Sudamala: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
M. Adiputra (bicara | kontrib) k →Kisah |
||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
'''Kakawin Sudamala''' ([[bahasa Jawa|Jawa]]: {{unicode|ꦏꦏꦮꦶꦤ꧀ꦱꦸꦣꦩꦭ}}) adalah karya sastra berbahasa [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] peninggalan [[Kerajaan Majapahit]], sekitar [[abad ke-14]] hingga [[abad ke-16|ke-16]] [[Masehi]].<ref>{{citation|url= https://www.google.co.id/books/edition/What_s_the_Use_of_Art/i7MdZK8vyKMC?hl=en&gbpv=0| title=What's the Use of Art?: Asian Visual and Material Culture in Context| author=Jan Mrazek, Morgan Pitelka |year=2008| isbn=9780824830632| publisher=University of Hawaii Press}}</ref> Naskah ini bercerita tentang kutukan yang menimpa [[Parwati|Batari Uma]] (Umayi), istri [[Batara Guru]] ([[Siwa]]), akibat durhaka terhadap suaminya. Untuk membebaskan dirinya dari kutukan tersebut, ia harus diruwat oleh putra bungsu [[Pandu]] yang bernama [[Sadewa]] (Sahadewa).
== Penokohan ==
Kisah ini merupakan karya asli [[pujangga]] [[Jawa]], tetapi nama para tokoh utama dalam naskah ini ([[Durga]], [[Siwa]], [[Sadewa]]) diambil dari [[mitologi Hindu|cerita Hindu]] dan [[Itihasa|wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'' dari [[India]], sementara beberapa tokoh pendamping (Kalantaka, Kalanjaya) tidak diambil dari cerita Hindu India. Kisah ini merupakan suatu [[interpolasi (sastra)|interpolasi]] (cerita sisipan) karya pujangga Jawa yang tidak akan ditemukan dalam naskah-naskah Hindu dari India.<ref>{{citation|url=https://www.google.co.id/books/edition/Worshiping_Siva_and_Buddha/sfa2FiIERLYC?hl=en&gbpv=0|title=Worshiping Siva and Buddha: The Temple Art of East Java|author= Ann R. Kinney, Marijke J. Klokke, Lydia Kieven| year=2003| isbn=9780824827793| publisher=University of Hawaii Press|page=257}}</ref>
Kisah ini diabadikan dalam bentuk panel [[relief]] yang ditemukan di sejumlah candi di pulau [[Jawa]], di antaranya [[Candi Ceto]], [[Candi Sukuh]], dan [[Candi Tegowangi]]. Kisah ini menyebar ke [[Bali]] yang didominasi [[umat Hindu]] dan istilah "sudamala" di sana menjadi identik dengan pembersihan secara spiritual.<ref name="margaret"/> Di [[Kabupaten Bangli]], terdapat sebuah [[pura]] bernama Pura Tirta Sudamala yang sering dipakai sebagai tempat ''melukat'' (pembersihan secara jasmani dan rohani) dan [[wikt:ruwatan|ruwatan]].▼
== Kisah ==
[[File:135 Uma and Sudamala, Unknown, 15th c (23121529749).jpg|thumb|Relief Sudamala dari abad ke-15, kini disimpan di [[Museum Nasional Indonesia]]. Dalam relief ini ditampilkan [[Sadewa]] (kiri)
[[File:WIKITIRTA - PURA TIRTA SUDAMALA-86.jpg|thumb|Pura Tirta Sudamala di [[kabupaten Bangli]], [[Bali]].]]▼
Dikisahkan bahwa [[Parwati|Uma]] (Umayi) berubah menjadi [[rakshasa|raksasi]] (raksasa wanita) bernama [[Durga|Batari Durga]] atau Ra Nini karena ia tidak setia kepada suaminya, [[Batara Guru]] ([[Siwa]]). Ia pun diusir bersama dua [[gandarwa]] yang dikutuk, bernama Kalantaka dan Kalanjaya, lalu tinggal di Kahyangan Setragandamayit (Setragandamayu) dan hanya bisa kembali ke wujud asal apabila diruwat oleh putra bungsu [[Pandu]], [[Sadewa]]. Durga pun pergi menemui [[Kunti]], ibu Sadewa dan memohon agar ia menyerahkan anaknya untuk melancarkan proses ruwatan tersebut. Namun Kunti menolak sehingga Durga mencoba cara dengan perantara Batari Kalika, asisten setia Durga. Kalika masuk ke dalam raga Kunti, kemudian ia mengikat Sadewa di suatu pohon sampai proses ruwatan tiba.
Baris 14 ⟶ 13:
Sadewa pun mendapat julukan baru, yaitu ''Sudamala'' yang bermakna "menghilangkan penyakit" atau "pembersih dari kotoran dan kejahatan".<ref name="margaret">{{citation| url=https://www.google.co.id/books/edition/Visible_and_Invisible_Realms/GE1uc1UNXNYC?hl=en&gbpv=0| title=Visible and Invisible Realms: Power, Magic, and Colonial Conquest in Bali| author=Margaret J. Wiener |year=1995| publisher=University of Chicago Press| page=119| isbn=9780226885827}}</ref> Atas petunjuk Batari Durga yang telah kembali menjadi Batari Uma, Sadewa pun pergi ke desa Pertapaan Prangalas menikahi putri seorang pertapa bernama Begawan Tambrapetra. Gadis itu bernama Dewi Endang Predapa.
== Pengaruh ==
▲[[File:WIKITIRTA - PURA TIRTA SUDAMALA-86.jpg|thumb|Pura Tirta Sudamala di [[kabupaten Bangli]], [[Bali]].]]
Kisah dalam ''Kakawin Sudamala'' tersebut memberi pengaruh dan inspirasi dalam [[seni rupa]] di [[Indonesia]], terutama dalam pembangunan [[candi]]. Kisah ini diabadikan dalam bentuk panel [[relief]] yang ditemukan di sejumlah candi di pulau [[Jawa]], di antaranya [[Candi Ceto]], [[Candi Sukuh]], dan [[Candi Tegowangi]]. Beberapa relief yang menggambarkan kisah Sudamala kini disimpan dan dirawat di [[Museum Nasional Indonesia]], [[Jakarta]].
▲
== Referensi ==
|