Pulau Sumbawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 25:
'''Pulau Sumbawa''' adalah sebuah pulau yang terletak di provinsi [[Nusa Tenggara Barat]], [[Indonesia]]. Pulau ini dibatasi oleh [[Selat Alas]] di sebelah barat (memisahkan dengan [[Pulau Lombok]]), [[Selat Sape]] di sebelah timur (memisahkan dengan [[Pulau Komodo]]), [[Samudra Hindia]] di sebelah selatan, serta [[Laut Flores]] di sebelah utara. Kota terbesarnya adalah [[Kota Bima|Bima]], yang berada di bagian timur pulau ini.
Pulau ini memiliki luas 14.386
==Sejarah==
Kitab [[Nagarakretagama]] yang ditulis abad ke-14 mencatat beberapa kekuasaan yang ada di Pulau Sumbawa, antara lain [[Dompu]], [[Bima]], Sape, dan satu lagi di [[Sangeang Api|Pulau Sangeang Api]], lepas pantai timur laut Sumbawa. Empat pusat kekuasaan di Sumbawa bagian barat merupakan kerajaan yang bergantung pada [[Majapahit]], yang berpusat di [[Jawa]] bagian timur. Pulau ini sering diinvasi oleh orang luar akibat kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Pihak-pihak yang pernah menginvasi antara lain adalah orang [[Jawa]], orang [[Bali]], orang [[Makassar]], hingga orang [[Belanda]] dan [[Jepang]]. Orang Belanda pertama kali tiba di tahun 1605, tetapi tidak berhasil menguasai Pulau Sumbawa secara efektif hingga awal abad ke-20.
[[Kerajaan Gelgel]] dari [[Bali]] sempat menguasai bagian barat pulau ini, meskipun tidak lama. Bagian timur pulau dikuasai [[Kesultanan Bima]], sebuah kesultanan yang terhubung dengan [[Suku Bugis|orang Bugis]] dan [[Suku Makassar|Makassar]] serta kesukuan Melayu-Islam lainnya di Nusantara.
Bukti sejarah menunjukkan bahwa orang Sumbawa dikenal di Hindia Timur sebagai penghasil [[madu]], [[kuda sandel|kuda poni]],<ref>Jong Boers, B.D. de (2007), ‘The ‘Arab’ of the Indonesian Archipelago: The Famed Horse Breeds of Sumbawa’ in: Greg Bankoff and Sandra Swart (eds), Breeds of Empire: The ‘invention’ of the horse in Southern Africa and Maritime Southeast Asia, 1500–1950. Copenhagen: NIAS Press, pp 51–64.
</ref> [[secang|kayu secang]], yang digunakan untuk membuat cat merah,<ref>Jong Boers, B.D. de (1997), "Sustainability and time perspective in natural resource management: The exploitation of sappan trees in the forests of Sumbawa, Indonesia (1500–1875)" in: Peter Boomgaard, Freek Colombijn en David Henley (eds), ''Paper landscapes; Explorations in the environmental history of Indonesia''. Leiden: KITLV Press, pp. 260–281.</ref> dan [[cendana|kayu cendana]], yang digunakan untuk dupa dan obat. Daerah ini sempat dicatat sebagai daerah yang sangat produktif untuk pertanian.
Baris 39 ⟶ 38:
== Wilayah administratif ==
Secara administratif, Pulau Sumbawa terdiri dari 4 [[kabupaten]] dan 1 [[kota]].{{Cn}} Nama kora dan kabupatennya ialah [[Kabupaten Sumbawa Barat]], [[Kabupaten Sumbawa]], [[Kabupaten Dompu]], [[Kabupaten Bima]], dan [[Kota Bima]].<ref>{{Cite book|last=Ending, S., dkk.|date=2017|url=https://www.researchgate.net/publication/349175157_Peta_Dakwah_Majelis_Ulama_Indonesia_Nusa_Tenggara_Barat|title=Peta Dakwah Majelis Ulama Indonesia Nusa Tenggara Barat|location=Mataram|publisher=Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTB|isbn=978-602-6223-55-5|pages=5|url-status=live}}</ref>
<!--* [[Kota Sumbawa Besar]] masih dalam proses menjadi kota -->
== Geografi ==
Baris 106 ⟶ 100:
{{Commonscat|Sumbawa}}
{{Pulau di Nusa Tenggara Barat}}
[[Kategori:Pulau di Indonesia|Sumbawa, Pulau]]
[[Kategori:Pulau di Nusa Tenggara Barat|Sumbawa, Pulau]]
|