Amrus Natalsya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dasimarajo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
|
|
|
| image = ▼
| birth_place
| death_date = {{Death date and age|2024|01|31|1933|10|21|df=y}}
| death_place = [[Bogor]], [[Jawa Barat]], Indonesia
▲| birth_name = Amrus
| known_for =
▲| birth_date = {{Birth date|1933|10|21}}
| training = Seni Rupa Indonesia di [[Yogyakarta]] (1954)
▲| birth_place = [[Natal, Mandailing Natal|Natal]], [[Sumatera Utara]], [[Hindia Belanda]]
| notable_works = <br>
|
▲| citizenship = [[Indonesia]]
▲| notable_works = Orang Buta yang Terlupakan (patung kayu, 1955)<br>Tangisan yang Tak Terdengar (lukisan, 1955)<br>Teman-temanku (lukisan, 1959)<br>Bahtera Nuh (patung kayu, 1998)<br>Pecinan (lukisan, 1999)
▲| movement =
}}
'''Amrus Natalsya''' ({{lahirmati||21|10|1933||31|1|2024}})<ref>{{Cite book|last=Dewan Kesenian Jakarta|date=Desember 1980|url=https://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/1980%20Pameran%20Besar%20Seni%20Lukis%20Indonesia%204.pdf|title=1980 Pameran Besar Seni Lukis Indonesia 4|publisher=Dewan Kesenian Jakarta|url-status=live}}</ref> adalah seorang penyair, pelukis, dan seniman patung kayu Indonesia. Dia adalah seorang tahanan politik rezim [[Soeharto]]; ditangkap selama [[Transisi ke Orde Baru]] pada tahun 1965 karena hubungannya dengan Partai Komunis, ia ditahan di penjara tanpa dakwaan hingga tahun 1973.
==Latar belakang==
Baris 90 ⟶ 28:
Pada tahun 1957, ia menggelar pameran tunggal pertamanya di [[Jakarta]]. Dalam pameran itu ia mempersembahkan pahatan kayu setinggi empat meter. Pada tahun 1959, dia bersama [[Batara Lubis]], dan kartunis A. Sibarani, mewakili Indonesia pada Pekan Pemuda Internasional di [[Wina]]. Dalam perjalanan pulang menuju Indonesia, mereka mengunjungi [[Uni Soviet]] dan [[Cina]]. Tahun berikutnya dia pergi ke [[Jeddah]], [[Arab Saudi]] atas undangan walikota untuk membuat panel kayu dengan kaligrafi. Disaat yang sama ia melakukan ibadah haji.
Pada tahun 1960, pada pameran mahasiswa di Jakarta, ia memamerkan lukisan di atas kanvas. Lagi-lagi ia menarik perhatian Soekarno yang kemudian membeli lukisannya yang berjudul "Teman-temanku". Pada tahun 1961, bersama mahasiswa lain (Misbach Tamrin, [[Kuslan Budiman]], Adrianus Gumelar, dan lain-lain) ia mendirikan bengkel seni "Bumi Tarung" di Jakarta.<ref>Misbach Tamrin. Amrus Natalsya dan Bumi Tatung. Bogor: Amnat Studio. 2008</ref><ref>Bumi Tarung Perupa Lekra
Setelah peristiwa [[Gerakan 30 September|30 September 1965]], ia ditangkap dan ditahan tanpa pengadilan. Patung-patung karyanya dibakar saat pergantian pemerintahan [[Orde Lama]]. Setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 1973, ia bekerja di bengkelnya di [[Pasar Seni Ancol]].<ref>[https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Amrus-Natalsya Ensiklopedi Tokoh Jakarta, Amrus Natalsya]</ref> Disini dia menguasai genre
Namun ia tidak meninggalkan kegemaran lamanya pada patung kayu. Pada sebuah pameran di Pusat Kebudayaan Jakarta di tahun 1998, patung "Bahtera Nuh" karyanya diakui sebagai karya terbaik pameran dan dibeli oleh Museum [[Universitas Pelita Harapan]]. Adapun gambar-gambar di papan, seri yang paling mengesankan adalah "Pecinan", yang dibuatnya
==Publikasi==
Baris 105 ⟶ 43:
==Referensi==
{{reflist}}
[[Kategori:Seniman Minangkabau]]
[[Kategori:Pelukis Indonesia|B]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:
▲[[Kategori:Tokoh Sumatra Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Mandailing Natal]]
▲[[en:Amrus Natalsya]]
|