Dolmen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 5 suntingan by Moormaid (bicara): Alasan: suntingan tidak bermanfaat, jika mau menambahkan gambar jangan menggunakan Google image (TW) Tag: Pembatalan |
k Membatalkan 1 suntingan oleh 114.10.100.61 (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt (twinkle) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(14 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|megalit lokasi diadakannya pengorbanan di zaman sejarah|
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Man poseert tussen megalieten bij Batoeberak TMnr 10025819.jpg|jmpl|300px|Dolmen di Desa Gunung Sugih Kecamatan [[Batu Brak]], Lampung Barat (foto diambil pada tahun 1931)]]
[[Berkas:paulnabrone.jpg|ka|jmpl|200px|Dolmen Poulnabrone di the Burren, County Clare, Irlandia]]
'''
Dolmen ditemukan di Eropa, Asia, dan Afrika, terutama di sepanjang pesisir pantai Benua Asia yang memiliki akses langsung dalam penyebaran agama dari Saudi Arabia penyebaran menuju Yeman, Oman, Pakistan, India, Srilanka, dan Indonesia hingga Malaysia. Mereka berasal dari periode Megalithikum awal, sekitar
==
pada umumnya dolmen banyak ditemukan di Jawa Timur dan Sumatra bagian Selatan Dolmen merupakan hasil kebudayaan megalitikum, dimana pada zaman megalit bangunannya selalu berdasarkan kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati terhadap
Menurut pengamatan Hoop, dolmen dolmen yang paling baik terdapat di Batucawang. Papan batunya yang berukuran 3 x 3 meter dengan tebal 7 cm, terletak di atas empat buah batu penunjang. Salah satu dolmen yang digali di Tegurwangi diduga berisi tulang-tulang manusia. Tetapi benda-benda lain yang dianggap sebagai bekal kubur tidak ditemukan. Selain dolmen, di daerah ini banyak ditemukan patung-patung batu, yang diduga merupakan patung nenek moyang. Di antara dolmen-dolmen tersebut terdapat juga dolmen yang papan batunya ditunjang oleh enam batu tegak. Tradisi setempat menyatakan bahwa tempat ini merupakan pusat kegiatan upacara pemujaan nenek moyang dan tempat tempat untuk penguburan. Di daerah ini ditemukan pula domen bersama-sama menhir. Temuan dolmen-dolmen lainnya terdapat di Pamatang dan pulau Panggung, dan di kedua tempat pula ditemukan patung batu. Daerah temuan lain ialah Nanding, Tanjungara, Pajarbulan (di sini dolmen ditemukan bersama-sama dengan lesung batu), Gunungmegang, Tanjungsakti, Pagerdewa, Lampung Barat dan Sumbawa. Dolmen diperkirakan mulai dikenal dalam masyarakat Indonesia pada zaman bercocok tanam<ref name="Ib1"/>.
Baris 18:
=== Kepercayaan ===
Masyarakat masa bercocok tanam memiliki ciri khas yang sesuai dengan perkembangan penemuan-penemuan barunya. Nilai-nilai hidup semakin berkembang dan manusia pada waktu itu tidak lagi menggantungkan hidupnya pada alam, tetapi sudah menguasai alam lingkungan sekitarnya dan aktif membuat
Sebagai masyarakat petani, penduduk sudah dapat memproduksi makanan sehari-hari. Salah satu segi yang menonjol dalam masyarakat adalah sikap terhadap kehidupan yang sudah mati. Kepercayaan tradisional bahwa roh seseorang tidak lenyap pada saat orang meninggal, sangat memperngaruhi kehidupan manusia dalam hal yang positif. Roh dianggap mempunyai kehidupan di alamnya tersendiri sesudah orang meninggal<ref name="megalit">http://repositori.kemdikbud.go.id/4657/1/megalitik%20fenomena%20yang%20berkembang%20di%20indonesia.pdf</ref>.
{{arkeologi-stub}}
|