Sejarah Johor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Roby diery (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(12 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
'''Sejarah Johor''' dimulai pada masa pemerintahan [[Kesultanan Malaka]]. Sebelumnya daerah Johor merupakan bagian dari [[Kesultanan Malaka]], kemudian [[Malaka]] jatuh akibat penaklukan [[Portugal]] pada tahun [[1511]].<ref>Hooker. ''A Short History of Malaysia'' hal. 75 </ref> Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]], setelah wafatnya Sultan Malaka, [[Sultan Mahmud Syah dari Malaka|Mahmud Syah]] tahun 1528 di [[Kampar]], [[Alauddin Syah dari Johor|Sultan Alauddin Syah]], salah seorang putra raja Malaka, menjadikan Johor sebagai pusat pemerintahannya dan kemudian dikenal sebagai '''Kesultanan Johor'''.
'''Sejarah Johor''' dimulai pada masa pemerintahan Wiz_Fiz
[[Kesultanan Malaka]]. Sebelumnya daerah Johor merupakan bagian dari [[Kesultanan Malaka]], kemudian [[Malaka]] jatuh akibat penaklukan [[Portugal]] pada tahun [[1511]].<ref>Hooker. ''A Short History of Malaysia'' hal. 75 </ref> Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]], setelah wafatnya Sultan Malaka, [[Sultan Mahmud Syah dari Malaka|Mahmud Syah]] tahun 1528 di [[Kampar]], [[Alauddin Syah dari Johor|Sultan Alauddin Syah]], salah seorang putra raja Malaka, menjadikan Johor sebagai pusat pemerintahannya dan kemudian dikenal sebagai '''Kesultanan Johor'''.
 
Sebagai pewaris Malaka, Sultan Johor menganggap wilayah [[Johor]], [[Pahang]], [[Selangor]], [[Singapura]], [[Kepulauan Riau]], dan daerah-daerah di [[Sumatra]] seperti [[Kesultanan Deli|Deli]], [[Kesultanan Siak|Siak]], [[Rokan]], [[Kerajaan Inderagiri|Inderagiri]], [[Batu Bara]], dan [[Jambi]] sebagai wilayah kedaulatannya.<ref>Andaya & Andaya. ''A History of Malaysia''. bab 4 "The Demise of Malay Entrepot State 1699-1899"</ref><ref>{{cite book|title=Sejarah dan tamadun bangsa Melayu|author=Ahmad Jelani Halimi|publisher=Utusan Publications|chapter=Kerajaan Johor Riau}}</ref> Pengaruh perjanjian London tahun 1824 bekas wilayah Kesultanan Johor dibagi atas wilayah jajahan Inggris dan Belanda. Setelah kemerdekaan [[Malaysia]], Johor kemudian menjadi salah satu negara bagian Malaysia pada tahun [[1963]].
 
== Perang Segi Tiga ==
Baris 11 ⟶ 10:
 
== Perang Johor-Jambi ==
Krisis antara Johor dan [[Kesultanan Jambi|Jambi]] bermula disaat kedua belah pihak berselisih paham mengenai perebutan kawasan yang bernama [[Kuala Tungkal|Tungkal]]. Pada masa ini Johor diperintah oleh Sultan Abdul Jalil Syah III dan pemerintahan lebih banyak dimainkan oleh Raja Muda. DenganDalam jatuhnyausaha Malakauntuk Portugismendapatkan padaTungkal tahundari 1641tangan danorang kemunduranJambi, Aceh karena semakin kuatnya kekuasaan Belanda,orang Johor mulaitelah bangkitmenghasut kembalipenduduk sebagaiTungkal kekuatan di sepanjang Selat Malaka pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Shah III (1623–1677untuk )memberontak. [6]Hal Pengaruhnyaini meluasmenimbulkan kekemarahan Pahang,Pemerintah Sungei Ujong, Malaka, Klang, dan Kepulauan RiauJambi. [7] Selama perang segitiga, Jambi juga muncul sebagaiNamun kekuatan ekonomi dan politik regional di Sumatra. Awalnya ada upaya aliansi antara Johor dan Jambi dengan perkawinan yang dijanjikandisegani antara pewaris Raja Muda dan putri Pengeran daripemerintah Jambi. Namun,pada Raja Muda malah menikahi putri Laksamana Abdul Jamil yang, khawatir tentang pengenceran kekuasaan dari aliansi semacamwaktu itu, menawarkanmenyebabkan putrinyaJambi sendirimemilih untuk menikah sebagai gantinyaberdamai. [8] Aliansi itu kemudian rusak, dan perang 13 tahun kemudian terjadiKetegangan antara Johor dan negaraJambi Sumatradapat dimulaidiredakan padakarena 1666.perkawinan Perangantara ituRaja membawa malapetaka bagiMuda Johor sebagaidengan ibuPuteri kota Johor, Batu Sawar, dipecat oleh[[Kesultanan Jambi pada 1673. |Sultan melarikan diri ke Pahang dan mati empat tahun kemudian. Penerusnya, Sultan Ibrahim (1677–1685), kemudian melibatkan bantuan orang-orang Bugis dalam perjuangan untuk mengalahkan Jambi. [7] Johor pada akhirnya akan menang] pada tahun 1679, tetapi juga berakhir dengan posisi lemah karena orang-orang Bugis menolak untuk pulang, dan Minangkabaus dari Sumatra juga mulai menegaskan pengaruh mereka. [8[1659]].{{fact}}
 
Setelah perebutan Batu Sawar pada 1673, ibu kota Johor sering dipindahkan untuk menghindari ancaman serangan dari Jambi. Sepanjang sejarahnya, para penguasa Johor pada kenyataannya terus-menerus menggeser pusat kekuasaan mereka berkali-kali dalam upaya mereka menjaga kesultanan bersama-sama. Johor Lama (Kota Batu) awalnya didirikan oleh Alauddin Riayat Shah II tetapi dipecat oleh orang Aceh pada tahun 1564. Kemudian dipindahkan ke Seluyut, kemudian kembali ke Johor Lama pada masa pemerintahan Ali Jalla (1571–1597) yang dipecat oleh Portugis pada tahun 1587, kemudian ke Batu Sawar, dan Lingga (kembali direbut oleh Portugis). Hal ini diikuti oleh periode tanpa modal tetap (tempat-tempat termasuk Tanah Puteh dan Makam Tauhid) pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Shah III sebelum ia pindah ke Batu Sawar pada 1640. Setelah Batu Sawar direbut oleh Jambi, ibu kota kemudian termasuk Kota Tinggi, Riau, dan Pancur. [9]
Namun persengketaan antara Johor dan Jambi kembali meletus dikarenakan tindakan kedua-dua pihak yang saling menghina kedaulatan kerajaan masing-masing. Johor kembali berperang dengan membawa 7 buah kapal untuk menyerang perkampungan nelayan Jambi pada bulan Mei 1667. Kegiatan perdagangan semakin merosot akibat perperangan yang terjadi karena tidak ada jaminan keselamatan kepada pedagang untuk menjalankan perdagangan di kawasan bergolak ini. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi kepada Johor. Puncak peristiwa peperangan ini terjadi saat Pengeran Dipati Anom mengetuai sebuah angkatan perang untuk menyerang dan memusnahkan Johor secara mengejutkan pada 4 April 1673. Serangan ini telah melumpuhkan sistem pemerintahan kerajaan Johor. Dalam usaha menyelamatkan diri, Raja Muda bersama seluruh penduduk Johor telah lari bersembunyi di dalam hutan. Bendahara Johor ditawan dan dibawa pulang ke Jambi.{{fact}}
 
Sultan Abdul Jalil Syah III juga melarikan diri ke [[Pahang]]. Baginda akhirnya meninggal dunia di sana pada 22 November 1677. Perperangan yang menyebabkan kekalahan kerajaan Johor ini telah mengakibatkan kerugian yang besar kepada Johor kerana Jambi telah bertindak merampas semua barang berharga milik kerajaan Johor termasuk 4 tan emas, sebagian besar senjata api yang merupakan simbol kemegahan dan kekuatan Johor. Kehilangan senjata api dan tentara dalam jumlah besar menyebabkan kerajaan Johor tidak dapat berbuat apa-apa, dan hal ini secara tidak langsung meruntuhkan kerajaan Johor.
 
== Pengaruh Bugis dan Minangkabau ==
Baris 62 ⟶ 64:
| 1760-[[1770]] || Masa peralihan || Penaklukan Raja Ismail
|-
| 1770-[[1779]] || [[Muhammad Ali dari Siak|Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah]]</br />Raja Muhammad Ali || [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|Raja Siak]]
|-
| 1779-[[1781]] || [[Ismail dari Siak|Raja Ismail]] ||
Baris 74 ⟶ 76:
| 1818-[[1819]] || Masa peralihan || Siak melepas Johor, kemudian diperebutkan [[Inggris]] di [[Singapura]] dan [[Belanda]] di [[Tanjungpinang]]
|-
| 1819-[[1824]] || [[Abdul Rahman dari Lingga|Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah]]** </br /> [[Husain dari Singapura|Sultan Husain]]*** || Johor diklaim oleh 2 raja
|-
| 1824-[[1855]] || Masa peralihan || Johor menjadi jajahan Inggris****
Baris 90 ⟶ 92:
| 2010- sekarang || [[Ibrahim Ismail dari Johor|Sultan Ibrahim Ismail ibni Sultan Iskandar]] ||
|-
|colspan="13" style="text-align:left;font-size:88%;"|'''Catatan:'''</br /> * Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]] versi [[Raffles]].</br /> ** [[Kesultanan Lingga|Raja Lingga]] dibawah perlindungan Belanda. </br /> *** Raja Singapura dibawah perlindungan Inggris. </br />**** Pengaruh [[Perjanjian London tahun 1824]].</br /> ***** Diangkat oleh Inggris menjadi raja di Johor.
| 2010- Sekarang || [[Mohamad Rosmawe Mohamad|Sultan Muhammad II Muazzam Shah]] || [[Yang Di-Pertuan Besar Siak]]
|}
'''Catatan:'''</br> * Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]] versi [[Raffles]].</br> ** [[Kesultanan Lingga|Raja Lingga]] dibawah perlindungan Belanda.</br> *** Raja Singapura dibawah perlindungan Inggris.</br>**** Pengaruh [[Perjanjian London tahun 1824]].</br> ***** Diangkat oleh Inggris menjadi raja di Johor.
|}
 
== Lihat pula ==
* [[Kesultanan MelakaMalaka]]
* [[Kesultanan Siak Sri Inderapura]]
* [[Kesultanan Lingga]]
Baris 106:
== Rujukan ==
* {{cite book|title=The Kingdom of Johor, 1641-1728: a study of economic and political developments in the Straits of Malacca|author1=Leonard Y. Andaya|publisher=Cornell University|year=1971}}
* {{cite book|title= A Short History of Malaysia|url= https://archive.org/details/shorthistoryofma0000hook|last=Hooker|first=Virginia Matheson|publisher=Allen & Unwin|year=2003|id= ISBN 1-86448-955-3}}
* {{cite book|title=A History of Malaysia|author1=Barbara Watson Andaya|author2=Leonard Y. Andaya|publisher=Palgrave Macmillan|year=1984}}
* Johan Wahyudhi (2016) ''[http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/31755 Pasang Surut Diplomatik Kesultanan Aceh dan Johor Abad XVI-XVII].'' Jakarta '':'' UIN Syarif Hidayatullah
 
{{Kerajaan di Sumatra}}
 
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Johor]]
[[Kategori:Kerajaan di Kepulauan Riau|Johor]]
[[Kategori:Kerajaan di Riau|Johor]]
[[Kategori:Johor]]
[[Kategori:Sejarah Malaysia|Johor]]