Tentena: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Cleanup |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(25 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{about|ibu kota kecamatan|kelurahan|Tentena, Pamona Puselemba, Poso}}
{{Infobox settlement
| official_name = Tentena
| settlement_type = [[Kota]]
| image_skyline = Tentena Bridge.jpg
| image_caption = [[Jembatan
| image_flag =
| image_seal =
| nickname = ''Kota Harmoni''
| motto = ''[[Sintuwu Maroso]]''
| image_map =
| map_caption =
Baris 28:
| subdivision_name4 = 3
| established_title = Dihuni
| established_date = [[1905]]
| established_title2 = Ditetapkan
| established_date2 = [[1901]]
| founder = [[A.C. Kruyt]]{{br}}[[Nicolaus Adriani]]
| leader_title =Dilan
| leader_name =
| area_magnitude =
Baris 55:
| footnotes =
}}
'''Tentena''' ({{lang-pmf|Tentena}}), adalah sebuah [[kota]] kecil di [[Kabupaten Poso]], [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Kota ini adalah nama [[Kelurahan]] di dan ibu kota [[
Kota Tentena memiliki total luas 82.49 km<sup>2</sup> dengan populasi mencapai 11.233 jiwa. Tentena adalah kota terbesar kedua di Kabupaten Poso, setelah ibu kota [[Poso (kota)|Poso]]. Kota Tentena terdiri dari tiga kelurahan, yaitu kelurahan [[Tentena, Pamona Puselemba, Poso|Tentena]], [[Sangele, Pamona Puselemba, Poso|Sangele]], dan [[Pamona, Pamona Puselemba, Poso|Pamona]].<ref name=BPSPamonaPuselemba>{{cite web|url=https://posokab.bps.go.id/alphab/pdf_publikasi/Kecamatan-Pamona-Puselemba-Dalam-Angka-2016.pdf|title=Kecamatan Pamona Puselemba dalam Angka 2016|website=[[Badan Pusat Statistik|BPS]] [[Poso|Kabupaten Poso]]|access-date=16 Agustus 2016|archive-date=2016-11-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20161104020203/https://posokab.bps.go.id/alphab/pdf_publikasi/Kecamatan-Pamona-Puselemba-Dalam-Angka-2016.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Tentena merupakan pusat dari [[Gereja Kristen Sulawesi Tengah]]. Tentena juga merupakan lokasi penyelenggaraan dari [[festival]] [[pariwisata]] tahunan yang digelar sejak tahun 1991, [[Festival Danau Poso]].<ref name=AN1>{{
== Etimologi ==
Kata "Tentena" umumnya dipakai masyarakat untuk menjelaskan kepada orang lain terkait daerah asalnya. Dengan menyebut kata "Tentena" sebagai daerah asal, maka individu itu dapat diketahui dari mana asalnya
Nama "Tentena" lebih dikenal oleh masyarakat di Sulawesi umumnya dan ini sudah berlangsung lama, sejak Tentena memiliki kejayaan di masa lalu, yang secara khusus berkaitan dengan pembentukan pasar tradisional mula-mula atau disebut dengan "[[wikt:Pasar|Pasar]] [[wikt:Subuh|Subuh]]", sehingga nama dari salah satu wilayah administratif kecamatan Pamona Puselemba dipakai sebagai identitas dari seluruh masyarakat yang bermukim pada wilayah kecamatan tersebut.<ref name=UKSW1/>
Baris 71:
Pada akhir tahun [[1800-an]] sampai tahun [[1900-an]], usaha [[Albert Christian Kruyt]] dan [[Nicolaus Adriani]] dalam mengajak orang Pamona untuk turun menempati permukiman yang telah dipersiapkan adalah proses perjalanan panjang dalam mewujudkan wilayah yang terintegrasi dengan [[sistem]] [[pelayanan publik|pelayanan masyarakat]]. Kruyt dan Adriani awalnya mengajak To Wingke mPoso, anak suku yang bermukim di [[pegunungan]] sekitar Tentena. Kruyt akhirnya berhasil mengajak To Wingke mPoso bermukim di Tentena, wilayah yang dipersiapkan. Pada tahun 1902 terjadi migrasi besar dari pemukiman To Langgadopi, To Wawolembo, To Wawopada, To Tinoe, To Tamungkudena ke Tentena.<ref name=UKSW2/>
Pada tahun 1902, Kruyt mengajak masyarakat yang bermukim di pegunungan{{Efn|Beberapa anak suku Pamona antara lain To Wingke mPoso.}} untuk turun, dan kemudian menempati pemukiman baru yang telah disediakan. Pada tahun 1905, zending secara efektif menjalankan pembangunannya di Tentena. Pada tahun 1917, Kandepe Kasina dipindahkan ke Tentena dan menjadi satu bagian dari berbagai pusat pelayanan zending. Kandepe Kasina akhirnya dapat menampung dan melayani masyarakat dalam jumlah besar di [[wikt:Balai|Balai]] [[Pengobatan]].<ref name=UKSW2/>▼
▲Pada tahun 1902, Kruyt mengajak masyarakat yang bermukim di pegunungan{{Efn|Beberapa anak suku Pamona antara lain To Wingke mPoso.}} untuk turun, dan kemudian menempati pemukiman baru yang telah disediakan. Pada tahun 1905, zending secara efektif menjalankan pembangunannya di Tentena. Pada tahun 1917, Kandepe Kasina dipindahkan ke Tentena dan menjadi satu bagian dari berbagai pusat pelayanan zending. Kandepe Kasina akhirnya dapat menampung dan melayani masyarakat dalam jumlah besar di [[wikt:Balai|Balai]] [[Pengobatan]].<ref name=UKSW2/>
▲Pada tahun 1940, Raja Talasa tua mengutus putra sulungnya, Wongko Talasa, sebagai raja muda untuk mengepalai pemerintahan di Tentena. Pada akhir [[abad ke-19]], Tentena adalah pusat pelayanan publik. Dua jenis pelayanan publik pada saat itu adalah [[pendidikan]] dan [[kesehatan]].<ref name=NTDK>{{cite book|author=Ntaola (2008) dan Dake (1972)|access-date=2 November 2016}}</ref> Dalam memenuhi kepentingan masyarakat, Zending banyak mendirikan kantor-kantor pelayanan di Tentena seperti Limbue yaitu kantor sinode pertama sebelum didirikannya kantor sinode GKST di Jalan Setia Budi, Kelurahan Sangele.
Pada tahun 1940, Raja Talasa tua mengutus putra sulungnya, Wongko Talasa, sebagai raja muda untuk mengepalai pemerintahan di Tentena. Pada tahun 1950, pemerintah Hindia Belanda mendatangkan beberapa [[mesin]] [[gergaji]] dan para instruktur untuk melatih masyarakat di wilayah Tentena sebagai tempat hunian baru. Salah satu tempat untuk menghasilkan bahan baku rumah penduduk, berada di wilayah Tandongkayuku. Pada tahun 1950, Tentena juga mengalami masa [[wikt:paceklik|paceklik]]. Situasi ini mendorong masyarakat mencari cara lain untuk tetap bertahan, dan cara yang dilakukan mereka untuk mengantisipasi hal tersebut antara lain mengolah [[jagung]] sebagai bahan makanan atau disebut beras jagung (dalam [[bahasa Pamona]] disebut Kina'a Bose).{{Efn|''Kina'a Bose'', pengertian harafiahnya adalah Nasi Gemuk.}}
== Demografi ==
Baris 84:
=== Agama ===
Penduduk kota ini mayoritas memeluk agama [[Kristen]], sedangkan pemeluk Islam telah
== Ekonomi ==
[[Berkas:Tentena Saluopu Waterfalls.jpg|
[[Migrasi]] penduduk asal kota Poso (eks-pengungsi) pada masa konflik memberikan pengaruh terhadap perkembangan pusat aktivitas ekonomi. Perkembangan pusat
Dulu, pusat aktivitas ekonomi berada di kelurahan Sangele, dan kini bergeser pada wilayah kelurahan Pamona. Wilayah kelurahan Pamona, selain keberadaan Pasar Sentral Tentena II, juga memiliki pusat pelayanan publik lainnya seperti [[Kantor Urusan Agama]] dan lembaga-lembaga penyelenggara [[pendidikan]] di jenjang [[pendidikan menengah]] hingga [[pendidikan tinggi]].<ref name=UKSW1/>
|