Ala'uddin dari Gowa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
menambahkan konten dan rujukan |
||
(29 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty| name =
| succession = [[dinasti Gowa|Karaeng Gowa]]
| moretext =
Baris 9 ⟶ 7:
| death_place = [[Somba Opu]]
| spouse =
| issue =Sultan Malikussaid (Tumamenang ri Papambatuna)
| full name = I
| posthumous name =
| house =
| father = [[Tunijalloq]]
Baris 19 ⟶ 17:
| reign = 1593 hingga 15 Juni 1639
| coronation =
| predecessor = [[
| successor = [[Sultan Malikussaid dari Gowa|Tumamenang ri Papambatuna]]
}}
'''Sultan
[[Datuk ri Bandang]], seorang pendakwah [[suku Minangkabau|Minangkabau]] yang berasal dari [[Koto Tangah]], mengislamkan I
== Penerimaan Islam ==
Pada tahun 1605, [[Datuk ri Bandang]] menyebarkan agama Islam di Kerajaan Gowa. Dato ri Bandang adalah seorang ulama yang berasal dari Minangkabau. I Mangerangi Daeng Manrabbia yang saat itu menjadi Raja Gowa yang ke-14, memeluk Islam pada tanggal 9 Jumadil Awal 1051 Hijriah. Setelah menjadi muslim, I Mangerangi Daeng Manrabbia memperoleh gelar sebagai Sultan Alauddin.
== Perluasan wilayah kekuasaan ==
Kerajaan Gowa telah memulai penaklukan Kerajaan Bone dengan mengadakan serangan sebanyak lima kali sejak tahun 1562. Sultan Alauddin selaku Sultan Gowa melanjutkan ekspansi militer yang keenam ke daerah Kerajaan Bone. Saat itu, Kerajaan Bone dipimpin oleh La Tenrirua. Alasan yang melandasi tindakannya ini adalah [[penyebaran Islam]]. Kerajaan Gowa akhirnya mampu menaklukkan Kerajaan Bone pada serangan ini. Hasil dari ekspansi ini membuat La Tenrirua menjadi muslim. Namun terjadi penolakan oleh rakyat dan Hadat Tujuh Kerajaan Bone. Sehingga, posisi La Tenrirua sebagai raja digantikan oleh La Tenripale (1611-1613).<ref>{{Cite book|date=2016|url=http://eprints2.ipdn.ac.id/id/eprint/388/1/ARUNG%20PALAKKA%20SANG%20FENOMENAL.pdf|title=Arung Palakka Sang Fenomenal|location=Makassar|publisher=De La Macca|isbn=978-602-263-089 0|editor-last=Patarai|editor-first=Muhammad Idris|pages=69|url-status=live}}</ref>
Pada masa Sultan Alauddin, dibangun dua [[benteng]] yang tujuannya untuk memperkuat pertahanan istana raja di Somba Opu. Kedua benteng ini bernama Benteng Ana Gowa dan Benteng Garassi.
== Perdagangan ==
Sultan Alauddin menerapkan sikap keterbukaan kepada para pedagang asing, sehingga para penguasa lokal dalam wilayah Kesultanan Makassar menerima kedatangan para pedagang dari manapun. Keterbukaan Sultan Alauddin dinyatakannya dengan menyatakan deklarasi tentang kemerdekaan berdagang di wilayah [[laut]] Kesultanan Makassar.<ref>{{Cite book|date=2009|title=Kuasa dan Usaha di Masyarakat Sulawesi Selatan|location=Makassar dan Jakarta|publisher=Penerbit Ininnawa dan KITLV Jakarta|isbn=978-979-98499-7-7|editor-last=Tol, R., Dijk, K. v., dan Acciaoli, G.|translator-last=Tim Penerjemah Ininnawa|trans-title=Authority and enterprise among the peoples of South Sulawesi|chapter=Pendahuluan|url-status=live}}</ref>
== Referensi ==
<references />
=== Daftar pustaka ===▼
* {{cite book |last=Cummings |first=William P. |date=1 Januari 2007 |title=A Chain of Kings: The Makassarese Chronicles of Gowa and Talloq |url=https://books.google.com/?id=0jDBXoKAq6UC&dq=empire%20of%20gowa |publisher=KITLV Press|isbn=978-9067182874 |ref={{harvid|Cummings|2007a}}}}▼
▲* {{cite book |last=Cummings |first=William P. |date=1 Januari 2007 |title=A Chain of Kings: The Makassarese Chronicles of Gowa and Talloq |url=https://books.google.com/?id=0jDBXoKAq6UC&dq=empire%20of%20gowa |publisher=KITLV Press |isbn=978-9067182874 |ref={{harvid|Cummings|2007a}} }}{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
[[Kategori:Raja di Indonesia]]
[[Kategori:Kesultanan Gowa]]
|