Beduk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(50 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox instrument
[[Berkas:IslamicCenter-4.jpg|thumb|right|225px|Sebuah bedug.]]
| name = Beduk
'''Bedug''' adalah [[alat musik]] tabuh seperti [[gendang]]. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai [[alat komunikasi]] tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu [[salat]] atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.
| background = percussion
| image = Beduk.JPG
| caption = Beduk di masjid Islamic Center Samarinda.
| names = Bedug
| classification = [[Membranofon]]
| hornbostel_sachs = 211.212.1
| hornbostel_sachs_desc = Membranofon tunggal dua membran
}}
 
'''BedugBeduk''', juga ditulis sebagai '''bedug''', adalah [[alat musik]] tabuh seperti [[gendang]] besar. BedugBeduk merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai [[alat komunikasi]] tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedugbeduk biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenaiakan datangnya waktu [[salat]] atau sembahyang. BedugJuga digunakan dalam kesenian tradisional salah satunya dalam [[Seni Reak]]. Beduk terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedugbeduk menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.
=== Sejarah ===
Bedug sebenarnya berasal dari [[India]] dan [[Cina]]. Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina, ketika ketika [[Cheng Ho|Laksamana Cheng Ho]] datang ke [[Semarang]], mereka disambut baik oleh Raja Jawa pada masa itu. Kemudian, ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendak memberikan hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mendengarkan suara bedug dari [[masjid]]. Sejak itulah, bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di negara [[Cina]], [[Korea]] dan [[Jepang]], yang memposisikan bedug di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengani waktu salat atau sembahyang. Saat Orba berkuasa bedug pernah dikeluarkan dari surau dan mesjid karena mengandung unsur-unsur non-Islam. Bedug digantikan oleh pengeras suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis, namun warga [[Nahdlatul Ulama|NU]] melakukan perlawanan sehingga sampai sekarang dapat terlihat masih banyak masjid yang mempertahankan bedug.
 
=== FungsiSejarah bedug ===
[[Berkas:Drum in Sultan Suriansyah Mosque.jpg|jmpl|300px|Beduk di [[Masjid Sultan Suriansyah]], [[Banjarmasin]]]]
* Fungsi sosial : bedug berfungsi sebagai alat komunikasi atau petanda kegiatan masyarakat, mulai dari ibadah, petanda bahaya, hingga petanda berkumpulnya sebuah komuntas.
* Fungsi estetika : bedug berfungsi dalam pengembangan dunia kreatif, konsep, dan budaya material musikal.
 
Menurut arkeolog [[Universitas Negeri Malang]] Dwi Cahyono, akar sejarah bedug sudah dimulai sejak masa prasejarah, tepatnya zaman logam. Saat itu manusia mengenal nekara dan moko yang terbuat dari perunggu, berbentuk seperti dandang dan banyak ditemukan di [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Sumbawa]], Roti, Leti, Selayar, dan [[Kepulauan Kei]]. Fungsinya untuk acara keagamaan, maskawin, dan upacara minta hujan.
=== Cara pembuatan bedug sederhana ===
Pada awalnya, [[kambing]] atau [[sapi]] dikuliti. Kulit hewan yang biasa dibuat sebagai bahan baku bedug antara lain kulit kambing, sapi, [[kerbau]], dan [[banteng]]. Kulit sapi putih memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kulit sapi coklat. Sebab, kulit sapi putih lebih tebal daripada kulit sapi coklat, sehingga bunyi yang dihasilkannya akan berbeda disamping, keawetannya yang lebih rendah. Kemudian, kulit tersebut direndam ke dalam air detergen sekitar [[5]]-[[10]] [[menit]]. Jangan terlalu lama agar tidak rusak. Lalu, kulit dijemur dengan cara dipanteng (digelar) supaya tidak mengerut. Setelah kering, diukur diameter kayu yang sudah dicat dan akan dibuat bedug. Seteleh selesai diukur, kulit tersebut dipasangkan pada kayu bonggol kayu yang sudah disiapkan. Proses penyatuan kulit hewan dengan kayu dilakukan dengan paku dan beberapa tali-temali.
 
Pada masa Hindu, jumlah bedug masih terbatas dan penyebarannya belum merata ke berbagai tempat di [[Jawa]]. Dalam [[Kidung Malat]], pupuh XLIX, disebutkan bahwa bedug berfungsi sebagai media untuk mengumpulkan penduduk dari berbagai desa dalam rangka persiapan perang. Kitab sastra berbentuk kidung, seperti Kidung Malat, ditulis pada masa pemerintahan [[Majapahit]].<ref>Tak-tak-tak, Dung, Ini Sejarah Bedug[https://historia.id/kultur/articles/tak-tak-tak-dung-ini-sejarah-bedug-P1m2P]</ref>
=== Permainan Bedug (Seni Ngadulag) ===
Seni ngadulag berasal dari daerah [[Jawa Barat]]. Pada dasarnya, bedug memiliki fungsi yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, tabuhan bedug di tiap-tiap daerah memiliki perbedaan dengan daerah lainnya, sehingga menjadikannya khas. Sehingga lahirlah sebuah istilah “Ngadulag” yang menunjuk pada sebuah keterampilan menabuh bedug. Kini keterampilan menabuh bedug telah menjadi bentuk seni yang mandiri yaitu seni Ngadulag (permainan bedug).
Di daerah Bojonglopang, [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]], seni ngadulag telah menjadi sebuah kompetisi untuk mendapatkan penabuh bedug terbaik. Kompetisi terbagi menjadi 2 kategori, yaitu keindahan dan ketahanan. Keindahan mengutamakan irama dan ritme tabuhan bedug, sedangkan ketahanan mengutamakan daya tahan menabuh atau seberapa lama kekuatan menabuh bedug. Kompetisi ini diikuti oleh laki-laki dan perempuan. Dari permainan inilah seni menabuh bedug mengalami perkembangan. Dahulu, peralatan seni menabuh bedug hanya terdiri dari bedug, kohkol, dan terompet. Tapi kini peralatannya pun mengalami perkembangan. Selain yang telah disebutkan di atas, menabuh bedug kini juga dilengkapi dengan alat-alat musik seperti [[gitar]], [[keyboard]], dan [[simbal]].
 
Bedug sebenarnya berasal dari [[India]] dan [[Cina]]. Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina, ketika ketika [[Cheng Ho|Laksamana Cheng Ho]] datang ke [[Semarang]], mereka disambut baik oleh Raja Jawa pada masa itu. Kemudian, ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendak memberikan hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mendengarkan suara bedugbeduk dari [[masjid]]. Sejak itulah, bedugbeduk kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di negara [[Cina]], [[Korea]] dan [[Jepang]], yang memposisikan bedugbeduk di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Di Indonesia, sebuah bedugbeduk biasa dibunyikan untuk pemberitahuan menganiakan datangnya waktu salat atau sembahyang. Saat OrbaOrde Baru berkuasa bedugbeduk pernah dikeluarkan dari surau dan mesjidmasjid karena mengandung unsur-unsur non-Islam. BedugBeduk digantikan oleh pengeras suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis, namun warga [[Nahdlatul Ulama|NU]] melakukan perlawanan sehingga sampai sekarang dapat terlihat masih banyak masjid yang mempertahankan bedugbeduk.
=== Bedug terbesar di dunia ===
Bedug terbesar di dunia berada di dalam Masjid Darul Muttaqien, [[Purworejo]]. Bedug ini merupakan karya besar umat Islam yang pembuatannya diperintahkan oleh Adipati Tjokronagoro I, Bupati Purworejo pertama. dibuat pada tahun [[1762]] Jawa atau [[1834]] [[M]]. Dan diberi nama Kyai Begelan. Ukuran atau spesifikasi bedug ini adalah : Panjang 292 cm, keliling bagian depan 601 cm, keliling bagian belakang 564 cm, diameter bagian depan 194 cm, diameter bagian belakang 180 cm. Bagian yang ditabuh dari bedug ini dibuat dari kulit banteng. Bedug raksasa ini dirancang sebagai “sarana komunikasi” untuk mengundang [[jamaah]] hingga terdengar sejauh-jauhnya lewat tabuhan bedug sebagai tanda waktu salat menjelang adzan dikumandangkan.
 
== Fungsi ==
Mustofa Perajin Terbang dan Bedug
* Fungsi sosial : bedugbeduk berfungsi sebagai alat komunikasi atau petanda kegiatan masyarakat, mulai dari ibadah, petanda bahaya, hingga petanda berkumpulnya sebuah komuntaskomunitas.
* Fungsi estetika : bedugbeduk berfungsi dalam pengembangan dunia kreatif, konsep, dan budaya material musikal.
 
== Pembuatan ==
[[Berkas:Drum in Old Mosque of Seith.jpg|jmpl|ki|Beduk di [[Masjid Tua Soa Seith]], [[Leihitu]], [[Pulau Ambon]]]]
 
Pada awalnya, [[kambing]] atau [[sapi]] dikuliti. Kulit hewan yang biasa dibuat sebagai bahan baku bedugbeduk antara lain kulit kambing, sapi, [[kerbau]], dan [[banteng]]. Kulit sapi putih memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kulit sapi coklat. Sebab, kulit sapi putih lebih tebal daripada kulit sapi coklat, sehingga bunyi yang dihasilkannya akan berbeda disamping, keawetannya yang lebih rendah. Kemudian, kulit tersebut direndam ke dalam air detergen sekitar [[5]]-[[10]] [[menit]]. Jangan terlalu lama agar tidak rusak. Lalu, kulit dijemur dengan cara dipanteng (digelar) supaya tidak mengerut. Setelah kering, diukur diameter kayu yang sudah dicat dan akan dibuat bedugbeduk. Seteleh selesai diukur, kulit tersebut dipasangkan pada kayu bonggol kayu yang sudah disiapkan. Proses penyatuan kulit hewan dengan kayu dilakukan dengan paku dan beberapa tali-temali.
BAGI masyarakat Demak Jawa Tengah dan sekitarnya, nama Musthofa MS sudah tidak asing. Pria berusia 50 tahun ini adalah salah seorang perajin terbang (rebana) dan bedug (gendang besar; di surau atau masjid yang dipukul untuk memberitahukan waktu salat).
Keterampilannya membuat alat penanda waktu sembahyang ini diperolehnya sejak 41 tahun lalu secara turun temurun.
Musthofa mengerjakan terbang di bengkelnya. (Foto: mac)
Keahliannya mengolah kayu gelondongan menjadi alat tetabuhan untuk mengiringi solawatan, ditekuninya sejak berusia 9 (sembilan) tahun. Sampai-sampai putera Salwadi bin Saidun ini hafal betul dengan berbagai jenis dan karakter kayu, hanya dengan melihat wujud, bau dan serat kayunya. Bahkan jika terdapat jenis kayu gelap pun akan diketahuinya dari mana kayu tersebut berasal. Maksud kayu gelap di sini adalah kayu yang ‘bersih’ bukan kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh di pekuburan.
Selain mencari keberkahan dalam mencari rejeki, tujuan suami Hj Hasanah ini memroduksi terbang dan bedug adalah ikut andil menanam ‘saham akhirat’ yaitu mengagungkan asma Nabi Muhammad dengan cara membuat terbang/rebana pengiring pembacaan solawat nabi tersebut. (machmud)
 
=== Permainan Bedug (Seniseni Ngadulagngadulag) ===
Bedug Produksi Musthofa diburu Pejabat dan panitia MTQ
[[Berkas:Drums in Sultan Ternate Mosque.jpg|jmpl|300px|Beduk di [[Masjid Sultan Ternate]] ]]
 
Seni ngadulag berasal dari daerah [[Jawa Barat]]. Pada dasarnya, bedugbeduk memiliki fungsi yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, tabuhan bedugbeduk di tiap-tiap daerah memiliki perbedaan dengan daerah lainnya, sehingga menjadikannya khas. Sehingga lahirlah sebuah istilah “Ngadulag” yang menunjuk pada sebuah keterampilan menabuh bedugbeduk. Kini keterampilan menabuh bedugbeduk telah menjadi bentuk seni yang mandiri yaitu seni Ngadulag (permainan bedugbeduk).
DALAM membuat terbang dan bedug, Musthofa selalu lebih mengutamakan kualitas suara dibanding berbisnis memburu rupiah.
Di daerah Bojonglopang, [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]], seni ngadulag telah menjadi sebuah kompetisi untuk mendapatkan penabuh bedugbeduk terbaik. Kompetisi terbagi menjadi 2 kategori, yaitu keindahan dan ketahanan. Keindahan mengutamakan irama dan ritme tabuhan bedugbeduk, sedangkan ketahanan mengutamakan daya tahan menabuh atau seberapa lama kekuatan menabuh bedugbeduk. Kompetisi ini diikuti oleh laki-laki dan perempuan. Dari permainan inilah seni menabuh bedugbeduk mengalami perkembangan. Dahulu, peralatan seni menabuh bedugbeduk hanya terdiri dari bedugbeduk, kohkol, dan terompet. Tapi kini peralatannya pun mengalami perkembangan. Selain yang telah disebutkan di atas, menabuh bedugbeduk kini juga dilengkapi dengan alat-alat musik seperti [[gitar]], [[keyboard]], dan [[simbal]].
Menurut dia, kualitas suara sangat ditentukan oleh kualitas bahan baku kayu dan kulit. Oleh karenanya untuk menciptakan suara empuk (tidak kemeng-red), renyah dan enak didengar, Musthofa selalu menggunakan bahan-bahan baku pilihan pada produk-produknya.
Pekerja menaikkan Bedug SBY ke atas truk pengangkut. (Foto: mac)
”Untuk kayu, kami memilih menggunakan jenis kayu pohon trembesi, nangka atau mahoni yang berumur puluhan tahun, serta memiliki kekeringan yang sangat tinggi. Sedangkan untuk kulit, kami menggunakan kulit kambing dan atau kulit kerbau betina”, tutur Musthofa.
Untuk menjamin kepuasan konsumen, pemilik toko “Mantep” di Jalan Raya Demak-Kudus dan di Jalan Raden Sahid Kadilangu Demak Jawa Tengah ini memberikan garansi satu tahun terhadap produk-produknya. Dengan adanya garansi, pesanan bedug dan terbang selalu datang, tidak hanya dari pasar lokal tetapi juga nasional. Diantara yang telah menggunakan bedug-bedugnya, tercatat; Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY; pada Oktober 2010), Presiden Soeharto (Desember 1995), dan saat ini perajin yang sangat menaruh perhatian terhadap para peziarah makam Sunan Kalijaga Kadilangu ini sedang mengerjakan 23 unit bedug pesanan dari panitia MTQ 2012 di Palembang. (machmud)
 
== Terbesar di Dunia ==
Layani Pesanan Bedug Berbagai Ukuran
BedugBeduk terbesar di dunia berada di dalam [[Masjid Darul Muttaqien]], [[Purworejo]]. BedugBeduk ini merupakan karya besar umat Islam yang pembuatannya diperintahkan oleh [[Adipati Tjokronagoro I]], Bupati Purworejo pertama. dibuat pada tahun [[1762]] Jawa atau [[1834]] [[M]]. Dan diberi nama Kyai BegelanBagelen. Ukuran atau spesifikasi bedugbeduk ini adalah : Panjang 292 &nbsp;cm, keliling bagian depan 601 &nbsp;cm, keliling bagian belakang 564 &nbsp;cm, diameter bagian depan 194 &nbsp;cm, diameter bagian belakang 180 &nbsp;cm. Bagian yang ditabuh dari bedugbeduk ini dibuat dari kulit banteng. BedugBeduk raksasa ini dirancang sebagai “sarana komunikasi” untuk mengundang [[jamaah]] hingga terdengar sejauh-jauhnya lewat tabuhan bedugbeduk sebagai tanda waktu salat menjelang [[Azan|adzan]] dikumandangkan.
 
 
BERBAGAI ukuran bedug telah dan terus akan diproduksi oleh Musthofa, perajin terbang dan bedug, warga Bintoro Demak Jawa Tengah ini.
Pesanan alat penanda waktu sembahyang yang paling sulit dipehuni menurutnya adalah bedug raksasa berukuran garis tengah dua meter. Disebabkan karena dia kesulitan mencari kulit kerbau berbadan besar. Maka, jika dia mendapat pesanan bedug seukuran tersebut, Musthofa terpaksa berburu kulit kerbau betina sampai luar Jawa.
Terbang berbagai ukuran siap dikirim. (Foto: mac)
”Kalau kebutuhan kayunya dapat disiasati dengan merangkai dua atau tiga batang sekaligus. Tetapi untuk bahan kulit penutup beduk, tentu tidak dapat disiasati dengan cara menambal atau menyambung kulit binatang yang semakin langka tersebut”, tutur Musthofa.
”Untuk ukuran bedug di luar kewajaran, kami hanya dapat menyanggupi setelah mendapatkan bahan baku dan dengan waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya”, katanya.
Disinggung tentang harga bedug raksasa, Musthofa belum dapat membeberkan. Karena, harga barang tersebut ditentukan oleh tingkat kesulitan dalam memperoleh bahan bakunya.
”Kalau pemesan membawa bahan sendiri, kami siap mengerjakannya kurang dari satu bulan”, jelas pemilik hotel MUSTIKA 9, hotel khusus peziarah Sunan Kalijaga Kadilangu Demak Jawa Tengah ini.
Bedug produksinya, dipatok harga Rp 6,5 - Rp 99 juta per biji dengan ukuran garis tengah 55 - 160 centimeter. Sedangkan harga terbang/rebana dipatok antara Rp 1 juta/stel (terdiri 3 biji) hingga dengan Rp 10 juta/stel komplit terdiri 12 biji. (machmud)
 
Pembuatan Bedug Butuh Waktu Satu Minggu
 
 
DALAM memroduksi terbang dan bedug, Musthofa, Perajin Terbang dan Bedug asal Bintoro Kecamatan Demak Jawa Tengah, ini memerlukan waktu satu minggu hingga satu tahun.
”Jika bahan sudah tersedia, dalam waktu satu minggu pesanan terbang dan atau bedug berukuran kecil dapat kami dipenuhi. Tetapi jika bahannya masih mencari, terutama untuk pembuatan bedug raksasa, maka bisa mencapai satu tahun”, tutur Musthofa.
Bahan bedug berbagai ukuran siap dibikin. (Foto: mac)
Menurut Musthofa, bedug yang biasa dipesan orang rata-rata bergaris tengah 130 – 140 centimeter. Itu pula sebabnya, di bengkelnya telah tersedia bahan baku dalam jumlah banyak dan dalam tempo satu minggu dirinya bisa memenuhinya. Namun pesanan bedug raksasa hingga berukuran 2 meter, pihaknya harus berkeliling hutan untuk mendapatkan pohon besar dan harus mengeringkan kayunya hingga lebih sepuluh bulan.
”Untuk bedug raksasa ukuran 180 centimeter hingga garis tengah 2 meter, kami minta tempo satu tahun. Karena kami harus mencari bahannya, termasuk mengeringkannya hingga kadar airnya mencapai 0 persen”, katanya.
Dalam memroduksi terbang dan bedug, Musthofa dibantu 5 - 9 orang pekerja. Para pekerja tersebut hanya diserahi tugas untuk mengampelas, mengecet (memvernis-red) dan pekerjaan ringan lainnya. Sedangkan untuk memasang kulit dan menyetel suara, semuanya langsung ditangani sendiri oleh pria yang juga pemilik hotel MUSTIKA 9, hotel khusus peziarah Sunan Kalijaga Kadilangu Demak Jawa Tengah ini. (machmud)
 
== Galeri ==
<gallery mode="packed">
Berkas:Drum in Sabilal Muhtadin Mosque.jpg|Beduk di [[Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin]]
Berkas:Mosque drum in Asilulu.jpg|Beduk di Masjid An-Nur, [[Asilulu, Leihitu, Maluku Tengah]]
Berkas:Bedug at Istiqlal Mosque.jpg|jmpl|Beduk di [[Masjid Istiqlal, Jakarta]]
Berkas:Bedug Di Masjid Agung Demak Dari Samping Kiri.jpg|Beduk di [[Masjid Agung Demak]]
</gallery>
 
== Referensi ==
* Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid III, (Jakarta, PT. Cipta Adi Pustaka: 1988).
* [http://www.antara.co.id/arc/2008/9/2/asal-usul-bedug/ Asal usul bedug]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/22/03322777/saat.parade.bedug.singgah.di.kali.bliruk Parade bedug]
* [http://sdn3bojonglopang.wordpress.com/2008/09/03/ngadulag-nabuh-bedug-puasa/ Bedug puasa]
* [http://kompas.co.id/read/xml/2008/09/14/16213749/rezeki.bedug.kala.ramadan Bedug kala Ramadan]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* purworejokab.go.id
 
* [http://kompas.co.id/read/xml/2008/09/14/16213749/rezeki.bedug.kala.ramadan Bedug kala Ramadan]
{{Instrumen gamelan}}{{Islam di Indonesia}}{{Authority control}}
 
[[Kategori:Komunikasi]]
[[Kategori:Alat musik Indonesia]]
[[Kategori:Drum]]
 
[[bg:Бедуг]]
[[bjn:Dauh]]
[[en:Bedug]]
[[jv:Bedhug]]