Sejarah Johor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.1) (bot Menambah: ja:ジョホール王国 |
Roby diery (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(42 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
'''Sejarah Johor''' dimulai pada masa pemerintahan [[Kesultanan Malaka]]. Sebelumnya daerah Johor merupakan bagian dari [[Kesultanan Malaka]], kemudian [[Malaka]] jatuh akibat penaklukan [[Portugal]] pada tahun [[1511]].<ref>Hooker. ''A Short History of Malaysia'' hal. 75
Sebagai pewaris Malaka, Sultan Johor menganggap wilayah [[Johor]], [[Pahang]], [[Selangor]],
== Perang Segi Tiga ==
Sesudah Sultan Alauddin Syah membangun pusat pemerintahan baru pada kawasan muara Sungai Johor, perlawanan terhadap penaklukan Portugal terus berlanjut. Pada masa yang sama, dari kawasan utara Pulau
Pada tahun 1641, Belanda berhasil merebut Malaka dari Portugal,<ref>Hooker, ''A Short History of Malaysia'' hal. 82</ref> dan Belanda mengakui kedaulatan Sultan Johor atas wilayah kekuasaannya dan pada saat bersamaan kawasan muara [[Sungai Johor]] kembali muncul sebagai salah satu pelabuhan dagang di [[Semenanjung Malaya]].
== Perang Johor-Jambi ==
Krisis antara Johor dan [[Kesultanan Jambi|Jambi]] bermula disaat kedua belah pihak berselisih paham mengenai perebutan kawasan yang bernama [[Kuala
Namun persengketaan antara Johor dan Jambi kembali meletus dikarenakan tindakan kedua-dua pihak yang saling menghina kedaulatan kerajaan masing-masing. Johor kembali berperang dengan membawa 7 buah kapal untuk menyerang perkampungan nelayan Jambi pada bulan Mei 1667. Kegiatan perdagangan semakin merosot akibat perperangan yang terjadi karena tidak ada jaminan keselamatan kepada pedagang untuk menjalankan perdagangan di kawasan bergolak ini. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi kepada Johor. Puncak peristiwa peperangan ini terjadi saat Pengeran Dipati
Sultan Abdul Jalil Syah III juga melarikan diri ke [[Pahang]]. Baginda akhirnya meninggal dunia di sana pada 22 November 1677. Perperangan yang menyebabkan kekalahan kerajaan Johor ini telah mengakibatkan kerugian yang besar kepada Johor kerana Jambi telah bertindak merampas semua barang berharga milik kerajaan Johor termasuk 4 tan emas, sebagian besar senjata api yang merupakan simbol kemegahan dan kekuatan Johor. Kehilangan senjata api dan tentara dalam jumlah besar menyebabkan kerajaan Johor tidak dapat berbuat apa-apa, dan hal ini secara tidak langsung meruntuhkan kerajaan Johor.
Baris 23:
Tidak puas dengan pelantikan Raja Kecil, bekas Bendahara Abdul Jalil meminta Daeng Parani, pemimpin orang Bugis, untuk menolongnya mendapatkan tahta. Permintaan ini disetujui orang-orang Bugis karena mereka juga kecewa tidak dapat menuntut jabatan Yam Tuan Muda. Pada tahun 1722, Raja Kecil terpaksa meletakkan tahta karena pengaruh Bugis. Anak Bendahara Abdul Jalil kemudiannya dilantik menjadi sultan dengan gelar Sultan Sulaiman Badrul Alam Shah. Tetapi Sultan Sulaiman hanyalah seorang sultan boneka yang tidak mempunyai kekuasaan karena Daeng Merewah yang memegang kuasa sebagai Yamtuan Muda.
Antara tahun 1722 sampai 1746, tahta Kesultanan Johor diperebutkan oleh Raja Kecil dan Raja Sulaiman. Pada tahun 1767, Raja Ismail, telah menjadi duplikasi dari Raja Kecil, didukung oleh [[Orang Laut]], muncul sebagai ''Raja Laut'', menguasai perairan timur
== Penjajahan Belanda dan Inggris ==
Setelah [[Kesultanan Siak Sri Inderapura]] membuat perjanjian dengan Inggris tanggal 31 Agustus 1818, menjadikan [[Singapura]] dan [[Johor]] berada dalam pengawasan Inggris. Kemudian Belanda menekan [[Sultan Siak]] dalam perjanjian tahun 1822 untuk tidak membuat sembarang kerjasama tanpa persetujuan dari Belanda serta wilayah [[Kepulauan Riau]] menjadi bagian kolonial Belanda. Pengaruh dari [[Perjanjian London tahun 1824|Traktat London]] tahun [[1824]] antara [[Inggris]] dan [[Belanda]], secara garis besar membagi bekas wilayah Kesultanan Johor atas dua bagian, kemudian mereka menempatkan raja bawahan pada masing-masing kawasan, sehingga muncul dualisme kepemimpinan pada bekas wilayah Kesultanan Johor, [[Husain dari Singapura|Sultan Husain]] yang didukung oleh [[Inggris]] di [[Singapura]] sedangkan [[Abdul Rahman dari Lingga|Sultan Abdul Rahman Muadzam Syah]] yang berkedudukan di [[Pulau Lingga|Lingga]] didukung oleh [[Belanda]] dari [[Tanjungpinang]].
== Daftar raja Johor ==
Baris 64:
| 1760-[[1770]] || Masa peralihan || Penaklukan Raja Ismail
|-
| 1770-[[1779]] || [[Muhammad Ali dari Siak|Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah]]<
|-
| 1779-[[1781]] || [[Ismail dari Siak|Raja Ismail]] ||
Baris 76:
| 1818-[[1819]] || Masa peralihan || Siak melepas Johor, kemudian diperebutkan [[Inggris]] di [[Singapura]] dan [[Belanda]] di [[Tanjungpinang]]
|-
| 1819-[[1824]] || [[Abdul Rahman dari Lingga|Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah]]** <
|-
| 1824-[[1855]] || Masa peralihan || Johor menjadi jajahan Inggris****
Baris 92:
| 2010- sekarang || [[Ibrahim Ismail dari Johor|Sultan Ibrahim Ismail ibni Sultan Iskandar]] ||
|-
|colspan="13" style="text-align:left;font-size:88%;"|'''Catatan:'''<
|}
Baris 106:
== Rujukan ==
* {{cite book|title=The Kingdom of Johor, 1641-1728: a study of economic and political developments in the Straits of Malacca|author1=Leonard Y. Andaya|publisher=Cornell University|year=1971}}
* {{cite book|title= A Short History of Malaysia|url= https://archive.org/details/shorthistoryofma0000hook|last=Hooker|first=Virginia Matheson|publisher=Allen & Unwin|year=2003|id= ISBN 1-86448-955-3}}
* {{cite book|title=A History of Malaysia|author1=Barbara Watson Andaya|author2=Leonard Y. Andaya|publisher=Palgrave Macmillan|year=1984}}
{{Kerajaan di
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Johor]]
[[Kategori:Kerajaan di Kepulauan Riau|Johor]]
[[Kategori:Kerajaan di Riau|Johor]]
[[Kategori:
[[Kategori:Sejarah Malaysia]]
|