Sejarah Kalimantan Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ilhamulub (bicara | kontrib)
M. Ajmul Nashir (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(49 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Sejarah Kalimantan Selatan''' merupakan catatan historis dari sebuah kawasan yang semula dihuni manusia prasejarah hingga menjadi kawasan provinsial berpemerintahan, yakni provinsi [[Kalimantan Selatan]].
 
=== Masa Sebelum Abad ke-919 ===
[[Berkas:Gedung_Mahligai_Pancasila.jpg|thumbjmpl|220px|''Gedung Mahligai Pancasila'' salah satu bangunan dalam kompleks rumah jabatan Gubernur Kalimantan Selatan]]
{{col-css3-begin|2}}
* [[8000 SM]], migrasi I, manusia ras [[Ras Australoid|Austrolomelanesia]] mendiami gua-gua di [[pegunungan Meratus]]. Ras[[Kelompok]] ini melanjutkan migrasi ke pulau Papua dan Australia. Fosilnya ditemukan di Gua Babi di Gunung Batu Buli, Desa Randu, [[Muara Uya]], [[Tabalong]].
* [[2500 SM]], migrasi II, yaitu bangsa [[Austronesia]] dari pulau [[Penduduk asli Taiwan|Formosa]] ke pulau [[Borneo]] dengan membawa adat [[ngayau]] yang menjadi nenek moyang [[suku Dayak]].
* [[400]], migrasipeninggalan orangtertua Indiayang (Tamil)diketahui menyebarkandari agama Hindu kedi [[Kalimantan]], bersamaanberupa dengan migrasi orang Sumatera''[[yupa]]'' yang membawaditemukan bahasadi Melayudaerah dan mulai tumbuhnya [[Bahasa Banjar]] ''archais''Kutai.
* [[242 - 1362]], berdirinya [[Kerajaan Tanjungpuri]] di Tanjung, Tabalong yang didirikan suku Melayu.
* [[600]], [[Suku Dayak Maanyan]] melakukan migrasi ke [[pulau Bangka]] dan selanjutnya ke [[Madagaskar]].
{{col-css3-end}}
 
=== Masa Kerajaan Negara Daha ===
{{col-css3-begin|2}}
* 1025, migrasi suku Melayu dari Kerajaan Sriwijaya akibat serangan tentara Cola Mandala (India).
* [[1355]], [[Empu Jatmika]] mendirikan pemukiman dan [[Candi LarasAgung]] ([[MargasariAmuntai]]) dengan pondasi tiang pancang ulin yang disebut ''kalang-sunduk'' di wilayah rawa daerah aliran [[sungai Amas]] dan menobatkan dirinya sebagai raja [[Kerajaan Negara Dipa]] sebagai bawahan Raja Kuripan yang tidak memiliki keturunan. Kemudian Empu Jatmika menaklukan penduduk asli batang Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Labuan Amas, Amandit serta daerah perbukitan yang dihuni [[suku Bukit]], selanjutnya mendirikan [[Candi Agung]] ([[Amuntai]]) sebagai ibukotaibu kota yang baru, tetapi pelabuhan perdagangan tetap di [[Marampiau, Candi Laras Selatan, Tapin|Muara Rampiau]]. Ia menjadi penguasa Candi Agung, Candi Laras dan Kuripan.
* [[1360]], [[Lambung Mangkurat]], [[Patih]] [[Kerajaan Negara Dipa]] berangkat ke [[Majapahit]] untuk melamar [[Raden Putra]], sebagai calon suami [[Putri Junjung Buih]].
* [[1362]], Wilayah [[Barito]], [[Tabalong]] dan [[pulau Sebuku|Sawuku]] menjadi daerah taklukan [[Kerajaan Majapahit]]. Hancurnya [[Kerajaan Nan Sarunai]], kerajaan Suku Dayak Maanyan karena serangan Majapahit. Pangeran Suryanata dari [[Majapahit]] berhasil menjadi raja Negara Dipa.
Baris 32 ⟶ 31:
{{col-css3-end}}
 
=== Masa Kesultanan Banjar ===
 
==== Tahun 1520-1668 ====
{{col-css3-begin|2}}
* 1520, penobatan Raden Samudera oleh Patih Masih sebagai raja di Muara Kuin dengan gelar [[Pangeran Samudera]].
* 6 September 1526, pertempuran antara Kerajaan Banjar dipimpin Pangeran Samudera dengan Kerajaan Negara Daha dipimpin Pangeran Tumenggung di Jingah Besar, Pangeran Samudra dibantu [[Kesultanan Demak]].
* 24 September 1526, kemenangan Pangeran Samudra dan pembentukan Kesultanan Banjar, dengan memasukkan Kerajaan Nagara Daha., selanjutnya Pangeran Tumenggung menetap ke hulu pada [[Distrik Batang Alai|Alai]] dengan 1000 penduduk.
* 1526-1545, masa pemerintahan Pangeran Samudera.
* [[24 September]] [[1526]]/[[6]] [[Zulhijjah]] [[932 H]], Pangeran Samudera memeluk [[Islam]] dengan gelar di dalam khutbah Sultan Suryanullah/Sultan [[Suriansyah]].
Baris 46 ⟶ 45:
* [[1596]], [[Belanda]] merampas 2 perahu lada dari Banjarmasin yang berdagang di [[Kesultanan Banten]].
* [[14 Februari]] [[1606]], [[Ekspedisi]] Belanda dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin, karena perangainya yang buruk Michaelszoon tewas terbunuh.
* [[1612]], [[Belanda]] menembak hancur Istana Raja di [[Kuin]], sehingga ibukotaibu kota kerajaan dipindahkan dari Banjarmasin ke daerah [[Kayu Tangi]], kota baru ini diberi nama [[Martapura]] oleh Sultan Mustainbillah.<ref>{{id}} {{cite book|pages=86|url=http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA88&dq=sultan%20adam&pg=PA86#v=onepage&q=sultan%20adam&f=false |authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia|publisher=PT Balai Pustaka|year=1992|isbn=979-407-409-8}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}ISBN 9789794074091978-979-407-409-1</ref>
* 1620 – 1637, masa pemerintahan Ratu Agung dengan gelar Sultan Inayatullah (Raja V).
* 1634, VOC-Belanda mengirim 6 kapal dibawah pimpinan Gijsbert van Londensteijn kemudian ditambah beberapa kapal di bawah pimpinan Antonie Scop dan Steven Batrentz.
* 29 November 1635, VOC Belanda mendirikan kantor dagang di Banjarmasin di bawah pimpinan Wollebrandt Gelenysen de Jonge.
* 1637 – 1642, masa pemerintahan Ratu Anom dengan gelar Sultan Saidulllah (Raja VI).
* 1638, seorang Asisten Belanda terbunuh di Benua Anyar, pertempuran juga menewakanmenewaskan 64 orang bangsa Belanda, selanjutnya 27 orang Martapura terbunuh, dibalas 40 orang Belanda tewas.
* 1642 – 1660, masa pemerintahan Pangeran Ratu dengan gelar Sultan Rakyat Allah (Raja VII).
* 1650 - Di Banjarmasin terdapat perwakilan dagang VOC.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/voc1650.html?zoomview=1|title=VOC territories and trading posts in Asia, 1650 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=30 August 2011|archive-date=2012-05-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20120512101052/http://www.indonesianhistory.info/map/voc1650.html?zoomview=1|dead-url=yes}}</ref>
* 1660 – 1663, masa pemerintahan Raden Bagus (Suria Angsa) dengan gelar Sultan Amrullah Bagus Kasuma (Raja VIII).
* 1660, diadakan perjanjian perdamaian antara Belanda dan Banjar; Pangeran Dipati Tuha (Suria Negara) bin Sultan Saidullah mengamankan wilayah [[Kerajaan Tanah Bumbu|Tanah Bumbu]] dari pendatang. <ref name="tijdschrift">[http://books.google.co.id/books?id=exRJAAAAMAAJ&dq=pangeran%20praboe%20tanah%20boemboe&pg=PA335#v=onepage&q=pangeran%20praboe%20tanah%20boemboe&f=true {{nl}} Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia, Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Jilid 1, Lange & Co., 1853].</ref>
* 1663 – 1679, masa pemerintahan Pangeran Suryanata II degan gelar Sultan Agung.
* 1664, perubahan nama ''Banjarmasih'' menjadi ''Banjarmassingh'' (dialek Belanda).
* 1668, Portugis mendatangkan pendetaimam Katolik bernama JentigmiliaVentimiglia ke wilayah Kesultanan Banjarmasin.<ref>{{id}} J. U. Lontaan, Menjelajah Kalimantan, Penerbit Baru, 1985</ref>
{{col-css3-end}}
 
==== Tahun 1680-1858 ====
{{col-css3-begin|2}}
* 1680–1700, masa pemerintahan Sultan Tahlilullah/Amrulllah Bagus Kasuma (Suria Angsa) kembali, sedangkan adiknya menjadi Sultan Negara (bekas Negara Daha) bergelar Suria Negara.
* [[1714]], Kapten [[Daniel Beeckman]] mengunjungi Banjar ([[Kuin]]).<ref>{{en}} {{cite book|pages=49 |url=http://books.google.co.id/books?id=NF0VAAAAQAAJ&dq=benjar&pg=PA49#v=onepage&q=benjar&f=false|title=A plan for extending the commerce of this kingdom, and of the East India company|first=Alexander |last=Dalrymple|year=1769}}</ref>
* 1720-an Banjarmasin memiliki pelabuhan perdagangan yang setara dengan Makassar.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=hDcoMjdAymwC&lpg=PA28&dq=1747%20banjarmasin&pg=PA28#v=onepage&q=1747%20banjarmasin&f=false {{en}} G. J. Knaap, Heather Sutherland, Monsoon traders: ships, skippers and commodities in eighteenth-century Makassar, KITLV Press, 2004 ISBN 906718232X90-6718-232-X, 9789067182324]</ref>
* 1700–1734, masa pemerintahan Sultan Ilhamidullah (Sultan Kuning).
* 1733, panglima perang anak buah dari La maddukelleng gagal merebut Banjarmasin.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=D-Tka8Zv6qIC&lpg=PA149&dq=1747%20banjarmasin&pg=PA149#v=onepage&q=1747%20banjarmasin&f=false {{id}} Merle Calvin Ricklefs, Sejarah Indonesia modern 1200-2004, Penerbit Serambi, 2005 ISBN 9791600120979-16001-2-0, 9789791600125]</ref>
* [[1734]]-[[1759]], masa pemerintahan Sultan [[Tamjidillah I]] di [[Martapura]].
* [[1734]], VOC-Belanda membuat perjanjian monopoli lada dengan Sultan Banjar dan mendirikan benteng di Banjarmasin.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=jeC7B8RjuX8C&lpg=PA38&dq=1747%20banjarmasin&pg=PA38#v=onepage&q=1747%20banjarmasin&f=false {{id}} Gamal Komandoko, Ensiklopedia pelajar & umum: buku serba tahu tentang pengetahuan umum Indonesia dan dunia untuk pelajar, mahasiswa dan umum, Pustaka Widyatama, 2010 ISBN 9796103710979-610-371-0, 9789796103713]</ref>
* 1734, Puana Dekke meminjam tanah di wilayah Tanah Kusan kepada Sultan Tamjidullah I yang dinamakan kampung Pagatan, kemudian Sultan Sulaiman menganugerahi gelar kapitan (panglima) kepada Hasan La Pangewa, yaitu Kapitan Laut Pulo sebagai raja pertama [[Kerajaan Pagatan]].
* 1750, Ketua Dewan Mahkota Pangeran Suryanata (sepupu Sultan Sepuh) mangkat di Martapura, kemudian almarhum digantikan oleh puteranya, Pangeran Prabukusuma sebagai ketua Dewan Mahkota Kesultanan Banjar.
* 1759–1761, masa pemerintahan Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah dengan gelar Sultan Muhammadillah, mangkat tahun 1761.<ref>{{cite book|pages=72 |url=http://books.google.co.id/books?id=cAyEYpbYUrsC&lpg=PA72&dq=orang%20banjarmasin&pg=PA72#v=onepage&q=orang%20banjarmasin&f=false|title=Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia|volume=1|authors=R. Soekmono|publisher=Kanisius|year=1973|isbn=9794132918}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}ISBN 9789794132913978-979-413-291-3</ref>
* Tahun 1747, Belanda menduduki Banjarmasin.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=QtmeRZI7ejUC&lpg=PA95&dq=saidillah%20sultan%20banjarmasin&pg=PA95#v=onepage&q=saidillah%20sultan%20banjarmasin&f=false {{id}} Edi Songo, Genius Senior, WahyuMedia ISBN 9797950921979-795-092-1, 9789797950927]</ref><ref>[http://books.google.co.id/books?id=0q_r9aYSF_MC&lpg=PA82&dq=1747%20banjarmasin&pg=PA82#v=onepage&q=1747%20banjarmasin&f=false {{en}} David Bulbeck, Southeast Asian exports since the 14th century: cloves, pepper, coffee, and sugar, Institute of Southeast Asian, 1998 ISBN 9813055677981-3055-67-7, 9789813055674]</ref>
* 1761–1801, masa pemerintahan Sultan [[Tahmidullah II]]/Sunan Nata Alam.
* 1762, Saudara Sultan Nata yang bernama Pangeran Prabujaya dilantik sebagai mangkubumi oleh Dewan Mahkota Kesultanan Banjar.
* 1767, Pangeran Sulaiman dilantik sebagai Sultan (Muda) Sulaiman II.
* 1780, Ratu Intan I menjabat Raja negeri Cantung dan Batulicin, sedangkan Pangeran Prabu menjadi raja negeri Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan Cengal serta Pangeran Layah menjadi raja negeri Buntar Laut.<ref name="tijdschrift"/>Kota Banjarmasin di bawah otoritas Pangeran Dupa, putera tertua Sultan Banjar<ref name="American">[http://books.google.co.id/books?id=fHhNAAAAYAAJ&dq=laut%20pulo&pg=RA1-PA98#v=onepage&q=laut%20pulo&f=true {{en}} The New American encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge, Volume 2, D. Appleton, 1865]</ref>
* 1782, Pangeran Adam dilantik sebagai Sultan (Muda) Adam.
* [[1785]], Sepuluh [[pambakal]] di Amuntai dibebaskan dari pajak hingga anak cucunya karena telah berjasa melawan laskar yang dipimpin Pangeran Surya dan Pangeran Ahmad, saudara tiri [[Sunan Nata Alam|Sultan Nata]]. Keturunan dari sepuluh datu ini disebut golongan [[anak cucu orang sepuluh]].<ref>{{Cite web |url=http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2011-08-27 |archive-date=2012-01-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120118065114/http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf |dead-url=yes }}</ref>
* [[1786]], Pangeran Amir ([[raja Kusan]]) tertangkap VOC Belanda.
* [[14 Mei]] [[1787]], [[Pangeran Amir]] (kakek [[Pangeran Antasari]]) diasingkan ke [[Srilangka]].
* [[13 Agustus]] [[1787]], Sultan Tamjidullah I membuat kontrak perjanjian dengan VOC-Belanda.
* [[1792]], VOC menempatkan administrasi sipil (onderkoopman) di Banjarmasin seperti sebelumnya.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/voc1792.html?zoomview=1|title=VOC civil administration in Indonesia, 1792|publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011|archive-date=2012-05-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20120512095658/http://www.indonesianhistory.info/map/voc1792.html?zoomview=1|dead-url=yes}}</ref>
* 24 April 1792, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] membicarakan harga barang-barang yang ditukar antara kedua pihak, serta keluhan bahwa hak Sultan atas separuh cukai tidak mau dibayar oleh Fetor setempat.<ref>[http://mcp.anu.edu.au/N/SRN_bib.html#D40 Surat Beriluminasi Raja Nusantara]</ref>
* 7 Oktober 1792, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] bahwa tugasnya sudah dijalankan sesuai dengan perjanjian, yaitu setiap kepala yang ditunjuk akan membuka kebun lada. Tiap kebun itu dikerjakan oleh 50 orang. Kalau tidak mengerjakan pekerjaan itu, mereka akan dihukum dengan hukuman berat. Juga dinyatakan bahwa mereka sudah menerima kiriman 10 tong obat bedil dan Raja Banjar juga minta dikirimi kertas air emas 12 lembar.
* 20 November 1794, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] tentang penyerangan yang diderita dari orang Pasir dan Kutai. Banyak rakyat dibunuh, yang lain dipaksa mendirikan benteng. Sultan menanti perintah dari Kompeni. Harapannya agar Gur. Jen. menulis surat kepada Sultan Pasir untuk mengajak damai. Kalau ditolak, rencananya Pasir akan diserang dari laut oleh Belanda dan dari darat oleh Banjar. Juga diberitahukan tentang kebun lada yang sedang dikerjakan.
* 17 Mei 1796, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] tentang pemberitahuan bahwa Sultan sudah menerima bingkisan, yang isinya didaftarkan satu per satu.
* 1797, Pangeran Antasari dilahirkan.<ref>{{id}} {{cite book|pages= |url=http://books.google.co.id/books?id=prJr7nD9YO0C&lpg=PT27&dq=antasari&pg=PT27#v=onepage&q=antasari&f=false |title=Kisah Heroik Pahlawan Nasional Terpopuler|publisher=Galangpress Group|isbn=6028620106}}ISBN 9786028620109978-602-8620-10-9</ref>
* 1801–1825, masa pemerintahan Sultan [[Sulaiman dari Banjar|Sulaiman Saidullah II]].
* 19 Mei 1809, Gubjen. Hindia Belanda [[Herman Willem Daendels]] memerintahkan meninggalkan Banjarmasin karena dianggap tidak menguntungkan.<ref>{{nl}} (1861){{cite book|pages=226|url=http://books.google.co.id/books?id=sAxBAAAAcAAJ&dq=Iets%20Over%20De%20Munten%20Van%20Bandjarmasin%20En&pg=PA226#v=onepage&q=Iets%20Over%20De%20Munten%20Van%20Bandjarmasin%20En&f=false |title=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië|volume=23|issue=1-2}}</ref>
* 1815–1816, Inggris menguasai [[Maluka Baulin, Kurau, Tanah Laut|Maluka]], [[Liang Anggang, Bati-Bati, Tanah Laut|Liang Anggang]], [[Kurau, Kurau, Tanah Laut|Kurau]] dan Pulau Lamai dibawah [[Alexander Hare]] yang menjadi ''Resident-commissioner'' sejak 1812. Kelak dinamakan [[Distrik Maluka]]<ref>{{id}} {{cite book|pages=137|url=http://books.google.co.id/books?id=nLOhIR3-TiMC&lpg=PA137&dq=borneo%20selatan&pg=PA137#v=onepage&q=borneo%20selatan&f=true |first=Rosihan |last=Anwar|title=Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia|volume=2|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2004|isbn=979-709-141-4}}ISBN 9789797091415978-979-709-141-5</ref><ref>[http://blog.londoh.com/item/1335/catid/4 Alexander Hare en Maluka (II)]</ref><ref>{{en}} {{cite book|title=Far East and Australasia 2003|url=http://books.google.com.au/books?id=e5Az1lGCJwQC&pg=PA145&dq=%22alexander+hare%22+cocos&hl=en&ei=5c1eTa6xCIW6cZLL_JIK&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CC8Q6AEwAA#v=onepage&q=%22alexander%20hare%22%20cocos&f=false|year=2002|publisher=Routledge|isbn=1857431332|page=145}}</ref><ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.abc.net.au/dynasties/txt/s1229016.htm|title=John Clunies Ross (1786-1854)|date=16 November 2004|work=[[ABC News (Australia)|ABC News]]|accessdate=1 August 2011}}</ref>
* 7 Oktober 1823, [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] mengirim surat kepada Gubjen. [[G.A.G.Ph. van der Capellen]] menyatakan bahwa Mangkubumi bersedia diangkat sebagai kepala pemerintah Banjar dan telah bersumpah sesuai dengan perjanjian antara Kompeni dan negeri Banjar.
* 1823, Pemerintah pusat Hindia Belanda melantik Pangeran Husin dengan gelar [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] sebagai mangkubumi menggantikan [[Ratoe Anom Ismail]].
Baris 101 ⟶ 100:
* 1835, [[Zending]] dari Jerman mulai bekerja di selatan Kalimantan.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=ox_pTpB9AjQC&lpg=PA188&dq=kalimantan%20selatan&pg=PA188#v=onepage&q=kalimantan%20selatan&f=true {{id}} Th. van den End, Ragi Carita 1, Jilid 1 dari Ragi carita: sejarah gereja di Indonesia, BPK Gunung Mulia, 1987, ISBN 979-415-188-2, 9789794151884]</ref>
* 1841, Pangeran Mangku Bumi (Gusti Ali) menjabat raja Sampanahan sebagai kerajaan mandiri setelah mangkatnya atasannya Raja Aji Jawi.
* 1842, Pemerintah pusat Hindia Belanda melantik Pangeran Noch dengan gelar [[Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana]] sebagai mangkubumi Kesultanan Banjar.<ref>{{nl}} (1861){{cite book|pages=70 |url=http://books.google.co.id/books?id=ZxkmAQAAIAAJ&dq=Peaboe%20Anom&pg=PA70#v=onepage&q=Peaboe%20Anom&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=23|publisher=Ter Lands-drukkerij}}</ref>
* [[1846]], Daerah koloni Belanda di pulau Kalimantan memperoleh pemerintahan khusus sebagai [[Dependensi Borneo]].<ref>{{en}} {{cite book|pages=160 |url=http://books.google.co.id/books?id=zLBCAAAAIAAJ&dq=succadana&pg=PA160#v=onepage&q=succadana&f=false |title=A manual of dates: a dictionary of reference to the most important events in the history of mankind to be found in authentic records|first=George Henry |last=Townsend|edition=2|publisher=Warne|year=1867}}</ref>
* 1849, Berdasarkan Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849 dibentuk wester-afdeeling van Borneo dan zuid-ooster-afdeeling van Borneo<ref>{{nl icon}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=KJFBAAAAYAAJ&dq=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen%2C%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&pg=PA55-IA22#v=onepage&q=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen,%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&f=false |authors=Nederlandisch Indië|title=Staatsblad van Nederlandisch Indië|publisher= s.n.|year=1849}}</ref>
* 1851, [[Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana]] mangkat digantikan Pangeran Tamjidullah II sebagai mangkubumi (kepala pemerintahan).
* 1852, [[Abdur Rahman dari Banjar|Sultan Muda Abdul Rahman]] mangkat karena diracun diduga atas perintah [[Pangeran Prabu Anom]].<ref>{{id}} {{cite book|pages=41 |url=http://books.google.co.id/books?id=NjBc79jjRx4C&lpg=PA41&dq=Sultan-moeda%20bandjarmasin&pg=PA41#v=onepage&q&f=false|title=Bulan jingga dalam kepala: novel|first=M. Fadjroel |last=Rachman|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2007|isbn=9792228764}}ISBN 9789792228762978-979-22-2876-2</ref>
* 1852, Surat Sultan Adam kepada [[Hidayatullah II dari Banjar|Gusti Andarun]] tentang pemberian ''tanah badatu'' (tanah lungguh) dan penunjukkannya sebagai pengganti almarhum [[Sultan Muda]] [[Abdur Rahman dari Banjar|Abdul Rahman]]. <ref>[http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2008/02/13/surat-wasiat-sultan-adam-untuk-pangeran-hidayatullah/ Surat Wasiat Sultan Adam Untuk Pangeran Hidayatullah ]</ref>
* 8 Agustus 1852, pemerintah kolonial Hindia Belanda (dengan sengaja secara salah) melantik Pangeran Tamjidillah II sebagai [[Sultan Muda]] Kesultanan Banjar, merangkapdan sekaligus tetap jabatanmenjabat [[Mangkubumi]]. Pelantikan ini ditolak Sultan Adam yang mencalonkan Pangeran Hidayatullah II sebagai [[Sultan Muda]] dan Pangeran Prabu Anom sebagai mangkubumi.
* 1855, Secara diam-diam Sultan Adam melantik [[Pangeran Prabu Anom]] sebagai [[Raja Muda]] Kesultanan Banjar dan memecat Pangeran Tamjidillah II sebagai mangkubumi.<ref>{{id icon}}{{cite book|pages=275|url=http://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&lpg=PA276&dq=balangan&pg=PA275#v=onepage&q=balangan&f=false|fisrt=Marwati Djoened |last=Poesponegoro |coauthors=Nugroho Notosusanto|location= Indonesia|title= Sejarah nasional Indonesia: Nusantara dipada abad ke-18 dan ke-19|publisher= PT Balai Pustaka|year= 1992|isbn= 979-407-410-1|access-date=2011-08-31|archive-date=2014-01-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20140104225128/http://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&lpg=PA276&dq=balangan&pg=PA275#v=onepage&q=balangan&f=false|dead-url=yes}}ISBN 9789794074107978-979-407-410-7</ref>
* 1855, Pemekaran dan pembentukan beberapa afdeeling baru<ref>{{nl}} {{cite book|pages=241 |url=http://books.google.co.id/books?id=0GM-AAAAcAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA241#v=onepage&q&f=false |title=Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz|volume=1|author=J. B. J Van Doren|publisher=J. D. Sybrandi|year=1860}}</ref>
* 30 April 1856, Belanda menerima konsesi tambang batu bara yang ditandatangani Sultan Adam.
* 9 Oktober 1856, Pemerintah kolonial Hindia Belanda melantik Pangeran Hidayatullah sebagai Mangkubumi, sedangkan Sultan Muda tetap Pangeran Tamjidillah II.
* [[1 November]] [[1857]], [[Sultan Adam]] wafat.<ref>{{nl}} (1866){{cite book|pages=47 |url=http://books.google.co.id/books?id=kwgcAQAAIAAJ&dq=Praboe%20Anom&pg=PA47#v=onepage&q=Praboe%20Anom&f=false|title=De gids|volume=30|publisher=G. J. A. Beijerinck}}</ref>
* 3 November 1857 – 25 Juni 1859, masa pemerintahan Sultan Tamjidillah II yang disetujui Belanda sebagai raja Banjar.
* 3 November 1857, pertemuan rencana perang melawan Belanda di Martapura, antara Pangeran Hidayatullah, Pangeran Prabu Anom dan Nyai Ratu Kamala Sari (permaisuri Sultan Adam).
Baris 119 ⟶ 118:
{{col-css3-end}}
 
=== Masa Perang Banjar= ==
 
==== Tahun 1859 ====
{{col-css3-begin|2}}
[[Berkas:1. ZM Stoomschip Celebes in gevecht met een Kota Mara 6 aug 1859 Poeloe Kananat opgenomen.jpg|thumbjmpl|[[Kapal uap]] ''Celebes'' berperang melawan benteng rakit apung yang disebut ''Kotamara'' dikemudikan [[suku Dayak|orang Dayak]] pada tanggal [[6 Agustus]] [[1859]] di pulau Kanamit, [[sungai Barito]].]]
* 2 Februari 1859, kedatangan bantuan tentara Belanda dengan Kapal Arjuna, namun 3 hari kemudian dipulangkan lagi ke Batavia.
* Februari 1859, Neneksuri Nyai Ratu KemalaKamala Sari dan anak-anaknya menyerahkan kerajaan dengan Pangeran Hidayatullah.
* [[18 April]] [[1859]], pecahnya [[Perang Banjar]], Pasukan Antasari dengan 300 prajurit menyerang tambang batubara milik Belanda di [[Pengaron, Banjar|Pengaron]].<ref>{{id}} {{cite book|pages=54 |url=http://books.google.co.id/books?id=q7C2eJUfBycC&lpg=PA54&dq=antasari&pg=PA54#v=onepage&q=antasari&f=false |title=Kisah 124 pahlawan & pejuang Nusantara|first=Gamal |last=Komandoko|publisher=Pustaka Widyatama|year=2006|isbn=9796610906}}ISBN 9789796610907978-979-661-090-7</ref> Serangan di Marabahan, Gunung Jabuk dan Tabanio, dipimpin Demang Lehman, Haji Buyasin dan Kiai Langlang. Serangan di Pulau Petak, Pulau Telo dan di sepanjang Sungai Barito, dipimpin Tumenggung Surapati dan Pambakal Sulil. ''Sweeping'' di Banua Lima, dipimpin Tumenggung Jalil, Pambakal Gafur, Duwahap, Dulahat dan Penghulu Abdul Gani serta serangan terhadap Kapal Cipanas di Martapura.
* 29 April 1859, tambang batu bara Oranye Nassau diserbu.
* 1 Mei 1859, pasukan Antasari menyerang tambang batu baru Juliana Hermina, serangan di Kalangan, Banyu Irang dan Bangkal dipimpin Pangeran Arya Ardi Kesuma.
Baris 150 ⟶ 149:
{{col-css3-end}}
 
==== Tahun 1860 ====
{{col-css3-begin|2}}
* 2 Januari 1860, serangan terhadap Kapal van Os di Pulau Petak
Baris 175 ⟶ 174:
* November 1860, pertempuran di masjid Jati, dipimpin Tumenggung Diparaksa.
* 1 November 1860, Belanda mendinamit bangkai Kapal Onrust di Lontontour.
* 10 Desember 1860, Sultan Hidayatullah II membuat surat yang berisi pelantikan Gamar dengan gelar Tumenggung Cakra Yuda dan 3 orang lainnya untuk melancarkan Perang Jihad melawan Belanda.<ref>{{nl}} {{cite book|pages=162 |url=http://books.google.co.id/books?id=fxQ5AQAAIAAJ&dq=Alsulthan%20Hidayat%20Oellah&pg=PA162#v=onepage&q=Alsulthan%20Hidayat%20Oellah&f=false |first=Willem Adriaan |last=van Rees|title=De bandjermasinsche krijg van 1859-1863|volume=2|publisher=D. A. Thieme|year=1865}}</ref>
{{col-css3-end}}
 
==== Tahun 1861 ====
{{col-css3-begin|2}}
[[Berkas:Goenong-Tongka.jpg|jmpl|ka|250px|Benteng Gunung Tungka.]]
* 24 Februari 1861, pertempuran di Amalang dan Maleno, dipimpin Demang Lehman dan Guna Wijaya.
* 3 Maret 1861, pertempuran di [[Rantau]], dipimpin Jaya Warna.
Baris 185:
* 21 April 1861, Pertempuran benteng [[Amawang]], 2 tahun Perang Banjar, dipimpin Tumenggung Antaludin dan Demang Lehman, tewasnya Von Ende.
* 23 April 1861, serangan di [[Bincau, Martapura, Banjar|Bincau]].
* April 1861, penangkapan dan hukuman mati untuk Pangeran Kasuma Ningrat (paman Pangeran Hidayat), Kyai Nakut dan Pambakal MataminsertaMatamin serta pertempuran di [[Binuang, Tapin|Binuang]], Tumpakan Mati, Karang Jawa, Kandangan dan [[Distrik Negara|Nagara]].<ref name="Verzameling">{{nl}}{{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=Os9SAAAAcAAJ&dq=DJAIJA%20PAMENANG&hl=id&pg=PA13#v=onepage&q=DJAIJA%20PAMENANG&f=false|Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin|publisher=Ter Landsdrukkerij|year=1865}}</ref>
 
* [[4 Mei]] [[1861]], pertempuran Paringin antara pasukan Antasari melawan Belanda.
* 13 Mei 1861, pertempuran di Gunung Wowong, [[Karau Kuala, Barito Selatan|Karau]], [[Dayu, Karusen Janang, Barito Timur|Dayu]] dan [[Siong, Paju Epat, Barito Timur|Sihong]].
Baris 219 ⟶ 220:
{{col-css3-end}}
 
==== Tahun 1862-1905 ====
{{col-css3-begin|2}}
* 28 Januari 1862, Pangeran Hidayatullah dan Ratu Siti masuk Martapura, berdiam di rumah Residen Martapura.
Baris 227 ⟶ 228:
* 22 Februari 1862, tertangkapnya Ratu Siti serta dibawanya Pangeran Wira Kasuma ke Banjarmasin.
* 28 februari 1862, Pangeran Hidayatullah masuk Martapura menemui Ratu Siti di pendopo ''Regent'' Martapura.
* 3 Maret 1862, Pangeran Hidayatullah dibawa dengan Kapal Bali menuju Batavia, dikawal ''Kontrolir'' Kuin Letnan Verstege.<ref>[http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2008/02/11/sekilas-riwayat-hidup-pangeran-hidayatullah/ Sekilas Riwayat Hidup Pangeran Hidayatullah ]</ref>
* [[14 Maret]] [[1862]] (13 Ramadhan 1278 H), [[Pangeran Antasari]] dinobatkan sebagai [[Panembahan]] Amiruddin Khalifatul Mukminin, sebagai kepala pemerintahan, pemimpin agama, dan panglima tertinggi pengganti [[Sultan Banjar]].<ref>{{id}} {{cite book|pages=17 |url=http://books.google.co.id/books?id=biTiJ0SuMuQC&lpg=PP31&dq=pangeran%20antasari&pg=PP29#v=onepage&q=pangeran%20antasari&f=false |title=Tapak-tapak pejuang: dari reformis ke revisionis (Seri khazanah kearifan)|first=A Suryana |last=Sudrajat|publisher=Erlangga|year=2006|isbn=9797816109}}ISBN 9789797816100978-979-781-610-0</ref>
* 11 Oktober 1862, wafatnya Pangeran Antasari di Tanah Kampung Bayan Begok Sampirang, Murung Raya.<ref>{{id}} {{cite book|pages=6 |url=http://books.google.co.id/books?id=9HoORATgVd8C&lpg=PA6&dq=antasari&pg=PA6#v=onepage&q=antasari&f=false|title=100 Pahlawan Nusantara: Mengenal Dan Meneladani Para Pahlawan Melalui Kisah Perjuangan Mereka Dalam Mewujudkan Dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia|publisher=AgroMedia|isbn=6028526347}}ISBN 9786028526340978-602-8526-34-0</ref><ref>{{id}} {{cite book|pages=20 |url=http://books.google.co.id/books?id=rVQoHVbUNvIC&pg=PA19&dq=sultan+banjar&hl=id&ei=z4FQTJ-DCYvEvQOR_om_Bw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=5&ved=0CDgQ6AEwBA#v=onepage&q=sultan%20banjar&f=true |authors=Ajisaka,|title=Mengenal Pahlawan Indonesia (ed. Revisi)|publisher=Kawan Pustaka|isbn=979-757-278-1}}ISBN 9789797572785978-979-757-278-5</ref>
* 1862 – 1905, masa pemerintahan Sultan Muhammad Seman.
* 19 Oktober 1863, tertangkapnya Sultan Kuning.
Baris 246 ⟶ 247:
* [[1899]], [[Residen]] C.A Kroesen memimpin ''[[Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo]]''.
* 1899, peristiwa Amuk Hantarukung dipimpin [[Bukhari dari Hantarukung|Bukhari]]
* 1903, Banjarmasin dan Amuntai sudah mendapatkan jalur telegraf.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/telegraph1903.html?zoomview=1|title=TTelegraph lines in the Netherlands Indies, 1903 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011|archive-date=2016-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20160305011640/http://www.indonesianhistory.info/map/telegraph1903.html?zoomview=1|dead-url=yes}}</ref>
* 1901, dibentuknya Seri Budiman oleh Amir Hasan Kyai Bondan di Banjarmasin, yang merupakan organisasi social, pendidikan,, persatuan kaum dagang dan petani, serta hubungan antar anggota
* 1903, Banjarmasin dan Amuntai sudah mendapatkan jalur telegraf.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/telegraph1903.html?zoomview=1|title=TTelegraph lines in the Netherlands Indies, 1903 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011}}</ref>
* 1904, wafatnya Pangeran Hidayatullah di [[Cianjur]] serta dibuangnya Gt. Muhammad Arsyad ke Bogor.
* 1904, pembentukan Budi Sempurna oleh Muhammad Zamzam di Banjarmasin, yang merupakan organisasi social
* [[24 Januari]] [[1905]], [[Sultan Muhammad Seman]], putra Pangeran Antasari gugur melawan Belanda di benteng Baras Kuning.
* 24 Agustus 1905, [[Panglima Batur]] ditangkap di [[Muara Teweh]].
Baris 255 ⟶ 254:
{{col-css3-end}}
 
=== Masa Perang Kemerdekaan ===
 
==== Tahun 1913-1944 ====
{{col-css3-begin|2}}
[[FileBerkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret tijdens een officiële gebeurtenis Bandjermasin TMnr 60051432.jpg|thumbjmpl|rightka|250px|Pegawai Kantor Governurment Borneo di Banjarmasin]]
* [[1913]], Belanda tetap menempatkan kekuatan militernya di Banjarmasin.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/garrisons1913.html?zoomview=1|title=Military garrisons in the outer islands, 1913 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011|archive-date=2016-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20160305053524/http://www.indonesianhistory.info/map/garrisons1913.html?zoomview=1|dead-url=yes}}</ref>
* 1912, pembentukan cabang Sarekat Islam (SI) di Banjarmasin oleh H. M Arif dan Sosrokardono.
* [[1913]], Belanda tetap menempatkan kekuatan militernya di Banjarmasin.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/garrisons1913.html?zoomview=1|title=Military garrisons in the outer islands, 1913 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011}}</ref>
* [[1915]], [[Sarekat Islam]] mendirikan Madrasah Darussalam di Martapura.
* 1917, pembentukan Sarekat Tani Lokpaikat. Usahanya adalah menanam kopi, kelapa, jeruk dan karet.
* [[1919]], [[Banjarmasin]] mendapat otonom pemerintahan menjadi ''[[Gemeente]] Bandjermasin''.
* [[1920]]. Kandangan dan Banjarmasin berpenduduk lebih dari 10.000 jiwa.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/townsni1920.html?zoomview=1|title=Towns with population greater than 10,000, rest of the Netherlands Indies, 1920 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011|archive-date=2012-05-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20120512095955/http://www.indonesianhistory.info/map/townsni1920.html?zoomview=1|dead-url=yes}}</ref>
* 1919, HOS Tjokroaminoto datang ke Banjarmasin dalam rangka membenahi Sarekat Islam yang hampir beku kegiatan
* [[1923]], ''[[National Borneo Congres]]'' ke-1.
* [[1920]]. Kandangan dan Banjarmasin berpenduduk lebih dari 10.000 jiwa.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/townsni1920.html?zoomview=1|title=Towns with population greater than 10,000, rest of the Netherlands Indies, 1920 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011}}</ref>
* [[1923]], ''[[National Borneo Congres]]'' ke-1 yang diikuti oleh Afdeling Borneo Selatan dan Timur, serta perwakilan Dayak,
* 1923, pembentukan Dunia Isteri di Banjarmasin dengan ketua Siti Masiah.
* [[29]]-[[31]] [[Maret]] [[1924]], ''National Borneo Congres'' ke-2, dihadiri wakil-wakil Perserikatan Dayak dan [[Sarekat Islam]] lokal.
* 1924, diadakannya Nationaal Borneo Konggres II yang menghasilkan Mosi Keberatan terhadap kebijakan Belanda bagi rakyat
* 1927, pemberontakan di Tabalong, dipimpin Darmawi untuk menolak kerja paksa.
* 1929, pembentukan Putera Borneo oleh Abdul Kadir di Banjarmasin, dengan kegiatan di bidang ekonomi, social dan kebangsaan
* 1 Maret 1929, pembentukan Persatuan Pemuda Marabahan di Marabahan dengan ketua M. Ruslan, dan pengurus Suriadi dan Mawardi. Kegiatannya adalah membuka taman bacaan dengan isi surat kabar dan majalah
* 1930, pembentukan Sarekat Kalimantan di Marabahan dengan ketua M. Ruslan. Konggres I tahun 1930 diadakan di Rumah Bulat, Marabahan, yang diikuti cabang Barabai, Amuntai, Kandangan dan Banjarmasin
* [[5 Maret]] [[1930]], keluarnya ketetapan nomor 253 dan 254 tentang berdirinya cabang [[Muhammadiyah]] di Banjarmasin dan [[Distrik Alabio|Alabio]].
* 18 November 1930, pelantikan Anggota Gementeraad Bandjermasin (Dewan Kota Banjarmasin).
* 1931, diadakannya Konggres II Sarekat Kalimantan di Barabai, yang menghasilkan peleburan Serikat Kalimantan menjadi Barisan Indonesia (Bindo) dengan ketua H. M Arif
* 27 – 29 April 1934, diadakan Konggres I Barisan Indonesia (Bindo) di Banjarmasin, dengan acara penaikan bendera merah putih di luar dan di dalam gedung.
* 1937, kembalinya Ratu Zaleha dari pembuangan ke Martapura serta pemberontakan [[Hariang, Banua Lawas, Tabalong|Hariang]], sehingga Kepala Distrik Kyai Masdhulhak tewas.
* 1937, Dewan rakyat terdapat di Banjarmasin dan Barabai<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/councilnei1937.html?zoomview=1|title=Representative councils in the Netherlands Indies, 1937 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=30 August 2011|archive-date=2012-05-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20120512100124/http://www.indonesianhistory.info/map/councilnei1937.html?zoomview=1|dead-url=yes}}</ref>
* 1938 – 1942, masa Gubernur Borneo dr. [[A. Haga]].
* 1938: Hindia Belanda mendirikan tiga provinsi atas ''eilandgewest'' yaitu Sumatera beribukotaberibu kota di Medan, Borneo beribukotaberibu kota di Banjarmasin, dan Timur Besar beribukotaberibu kota di Makassar.<ref>{{id}} {{cite book|pages=38 |url=http://books.google.co.id/books?id=ANTjlSOpK0cC&lpg=PA38&dq=sejarah%20banjarMASIN&pg=PA38#v=onepage&q&f=false |authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman Kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Belanda|publisher=PT Balai Pustaka|year=1992|isbn=979407411X|access-date=2011-08-25|archive-date=2013-07-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20130731184532/http://books.google.co.id/books?id=ANTjlSOpK0cC&lpg=PA38&dq=sejarah%20banjarMASIN&pg=PA38#v=onepage&q&f=false|dead-url=yes}}ISBN 9789794074114978-979-407-411-4</ref>
* 1938, pembentukan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) Cabang Kalimantan oleh H. Busri dan M. Nawawi di Birayang.
* 1938: Hindia Belanda mendirikan tiga provinsi atas ''eilandgewest'' yaitu Sumatera beribukota di Medan, Borneo beribukota di Banjarmasin, dan Timur Besar beribukota di Makassar.<ref>{{id}} {{cite book|pages=38 |url=http://books.google.co.id/books?id=ANTjlSOpK0cC&lpg=PA38&dq=sejarah%20banjarMASIN&pg=PA38#v=onepage&q&f=false |authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman Kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Belanda|publisher=PT Balai Pustaka|year=1992|isbn=979407411X}}ISBN 9789794074114</ref>
* 1939, pembentukan Gabungan Politik Indonesia (GAPI), yang merupakan gabungan dari Parindra, Gerindo, PSII, PII, Musyawaratuttalibin, NU dan Muhammadiyah
* [[25 Desember]] [[1941]], Jepang membom [[Lapangan Terbang Ulin]]
* [[21 Januari]] [[1942]], Jepang menembak jatuh pesawat Catalina milik Belanda di [[sungai Barito]] perairan [[Alalak, Barito Kuala]].
* [[8 Februari]] [[1942]], Jepang memasuki [[Muara Uya, Tabalong]], [[Gubernur Haga]] mengungsi ke [[Kuala Kapuas]] menuju [[Puruk Cahu]].
* [[10 Februari]] [[1942]], tentara [[Jepang]] memasuki Banjarmasin, sejak [[6 Februari]] [[1942]] pemerintahan kota sudah ''vacuum''.
* [[Februari]] [[1942]], dengan persetujuan walikotawali kota Banjarmasin H. Mulder dibentuk [[Pimpinan Pemerintahan Civil|Pimpinan Pemerintahan ''Civil'']] (PPC), diketuai Mr. Rusbandi, sebagai pemerintahan sementara.
* [[12 Februari]] [[1942]], tentara Jepang mengeluarkan maklumat kota Banjarmasin dan daerahnya diserahkan kepada PPC (Pimpinan Pemerintahan ''Civil'').
* [[5 Maret]] [[1942]], A.A. Hamidhan menerbitkan surat kabar Kalimantan Raya.
* 17 Maret 1942, Gubernur A. Haga menyerah dengan Jepang di Puruk Cahu, kemudian ditahan di [[Benteng Tatas]].
Baris 296 ⟶ 282:
{{col-css3-end}}
 
==== Tahun 1945 ====
{{col-css3-begin|2}}
* [[17 April]] [[1945]], rakyat Banjarmasin mulai diwajibkan memberi hormat dengan membungkukkan badan kepada setiap tentara Jepang, baik yang naik sepeda, mobil dan sebagainya.
* [[6 Mei]] [[1945]], pembentukan TRI pasukan MN 1001, MKTI (MN adalah singkatan dari Mohamad Noor).
* 16 Agustus 1945, pembentukan Persatuan Rakyat Indonesia (PRI) di Gedung Osaka Gekijo, Banjarmasin, dengan ketua Pangeran Musa Ardikesuma dan pengurus A. ruslan, Hadhariyah. M, Abu Bakar, Abdul latif dan Amir Hasan Bondan.
* 17 Agustus 1945, berita Proklamasi Kemerdekaan oleh Soekarno-Hatta di Jakarta disampaikan oleh seorang pengusaha Jepang kepada wartawan Antum Artha di Kandangan, namun karena situasi yang sangat panas berita ini tidak bisa disebarluaskan.
* [[23 Agustus]] [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran GEMIRI (Gerakan Rakyat Mempertahankan Republik Indonesia) di [[Kandangan, Hulu Sungai Selatan|Kandangan]].
* [[Agustus]] [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran Badan Pemberontak Rakyat Kalimantan di Kandangan.
Baris 308 ⟶ 292:
* [[November]] [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran Laskar Syaifullah di [[Haruyan, Hulu Sungai Tengah|Haruyan]].
* 9 November 1945, pertempuran di Banjarmasin melawan Sekutu.
* [[20 November]] [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran Gerakan Rakyat Pengajar/Pembela Indonesia Merdeka di [[Amuntai]], Hulu Sungai Utara.
* [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran GERPINDOM (Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka) di [[Birayang, Batang Alai Selatan, Hulu Sungai Tengah|Birayang]], Barisan Pelopor Pemberontakan (BPPKL) di [[Martapura, Banjar|Martapura]] dan Banteng Borneo di [[Rantau (kota)|Rantau]], serta Laskar Hasbullah di Martapura, Pelaihari, Rantau dan Hulu Sungai.
* 30 Oktober 1945, penyusupan Hasan Basry dan kawan-kawan dari Surabaya dengan kapal Bintang Tulen.
Baris 314 ⟶ 298:
{{col-css3-end}}
 
==== Tahun 1946-1949 ====
{{col-css3-begin|2}}
* 19 Januari 1946, pembentukan Serikat Kerakyatan Indonesia (SKI) oleh D.S Diapari, dr. Suranto, A.A Rivai, A. Sinaga, R. Sya’ban, E.S Handuran dan Abdullah.
* 24 September 1946, penangkapan laskar Saifullah oleh Belanda di Kandangan pada saat pasar malam.
* 18 November 1946, pembentukan Batalyon TNI AL RI DIVISI IV (A) oleh [[Hasan Basry]] dengan melebur Banteng Indonesia dan organisasi kemiliteran lainnya.
* Mei 1947, pertempuran di [[Telang, Batang Alai Utara, Hulu Sungai Tengah|Hambawang Pulasan]], Barabai, dipimpin H. Aberanie Sulaiman, 48 serdadu Belanda tewas sedangkan 1 orang pejuang gugur, yaitu Made Kawis.<ref>http://bumibanjar.blogspot.com/2010/05/pertempuran-hambawang-pulasan-1.html</ref>
* 14 Januari 1948, terbentuknya satuan kenegaraan [[Daerah Banjar]].
* 2 Juli 1947, pembentukan Serikat Rakyat Islam (SRI) dengan ketua KH. Abdurrahman Sidik. SRI merupakan partai islam yang pro Belanda. Partai ini disebut sebagai “partai gula” karena anggotanya akan mendapat pembagian gula gratis.
* 3 Juli 1948, Belanda melantik Dewan Banjar. <ref>[http://books.google.co.id/books?id=a_uaI-Au4I4C&lpg=PA401&dq=borneo%20selatan&pg=PA402#v=onepage&q=borneo%20selatan&f=true {{id}} Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil, Kronik revolusi Indonesia, Jilid 4, Kepustakaan Populer Gramedia, 1999, ISBN 979-9023-88-2, 9789799023889]</ref>
* 14 Januari 1948, terbentuknya satuan kenegaraan [[Daerah Banjar]]oleh pemerintah NICA dengan ketua M. hanafiah, dengan tujuan untuk persiapan pembentukan Negara Borneo.
* 15 -17 Februari 1948, diadakannya Konferensi Darurat Ikatan Perjuangan Kalimantan (IPK) pasca Perjanjian Renville yang memasukkan Kalimantan dalam jajahan Belanda.
* 3 Juli 1948, Belanda melantik Dewan Banjar. <ref>[http://books.google.co.id/books?id=a_uaI-Au4I4C&lpg=PA401&dq=borneo%20selatan&pg=PA402#v=onepage&q=borneo%20selatan&f=true {{id}} Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil, Kronik revolusi Indonesia, Jilid 4, Kepustakaan Populer Gramedia, 1999, ISBN 979-9023-88-2, 9789799023889]</ref>
* 18 Juli 1948, peristiwa pertempuran di [[Wawai, Batang Alai Selatan, Hulu Sungai Tengah|Wawai]], 16 orang pejuang gugur.
* Agustus 1948, pertempuran di Hambawang Pulasan, dekat Barabai dipimpin Aliansyah.
Baris 331 ⟶ 312:
* [[6 Februari]], pertempuran [[Kota Pagatan, Kusan Hilir, Tanah Bumbu|Pagatan]] di [[Tanah Bumbu]].
* 14 Februari 1949, pertempuran di [[Batu Tangga, Batang Alai Timur, Hulu Sungai Tengah|Batu Tangga]], 2 orang pejuang gugur.
* [[15 April]] [[1949]], Pertempuran [[Batakan,Pertempuran Panyipatan, Tanah Laut|Batakan]] di [[Tanah Laut]].
* 15 Mei 1949, perumusan teks proklamasi di [[Telaga Langsat, Telaga Langsat, Hulu Sungai Selatan|Telaga Langsat]], dipimpin H. Aberanie Sulaiman.
* 16 Mei 1949, penandatanganan teks [[proklamasi Kalimantan]] di Ni'ih oleh Hasan Basry.
Baris 337 ⟶ 318:
* [[3 Juni]] [[1949]], Pertempuran Serangan Umum Kota [[Tanjung, Tabalong|Tanjung]] di [[Tabalong]].
* [[8 Agustus]] [[1949]], Pertempuran Garis Demarkasi di [[Karang Jawa, Padang Batung, Hulu Sungai Selatan|Karang Jawa]].
* Agustus 1949, pembentukan Gerakan Tengkorak Putih (Go Teng Pu) dengan ketua Danussaputera, merupakan organisasi gerilya di daerah Kandangan.
* 2 September 1949, perundingan antara TNI AL RI DIVISI (A), yaitu Hasan Basry dengan Belanda diwakili Mayor Jenderal Suharjo dan UNCI sebagai penengah di Munggu Raya, Kandangan.
* 2 September 1949, pengakuan Angkatan Perang Republik Indonesia terhadap TNI AL RI DIVISI (A) sebagai bagian dari angkatan perang dan mengangkat Hasan Basry sebagai Komandan Batalyon dengan pangkat Letnan Kolonel.
Baris 343 ⟶ 323:
{{col-css3-end}}
 
=== Masa Pembangunan ===
 
==== Tahun 1950-1965 ====
{{col-css3-begin|2}}
* 4 April 1950, penghapusan daerah Banjar, Dayak Besar dan Kalimantan Tenggara dari Republik Indonesia Serikat, kemudian dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Yogyakarta.
* 01 Juni 1950, pembentukan [[Kabupaten Kotabaru]].
* 29 Juni 1950, Kepmendagri No. C/17/15/3 wilayah Kalimantan dibagi menjadi 6 Kabupaten Administratif dan 3 Swapraja. Salah satunya ''Afdeeling Van Hoeloe Soengai'' dibentuk menjadi Kabupaten Hulu Sungai dangan ibukotaibu kota Kandangan.
* 14 Agustus 1950, pembentukan [[Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa#Regio II Kalimantan|provinsi Kalimantan]] serta pembentukan Kabupaten Banjar.
* 14 Agustus 1950 – 1953, masa Gubernur dr. Moerdjani.
* 2 Desember 1950, pembentukan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dengan Bupati Syarkawi.
* [[21 Mei]] [[1952]], berdirinya Kabupaten Amuntai.
* 1953–1955, masa Gubernur Mas Subardjo.
* [[14 Januari]] [[1953]], perubahan nama Kabupaten Amuntai menjadi [[Kabupaten Hulu Sungai Utara]].
Baris 361 ⟶ 341:
* 4 April 1954, pembentukan Panitia Penuntutan Kabupaten Barabai di rumah Asisten Wedana Abdul Muis Ridhani, ditunjuk sebagai ketua adalah A. Zaini.
* 1955–1957, masa Gubernur Raden Tumenggung Arya Milono.
* [[7 Desember]] [[1956]], terbentuknya Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu gabungan dari [[Kotawaringin]], [[Dayak Besar]], [[Daerah Banjar]] dan [[Federasi Kalimantan Tenggara]].
* 1957–1959, masa Gubernur Syarkawi.
* [[23 Mei]] [[1957]], [[wilayah]] Kotawaringin dan Dayak Besar membentuk [[provinsi]] [[Kalimantan Tengah]].
Baris 371 ⟶ 351:
* 4 Januari 1960, pembentukan Kabupaten Barito Kuala.
* 22 Agustus 1960, pembekuan kegiatan PKI dan ormasnya oleh Kepala Penguasa Perang Daerah Kalimantan Selatan, Brigjen Hasan Basry.
* 3 Juni 1961, pembentukan Panitia Penuntutan Kabuapaten Tanah Laut (Panitia 17) dengan ketua Soeparjan.
* 1-2 Juli 1961, musyawarah besar Tanah Laut menghasilkan pembentukan Panitia Penyalur Hasrat Rakyat Tuntutan Daswati II Tanah Laut yang diketuai H.M.N. Manuar.
* 1963–1963, masa Gubernur Abu Jahid Bustami.
Baris 380 ⟶ 360:
{{col-css3-end}}
 
==== Tahun 1968-Sekarang ====
{{col-css3-begin|2}}
* 1968–1970, masa Gubernur Jasmani[[Jamani]].
* 23 Maret 1968, pemberian Gelar [[Pahlawan Nasional]] untuk [[Pangeran Antasari]].<ref>{{id}} {{cite book|pages=12 |url=http://books.google.co.id/books?id=m1mUOLlUhrQC&lpg=PA12&dq=pangeran%20antasari&pg=PA12#v=onepage&q=pangeran%20antasari&f=false |title=Pahlawan Indonesia|publisher=Niaga Swadaya|isbn=979-1481-60-1}}ISBN 9789791481601978-979-1481-60-1</ref>
* 1970–1980, masa gubernur [[Subarjo Sosroroyo]].
* 10 November 1974 - Oktober 1979, pembangunan [[Masjid Raya Sabilal Muhtadin]].
* 15 Januari 1979, wafatnya Ir. [[Pangeran MohamadMuhammad Noor]], Gubernur Kalimantan pertama dimakamkan di Jakarta.
* 1980–1984, masa Gubernur [[Mistar Cokrokusumo]].
* 1984–1995, masa Gubernur Ir. H. [[Muhammad Said]].
* 15 Juli 1984, wafatnya Brigjen Hasan Basry, dimakamkan di Simpang Tiga [[Liang Anggang, Banjarbaru]].
* [[10 November]] [[1991]], peresmian [[Museum Wasaka]] oleh [[Gubernur]] Kalimantan Selatan Ir. H. [[Muhammad Said]].
* 23 April 1997, peresmian [[Jembatan Barito]] oleh Presiden [[Soeharto]].
* [[23 Mei]] [[1997]], peristiwa [[Kerusuhan Banjarmasin Mei 1997|Jum'at Kelabu di Banjarmasin]], kampanye pemilu yang berakhir kerusuhan bernuansa SARA/partai.<ref>{{id icon}}{{cite book|pages=185|url=http://books.google.co.id/books?id=bwe42GHDMfIC&lpg=PA197&dq=orang%20banjarmasin&pg=PA185#v=onepage&q=orang%20banjarmasin&f=false |first=Syamsuddin |last=Haris |title=Kecurangan dan perlawanan rakyat dalam pemilihan umum 1997|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1999|isbn= 979-461-313-4}} ISBN 9789794613139978-979-461-313-9</ref><ref>{{cite book|pages=225 |url=http://books.google.co.id/books?id=O3I4tF7UJjEC&lpg=PA225&dq=orang%20banjarmasin&pg=PA225#v=onepage&q=orang%20banjarmasin&f=false|title=Krisis masa kini dan Orde Baru|authors=Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan (Indonesia), Ngrumat Bondo Utomo, PT.|editor=Muhamad Hisyam|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=2003|isbn=9794614602}}ISBN 9789794614600978-979-461-460-0</ref>
* 1995–2000, masa Gubernur [[Gusti Hasan Aman]].
* 2000–2005, masa Gubernur [[SjahrielSjachriel Darham]].
* 20 April 2000, pembentukan [[Kota Banjarbaru]].
* 3 November 2001, pemberian gelar Pahlawan kemerdekaan untuk Brigjen [[Hasan Basry]].
Baris 400 ⟶ 380:
* 8 April 2006, pembentukan Kabupaten Balangan dan Tanah Bumbu.
* 21 Desember 2006, peresmian Taman Siring di sempadan Sungai Martapura dengan panjang 320 meter.
* [[2005]]-2010, masa Gubernur [[Rudy Ariffin]] - H.M. [[Rosehan NBNoor Bahri]].
* 25 April 2008, peresmian Jembatan Rumpiang oleh Presiden Soesilo[[Susilo Bambang Yudhoyono]] di Barito Kuala.
* Oktober 2008, dimulainya pembangunan ''runway'' Bandara Syamsudin Noor menuju Bandara Internasional.
* 11 Februari 2009, pemancangan tiang pembangunan Kantor Gubernur di Banjarbaru.
* 26 Februari 2009, dimulainya pembangunan PLTU di Asam-asam dengan kekuatan 2 x 65 megawatt.
* 27 Mei 2009, pembukaan alur Sungai Barito bebas dari lumpur untuk jalur pelayaran dan pelabuhan.
* 2010-2015, masa Gubernur Rudy Ariffin - [[Rudy Resnawan]].
* 1 Januari 2010, pemberlakuan Perda Pendidikan Al Qur'an bagi seluruh jenjang sekolah di Kalimantan Selatan.
* 24 Juli 2010, pemberian gelar Pangeran kepada Ir. Gt. [[Khairul Saleh]] sebagai keputusan Musyawarah Tinggi Adat Banjar.
* 12 Desember 2010, penobatan Ir. Gt. Khairul Saleh sebagai Raja Muda Kesultanan Banjar dengan gelar Pangeran Khairul Saleh.
* 14 Agustus 2011, peresmian Sekretariat Daerah Propinsi Kalimantan Selatan yang baru di kecamatan [[Cempaka, Banjarbaru|Cempaka]] ([[Banjarbaru]]) yang berdiri pada perbukitan dengan ketinggian elevasi 44 meter di atas permukaan laut serta berjarak sekitar 60 km dari tapak kantor lama yang bersejarah sejak masa kolonial berlokasi di titik 0 km Banjarmasin di tepi [[sungai Martapura]].<ref>[http://kalsel.antaranews.com/berita/3447/dewan-jangan-jual-kantor-gubernur Dewan: Jangan Jual Kantor Gubernur ]</ref><ref>[http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/59/15135 Sore Ini Gedung Pemprov Diresmikan ]</ref> <ref>[{{Cite web |url=http://www.kalimantan-news.com/berita.php?idb=6407 |title=DPRD Kalsel Tetap Berkantor Di Banjarmasin ] |access-date=2011-08-27 |archive-date=2012-01-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120127144849/http://www.kalimantan-news.com/berita.php?idb=6407 |dead-url=yes }}</ref><ref>[http://www.youtube.com/watch?v=u00QEmgF_rE Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dilihat dari udara]</ref>
* 10 November 2011, pemberian gelar Pahlawan Nasional bagi KH. DR. [[Idham Chalid]] oleh Presiden.
{{col-css3-end}}
 
Baris 420 ⟶ 400:
{{indo-sejarah-stub}}
 
[[Kategori:Sejarah Kalimantan Selatan| {{PAGENAME}}]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia menurut provinsi|Kalimantan Selatan]]