Kota Sorong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arlan11 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Dagaf24 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(10 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
| caption = Pemandangan Kota Sorong
| dasar hukum = UU No. 45 Tahun 1999<ref>{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|last=|first=|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=22 April 2021|archive-date=2019-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| tanggal = [[28 Februari]] [[2000]]
| motto = ''Setara - Bersahabat - Dinamis''
| semboyan = Sorong Kota Bersama
| lambang = Lambang Kota Sorong.png
| peta = Lokasi Papua Barat Daya Kota Sorong.svg
| pushpin_map = Indonesia Papua Barat Daya#Indonesia
| distrik = 10
| kelurahan = 41
| nama_walikota = [[Septinus Lobat]] ([[Penjabat|Pj.]])
| nama_wakil_walikota = ''Lowonglowong''
| sekretaris daerah = Rudy R Laku ([[Penjabat|Pj.]])
| luas = 1105,00
| area_rank = 5
Baris 36:
{{Tree list/end}}
|44,92% [[Islam]] |0,19% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,08% [[Hindu]] |0,01% Lainnya<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=14 Desember 2023|format=Visual}}</ref>}}
| IPM = {{increase}} 7880,9811 ([[20222023]])<br> {{fontcolor|Green|Tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://wwwsorongkota.bps.go.id/indicator/26/413338/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 20192021-20202023|website=www.bps.go.id|accessdate=2211 AprilMei 20212024|archive-date=20212023-12-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/2021012719343720240511124021/https://wwwsorongkota.bps.go.id/indicator/26/413338/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-hasil-umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|dead-url=no}}</ref>
| kodearea =
| nomor_polisi = '''PB xxxx''' S*
Baris 47:
}}
 
'''Kota Sorong''' adalah ibukota[[ibu kota]] provinsi [[Papua Barat Daya]], [[Indonesia]]. Kota ini dikenal dengan sebutan ''Kota Minyak'', di mana ''Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij'' (NNGPM) mulai melakukan aktivitas pengeboran [[minyak bumi]] di Sorong sejak tahun 1935.<ref name=":0">{{Cite book|last=Mashad|first=Dhurorudin|date=2020|title=Muslim Papua: membangun harmoni berdasar sejarah agama di bumi cendrawasih|location=Jakarta|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-881-2|edition=Cetakan pertama}}</ref> Sorong adalah kota terbesar kedua di [[Papua (Indonesia)|wilayah Papua]], setelah [[Kota Jayapura]].
 
Kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk dan transit ke Provinsi Papua Barat Daya. Kota Sorong juga merupakan kota industri, perdagangan dan jasa, karena Kota Sorong dikelilingi oleh kabupaten-kabupaten lain yang mempunyaidengan [[sumber daya alam]] yang sangat potensial, sehinggamenjadikan membukaKota peluangSorong bagisebagai investorkota dalamindustri maupunbarang luardan negerijasa untukyang menanamkanpenting modalnyadi Papua.
 
Sebagai kota pelabuhan, Kota Sorong terletak sangat strategis karena berdekatan dengan [[ALKI|ALKI 3]] yang merupakan salah satu alur pelayaran internasional. Hal itu menjadikan Kota Sorong sebagai 'gerbang' yang mempertemukan rute pelayaran luar negeri dan dalam negeri di [[Kawasan Timur Indonesia]].
 
== Etimologi ==
Nama Sorong berasal dari kata ''Sorensoren''. ''Soren'' dalam [[bahasa [[Biak Numfor]] yangmemiliki berartiarti "laut yang dalam dan bergelombang". Kata ''Sorensoren'' digunakan pertama kali oleh pelaut [[suku Biak Numfor]] yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga kemudian tiba dan menetap di [[Kepulauan Raja Ampat]]. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama "Daratan Maladum " (sekarang termasuk bagian dari wilayah Kota Sorong) dengan sebutan “''"Soren''”" yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang [[Orang Tionghoa|Tionghoa]], [[misionaris]] clad [[Eropa]], [[Orang Maluku|Maluku]], dan [[SangiheSuku TalaudSangir|Sangir]] dengan sebutan '''Sorong'''.<ref name=":0" />
 
Namun versi lain menyebutkan nama Sorong berasal dari singkatan salah satu anak usaha dari kartel dagang [[VOC]] yang bernama ''Seismic Ondersub Oil NiewNieuw GuinesGuinea'' (SOrONG) yang bergerak dalam bidang eksplorasi minyak.<ref name=":0" />
 
== Sejarah ==
=== Masa Hindia Belanda (1800-19491800–1949) ===
[[Berkas:Doom Island 1955.jpg|jmpl|220px|ki|Pulau Doom pada tahun 1955.]]
Berdirinya kota Sorong tidak lepas dari sejarahnya sebagai "Kota Minyak". Berawal sejak kedatangan surveyorperusahaan minyak Belanda di daerah [[Semenanjung Doberai]], [[Pulau Papua]] hingga ditemukannya sumber minyak pada tahun 1908 menjadi penanda awal pendudukan Belanda wilayah tersebut. Sebelumnya, tepatnya pada tahun 1906, Belanda telah mendirikan pos kolonial di Pulau Doom sebagai pusat administrasi di wilayah itu. Pada tahun 1932, pengeboran [[sumur minyak]] pertama kali dilakukan. Perusahaan minyak Belanda, [[Royal Dutch Shell]] melalui anak usahanya ''[[Bataafsche Petroleum Maatschappij|Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM)]]'' di [[Hindia Belanda]] kemudian mendirikan '''''Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM)''''' sebagai perusahaan tambang minyak bumi di wilayah Papua pada tahun 1935. Sebelum dipindahkan ke Sorong, Shell (NNGPM) pada awalnya mendirikan kantor pertamanya di [[Pulau Doom]], sebuah pulau kecil yang terletak berhadapan di sebelah barat daya Sorong. Pada masa itu, sebutan "Sorong" masih sangat melekat dengan Pulau Doom (Sorong-Doom) karena kegiatan administrasi pemerintahan masih terpusat disana. Setelah perpindahan NNGPM ke Sorong, Pulau Doom tetap ditinggali keluarga-keluarga yang bekerja untuk perusahaan-perusahaan lain di masa kolonial. <ref name=":0" /> Pembukaan [[ladang minyak]] di Sorong turut memperluas pengaruh Belanda di Papua. Hal itu juga ikut menjadikan Sorong sebagai target militer yang penting bagi musuh Belanda.
 
Di era sebelum kemerdekaan pula, penghuni Sorong, seperti Suku Moi di Kota Sorong saat ini dan Suku Salawati di Kabupaten Raja Ampat saat ini, sudah menjalin kontak dengan masyarakat luar yang berbeda suku dan agama. Hubungan itu, antara lain, dengan Kerajaan Tidore di Maluku Utara dan bahkan Kesultanan Cirebon di Jawa Barat. Kontak itu terjalin dalam hubungan perdagangan (barter), penyebaran agama, dan perkawinan yang terjadi sejak abad ke-17. <ref name=":1">{{Cite web|last=JEMALI|first=VIDELIS|date=2022-02-07|title=Menjaga Sorong sebagai Kota Bersama|url=https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/02/04/menjaga-sorong-sebagai-kota-bersama|website=kompas.id|language=id|access-date=2024-06-11}}</ref>
 
=== Masa Pendudukanpendudukan Jepang (1941-19451941–1945) ===
Pembukaan [[ladang minyak]] di Sorong turut memperluas pengaruh Belanda di Papua. Orang dari berbagai daerah datang ke Sorong untuk menjadi pekerja. Mereka berasal dari Papua Barat dan Papua, Maluku, Maluku Utara, dan daerah-daerah lainnya di Indonesia.<ref name=":1" /> Hal itu juga ikut menjadikan Sorong sebagai target militer yang penting bagi musuh Belanda. Pendudukan Jepang di Sorong terjadi pada peristiwa [[Kampanye Nugini Barat|Kampanye Nugini]] yang merupakan bagian dari [[Perang Pasifik]] dalam [[Perang Dunia II]],. dimanaDalam pasukanperang tentaratersebut pasukan [[Kekaisaran Jepang]] menginvasimenyerang wilayah-wilayah [[Nugini Belanda]], ditermasuk PapuaSorong. Pada tahun 1942, pasukan Jepang berhasil menduduki wilayah Sorong. danJepang menjadikan Sorong sebagai pusat operasi militer dengan menempatkan 12.500 pasukan pada pangkalan udara di Sorong.<ref>{{Cite web|title=New Guinea. The U.S. Army Campaign of World War II|url=https://history.army.mil/brochures/new-guinea/ng.htm|website=U.S. Army Center of Military History|access-date=2024-02-22}}</ref> Pada pertengahan tahun 1943 hingga akhir tahun 1944, Sorong menjadi target serangan bom dan serangan udara pesawat tempur [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]]. Pendudukan Jepang di Sorong terus berlangsung hingga Juni 1944 ketika pasukanPasukan Sekutu dalammelalui [[Kampanye Nugini Barat]] berhasil menumpas pasukan Jepang pada Operasi Globetrotter ([[Pertempuran Sansapor|Pertempuran Sausapor]] (Operasi Globetrotter). danPendudukan berakhirnyaJepang [[Perangdi DuniaSorong II]]berlangsung ketikahingga Juni 1944 dan berakhir saat [[Menyerahnya Jepang|Jepang secara resmi menyatakan menyerah kepada Sekutu]] yang menandakan berakhirnya [[Perang Dunia II]]. <ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-05-19|title=Warga Sorong Papua Temukan Bom Perang Dunia Saat Keruk Pembuangan Air|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4965837/warga-sorong-papua-temukan-bom-perang-dunia-saat-keruk-pembuangan-air|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-02-20}}</ref><ref>{{Cite web|last=PacificWrecks.com|title=Pacific Wrecks|url=http://pacificwrecks.com/|website=pacificwrecks.com|language=en|access-date=2024-02-21}}</ref>
 
=== Masa Nugini Belanda (1949-19621949–1962) ===
Semasa perang antara Sekutu melawan Jepang, pemerintah Belanda membentuk satuan pemerintahan sipil yang diberi nama ''[[Netherlands Indies Civil Administration]]'' (NICA). Setelah berakhirnya perang, satuan pemerintahan ini masih berkuasa hingga tahun 1947. Pada tahun 1947, pemerintah Belanda mulai menyusun struktur pemerintahan dengan pembagian-pembagian wilayah atas daerah besar dan kecil. Sorong ditentukan sebagai ''onderafdeling'' yang meliputi distrik-distrik di Kepulauan Raja Ampat dan [[Semenanjung Doberai]]. ''Onderafdeling'' ini dipakai oleh seorang ''Hoofd van Plaatslijk Bestuur'' (HvPB) dan berkedudukan di [[Pulau Doom|Sorong-Doom]]. Kota [[Pulau Doom|Sorong-Doom]]  ditentukan sebagai ibu kota ''Afdeling West Nieuw Guinea'' yang meliputi seluruh wilayah Semenanjung Doberai dan Fakfak (sekarang [[Kabupaten Fakfak]]). ''Afdeling West Nieuw Guinea'' ini dikepalai oleh seorang asisten residen, sedangkan residennya sebagai kepala provinsi berkedudukan di [[Jayapura|Hollandia]]. Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 1949. Pada tahun 1950, Pemerintah Belanda berusaha memisahkan Papua melalui [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB), maka Pemerintah Belanda lebih memperkuat kedudukannya dengan membentuk Satuan Pemerintahan yang diberi nama '''''Het Gouverment Van Nederlands Nieuw Guinea''''' ([[Nugini Belanda|Netherlands New Guinea]] atau [[Nugini Belanda]]) dikepalai oleh seorang ''gouvernelir'' berkedudukan di Jayapura.
 
Mulai pada saat itu terbentuklah beberapa ''afdeling definitif'' di seluruh Irian Barat (''Nederlands Nieuw-Guinea''), diantaranya ''Afdeling West Nieuw Guinea'' yang meliputi seluruh wilayah kepala burung (''vogelkop'') dan [[Fakfak, Fakfak|Fakfak]] dikepalai oleh seorang ''residen'' yang berkedudukan di [[Pulau Doom|Sorong-Doom]]. Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 1950, karena luasnya wilayah ''onderafdeling'' Sorong maka pada tahun 1952, ''onderafdeling'' kemudian dipecah menjadi 2 (dua) ''onderafdeling'' yaitu:
 
# ''Onderafdeling Sorong-Olie''
# ''Onderafdeling Radja Ampat''
 
Masing-masing dikepalai oleh seorang ''Hoofd van Plaaslijk Bestuur (HvPB)'', dan keduanya berkedudukan di Sorong-Doom.
 
'''Sorong-Olie''' ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''Sorong-Oil''; [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]: ''Sorong-Minyak'') saat itu juga disebut '''Sorong-vaste-wal''' (''Sorong-Daratan''). Keduanya adalah sebutan dalam [[bahasa Belanda]] untuk wilayah yang sama, yaitu '''Kota Sorong''' saat ini. Sebutan Sorong-Olie dan Sorong-vaste-wal saat itu digunakan untuk membedakan antara "Sorong-Daratan" dengan "Sorong-Doom".<ref>{{Cite web|title=Pulau Doom island - Reisverslag uit Sorong, Indonesië van Stephan Manie - WaarBenJij.nu|url=https://stephanmanie.waarbenjij.nu/reisverslag/2301739/pulau-doom-island|website=stephanmanie.waarbenjij.nu|access-date=2024-02-21}}</ref>
Berdirinya kota Sorong tidak lepas dari sejarahnya sebagai Kota Minyak. Berawal sejak kedatangan surveyor minyak Belanda di daerah [[Semenanjung Doberai]], [[Pulau Papua]] hingga ditemukannya sumber minyak pada tahun 1908 menjadi penanda awal pendudukan Belanda wilayah tersebut. Sebelumnya pada 1906, Belanda telah mendirikan pos kolonial di Pulau Doom sebagai pusat administrasi di wilayah itu. Pada tahun 1932 pengeboran [[sumur minyak]] pertama kali dilakukan. Perusahaan minyak Belanda, [[Royal Dutch Shell]] melalui anak usahanya ''[[Bataafsche Petroleum Maatschappij|Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM)]]'' di [[Hindia Belanda]] kemudian mendirikan '''''Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM)''''' sebagai perusahaan tambang minyak bumi di wilayah Papua pada tahun 1935. Sebelum dipindahkan ke Sorong, Shell (NNGPM) pada awalnya mendirikan kantor pertamanya di [[Pulau Doom]], sebuah pulau kecil yang terletak berhadapan di sebelah barat daya Sorong. Pada masa itu, sebutan "Sorong" masih sangat melekat dengan Pulau Doom (Sorong-Doom) karena kegiatan administrasi pemerintahan masih terpusat disana. Setelah perpindahan NNGPM ke Sorong, Pulau Doom tetap ditinggali keluarga-keluarga yang bekerja untuk perusahaan-perusahaan lain di masa kolonial. <ref name=":0" /> Pembukaan [[ladang minyak]] di Sorong turut memperluas pengaruh Belanda di Papua. Hal itu juga ikut menjadikan Sorong sebagai target militer yang penting bagi musuh Belanda.
 
Pada tahun 1956, ''Afdeling West Nieuw Guinea'' kemudian dipecahkan dan dibentuk menjadi 2 (dua) ''afdeling'', yaitu ''Afdeling West Nieuw Guinea'' dan ''Afdeling Fakfak''. Bersamaan dengan pemecahan tersebut maka residen West Nieuw Guinea yang tadinya berkedudukan di [[Pulau Doom|Sorong-Doom]] kemudian dipindahkan ke [[Manokwari (kota)|Manokwari]] pada Maret 1957.
=== Masa Pendudukan Jepang (1941-1945) ===
Pendudukan Jepang di Sorong terjadi pada peristiwa [[Kampanye Nugini Barat|Kampanye Nugini]] yang merupakan bagian dari [[Perang Pasifik]] dalam [[Perang Dunia II]], dimana pasukan tentara [[Kekaisaran Jepang]] menginvasi wilayah-wilayah Belanda di Papua. Pada tahun 1942 pasukan Jepang berhasil menduduki wilayah Sorong dan menjadikan Sorong sebagai pusat operasi militer dengan menempatkan 12.500 pasukan pada pangkalan udara di Sorong.<ref>{{Cite web|title=New Guinea. The U.S. Army Campaign of World War II|url=https://history.army.mil/brochures/new-guinea/ng.htm|website=U.S. Army Center of Military History|access-date=2024-02-22}}</ref> Pada pertengahan tahun 1943 hingga akhir tahun 1944 Sorong menjadi target serangan bom dan serangan udara pesawat tempur [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]]. Pendudukan Jepang di Sorong terus berlangsung hingga Juni 1944 ketika pasukan Sekutu dalam [[Kampanye Nugini Barat]] berhasil menumpas pasukan Jepang pada Operasi Globetrotter ([[Pertempuran Sansapor|Pertempuran Sausapor]]) dan berakhirnya [[Perang Dunia II]] ketika [[Menyerahnya Jepang|Jepang secara resmi menyatakan menyerah kepada Sekutu]]<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2022-05-19|title=Warga Sorong Papua Temukan Bom Perang Dunia Saat Keruk Pembuangan Air|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4965837/warga-sorong-papua-temukan-bom-perang-dunia-saat-keruk-pembuangan-air|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-02-20}}</ref><ref>{{Cite web|last=PacificWrecks.com|title=Pacific Wrecks|url=http://pacificwrecks.com/|website=pacificwrecks.com|language=en|access-date=2024-02-21}}</ref>
 
Pada tahun 1959, ''Hoofd van Plaatselijk Bestuur'' (HvPB) Sorong-Olie dipindahkan dari Sorong-Doom ke Remu sebagai ibu kota ''onderafdeling'' Sorong-Olie yang baru ('''Kota Sorong''' saat ini), sedangkan Sorong-Doom tetap sebagai Ibukota ''onderafdeling'' Raja Ampat.
=== Masa Nugini Belanda (1949-1962) ===
Setelah [[Perang Dunia II]] berakhir, industri perminyakan baru benar-benar berkembang pesat di Sorong. Minyak bumi adalah salah satu alasan Belanda ingin mempertahankan wilayah Papua. Pada masa kolonial, wilayah Sorong terdiri atas dua area: '''Sorong-Doom''' dan '''Sorong''-''vaste-wal''' (disebut juga '''Sorong-olie'''). ''Sorong-vaste-wal'' (Indonesia: Sorong Daratan) atau ''Sorong Olie'' (Indonesia: Sorong Minyak) adalah dua sebutan dalam bahasa Belanda yang pada masa itu sering digunakan untuk membedakan antara "Sorong" yang terletak di daratan utama ''(mainland)'' [[Pulau Papua]] dengan Sorong-Doom yang sejatinya adalah sebuah pulau tersendiri tetapi memakai nama "Sorong" karena faktor administratif. <ref>{{Cite web|title=Pulau Doom island - Reisverslag uit Sorong, Indonesië van Stephan Manie - WaarBenJij.nu|url=https://stephanmanie.waarbenjij.nu/reisverslag/2301739/pulau-doom-island|website=stephanmanie.waarbenjij.nu|access-date=2024-02-21}}</ref>
 
''Remoeland'' atau ''Remoe Complex'' (Remu) adalah sebuah lokasi baru di Sorong Daratan, terletak 6 km di sebelah selatan pusat perminyakan yang dibuka oleh NNGPM dan diserahkan kepada pemerintah Belanda.
[[Pulau Doom|'''Sorong-Doom''']] pada awalnya pernah menjadi pusat pemerintahan dan kediaman [[Keresidenan|residen]] divisi barat [[Nugini Belanda]], administrator departemen untuk Sorong dan Raja Ampat juga berkedudukan disana. Pada bulan Maret 1957 kantor residen divisi barat dipindahkan ke [[Manokwari (kota)|Manokwari]] dan kantor departemen Sorong dipindahkan ke ''Sorong-vaste-wal'' (Sorong Daratan).<ref>{{Cite web|title=Sorong, Nederlands Nieuw Guinea/Netherlands New Guinea/Irian Jaya/West Papua|url=http://www.vanderheijden.org/ng/towns/sorong.html|website=www.vanderheijden.org|access-date=2024-02-21}}</ref> Wilayah Sorong-Doom kemudian ditempatkan dibawah departemen Raja Ampat dan dalam perkembangannya menjadi lebih dikenal dengan sebutan Pulau Doom. Para pekerja pemerintah di departemen Sorong mulai dipindahkan dari Pulau Doom ke Remoeland. Remoeland atau ''Remoe Complex'' adalah sebuah lokasi baru di Sorong Daratan, terletak 6 kilometer di sebelah selatan sentra perminyakan yang dibuka oleh NNGPM dan diserahkan sebagian kepada pemerintah. Remoe/Remu kemudian menjadi bagian dari Distrik Sorong.
 
PerpindahanSetelah NNGPM[[Perang keDunia II]] berakhir, industri perminyakan baru benar-benar berkembang pesat di Sorong. DaratanMinyak bumi adalah salah satu alasan Belanda ingin mempertahankan wilayah Papua (Irian Barat).<ref>{{Cite web|title=Sorong, Nederlands Nieuw Guinea/''Netherlands New Guinea/Irian Jaya/West Papua|url=http://www.vanderheijden.org/ng/towns/sorong.html|website=www.vanderheijden.org|access-date=2024-02-21}}</ref> Perpindahan kantor NNGPM dari Sorong-Doom ke Sorong-Olie'' ikut berkontribusi dalam membentuk suatu komunitas tersendirimasyarakat yang kondisi kehidupan masyarakatnyakehidupannya sangat berbeda dengan kondisi kehidupan masyarakat di wilayah lain di Papua''West Nieuw Guinea''. Untuk mendukung pekerjaan pertambangan minyak di Sorong, NNGPM membangun sejumlah kawasan pemukiman dengan perabotanfasilitas lengkap untuk para karyawannya. Kawasan pemukiman Klademak I, Klademak II, dan Klademak III diperuntukkandibangun bagi para pekerja buruh yang berasal dari berbagai daerah lain di Indonesia. KawasanBegitu juga dengan kawasan pemukiman di ''Krani HeuveHeuvel''l (saat ini Puncak Cendrawasih) diperuntukkan bagi stafpara karyawan administrasi NNGPM. DibangunTerdapat jugapula kawasan pemukiman untuk para pekerja Papua dan Tionghoa, serta pemukiman di Lido untuk para pekerja ekspatriat Eropa. NNGPM juga membangun fasilitas-fasilitas penunjang seperti pembangkit listrik, toko, lapangan-lapangan olahraga (tenis dan hoki), dan rumah sakit. SelainTerdapat itu,surat kabar perusahaanlokal pengiriman barangberbahasa Belanda ''Sorong Post'' yang terbit setiap hari Minggu. ''[[Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM)]]'' membuka jalur logistik reguler antara Sorong dengan Hollandia ([[Kota Jayapura|Jayapura]]), [[Merauke, Merauke|Merauke]], dan [[Singapura]]. Maskapai penerbangan Belanda [[KLM]] juga membuka jalur penerbangan setiap dua minggu antara Sorong (Bandar Udara [[Pulau Jefman|Jeffman]]) dan [[Bandar Udara Frans Kaisiepo-Biak|Biak]]. <ref>{{Cite web|title=Sorong, Nederlands Nieuw Guinea/Netherlands New Guinea/Irian Jaya/West Papua|url=http://www.vanderheijden.org/ng/towns/sorong.html|website=www.vanderheijden.org|access-date=2024-02-21}}</ref> Pada tahun 1956 populasi penduduk di Sorong-Olie adalah 7.689 jiwa, terdiri dari 3.075 orang Papua, 3.728 orang Asia (Indonesia dan Tionghoa), dan 886 orang Eropa. Populasi penduduk di wilayah Sorong Daratan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan 1.667 jiwa penduduk di wilayah Sorong-Doom.
 
Tahun 1954 adalah tahun puncak bagi NNGPM, ketika setengah juta ton minyak (yang nilainya sebesar 26,4 juta [[Gulden Papua Barat|Gulden]]) berhasil diekspor dari Sorong. Namun setelah itu, penambangan minyak mulai menurun secara drastis,. ditambah denganDengan adanya gejolak politik, danmuncul perkiraananggapan bahwa masa depan pertambangan minyak dandi Sorong akan suram. Pada tahunTahun 1961, sebagian besar pekerja ekspatriat Eropa mulai meninggalkan Sorong. dan sejumlahSejumlah tentara Belanda ditempatkan di Distrik [[Klademak, Sorong, Kota Sorong|Klademak]] untuk mengawal keberangkatan mereka. Pada akhirnya, NNGPM menjual seluruh asetnya sebelum Republik Indonesia menguasai PapuaIrian Barat. Pertambangan minyak di Sorong kemudian diambil alih oleh Perusahaan Minyak Negara (Permina) yang kemudiankini telah berganti nama menjadi Pertamina.
Pada tahun 1956, populasi penduduk di Sorong Daratan adalah 7.689 jiwa yang terdiri dari 3.075 orang Papua, 3.728 orang Asia (terutama orang Indonesia dan Tionghoa) dan 886 orang Eropa. Populasi penduduk di wilayah Sorong Daratan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan 1.667 jiwa penduduk di wilayah Sorong-Doom.
 
=== Masa Pemerintahan Indonesia (1962-Sekarang1962–sekarang) ===
Tahun 1954 adalah tahun puncak bagi NNGPM, ketika setengah juta ton minyak (yang nilainya sebesar 26,4 juta [[Gulden Papua Barat|Gulden]]) berhasil diekspor dari Sorong. Namun setelah itu, penambangan minyak mulai menurun secara drastis, ditambah dengan adanya gejolak politik dan perkiraan bahwa masa depan pertambangan minyak dan Sorong akan suram. Pada tahun 1961, sebagian besar pekerja ekspatriat Eropa meninggalkan Sorong dan sejumlah tentara Belanda ditempatkan di Distrik [[Klademak, Sorong, Kota Sorong|Klademak]] untuk mengawal keberangkatan mereka. Pada akhirnya NNGPM menjual seluruh asetnya sebelum Republik Indonesia menguasai Papua. Pertambangan minyak di Sorong kemudian diambil alih oleh Perusahaan Minyak Negara (Permina) yang kemudian menjadi Pertamina.
Sejak tanggal 1 Oktober 1962 penyerahan Pemerintahan atas Irian Barat kepada Badan Penguasa Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa atau ''United Nations Temporary Executive Authority'' (UNTEA). Pada 1 Mei 1963 penyerahan Irian Barat ke Pemerintah Republik Indonesia. <ref>{{Cite web|title=Pemerintah Kabupaten Sorong {{!}} Sejarah|url=https://sorongkab.go.id/Profile|website=sorongkab.go.id|access-date=2024-03-06}}</ref>
 
=== Masa Pemerintahan Indonesia (1962-Sekarang) ===
Setelah penyerahan [[Irian Barat]] secara penuh oleh Penguasa Sementara [[PBB]] atau [[Otoritas Eksekutif Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNTEA]] ''(United Nations Temporary Executive Authority)'' kepada pemerintah [[Republik Indonesia]], maka pada tahun [[1965]] berdasarkan berbagai pertimbangan kemudian diangkat seorang wakil Bupati Koordinator yang berkedudukan di Sorong, dengan tugas:
 
Baris 188 ⟶ 204:
{{bar percent|Lainnya|red|0.01}}}}
{{-}}
 
Penduduk asli Papua Barat umumnya memeluk agama Kekristenan, ditambah etnis Batak, Minahasa, penduduk asal NTT, Maluku dan sebagian kecil Tionghoa, Jawa dan Dayak. Sedangkan pemeluk agama Islam berasal dari etnis Jawa, Sunda, Bugis, Makassar, Minangkabau dan lainnya. Sedangkan pemeluk agama Buddha umumnya adalah Tionghoa dan Hindu berasal dari etnis Bali.
 
== Pendidikan ==