Pakubuwana X: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sedjati88 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 33:
}}
 
'''Sri Susuhunan Pakubuwana X''' ([[bahasa Jawa]]: ꧋ꦯꦩ꧀ꦥꦺꦪꦤ꧀ꦢꦊꦩ꧀ꦲꦶꦁꦏꦁ​ꦯꦶꦤꦸꦲꦸꦤ꧀ꦑꦁꦗꦼꦁ​ꦯꦸꦱꦸꦲꦸꦤꦤ꧀ꦦꦏꦸꦧꦸꦮꦤ꧇꧑꧐꧇꧋ꦯꦩ꧀ꦥꦺꦪꦤ꧀ꦢꦊꦩ꧀ꦲꦶꦁꦏꦁꦯꦶꦤꦸꦲꦸꦤ꧀ꦑꦁꦗꦼꦁꦯꦸꦱꦸꦲꦸꦤꦤ꧀ꦦꦏꦸꦧꦸꦮꦤ꧇꧑꧐꧇ sering disingkat sebagai '''PB X'''; {{lahirmati|[[Surakarta]]|29|11|1866|[[Surakarta]]|20|2|1939}}) adalah [[susuhunan]] kesembilan dari [[Kesunanan Surakarta]]. Ia memerintah dari tahun 1893 – 1939, menggantikan ayahnya, [[Pakubuwana IX]], sebagai susuhunan Surakarta ketika Pakubuwana IX meninggal pada 16 Maret 1893. Dua minggu setelahnya Pakubuwana X resmi dilantik sebagai [[Susuhunan]] pada 30 Maret 1893.
 
Pakubuwana X ditetapkan sebagai [[pahlawan nasional Indonesia]], atas jasa dan peran aktif dalam perjuangan pergerakan nasional, pelopor [[pembangunan]] [[sosial-ekonomi]], [[pendidikan rakyat]], pembentukan jati diri bangsa dan [[integrasi nasional]].<ref name="mir12">{{Cite book|last=Mirnawati|title=Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap|language=Indonesia|date=2012|location=Jakarta|publisher=CIF|isbn=978-979-788-343-0|ref=harv
}}</ref>
 
Baris 43:
Pakubuwana X memiliki nama lahir (''asma timur'') sebagai Gusti Raden Mas Sayyidin Malikul Kusna, putra [[Pakubuwana IX]] yang lahir pada tanggal [[29 November]] [[1866]], dari permaisuri Kanjeng Raden Ayu (KRAy.) Kustiyah, kemudian bergelar GKR. Pakubuwana.<ref name="PB X">{{cite journal|title= Politik Simbolis Kasunanan|author= Hermanu Joebagjo|journal= Jurnal Sejarah dan Budaya|volume= 9|number= 2|year= 2015|issn= 1979-9993|page= 185-187|publisher= Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang|url= http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/view/1538}}</ref> Pada usia 3 tahun ia telah ditetapkan sebagai putra mahkota bergelar ''Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Amangkunagara Sudibya Rajaputra Narendra ing Mataram VI.''<ref>{{cite journal|title= Lari Dari Kenyataan: Raja, Priyayi, dan Wong Cilik Biasa di Kasunanan Surakarta, 1900-1915|author= Kuntowijoyo|journal= Humaniora|volume= 15|number= 2|year= 2003|issn= 0852-0801|page= 200|publisher= Faklutas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada|url= https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/788}}</ref>
 
Kisah kelahirannya menjadi cermin kurang harmonisnya hubungan antara [[Pakubuwana IX]] dengan [[Ranggawarsita|R.Ng. Ranggawarsita]], [[pujangga kenamaan keraton]]. Pada saat KRAy. Kustiyah baru mengandung, Pakubuwana IX bertanya kepada Ranggawarsita kelak anaknya akan lahir laki-laki atau perempuan. Ranggawarsita menjawab kelak akan lahir ''hayu''. Pakubuwana IX kecewa mengira anaknya akan lahir cantik alias perempuan. Padahal ia berharap bisa mendapat [[putra mahkota]] dari KRAy. Kustiyah.<ref name="Kelahiran">{{cite web|title= Strategi Dua Muka Pakubuwana X Menghadapi Belanda|author= Iswara N Raditya|year= 2017|accessdate= 25 Januari 2021|website= Tirto.id|url= https://tirto.id/strategi-dua-muka-pakubuwana-x-menghadapi-belanda-cArQ}}</ref>
 
Selama berbulan-bulan Pakubuwana IX menjalani puasa atau bertirakat, berharap anaknya tidak lahir perempuan. Akhirnya, KRAy. Kustiyah melahirkan seorang bayi laki-laki. Pakubuwana IX dengan bangga menuduh ramalan Ranggawarsita meleset.<ref name="Kelahiran" />
Baris 50:
 
==Kehidupan pribadi==
Pakubuwana X dikenal memiliki banyak [[selir]], tetapi ia memiliki dua [[permaisuri]] (''garwa padmi'') adalah GKR. Pakubuwana putri [[Mangkunagara IV]] dan GKR. Hemas putri [[Hamengkubuwana VII]]. Dari kedua permaisurinya Pakubuwana X tidak memiliki putra laki-laki, pernikahannya dengan GKR. Hemas ia hanya dikaruniai seorang putri yang bernama GRAj. Sekar Kedhaton Koestijah yang kelak bergelar GKR. Pambayun.
 
Pakubuwana X juga memiliki 39 istri selir, dengan keseluruhan istrinya baik selir maupun permaisuri, Pakubuwana X memiliki 63 orang putra dan putri. Banyak dari putra-putri Pakubuwana X nantinya berperan dalam perjuangan kemerdekaan [[Indonesia]], antara lain:
* KGPH. Hangabehi (kemudian bergelar [[Pakubuwana XI|Susuhunan Pakubuwana XI]]), yang pernah menjabat sebagai pelindung [[Sarekat Islam]]
* KGPH. Hadiwijaya, politisi (mantan anggota [[Volksraad]]), budayawan, serta pencetus kerisologi (ilmu tentang keris)
* [[Mayjen. TNI]] [[GPH.]] [[Purbanegara]], penasehat militer pemerintah [[Indonesia]] dalam [[Perjanjian Renville]]
* [[Djatikoesoemo|Jenderal TNI (Purn.) GPH. Jatikusuma]], [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] pertama
* [[Brigjen. TNI]] ([[Purn.]]) [[Prof.]] [[GPH.]] [[Harya Mataram]], [[S.H.]], rektor [[Universitas Sebelas Maret|Universitas Sebelas Maret Surakarta]] pertama
* [[Pangeran Soerjohamidjojo|GPH. Suryahamijaya]], yang menjadi anggota [[BPUPKI]] dan [[PPKI]] serta ketua [[PON I|Pekan Olahraga Nasional]] (1948)
 
Baris 155:
===Penghargaan===
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana rib.svgpng|width=100}}
|{{Ribbon devices|ribbon=NLD Order of the Dutch Lion - Grand Cross BAR.png}}
|{{Ribbon devices|ribbon=Order of Orange-Nassau ribbon - Knight Grand Cross.svg}}
Baris 210:
|-
!Baris ke-4
|colspan="1"|[[:en:Military Order of Christ|Grand Cross of the Military Order of Christ (G.C.C.)]] - Portugal (529 JanuariDesember 19291923)<ref>{{Cite web|title=ENTIDADES ESTRANGEIRAS AGRACIADAS COM ORDENS PORTUGUESAS - Página Oficial das Ordens Honoríficas Portuguesas|url=https://www.ordens.presidencia.pt/?idc=154&list=1|website=www.ordens.presidencia.pt|access-date=2024-05-16}}</ref>
|colspan="1"|[[:en:Imperial Order of the Dragon of Annam|Grand Cross of the Order of the Dragon of Annam]] - Kekaisaran Annam/Dinasti Nguyễn
|colspan="1"|[[:en:Order of Leopold (Belgium)|Grand Cordon of the Order of Leopold]] - Belgia (1935)
Baris 281:
 
{{DEFAULTSORT:Pakubuwana X}}
[[Kategori:Susuhunan Surakarta|10]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]