Beduk: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
|||
(25 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox instrument
| name = Beduk
'''Bedug''' adalah [[alat musik]] tabuh seperti [[gendang]]. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai [[alat komunikasi]] tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu [[salat]] atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ada juga bedug terbuat dari susunan papan kayu tebal yang dirangkai membulat menyerupai drum. Ujung batang yang berukuran lebih besar atau kedua ujungnya ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh. ▼
| background = percussion
| image = Beduk.JPG
| caption = Beduk di masjid Islamic Center Samarinda.
| names = Bedug
| classification = [[Membranofon]]
| hornbostel_sachs = 211.212.1
| hornbostel_sachs_desc = Membranofon tunggal dua membran
}}
▲'''
== Sejarah ==
[[Berkas:
Bedug sebenarnya berasal dari [[India]] dan [[Cina]]. Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina, ketika [[Cheng Ho|Laksamana Cheng Ho]] datang ke [[Semarang]], mereka disambut baik oleh Raja Jawa pada masa itu. Kemudian, ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendak memberikan hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mendengarkan suara bedug dari [[masjid]]. Sejak itulah, bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di negara [[Cina]], [[Korea]] dan [[Jepang]], yang memposisikan bedug di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengani waktu salat atau sembahyang. Saat Orba berkuasa bedug pernah dikeluarkan dari surau dan masjid karena mengandung unsur-unsur non-Islam. Bedug digantikan oleh pengeras suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis, namun warga [[Nahdlatul Ulama|NU]] melakukan perlawanan sehingga sampai sekarang dapat terlihat masih banyak masjid yang mempertahankan bedug.▼
Menurut arkeolog [[Universitas Negeri Malang]] Dwi Cahyono, akar sejarah bedug sudah dimulai sejak masa prasejarah, tepatnya zaman logam. Saat itu manusia mengenal nekara dan moko yang terbuat dari perunggu, berbentuk seperti dandang dan banyak ditemukan di [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Sumbawa]], Roti, Leti, Selayar, dan [[Kepulauan Kei]]. Fungsinya untuk acara keagamaan, maskawin, dan upacara minta hujan.
Pada masa Hindu, jumlah bedug masih terbatas dan penyebarannya belum merata ke berbagai tempat di [[Jawa]]. Dalam [[Kidung Malat]], pupuh XLIX, disebutkan bahwa bedug berfungsi sebagai media untuk mengumpulkan penduduk dari berbagai desa dalam rangka persiapan perang. Kitab sastra berbentuk kidung, seperti Kidung Malat, ditulis pada masa pemerintahan [[Majapahit]].<ref>Tak-tak-tak, Dung, Ini Sejarah Bedug[https://historia.id/kultur/articles/tak-tak-tak-dung-ini-sejarah-bedug-P1m2P]</ref>
▲
== Fungsi ==
* Fungsi sosial:
* Fungsi estetika:
== Pembuatan ==
[[Berkas:Drum in Old Mosque of Seith.jpg|jmpl|ki|Beduk di [[Masjid Tua Soa Seith]], [[Leihitu]], [[Pulau Ambon]]]]
Pada awalnya, [[kambing]] atau [[sapi]] dikuliti. Kulit hewan yang biasa dibuat sebagai bahan baku bedug antara lain kulit kambing, sapi, [[kerbau]], dan [[banteng]]. Kulit sapi putih memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kulit sapi coklat. Sebab, kulit sapi putih lebih tebal daripada kulit sapi coklat, sehingga bunyi yang dihasilkannya akan berbeda disamping, keawetannya yang lebih rendah. Kemudian, kulit tersebut direndam ke dalam air detergen sekitar [[5]]-[[10]] [[menit]]. Jangan terlalu lama agar tidak rusak. Lalu, kulit dijemur dengan cara dipanteng (digelar) supaya tidak mengerut. Setelah kering, diukur diameter kayu yang sudah dicat dan akan dibuat bedug. Seteleh selesai diukur, kulit tersebut dipasangkan pada kayu bonggol kayu yang sudah disiapkan. Proses penyatuan kulit hewan dengan kayu dilakukan dengan paku dan beberapa tali-temali.▼
▲Pada awalnya, [[kambing]] atau [[sapi]] dikuliti. Kulit hewan yang biasa dibuat sebagai bahan baku
== Permainan (seni ngadulag) ==
[[Berkas:Drums in Sultan Ternate Mosque.jpg|jmpl|300px|Beduk di [[Masjid Sultan Ternate]] ]]
Seni ngadulag berasal dari daerah [[Jawa Barat]]. Pada dasarnya, bedug memiliki fungsi yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, tabuhan bedug di tiap-tiap daerah memiliki perbedaan dengan daerah lainnya, sehingga menjadikannya khas. Sehingga lahirlah sebuah istilah “Ngadulag” yang menunjuk pada sebuah keterampilan menabuh bedug. Kini keterampilan menabuh bedug telah menjadi bentuk seni yang mandiri yaitu seni Ngadulag (permainan bedug).▼
Di daerah Bojonglopang, [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]], seni ngadulag telah menjadi sebuah kompetisi untuk mendapatkan penabuh bedug terbaik. Kompetisi terbagi menjadi 2 kategori, yaitu keindahan dan ketahanan. Keindahan mengutamakan irama dan ritme tabuhan bedug, sedangkan ketahanan mengutamakan daya tahan menabuh atau seberapa lama kekuatan menabuh bedug. Kompetisi ini diikuti oleh laki-laki dan perempuan. Dari permainan inilah seni menabuh bedug mengalami perkembangan. Dahulu, peralatan seni menabuh bedug hanya terdiri dari bedug, kohkol, dan terompet. Tapi kini peralatannya pun mengalami perkembangan. Selain yang telah disebutkan di atas, menabuh bedug kini juga dilengkapi dengan alat-alat musik seperti [[gitar]], [[keyboard]], dan [[simbal]].▼
▲Seni ngadulag berasal dari daerah [[Jawa Barat]]. Pada dasarnya,
▲Di daerah Bojonglopang, [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]], seni ngadulag telah menjadi sebuah kompetisi untuk mendapatkan penabuh
== Terbesar di Dunia ==
== Galeri ==
<gallery mode="packed">
Berkas:Drum in Sabilal Muhtadin Mosque.jpg|Beduk di [[Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin]]
Berkas:Mosque drum in Asilulu.jpg|Beduk di Masjid An-Nur, [[Asilulu, Leihitu, Maluku Tengah]]
Berkas:Bedug at Istiqlal Mosque.jpg|jmpl|Beduk di [[Masjid Istiqlal, Jakarta]]
Berkas:Bedug Di Masjid Agung Demak Dari Samping Kiri.jpg|Beduk di [[Masjid Agung Demak]]
</gallery>
== Referensi ==
* Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid III, (Jakarta, PT
* [http://www.antara.co.id/arc/2008/9/2/asal-usul-bedug/ Asal usul bedug]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/22/03322777/saat.parade.bedug.singgah.di.kali.bliruk Parade bedug]
* [http://sdn3bojonglopang.wordpress.com/2008/09/03/ngadulag-nabuh-bedug-puasa/ Bedug puasa]
* [http://kompas.co.id/read/xml/2008/09/14/16213749/rezeki.bedug.kala.ramadan Bedug kala Ramadan]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{Instrumen gamelan}}{{Islam di Indonesia}}{{Authority control}}
[[Kategori:Komunikasi]]
|