Palang Merah Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kotak info organisasi
|name = Palang Merah Indonesia
|image = PMILogo_of_Indonesian_Red_Cross.svg
|image_border =
|size = 100px
Baris 41:
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Afdeling voor inheemse patiënten van het Rode Kruis Ziekenhuis Buitenzorg TMnr 60016639.jpg|jmpl|Rumah sakit ''Rode Kruis'' di Bogor pada tahun 1929-1930]]
[[Berkas:Gedung Pusat PMI Jakarta (2024).png|thumb|Gedung PMI Pusat di Jakarta.]]
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama ''Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië'' (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.<ref>{{cite web|url=http://pmi.or.id/index.php/tentang-kami/sejarah-pmi.html|title=Tentang PMI|publisher=Palang Merah Indonesia|accessdate=18 Desember 204|archive-date=2014-12-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20141218180551/http://pmi.or.id/index.php/tentang-kami/sejarah-pmi.html|dead-url=yes}}</ref>
 
Baris 62 ⟶ 63:
Hal ini sangat sejalan dengan tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi: Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi Darah. Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945 sampai dengan saat ini antara lain sebagai berikut:
 
# Membantu saat terjadi peperangan/konflik. Tugas kemanusiaan yang dilakukan PMI pada masa perang kemerdekaan RI, saat pemberontakan [[Republik Maluku Selatan|RMS]], peristiwa Aru, saat gerakan koreksi daerah melalui [[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia|PRRI]] di [[SumatraSumatera Barat|Sumbar]], saat [[Tri Komando Rakyat|Trikora]] di [[Irian Jaya]], [[Timor Timur]] dengan operasi kemanusiaan di [[Dilli]], pengungsi di [[Pulau Galang]].
# Membantu korban bencana alam. Ketika gempa terjadi di Pulau Bali (1976), membantu korban gempa bumi (6,8 skala Richter) di Kabupaten [[Jayawijaya]], bencana [[Galunggung|Gunung Galunggung]] (1982), Gempa di [[Liwa|Liwa-Lampung Barat]] dan [[Tsunami]] di [[Banyuwangi]] (1994), gempa di [[Bengkulu]] dengan 7,9 skala Richter (1999), konflik horizontal di [[Poso|Poso-Sulteng]] dan kerusuhan di [[Maluku Utara]] (2001), korban gempa di [[Banggai]] di [[Sulawesi Tengah]] (2002) dengan 6,5 skala Richter, serta membantu korban banjir di [[Lhokseumawe]] [[Aceh]], [[Gorontalo]], [[Nias]], [[Jawa Barat]], [[Tsunami]] di [[NAD|Aceh]], Pantai [[Pangandaran]], dan gempa bumi di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DI Yogyakarta]] dan sebagian [[Jawa Tengah]]. Semua dilakukan jajaran PMI demi rasa kemanusiaan dan semangat kesukarelawanan yang tulus membantu para korban dengan berbagai kegiatan mulai dari pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan dan tim medis, penyediaan dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket [[sembako]], pakaian pantas pakai dan sebagainya.
# [[Transfusi darah]] dan kesehatan. Pada tahun 1978 PMI memberikan penghargaan Pin Emas untuk pertama kalinya kepada donor darah sukarela sebanyak 75 kali. Berdasarkan [[Peraturan Pemerintah]] Nomor 18 Tahun 1980 telah diatur tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah. Keberadaan Unit Transfusi Darah PMI diakui telah banyak memberikan manfaat dan pertolongan bagi para pasien/penderita sakit yang sangat membutuhkan darah. Ribuan atau bahkan jutaan orang terselamatkan jiwanya berkat pertolongan Unit Transfusi Darah PMI. Demikian pula halnya dengan pelayanan kesehatan, hampir di setiap PMI di berbagai daerah memiliki poliklinik.