Margono Djojohadikoesoemo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+foto
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(26 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox President
| name = {{PAGENAME}}
| lived =
| image = Margono Djojohadikusumo, Kami Perkenalkan (1952), p86.jpg
| caption =
| office = [[Ketua DPA|Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara]] ke-1
| president = [[Soekarno]]
| term_start = 25 September 1945
| term_end = 6 November 1945
| predecessor =
| successor = [[Wiranatakoesoema V|Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema V]]
| office2 = Direktur [[Bank Negara Indonesia]] ke-1
| president2 = [[Soekarno]]
| term_start2 = 1946
| term_end2 = 1953
| predecessor2 =
| successor2 = [[Abdul Karim (bankir)|Abdul Karim]]
| nickname =
| birth_date = {{birth date|1894|5|16}}
| death_date = {{death date and age|1978|7|25|1894|5|16}}
| birth_place = {{flagicon|Belanda}} = [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
| death_place = {{flagicon|Indonesia}} = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| alma_mater =
| spouse = [[Siti Katoemi Wirodihardjo]]
| children = [[Soemitro Djojohadikoesoemo]]<br />[[Soebianto Djojohadikoesoemo]] <br />[[Soejono Djojohadikusumo|Soejono Djojohadikoesoemo]]
|religion known_for = Pendiri [[IslamBank Negara Indonesia]]
| honorific_prefix = [[Raden Mas]]
}}
 
[[Berkas:RM Margono Djojohadikusumo.jpg|jmpl|ka|Margono Djojohadikusomo (duduk kanan), dan cucu-cucunya: Hashim Djojohadikusumo (duduk tengah), Siti Katoemi Wirodihardjo (duduk kiri), Prabowo Subianto (kanan atas) dan kedua saudari Prabowo pada tahun 1963 di Kuala Lumpur]]
'''[[Raden Mas|R. M.]] '''Margono Djojohadikoesoemo''', ({{lahirmati|[[Kabupaten Banyumas|Banyumas]]|16|5|1894||25|7|1978}}) adalah pendiridirektur utama pertama dari [[Bank Negara Indonesia]]. Ia adalah keturunan dari Raden Joko Kaiman yang merupakan pendiri [[Kabupaten Banyumas]], sekaligus [[Bupati]] [[Banyumas]] yang pertama. Margono merupakan orang tua dari Begawanbegawan Ekonomiekonomi Indonesia, [[Soemitro Djojohadikoesoemo|Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo]], dan juga ayah dari dua pemuda yang gugur dalam peristiwa [[Pertempuran Lengkong]]:, yakni [[Soebianto Djojohadikoesoemo|Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo]] dan [[Soejono Djojohadikusumo|Taruna Soejono Djojohadikoesoemo]].<ref>{{Cite web |url=http://sejarah.kompasiana.com/2010/08/07/monumen-lengkong-saksi-bisu-darah-pejuang-kemerdekaan-218865.html |title=Monumen Lengkong: ''Saksi Bisu Darah Pejuang Kemerdekaan''. |access-date=2013-01-16 |archive-date=2013-02-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130227070543/http://sejarah.kompasiana.com/2010/08/07/monumen-lengkong-saksi-bisu-darah-pejuang-kemerdekaan-218865.html |dead-url=yes }}</ref>. Nama mereka lalu diabadikan dalam nama cucunya, yakni politikus dan mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad, [[Prabowo Subianto]], serta pengusaha [[Hashim Sujono DjojohadikoesoemoDjojohadikusumo|Hashim Sujono]].
 
Margono Djojohadikoesoemo yang lahir pada tanggal [[16 Mei]] [[1894]] di [[PurwokertoKabupaten Banyumas|Banyumas]], adalah cucu buyut dari [[Raden Tumenggung Banyakwide]] atau lebih dikenal dengan sebutan ''Panglima Banyakwide'', pengikut setia dari [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]] yang kemudian diangkat menjadi Bupati Roma (sekarang [[Karanganyar, Kebumen]])
dengan gelar Raden Tumenggung Kertanegara IV, dan anak dari asisten [[Kawedanan|Wedana]] [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]]. Ia bersekolahlalu sekolah di ''[[Europeesche Lagere School]]'' (''[[Europeesche Lagere School|ELS]]'') [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], adalah sebuah [[Sekolah dasar|Sekolah Dasar]] pada zaman kolonial [[Belanda]] di [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], darimulai tahun [[1900]]- hingga [[1907]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=Ii4_gLKFsMYC&pg=PA541&lpg=PA541&dq=Margono+Djojohadikusumo+sekolah&source=bl&ots=WB-HprCSjc&sig=U9yonN5p_vWvXLRGqn7iXgkbRtY&hl=id&ei=jZ7UTufxHc_IrQeemdGmDg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBgQ6AEwAA#v=onepage&q=Margono%20&f=false "''Menjadi Indonesia''", halaman 541.]</ref>.
 
== Biografi ==
Margono lahir pada 16 Mei 1894 di Banyumas. Ayahnya adalah berasal dari kelompok priyayi yang menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda. Keluarga dia merupakan keturunan bangsawan yang pernah berperang melawan Belanda selama Perang Jawa.<ref name="tokoh">{{cite book|date=1993|url=https://www.google.co.id/books/edition/Tokoh_tokoh_Badan_Penyelidik_Usaha_Usaha/_f35qieC4Z8C|title=Tokoh-tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|pages=75–77|language=id}}</ref> Margono menggambarkan keluarganya sebagai bangsawan "miskin". Dia sebenanya anak keenam, tetapi semua kakaknya meninggal saat masih kecil.<ref name="purdey">{{cite journal|last1=Purdey|first1=Jemma|date=September 2016|title=Narratives to power: The case of the Djojohadikusumo family dynasty over four generations|journal=South East Asia Research|volume=24|issue=3|pages=369–385|doi=10.1177/0967828X16659728|s2cid=151698429}}</ref> Menurut Margono, dia tidak pernah mengunjungi makam leluhurnya karena yang tidak mau mengakui keturunannya yang bekerja untuk Belanda. Ia mulai belajar di Europeesche Lagere School (sekolah dasar kolonial) pada tahun 1901, dan setelah lulus pada tahun 1907 ia melanjutkan pendidikannya di [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren]] (OSVIA; sekolah pegawai negeri) di Magelang hingga tahun 1911.<ref name="tokoh" />
 
== Ketua DPAS ==
Sehari setelah pelantikan [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]] menjadi Presiden dan Wapres, dibentuk [[Kabinet Presidensial|Kabinet Presidentil]] dan [[Dewan Pertimbangan Agung|Dewan Pertimbangan Agung Sementara]] ([[Dewan Pertimbangan Agung|DPAS]]). Sebagai [[Ketua DPA|Ketua DPAS]] yang pertama ditunjuklah R.M. Margono Djojohadikusomo.<ref>[http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/324/jbptunikompp-gdl-rhadityaai-16198-3-bab2-0001.pdf "''Proses Akuntansi Pada Sistem Boss On-Line di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.''", bab II – halaman 6.]</ref>.
 
== [[Bank BNI]]Negara Indonesia ==
Sebagai [[Ketua DPA|Ketua DPAS]], Margono mengusulkan supaya dibentuk sebuah [[Bank sentral|Bank Sentral]] atau [[Bank Sirkulasi]] seperti yang dimaksud dalam [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD '45]]. [[Soekarno]]-[[Mohammad Hatta]] kemudian memberikan mandat kepada Margono untuk membuat dan mengerjakan persiapan pembentukan [[Bank sentral|Bank Sentral]] ([[Bank Sirkulasi]]) Negara Indonesia pada tanggal [[16 September]] [[1945]].
 
Pada tanggal [[19 September]] [[1945]], sidang Dewan Menteri Republik Indonesia memutuskan untuk membentuk sebuah bank milik negara yang berfungsi sebagai "''Bank Sirkulasi''".
 
Akhirnya Padapada [[15 Juli]] [[1946]], terbitlan [[Peraturan pemerintah pengganti undang-undang|PerpuPerppu]] nomor 2 tahun [[1946]] tentang pendirian [[Bank Negara Indonesia]], dan penunjukan R.M. Margono Djojohadikusomo sebagai Direktur Utama [[Bank Negara Indonesia]] ([[Bank Negara Indonesia|BNI]]).<ref>[{{Cite web |url=http://www.investasi-emas.info/new/education/Makalah-Widigdo.pdf |title=Posisi dan Peranan Bank Negara Indonesia.] |access-date=2011-11-29 |archive-date=2011-10-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111019162303/http://www.investasi-emas.info/new/education/Makalah-Widigdo.pdf |dead-url=yes }}</ref>.
 
Selama ia menjadi dirut Bank BNI, pada tahun [[1970]], status hukum [[Bank BNI]]Negara dinaikkanIndonesia diubah menjadi [[persero]].
 
== Hak angket ==
Baris 48 ⟶ 53:
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, "''[[Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat|Hak Angket]]''" pertama kali digunakan [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] pada tahun [[1950]]-an. Ihwalnya berawal dari usul resolusi oleh R.M. Margono Djojohadikusomo agar [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] mengadakan "''[[Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat|Hak Angket]]''" atas usaha memperoleh [[devisa]] dan cara mempergunakan [[devisa]].
 
Panitia [[Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat|angket]] yang kemudian dibentuk beranggota 13 orang yang diketuai Margono. Tugasnya adalah menyelidiki untung-rugi mempertahankan devisen-regime berdasarkan Undang-Undang Pengawasan Devisen tahun [[1940]] dan perubahan-perubahannya.<ref>[http://sorot.news.viva.co.id/news/read/111349-angket__ungkit__dan_target Angket, Ungkit, dan Target.]</ref><ref>[http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=89214 Nasib Hak Angket DPR.]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>.
 
== Meninggal dunia ==
R.M. Margono Djojohadikusomo meninggal dunia pada tanggal [[25 Juli]] [[1978]] di [[Jakarta]], dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dawuhan, [[Banyumas]], [[Jawa Tengah]].<ref>{{Cite web |url=http://peristiwanasional.wordpress.com/2011/09/05/meninggal-dunia-r-m-margono-djojohadikusumo/ |title=Meninggal Dunia (R.M. Margono Djojohadikusomo). |access-date=2013-02-19 |archive-date=2013-02-19 |archive-url=https://archive.istoday/20130219084816/peristiwanasional.wordpress.com/2011/09/05/meninggal-dunia-r-m-margono-djojohadikusumo/ |dead-url=no }}</ref><ref>[http://majalah.tempo.co/konten/1978/08/05/PT/72403/Meninggal-dunia/23/08 Meninggal Dunia.]</ref>.
 
== Penghargaan ==
Baris 58 ⟶ 63:
Nama R.M. Margono Djojohadikusumo juga diabadikan menjadi nama jalan di [[Jakarta]].
 
Kisah kehidupannya menjadi inspirasi pembuatan film [[Merah Putih (film)|Merah Putih]].<ref>[http://www.youtube.com/watch?v=3Yz3zXo3CME Film Indonesia – “''MERAH PUTIH''”.]</ref>.
 
Tidak seperti yang dipercaya banyak orang, nama Rumah Sakit Margono yang berlokasi di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah bukanlah berasal dari nama R.M. Margono Djojohadikusumo, tetapi berasal dari nama [[Margono Sukarjo]]. Margono sukarjo adalah dokter ahli bedah pertama di indonesia.<ref>[https://www.rsmargono.go.id/sejarahsingkat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto]</ref>.
 
== Bibliografi ==
Baris 82 ⟶ 87:
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=19595 Mengenang Pendiri Bank BNI: ''Perlu Toleransi Meski dengan Pesaing''.]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/DDE2ED6B-A2A2-42EE-A4D0-BF5116483AED/871/SejarahKelembagaanPeriode19531959.pdf Sejarah Bank Indonesia: ''Kelembagaan Periode 1953-1959'', halaman 9.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140514095652/http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/DDE2ED6B-A2A2-42EE-A4D0-BF5116483AED/871/SejarahKelembagaanPeriode19531959.pdf |date=2014-05-14 }}
 
{{start box}}
Baris 92 ⟶ 97:
|after=[[Wiranatakoesoema V|R.A.A. Wiranatakoesoema V]]
|years=25 September 1945 – 6 November 1945}}
{{s-bus}}
{{succession box
|title=Direktur Utama [[Bank Negara Indonesia]]
Baris 104 ⟶ 110:
{{lifetime|1894|1978|Djojohadikusomo, Margono}}
 
[[Kategori:TokohBangsawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Banyumas]]
[[Kategori:Bankir Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Direktur Utama Bank Negara Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh ekonomi Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Banyumas]]
[[Kategori:Tokoh dari Banyumas]]
[[Kategori:Tokoh dari Purwokerto]]
[[Kategori:Tokoh dari Kebumen]]
[[Kategori:Tokoh Kebumen]]