Kota Sorong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Clean-up. |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(64 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
| provinsi = [[Papua Barat Daya]]
| julukan = ''Kota Minyak''<br/>''Kota Bersama''
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 1/2
|image1=Sorong view-1.jpg
|image2= }}
| caption = Pemandangan Kota Sorong
| dasar hukum = UU No. 45 Tahun 1999<ref>{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|last=|first=|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=22 April 2021|archive-date=2019-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| tanggal =
| motto = ''Setara - Bersahabat - Dinamis''
| semboyan = Sorong Kota Bersama
| lambang = Lambang Kota Sorong.
| peta =
| pushpin_map = #Indonesia
| distrik = 10
| kelurahan = 41
| nama_walikota = [[Septinus Lobat]] (Pj.)
| nama_wakil_walikota = ''lowong''
| sekretaris daerah = Rudy R Laku (Pj.)
| luas = 1105,00
| area_rank = 5
| penduduk =
| penduduktahun =
| population_rank = 48
| pendudukref = <ref name="SORONG">{{cite web|url=https://sorongkota.bps.go.id/publication/
| kepadatan =
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
|{{Tree list}}
* 54,80% [[Kristen]]
** 47,25% [[Protestan]]
** 7,55% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|44,92% [[Islam]] |0,19% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,08% [[Hindu]] |0,01% Lainnya<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=14 Desember 2023|format=Visual}}</ref>}}
| IPM = {{increase}} 80,11 ([[2023]])<br> {{fontcolor|Green|Tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://sorongkota.bps.go.id/indicator/26/338/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2021-2023|website=www.bps.go.id|accessdate=11 Mei 2024|archive-date=2023-12-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20240511124021/https://sorongkota.bps.go.id/indicator/26/338/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-hasil-umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|dead-url=no}}</ref>
| kodearea =
| nomor_polisi = '''PB xxxx''' S*
| zona = [[Waktu Indonesia Timur|WIT]]
| kode = +62
| SNI = SON
| dau = Rp 529.184.008.000,- ([[2020]])
| dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=22 April 2021}}</ref>
| web = {{url|https://sorongkota.go.id}}
}}
'''Kota Sorong''' adalah
Sebagai kota pelabuhan, Kota Sorong terletak sangat strategis karena berdekatan dengan [[ALKI|ALKI 3]] yang merupakan salah satu alur pelayaran internasional. Hal itu menjadikan Kota Sorong sebagai 'gerbang' yang mempertemukan rute pelayaran luar negeri dan dalam negeri di [[Kawasan Timur Indonesia]].
== Etimologi ==
Nama Sorong berasal dari kata ''soren''. ''Soren'' dalam [[bahasa Biak]] memiliki arti "laut yang dalam dan bergelombang". Kata ''soren'' digunakan pertama kali oleh pelaut [[suku Biak]] yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga kemudian tiba dan menetap di [[Kepulauan Raja Ampat]]. Suku Biak inilah yang memberi nama "Daratan Maladum" (sekarang termasuk bagian dari wilayah Kota Sorong) dengan sebutan "Soren" yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang [[Orang Tionghoa|Tionghoa]], [[misionaris]] [[Eropa]], [[Orang Maluku|Maluku]], dan [[Suku Sangir|Sangir]] dengan sebutan '''Sorong'''.<ref name=":0" />
Namun versi lain menyebutkan nama Sorong berasal dari singkatan salah satu anak usaha dari kartel dagang [[VOC]] yang bernama ''Seismic Ondersub Oil Nieuw Guinea'' (SOrONG) yang bergerak dalam bidang eksplorasi minyak.<ref name=":0" />
== Sejarah ==
=== Masa
[[Berkas:Doom Island 1955.jpg|jmpl|220px|ki|Pulau Doom pada tahun 1955.]]
Berdirinya kota Sorong tidak lepas dari sejarahnya sebagai "Kota Minyak". Berawal sejak kedatangan perusahaan minyak Belanda di daerah [[Semenanjung Doberai]], hingga ditemukannya sumber minyak pada tahun 1908 menjadi penanda awal pendudukan Belanda wilayah tersebut. Sebelumnya, tepatnya pada tahun 1906, Belanda telah mendirikan pos kolonial di Pulau Doom sebagai pusat administrasi di wilayah itu. Pada tahun 1932, pengeboran [[sumur minyak]] pertama kali dilakukan. Perusahaan minyak Belanda, [[Royal Dutch Shell]] melalui anak usahanya ''[[Bataafsche Petroleum Maatschappij|Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM)]]'' di [[Hindia Belanda]] kemudian mendirikan '''''Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM)''''' sebagai perusahaan tambang minyak bumi di wilayah Papua pada tahun 1935. Sebelum dipindahkan ke Sorong, Shell (NNGPM) pada awalnya mendirikan kantor pertamanya di [[Pulau Doom]], sebuah pulau yang terletak berhadapan di sebelah barat daya Sorong.<ref name=":0" />
Di era sebelum kemerdekaan pula, penghuni Sorong, seperti Suku Moi di Kota Sorong saat ini dan Suku Salawati di Kabupaten Raja Ampat saat ini, sudah menjalin kontak dengan masyarakat luar yang berbeda suku dan agama. Hubungan itu, antara lain, dengan Kerajaan Tidore di Maluku Utara dan bahkan Kesultanan Cirebon di Jawa Barat. Kontak itu terjalin dalam hubungan perdagangan (barter), penyebaran agama, dan perkawinan yang terjadi sejak abad ke-17. <ref name=":1">{{Cite web|last=JEMALI|first=VIDELIS|date=2022-02-07|title=Menjaga Sorong sebagai Kota Bersama|url=https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/02/04/menjaga-sorong-sebagai-kota-bersama|website=kompas.id|language=id|access-date=2024-06-11}}</ref>
=== Masa pendudukan Jepang (1941–1945) ===
Pembukaan [[ladang minyak]] di Sorong turut memperluas pengaruh Belanda di Papua. Orang dari berbagai daerah datang ke Sorong untuk menjadi pekerja. Mereka berasal dari Papua Barat dan Papua, Maluku, Maluku Utara, dan daerah-daerah lainnya di Indonesia.<ref name=":1" /> Hal itu juga ikut menjadikan Sorong sebagai target militer yang penting bagi musuh Belanda. Pendudukan Jepang di Sorong terjadi pada peristiwa [[Kampanye Nugini Barat|Kampanye Nugini]] yang merupakan bagian dari [[Perang Pasifik]] dalam [[Perang Dunia II]]. Dalam perang tersebut pasukan [[Kekaisaran Jepang]] menyerang wilayah [[Nugini Belanda]], termasuk Sorong. Pada tahun 1942, pasukan Jepang berhasil menduduki wilayah Sorong. Jepang menjadikan Sorong sebagai pusat operasi militer dengan menempatkan 12.500 pasukan pada pangkalan udara di Sorong.<ref>{{Cite web|title=New Guinea. The U.S. Army Campaign of World War II|url=https://history.army.mil/brochures/new-guinea/ng.htm|website=U.S. Army Center of Military History|access-date=2024-02-22}}</ref> Pada pertengahan tahun 1943 hingga akhir tahun 1944, Sorong menjadi target serangan bom dan serangan udara pesawat tempur [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]]. Pasukan Sekutu melalui [[Kampanye Nugini Barat]] berhasil menumpas pasukan Jepang pada [[Pertempuran Sansapor|Pertempuran Sausapor]] (Operasi Globetrotter). Pendudukan Jepang di Sorong berlangsung hingga Juni 1944 dan berakhir saat [[Menyerahnya Jepang|Jepang secara resmi menyatakan menyerah kepada Sekutu]] yang menandakan berakhirnya [[Perang Dunia II]]. <ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-05-19|title=Warga Sorong Papua Temukan Bom Perang Dunia Saat Keruk Pembuangan Air|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4965837/warga-sorong-papua-temukan-bom-perang-dunia-saat-keruk-pembuangan-air|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-02-20}}</ref><ref>{{Cite web|last=PacificWrecks.com|title=Pacific Wrecks|url=http://pacificwrecks.com/|website=pacificwrecks.com|language=en|access-date=2024-02-21}}</ref>
=== Masa Nugini Belanda (1949–1962) ===
Semasa perang antara Sekutu melawan Jepang, pemerintah Belanda membentuk satuan pemerintahan sipil yang diberi nama ''[[Netherlands Indies Civil Administration]]'' (NICA). Setelah berakhirnya perang, satuan pemerintahan ini masih berkuasa hingga tahun 1947. Pada tahun 1947, pemerintah Belanda mulai menyusun struktur pemerintahan dengan pembagian-pembagian wilayah atas daerah besar dan kecil. Sorong ditentukan sebagai ''onderafdeling'' yang meliputi distrik-distrik di Kepulauan Raja Ampat dan [[Semenanjung Doberai]]. ''Onderafdeling'' ini dipakai oleh seorang ''Hoofd van Plaatslijk Bestuur'' (HvPB) dan berkedudukan di [[Pulau Doom|Sorong-Doom]]. Kota [[Pulau Doom|Sorong-Doom]] ditentukan sebagai ibu kota ''Afdeling West Nieuw Guinea'' yang meliputi seluruh wilayah Semenanjung Doberai dan Fakfak (sekarang [[Kabupaten Fakfak]]). ''Afdeling West Nieuw Guinea'' ini dikepalai oleh seorang asisten residen, sedangkan residennya sebagai kepala provinsi berkedudukan di [[Jayapura|Hollandia]]. Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 1949. Pada tahun 1950, Pemerintah Belanda berusaha memisahkan Papua melalui [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB), maka Pemerintah Belanda lebih memperkuat kedudukannya dengan membentuk Satuan Pemerintahan yang diberi nama '''''Het Gouverment Van Nederlands Nieuw Guinea''''' ([[Nugini Belanda|Netherlands New Guinea]] atau [[Nugini Belanda]]) dikepalai oleh seorang ''gouvernelir'' berkedudukan di Jayapura.
Mulai pada saat itu terbentuklah beberapa ''afdeling definitif'' di seluruh Irian Barat (''Nederlands Nieuw-Guinea''), diantaranya ''Afdeling West Nieuw Guinea'' yang meliputi seluruh wilayah kepala burung (''vogelkop'') dan [[Fakfak, Fakfak|Fakfak]] dikepalai oleh seorang ''residen'' yang berkedudukan di [[Pulau Doom|Sorong-Doom]]. Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 1950, karena luasnya wilayah ''onderafdeling'' Sorong maka pada tahun 1952, ''onderafdeling'' kemudian dipecah menjadi 2 (dua) ''onderafdeling'' yaitu:
# ''Onderafdeling Sorong-Olie''
# ''Onderafdeling Radja Ampat''
Masing-masing dikepalai oleh seorang ''Hoofd van Plaaslijk Bestuur (HvPB)'', dan keduanya berkedudukan di Sorong-Doom.
'''Sorong-Olie''' ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''Sorong-Oil''; [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]: ''Sorong-Minyak'') saat itu juga disebut '''Sorong-vaste-wal''' (''Sorong-Daratan''). Keduanya adalah sebutan dalam [[bahasa Belanda]] untuk wilayah yang sama, yaitu '''Kota Sorong''' saat ini. Sebutan Sorong-Olie dan Sorong-vaste-wal saat itu digunakan untuk membedakan antara "Sorong-Daratan" dengan "Sorong-Doom".<ref>{{Cite web|title=Pulau Doom island - Reisverslag uit Sorong, Indonesië van Stephan Manie - WaarBenJij.nu|url=https://stephanmanie.waarbenjij.nu/reisverslag/2301739/pulau-doom-island|website=stephanmanie.waarbenjij.nu|access-date=2024-02-21}}</ref>
Pada tahun 1956, ''Afdeling West Nieuw Guinea'' kemudian dipecahkan dan dibentuk menjadi 2 (dua) ''afdeling'', yaitu ''Afdeling West Nieuw Guinea'' dan ''Afdeling Fakfak''. Bersamaan dengan pemecahan tersebut maka residen West Nieuw Guinea yang tadinya berkedudukan di [[Pulau Doom|Sorong-Doom]] kemudian dipindahkan ke [[Manokwari (kota)|Manokwari]] pada Maret 1957.
Pada tahun 1959, ''Hoofd van Plaatselijk Bestuur'' (HvPB) Sorong-Olie dipindahkan dari Sorong-Doom ke Remu sebagai ibu kota ''onderafdeling'' Sorong-Olie yang baru ('''Kota Sorong''' saat ini), sedangkan Sorong-Doom tetap sebagai Ibukota ''onderafdeling'' Raja Ampat.
''Remoeland'' atau ''Remoe Complex'' (Remu) adalah sebuah lokasi baru di Sorong Daratan, terletak 6 km di sebelah selatan pusat perminyakan yang dibuka oleh NNGPM dan diserahkan kepada pemerintah Belanda.
Setelah [[Perang Dunia II]] berakhir, industri perminyakan baru benar-benar berkembang pesat di Sorong. Minyak bumi adalah salah satu alasan Belanda ingin mempertahankan wilayah Papua (Irian Barat).<ref>{{Cite web|title=Sorong, Nederlands Nieuw Guinea/Netherlands New Guinea/Irian Jaya/West Papua|url=http://www.vanderheijden.org/ng/towns/sorong.html|website=www.vanderheijden.org|access-date=2024-02-21}}</ref> Perpindahan kantor NNGPM dari Sorong-Doom ke Sorong-Olie ikut berkontribusi dalam membentuk suatu komunitas masyarakat yang kondisi kehidupannya sangat berbeda dengan kondisi kehidupan masyarakat di wilayah lain di ''West Nieuw Guinea''. Untuk mendukung pekerjaan pertambangan minyak di Sorong, NNGPM membangun sejumlah kawasan pemukiman dengan fasilitas lengkap untuk karyawannya. Kawasan pemukiman Klademak I, Klademak II, dan Klademak III dibangun bagi para pekerja buruh yang berasal dari berbagai daerah lain di Indonesia. Begitu juga dengan kawasan pemukiman di ''Krani Heuvel'' (saat ini Puncak Cendrawasih) diperuntukkan bagi para karyawan administrasi NNGPM. Terdapat pula kawasan pemukiman untuk para pekerja Papua dan Tionghoa, serta pemukiman di Lido untuk para pekerja ekspatriat Eropa. NNGPM juga membangun fasilitas-fasilitas penunjang seperti pembangkit listrik, toko, lapangan-lapangan olahraga (tenis dan hoki), dan rumah sakit. Terdapat surat kabar lokal berbahasa Belanda ''Sorong Post'' yang terbit setiap hari Minggu. ''[[Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM)]]'' membuka jalur logistik reguler antara Sorong dengan Hollandia ([[Kota Jayapura|Jayapura]]), [[Merauke, Merauke|Merauke]], dan [[Singapura]]. Maskapai penerbangan Belanda [[KLM]] juga membuka jalur penerbangan setiap dua minggu antara Sorong (Bandar Udara [[Pulau Jefman|Jeffman]]) dan [[Bandar Udara Frans Kaisiepo-Biak|Biak]].<ref>{{Cite web|title=Sorong, Nederlands Nieuw Guinea/Netherlands New Guinea/Irian Jaya/West Papua|url=http://www.vanderheijden.org/ng/towns/sorong.html|website=www.vanderheijden.org|access-date=2024-02-21}}</ref> Pada tahun 1956 populasi penduduk di Sorong-Olie adalah 7.689 jiwa, terdiri dari 3.075 orang Papua, 3.728 orang Asia (Indonesia dan Tionghoa), dan 886 orang Eropa. Populasi penduduk di wilayah Sorong Daratan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan 1.667 jiwa penduduk di wilayah Sorong-Doom.
Tahun 1954 adalah tahun puncak bagi NNGPM, ketika setengah juta ton minyak (yang nilainya sebesar 26,4 juta [[Gulden Papua Barat|Gulden]]) berhasil diekspor dari Sorong. Namun setelah itu, penambangan minyak mulai menurun secara drastis. Dengan adanya gejolak politik, muncul anggapan bahwa masa depan pertambangan minyak di Sorong akan suram. Tahun 1961 sebagian besar pekerja ekspatriat Eropa mulai meninggalkan Sorong. Sejumlah tentara Belanda ditempatkan di Distrik [[Klademak, Sorong, Kota Sorong|Klademak]] untuk mengawal keberangkatan mereka. Pada akhirnya, NNGPM menjual seluruh asetnya sebelum Republik Indonesia menguasai Irian Barat. Pertambangan minyak di Sorong kemudian diambil alih oleh Perusahaan Minyak Negara (Permina) yang kini telah berganti nama menjadi Pertamina.
=== Masa Pemerintahan Indonesia (1962–sekarang) ===
Sejak tanggal 1 Oktober 1962 penyerahan Pemerintahan atas Irian Barat kepada Badan Penguasa Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa atau ''United Nations Temporary Executive Authority'' (UNTEA). Pada 1 Mei 1963 penyerahan Irian Barat ke Pemerintah Republik Indonesia. <ref>{{Cite web|title=Pemerintah Kabupaten Sorong {{!}} Sejarah|url=https://sorongkab.go.id/Profile|website=sorongkab.go.id|access-date=2024-03-06}}</ref>
Setelah penyerahan [[Irian Barat]] secara penuh oleh Penguasa Sementara [[PBB]] atau [[Otoritas Eksekutif Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNTEA]] ''(United Nations Temporary Executive Authority)'' kepada pemerintah [[Republik Indonesia]], maka pada tahun [[1965]] berdasarkan berbagai pertimbangan kemudian diangkat seorang wakil Bupati Koordinator yang berkedudukan di Sorong, dengan tugas:
1. Mengkoordinir pelaksanaan tugas pemerintahan oleh Kepala Pemerintahan Setempat (KPS) Sorong, Raja Ampat, Teminabuan dan Ayamaru.
2. Mempersiapkan pemecahan Kota Irian Barat Bagian Barat menjadi 2 (dua) Kota.
Pada tahun 1969, dengan selesainya pelaksanaan [[Penentuan Pendapat Rakyat]] (Pepera) maka perkembangan status dari [[Kota administratif|Kota Administratif]] menjadi [[Kota otonom|Kota Otonom]] ini tidak ada perubahan dalam pembagian wilayah dan keadaan sampai dengan akhir tahun 1972 adalah sebagai berikut:
* Wilayah Pemerintahan Setempat Sorong dengan ibu kota [[Kota Sorong|Sorong]];
* Wilayah Pemerintahan Setempat Raja Ampat dengan ibu kota [[Pulau Doom|Sorong Doom;]]
* Wilayah Pemerintahan Setempat Teminabuan dengan ibu kota [[Teminabuan, Sorong Selatan|Teminabuan]];
* Wilayah Pemerintahan Setempat Ayamaru dengan ibu kota [[Ayamaru, Maybrat|Ayamaru]].
Pembagian wilayah di Sorong seperti tersebut di atas berlaku sampai tahun 1973 saat dilakukannya penghapusan wilayah-wilayah Kepala Daerah Setempat dan sejumlah distrik dan dibentuknya Pemerintahan Wilayah Kecamatan Tahap Pertama Tahun 1973-1974.
Kota Sorong pada mulanya merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Sorong. Namun dalam perkembangannya telah mengalami perubahan sesuai Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1996 tanggal 3 Juni 1996 menjadi Kota Administratif Sorong. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang no. 45 Tahun 1999 Kota Administratif Sorong ditingkatkan statusnya menjadi daerah otonom sebagai Kota Sorong.<ref name=":0" />
== Geografi ==
[[Berkas:Port of Sorong.jpg|jmpl|220px|ki|[[Pelabuhan Sorong]]]]
Secara geografis Kota Sorong terletak dibawah [[garis khatulistiwa]], antara koordinat 131°-51' [[Garis bujur|Bujur Timur]] dan 0° 54' [[Lintang Selatan]] dengan [[ketinggian]] berkisar 3 [[meter di atas permukaan laut]] pada [[Semenanjung Doberai]], di ujung barat laut [[Pulau Papua]].<ref>{{Cite web|title=Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Sorong|url=https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/sorong/id/profil/sejarah.html|website=Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu RI KPPN Sorong|access-date=2024-02-21}}</ref>
=== Batas Wilayah ===
Baris 97 ⟶ 132:
{{Sorong weatherbox}}
==
=== Wali Kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Sorong}}
{|class="wikitable sortable" style="text-align:center;"
!style="background: lavender;"|No
!style="background: lavender;" colspan=2|Walikota
!style="background: lavender;"|Mulai jabatan
!style="background: lavender;"|Akhir jabatan
!style="background: lavender;"|Wakil Walikota
|-
|(-)
|[[Berkas:Septinus Lobat.jpg|100px]]
|[[Septinus Lobat]]<br> ([[Penjabat]])
|22 Agustus 2023
|Petahana
|''Lowong''
|}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sorong}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sorong}}
=== Kecamatan/Distrik ===
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Sorong}}
== Demografi ==
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] Kota Sorong tahun 2022, dengan Luas wilayah 1.105 km² jumlah penduduk Kota Sorong pada tahun 2022 mencapai 295.809 jiwa, yang terdiri atas 155.628 laki-laki dan 140.181 perempuan. Jumlah penduduk laki-laki masih lebih banyak daripada penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin ''([[Rasio jenis kelamin manusia|sex ratio]])'' sebesar 111,08, yang artinya dalam setiap 100 orang penduduk terdapat 111 orang penduduk laki-laki. Bila dilihat dari komposisi kelompok umur, struktur penduduk Kota Sorong tergolong sebagai penduduk usia muda pada usia produktif 20-34 tahun. Selain itu, [[Angka kelahiran|jumlah kelahiran]] (Usia 0-4 tahun) di Kota Sorong juga tergolong tinggi. Jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) adalah sekitar 23,33% terhadap total penduduk. Sedangkan penduduk usia non-produktif adalah sebesar 4,31% terhadap total penduduk. ''[[:en:Dependency_ratio|Dependency ratio]]'' Kota Sorong sebesar 38,20% yang artinya dari 100 orang yang masih produktif harus menanggung beban hidup sekitar 38 orang yang belum produktif (0-14 tahun) dan penduduk usia non-produktif (65 tahun keatas). Disamping itu, beban tanggungan penduduk perempuan ternyata lebih tinggi daripada penduduk laki-laki, dimana dependency ratio perempuan sebesar 30,40% sedangkan dependency ratio laki-laki hanya sebesar 37,14%.
Penyebaran penduduk Kota Sorong di setiap distrik cenderung tidak merata. Distrik yang memiliki wilayah lebih luas tidak diiringi dengan jumlah penduduk yang lebih banyak. Hal ini disebabkan sebagian besar penduduk lebih memilih tinggal di distrik yag lebih potensial secara ekonomi dan memiliki infrastruktur serta fasilitas umum yang lebih lengkap. Distrik Manoi berada pada peringkat tertinggi perihal kepadatan penduduk yakni 443 jiwa per km<sup>2</sup>. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat pada Distrik Maladum Mes yakni 92 jiwa per km<sup>2</sup>. Selain itu, Distrik Sorong Kepulauan juga memiliki kepadatan penduduk terendah karena karakteristik wilayahnya yang berupa kepulauan sehingga memiliki penduduk yang lebih sedikit<ref>{{Cite web|title=BPS Kota Sorong|url=https://sorongkota.bps.go.id/indicator/12/67/1/kota-sorong.html|website=sorongkota.bps.go.id|access-date=2024-02-22}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://sorongkota.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=NmQ5Y2YwMjJhMDU2MjUyMDE4ZmQyOWUw&xzmn=aHR0cHM6Ly9zb3Jvbmdrb3RhLmJwcy5nby5pZC9wdWJsaWNhdGlvbi8yMDIzLzA1LzMxLzZkOWNmMDIyYTA1NjI1MjAxOGZkMjllMC9pbmRla3MtcGVtYmFuZ3VuYW4tbWFudXNpYS1rb3RhLXNvcm9uZy0yMDIyLmh0bWw=&twoadfnoarfeauf=MjAyNC0wMi0yMiAxNTo0NToyNw==|website=sorongkota.bps.go.id|access-date=2024-02-22}}</ref>
Laju pertumbuhan penduduk Kota Sorong sebesar 2,27 persen per tahun.
{| class="wikitable sortable mw-collapsible"
!Tahun
!Jumlah Penduduk
!Tahun
!Jumlah Penduduk
|-
|2000
|119.800
|2016
|232.833
|-
|2008
|172.855
|2019
|254.294
|-
|2013
|213.683
|2022
|295.809
|}
=== Agama ===
[[Berkas:Sorong church.jpg|jmpl|220px|ka|Sebuah gereja [[Protestan]] di Sorong]]
Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun [[2023]], menunjukkan bahwa persentase agama penduduk kota [[Sorong]] mayoritas adalah [[Kristen|Kekristenan]] yakni 54,80% ([[Kristen Protestan]] 47,25% dan [[Katolik]] 7,55%), kemudian jumlah pemeluk agama [[Islam]] berjumlah 44,92%, lalu [[Buddha]] 0,19% dan [[Hindu]] 0,08%.<ref name="DUKCAPIL"/>
{{bar box
|title=Agama di Kota Sorong ([[
|titlebar=#ddd
|left1=Agama
Baris 116 ⟶ 197:
|float=left
|bars=
{{bar percent|[[Protestan]]|blue|47.
{{bar percent|[[Islam]]|green|
{{bar percent|[[Katolik]]|yellow|7.55}}
{{bar percent|[[Buddha]]|black|0.19}}
{{bar percent|[[Hindu]]|pink|0.
{{bar percent|Lainnya|red|0.01}}}}
{{-}}
== Pendidikan ==
Beberapa perguruan tinggi yang ada di kota Sorong yakni:
{{col|3}}
* [[Universitas Papua]] (UNIPA)
* [[Universitas Muhammadiyah Sorong]] (UNAMIN)
* [[Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong]] (UNIMUDA)
* [[Universitas Kristen Papua]] (UKIP)
* Universitas Nani Bili Nusantara
* [[Universitas Victory Sorong]] (UNVIC)
* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bukit Zaitun
* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trinitas
* Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik St. Benediktus
* [[Institut Agama Islam Negeri Sorong]] (IAIN Sorong)
* [[Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Sorong]] (Poltekkes Kemenkes Sorong)
* Politeknik Katolik Saint Paul Sorong
* [[Politeknik Pelayaran Sorong]] (Poltekpel Sorong)
* Politeknik Papua Internasional
* [[Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong]]
{{EndDiv}}
== Kesehatan ==
Baris 150 ⟶ 234:
Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia 1 pelabuhan, yaitu [[Pelabuhan Sorong]] (Port of Sorong) dan 1 bandar udara, yaitu Bandar Udara Domine Eduard Osok. Sebelum adanya Bandar Udara Domine Eduard Osok, Kota Sorong menggunakan Bandar Udara Jeffman di Pulau Jeffman. Untuk mencapai bandar udara tersebut penumpang pesawat terbang menggunakan angkutan kapal dari Kota Sorong. Saat ini bandar udara tersebut sudah tidak digunakan lagi.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sorong dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun
== Pariwisata ==
Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan perekonomian Kota Sorong.
Kota Sorong terkenal sebagai salah satu kota dengan peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak milik Belanda ''Heritage Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij'' (NNGPM). Beberapa kawasan wisata lainnya adalah taman rekreasi pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya, termasuk kawasan pantai pada Pulau Raam, Pulau Soop, Pulau Item dan Pulau Doom.{{cn}}
Fasilitas wisata lainnya adalah taman rekreasi pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya, Pulau Raam, Pulau Soop dan Pulau Doom yang terkenal dengan pantainya yang indah. Juga pulau Dofior yang terdapat Tugu Selamat Datang di Kota Sorong dengan menggunakan bahasa Moi (suku asli di Kota Sorong) yang ramah dan bersahabat menyambut pengunjung yang datang di Kota Sorong. Juga tembok Berlin yang terkenal dengan pemandangan panorama laut dan keindahan alam menjelang senja.
Baris 171 ⟶ 252:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* [http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/01/27/jelang-satu-tahun-wisata-sorong-pintu-gerbang-terdepan-provinsi-papua-barat-529039.html Wisata Kota Sorong] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130811122452/http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/01/27/jelang-satu-tahun-wisata-sorong-pintu-gerbang-terdepan-provinsi-papua-barat-529039.html |date=2013-08-11 }}
{{Kota Sorong}}
{{Papua Barat Daya}}
{{Mayoritas Kristen Indonesia}}
{{Ibu kota provinsi di Indonesia}}
[[Kategori:Kota Sorong| ]]
[[Kategori:Kota di Papua Barat Daya|Sorong]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Sorong]]
[[Kategori:Ibu kota provinsi di Indonesia|Sorong]]
|