Servasius Bambang Pranoto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(28 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Multiple issues|
{{COI}}
{{Advert|date=Juni 2024}}
{{Disputed|date=Juli 2021}}}}
{{Orphan|date=Maret 2023}}
{{Infobox person
| name = Servasius Bambang Pranoto
| image =
| birth_name =
| birth_place = [[Klaten]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
| alma_mater = [[Universitas Kristen Satya Wacana]]
| occupation = Owner of PT Kutus Kutus Herbal, Yayasan Bhakti Semesta, PT Radio Rakosa
▲| spouse = Lilies Susanti.H
| children = 4
}}
'''Servasius Bambang Pranoto''' ({{Lahirmati|[[Klaten]], [[Solo]]|13|5|1955}}) adalah penemu [[Ramuan tradisional|ramuan]] minyak [[Kutus Kutus]] dan pemilik perusahaan [[PT Kutus Kutus Herbal]] (semula bernama PT Tamba Waras) yang memproduksi minyak Kutus Kutus. Ramuan minyak Kutus Kutus terbuat dari campuran
Per Oktober 2018, produksi minyak Kutus Kutus telah mencapai satu juta botol per tahun dengan pemasaran di seluruh [[Indonesia]] hingga [[Australia]], [[Eropa]], dan negara-negara lainnya,<ref name=":2">{{Cite web|url=https://intisari.grid.id/read/031267214/kisah-di-balik-minyak-kutus-kutus-baru-berdiri-5-tahun-tapi-omzetnya-capai-rp230-miliar-per-bulan|title=Kisah di Balik Minyak Kutus Kutus, Baru Berdiri 5 Tahun, Tapi Omzetnya Capai Rp230 Miliar per Bulan - Semua Halaman - Intisari|website=intisari.grid.id|language=id|access-date=2020-03-07}}</ref>
Nama Kutus Kutus berasal dari [[Bahasa Bali]], yang berarti delapan delapan. Angka delapan dinilai sebagai bentuk angka yang unik, sempurna, dan menyerupai [[:en:Infinity|simbol infiniti]] yang berarti tanpa batas<ref name=":0" /> dan simbol kebaikan dalam bahasa Tionghoa.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/q23ig7423|title=Membedah Minyak Kutus-Kutus dari Sang Pemilik|date=2019-12-07|website=Republika Online|access-date=2020-03-07}}</ref>
Ramuan minyak Kutus Kutus ditemukan Servasius Bambang Pranoto pada tahun 2011, ketika kedua kakinya lumpuh akibat terjatuh di pematang sawah saat memikul kentang seberat 10 kilogram.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://tambawaras.co/kutus-kutus-masyarakat-bertanya-heru-menjawab/|title=Frequently asked questions|last=|first=|date=|website=Kutus Kutus Tamba Waras|language=ID|access-date=2020-03-07}}{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Meski sudah berobat ke dokter, kedua kaki Servasius tak kunjung sembuh, sehingga dia nyaris putus asa. Inspirasi membuat ramuan dari berbagai tanaman [[herbal]] dan rempah-rempah kemudian muncul saat dirinya bermeditasi. Servasius lalu membuat minyak balur atau gosok berdasarkan resep [[leluhur]].<ref name=":0">{{Cite
Seluruh bahan rempah-rempahan yang jumlahnya
Racikan minyak yang dibuatnya terbukti berkhasiat mengobati kakinya yang lumpuh sehingga sembuh dalam tiga bulan. Setelah itu, Servasius Bambang Pranoto melakukan riset selama satu tahun, dari tahun 2012 hingga tahun 2013, untuk menemukan racikan minyak balur yang aromanya pas, tidak berbau, dan mudah meresap. Setelah mendapatkan aroma yang pas, Servasius Bambang Pranoto kemudian memproduksi 500 botol minyak Kutus Kutus, namun tidak ada satu pun yang laku pada saat itu.<ref name=":3" />
Baris 26 ⟶ 30:
Akhirnya, Servasius Bambang Pranoto menunjuk seorang distributor untuk memasarkan minyak Kutus Kutus, sedangkan dirinya fokus mengurusi produksi. Distribusi dilakukan melalui media sosial. Pada Oktober 2014, Servasius Bambang Pranoto melakukan pertemuan pertama secara tatap muka dengan para ''reseller'' Kutus Kutus, setelah selama ini mereka hanya berkomunikasi melalui Facebook. Perjalanan bisnis minyak Kutus Kutus sempat tidak berjalan baik, setelah produk dan jaringan bisnis distribusinya sempat dibajak oleh mitra distributor kepercayaannya. Akhirnya, Servasius memutuskan untuk menata kembali jaringan distribusinya dan menangani langsung penjualan. Setelah pemasaran dipegangnya, angka penjualan minyak Kutus Kutus terus bergerak naik secara signifikan.<ref name=":3" />
Izin edar dari [[Badan Pengawas Obat dan Makanan]] (BPOM) baru diperoleh Servasius Bambang Pranoto pada tahun 2017, setelah empat tahun dia mengajukan. Sebelum mendapatkan izin edar, Servasius Bambang Pranoto mengaku sempat mendapat teguran dari berbagai instansi yang mengkritik caranya membuat minyak Kutus Kutus dari dapur rumahnya yang dianggap tidak sesuai dengan standar pembuatan obat yang baik.<ref>{{Cite
Pada 8 Desember 2018, Servasius Bambang Pranoto kemudian mendirikan pabrik Kutus Kutus, melalui perusahaan Tamba Waras, di Jalan Darmagiri No 88, Desa Bitra, Gianyar, Bali.<ref>{{Cite web|url=https://tambawaras.co/hubungi-kutus-kutus-probolinggo/|title=Hubungi Kami|last=|first=|date=|website=Kutus Kutus Tamba Waras|language=id|access-date=2020-03-07}}{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Lokasi pabrik adalah bekas restoran Mango Lango dan Studio Music Banjar Teratai Capung, yang digunakan Servasius selama 12 tahun sebelum memproduksi Kutus Kutus. Pabrik berdiri di atas area lahan seluas 2.800 meter persegi<ref name=":2" /> dan tahun 2019 memperkerjakan 200 orang karyawan.<ref>{{Cite
Setelah lulus kuliah [[Teknik listrik|Teknik Elektro]] di [[Universitas Kristen Satya Wacana|Universitas Satya Wacana]], [[Kota Salatiga|Salatiga]], Servasius Bambang Pranoto kemudian bekerja di
== Pendidikan ==
Baris 38 ⟶ 42:
== Karier ==
Pada tahun '''1982''' Servasius Bambang Pranoto memulai kariernya di [[Philips]] [[Jakarta]] [[Indonesia]]
== Filosofi ==
Servasius Bambang Pranoto memiliki filosofi dan keyakinan bahwa manusia sebagai bagian dari alam pasti memiliki energi, yakni kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Terkadang aliran energi untuk menyembuhkan tersebut mengalami hambatan di dalam tubuh, sehingga memerlukan minyak balur dan ramuan rempah-rempahan. Menurut Servasius Bambang Pranoto, minyak Kutus Kutus bukan obat dan hanya berfungsi membangkitkan kekuatan tersembunyi dari energi manusia untuk menyembuhkan dirinya sendiri tersebut.<ref name=":0" />
Baris 47 ⟶ 51:
== Strategi Penjualan ==
Servasius Bambang Pranoto sempat memasarkan 500 botol minyak Kutus Kutus, namun ketika itu tidak laku. Salah satu penyebab minyak Kutus Kutus tidak laku saat itu karena Servasius Bambang Pranoto menjual dalam kemasan 250 ml. Ketika kemasannya diganti menjadi 100 ml, minyak Kutus Kutus menjadi laku.<ref name=":4">{{Cite news|url=https://swa.co.id/swa/trends/marketing/kutus-kutus-ramuan-minyak-sakral-dari-bali|title=Kutus Kutus Ramuan Minyak Sakral Dari Bali|last=|first=Silawati|date=30 Juni 2019|work=[[SWA (majalah)|SWA.co.id]]|access-date=7 Maret 2020|language=id}}</ref>
Akhirnya, dia menunjuk seorang distributor untuk memasarkan minyak Kutus Kutus melalui Facebook dan dia sendiri fokus menangani produksi. Pada 16 Desember 2013, minyak Kutus Kutus mulai dipasarkan melalui Facebook melalui sistem reseller dan mampu terjual sekitar 1.000 botol pada Januari 2014.<ref name=":5" /> Tahun berikutnya angka penjualan minyak Kutus Kutus meningkat menjadi 5.000 botol per bulan. Pada Oktober 2014, Servasius Bambang Pranoto melakukan pertemuan pertama secara tatap muka dengan para ''reseller'' Kutus Kutus, setelah selama ini mereka hanya berkomunikasi melalui Facebook.<ref name=":3" />
Baris 58 ⟶ 62:
<references />
== Pranala
* {{id}} [https://tambawaras.co PT Tambah Waras] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200804052400/https://tambawaras.co/ |date=2020-08-04}}
* {{id}} [https://minyakkutuskutus.net/ Minyak Kutus Kutus]
{{Authority control}}
[[Kategori:Pengusaha Indonesia]]
[[Kategori:Penemu]]
[[Kategori:
[[Kategori:Alumni Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga]]
[[Kategori:Alumni SMA Kolese De Britto Yogyakarta]]
[[Kategori:Alumni Universitas Kristen Satya Wacana]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Klaten]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
|