurungan Jiwa, yaitu Desa Kurungan Nyawa terletak di Kota Bandar Lampung.
 
'''Lubaiai Persada''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Lubai Persada''. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini merupakan desa pemekaran. Jumlah penduduk: 1.168 jiwa terdiri dari: laki-laki 539 jiwa dan perempuan 1629 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Baca selanjutnya: [http://lubaicommunity.webnode.com/desa-lubai/kurungan-jiwa/ Kurungan Jiwa]
 
=== Lubai Menanti ===
Makna nama desa. Penulis memberikan makna nama desa ini sebagai berikut : Baru Lubai dimaksudkan oleh nenek moyang yang mendirikannya adalah agar Desa di Lubai yang baru didirikan ini namanya abadi yakni suatu desa Baru di Lubai. Konon menurut cerita rakyat duson Baru Lubai bahwa dulu duson itu terletak diarah ulu dari duson Kurungan Jiwa. Namun karena dengan adanya beberapa hal kepentingan pada saat itu, maka Desa Baru Lubai dipindahkan kearah hilir dari duson Kurungan Jiwa. Desa ini merupakan tempat tinggal [[Depati]] Marga Lubai Suku I dengan sebutan Pangeran. [[Pangeran]] yang terakhir adalah Pangeran Kori. Depati atau Adipati berasal dari bahasa sansekerta yang berari raja yang agung.
'''Lubai Menanti''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Menunggu''. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini merupakan desa pemekaran. Jumlah penduduk: 1.010 jiwa terdiri dari: laki-laki 524 jiwa dan perempuan 486 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
 
=== Pagar Gunung ===
Baca selanjutnya [http://lubaicommunity.webnode.com/desa-lubai/baru-lubai/ Baru Lubai]
'''Pagar Gunung''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Pagar Gunong''. adalah desa di kecamatan [[Lubai]], kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Terletak di Jalan Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduknya: 1.660 jiwa terdiri dari: laki-laki 800 jiwa dan perempuan 860 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
 
=== KarangPagar AgungDewa ===
'''Pagar Dewa''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Pagar Diwe''. Desa Pagar Dewa adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan [[Lubai Ulu]], kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Terletak di Jalan Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduk: 2.181 jiwa terdiri dari: laki-laki 1.087 jiwa dan perempuan 1.094 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
== Karang Mulia ==
== Karang Sari ==
== Mulia Sari ==
== Lecah ==
== Lubai Persada ==
== Lubai Makmur ==
== Lubai Menanti ==
== Pagar Gunung ==
== Pagar Diwa ==
== Prabu Menang ==
== Sumber Asri ==
== Sumber Mulia ==
== Suka Merindu ==
== Tanjung Kemala ==
 
=== Prabu Menang ===
Nama Desa : '''Tanjung Kemala''' dalam “bahasa Lubai : ''Duson Tanjung Kemale''”.
'''Prabu Menang''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Permenang''.
Desa Tanjung Kemala adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah penduduknya : 2.345 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.440 jiwa dan perempuan 1.205 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Desa Prabu Menang adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan [[Lubai Ulu]], kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduknya: 1.548 jiwa terdiri dari: laki-laki 764 jiwa dan perempuan 784 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
 
=== Sumber Asri ===
Makna nama desa. Penulis memberikan makna nama desa ini sebagai berikut : '''Tanjung Kemala''' dimaksudkan oleh nenek moyang yang mendirikannya adalah agar Desa di paling hilir sungai Lubai ini menjadi Kemale dari desa-desa di sepanjang aliran Sungai Lubai. [[Kemala]] dapat diartinya Mahkota Raja atau Ratu, ataupun sesuatu Desa yang menjadi kebanggaan para penduduknya dan Pemerintahannya. Tanjung Kemala dapat diartikan Mahkotanya desa-desa di sepanjang sungai Lubai. Terbukti di Desa ini merupakan tempat tinggal [[Pasirah]] Marga Lubai Suku I terakhir sebelum marga ditiadakan dan diganti dengan sebutan Desa.
'''Sumber Asri''' dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Mulan Bagos''. Desa Sumber Asri adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan [[Lubai Ulu]], kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Jumlah penduduknya: 1.554 jiwa terdiri dari: laki-laki 788 jiwa dan perempuan 766 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
 
=== Sumber Mulia ===
Baca selengkapnya : [http://lubaicommunity.webnode.com/desa-lubai/tanjung-kemala/ Tanjung Kemala]
Sumber Mulia dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Sumber Mulie''. Desa Sumber Mulia adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan [[Lubai Ulu]], kabupaten [[Muara Enim]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]. Jumlah penduduknya: 5.368 jiwa terdiri dari: laki-laki 2.583 jiwa dan perempuan 2.785 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
 
=== BahasaSuke Merindu ===
Suke Merindu dalam bahasa Lubai ialah ''Duson Galak Sumangkan''. Desa Suke Merindu adalah salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih tepat nya pada KM 1. Jumlah penduduknya: 3.269 jiwa terdiri dari: lebih kurang laki-laki 1.567 jiwa dan perempuan 1.702 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Di Desa Sukemerindu terdapat Masjid Darul Muttaqien terletak di Dusun I. Desa ini di belah oleh sungai siamang. Desa ini di pimpin oleh seorang Kepala Desa dan mempunyai empat Dusun yaitu Dusun I (dusun besak 1), dusun II (dusun besak II di batasi oleh jalan PMD), dusun III (seberang), dusun IV (Kehese'an) dan dusun V (mandi angen).
Bahasa Lubai sehari adalah bahasa Melayu yaitu bahasa Indonesia dialek akhiran e kemana menjadi kemane. Sudah menjadi sude. Kata Lubai diambil dari sebuah nama sungai yang mengaliri sepanjang Desa-desa tersebut diatas. Penulis pernah menemukan Sungai Lubai di negeri Serawak Malaysia. Bahasa lubai ada persamaan dengan bahasa Malaysia. Populasi Orang Lubai asli keturunan Lubai dan pendatang : 42.419 Jiwa yang berdomisi di Kecamatan Lubai, Kab. Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pupolasi orang Lubai, di perantau : 10.000 jiwa yang menyebar di seluruh Indonesia.
 
=== Tanjung Kemala ===
{{Kabupaten Muara Enim}}
'''Tanjung Kemala''' dalam “bahasa Lubai ialah ''Duson Tanjung Kemale''. Desa Tanjung Kemala adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Pagar Gunung - Tambang Rambang. Jumlah penduduknya: 2.345 jiwa terdiri dari: laki-laki 1.440 jiwa dan perempuan 1.205 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.-->
 
== Pranata sosial ==
{{kecamatan-stub}}
{{Bagian tanpa referensi}}
Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak. Menurut Horton dan Hunt (1987), pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting.
 
=== Hak milik ===
[[jv:Lubai, Muara Enim]]
Masyarakat Lubai sangat menjunjung tinggi hak milik: perorangan, keluarga, kekerabatan dan hak pedesaan. Hal ini dapat dimaklumi bahwa masyarakat Lubai adalah penganut agama islam yang baik. Hak milik tanah pekarang rumah, tanah peladangan, tanah perkebunan, hutan belukar, hutan rimba, balong atau tebat, dan danau; Seseorang yang mengaku hak milik orang lain, akan diangap tidak bermoral dan akan mendapat hukuman sosial dari masyarakat Lubai. Saat ini pengakuan terhadap hak milik itu mulai tidak akurat, dikarenakan sebagian pemilik lahan sudah lama merantau, maka dapat saja hak milik itu berpindah hak kepemilikinya.
[[ms:Lubai, Muara Enim]]
[[Pengguna:Amarlubai|Amarlubai]] ([[Pembicaraan Pengguna:Amarlubai|bicara]]) 8 Oktober 2011 08.33 (UTC)
 
=== Sistem Perkawinan ===
--[[Pengguna:Amarlubai|Amarlubai]] ([[Pembicaraan Pengguna:Amarlubai|bicara]]) 8 Oktober 2011 09.26 (UTC)
Masyarakat Lubai mempunyai simbol-simbol adat istidat Sistem Perkawinan, yang harus dilaksanakan. [[Prosesi Perkawinan Adat Lubai]] ada beberapa tahap yang harus dilalui seperti tahap ''perkenalan'' antara si bujang dengan si gadis, tahap ''betepek barang'' "memberikan suatu barang kepada pihak sigadis", tahap ngule "memberikan bantuan tenaga maupun bendah kepada keluarga pihak gadis", tahap ''memadukan rasan'' "utusan pihak sibujang bekunjung keluarga si gadis", tahap ''benghantat dudul'' "mengantar dodol permintaan sigadis", ''tahap ngantatkan jujur'' "mengantarkan uang permintaan si gadis" tahap ''akad nikah'' dan tahap ''resepsi pernikahan''. Pada masa kini kebanyakan perkawinan dan pembentukan keluarga adalah atas dasar cinta romantis. Perkembangan sistem pendidikan modern dan proses informasi yang mudah didapat menyebabkan muda mudi Lubai bebas mencari jodoh sendiri. Campur tangan ibu bapa, agak minimal, kalau ada pun dalam urusan peminangan dan pelaksanaan perkawinan saja yang dilakukan mengikut ketetapan adat. Oleh karena bebas mencari jodoh sendiri, faktor-faktor seperti ikatan kekeluargaan, latar belakang keluarga, kedudukan ekonomi dan taraf sosial keluarga, dan lain-lain bukan lagi menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan jodoh.
 
=== Religi ===
Masyarakat Lubai sangat taat terhadap ajaran islam. Rajin menjalan [[perintah Allah]] seperti salat, berpuasa bulan Ramadhan, membayar zakat pertanian sehabis panen, menunai ibadah Haji. Menjauhi [[larangan Allah]] seperti: tidak boleh mengakui hak milik orang lain, karena dalam ajaran agama islam seseorang mengakui atau mengambil manfaat sesuatu benda milik orang lain tanpa izin merupakan perbuatan [[mungkar]].
 
=== Sistem hukum ===
Masyarakat Lubai pada awal kemerdekaan ada sistem hukum Marga Lubai. Saat itu beberapa [[hukum adat]] baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dapat berjalan sebagaimana mestinya. Saat ini hukum adat lebih ditekankan pada kegiatan [[pernikahan]]. Setiap orang yang akan melangsungkan pernikahan berkewajiban melaporkan kepada lembaga adat. Berdasarkan laporan tersebut, maka yang melaporkan akan melaksanakan pernikahan akan dicatat dibuku besar Adat.
 
=== Sistem kekerabatan ===
Masyarakat Lubai menganut sistem kekerabatan patrilineal yaitu sistem kekerabatan pihak ayah. Dalam bahasa Lubai sistem kekerabatan pihak ayah ini disebut Guguk atau Jurai. Guguk Pengiran merupakan kaum bangsawan merupakan kelompok masyarakat kedudukannya tertinggi, guguk penghulu merupakan kaum keturunan tokoh agama islam. Di dalam sistem kekerabatan masyarakat Lubai, terdapat juga sistem kekerabatan matrilineal “kekerabatan pihak ibu” hal ini terjadi biasanya apabila di dalam keluarga tersebut tidak ada anak lelakinya.
Adapun untuk memanggil adik Ayah yang prempuan dipanggil dengan "Ibungan", adik Ibu yang prempuan dipanggil dengan "Bibi", sebutan isteri paman dipanggil Munting. Seorang menantu selain memanggil [[Ayah]] dan [[Ibu]] (bahase Lubai Bak dan Umak) kepada orang suaminya/isterinya maka terhadap paman/bibi /uak dipanggil dengan sebutan yang sama yaitu Bak atau Umak.
 
=== Sistem pendidikan ===
Masyarakat Lubai menggangap sistem [[pendidikan]] ini sangat penting. Pada periode zaman penjajahan Belanda pendidikan formal ini anak masyarakat biasa hanya sampai dengan pendidikan Sekolah Rakyat ”SR” dan anak seorang Depati atau adipati dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Periode awal kemerdekaan sampai dengan tahun 1980an pendidikan formal yang di ikuti oleh putera-puteri Lubai dari jenjang [[pendidikan dasar]] dan [[pendidikan menengah]]. Dari tahun 1990an sampai dengan saat ini, telah banyak putera-puteri Lubai belajar sampai jenjang [[perguruan tinggi]]. Untuk pendidikan non formal putera-puteri Lubai mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh tokoh adat, seperti ketrampilan kesenian dan adat istiadat; Kegiatan diselenggarakan oleh tokoh agama untuk ketrampilan membaca Al Qur’an dan pembentukan akhlak karimah; Kegiatan diselenggarakan oleh tokoh masyarakat untuk ketrampilan pertanian Karet yang unggul. Untuk pendidikan in formal masyarakat Lubai melaksanakan sesuai dengan adat istiadat yang ada saat ini.
 
== Bahasa ==
Bahasa yang dipergunakan masyarakat Lubai adalah bahasa Melayu Palembang yaitu bahasa Indonesia dialek akhiran e. Contoh pengucapan kata ke mana menjadi kemane, sudah menjadi sude, tua menjadi tue. Adapun kata-kata dalam bahasa Indonesia menggunakan hurup r diganti dengan hurup h. Contoh kata rumah menjadi humah, terung menjadi tehung, ular menjadi ulah dan sebagainya.
 
==Referensi==
{{reflist}}
 
{{Lubai, Muara Enim}}
{{Kabupaten Muara Enim}}
{{Authority control}}