Pelajar Islam Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alvarezyrh (bicara | kontrib)
k beberapa alinea yang perlu perlakuan khusus terkait numbering dan paragrafnya
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(158 revisi perantara oleh 64 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Penambahan isi halaman tanpa sumber|small=yes}}
'''MOTIVASI BERDIRINYA PII'''
{{Infobox Organization
| name = Pelajar Islam Indonesia
| image =
| image_border = 2px
| size =
| caption = Lambang Pelajar Islam Indonesia
| map =
| msize =
| mcaption =
| abbreviation = PII
| motto = ''Tandang ke Gelanggang Walau Seorang''
| formation = [[4 Mei]] [[1947]] M / [[12 Jumadil Tsani]] [[1366]] H
| extinction =
| type = Organisasi Kepelajaran dan Pengkaderan.
| status = Perkumpulan
| purpose = Kesempurnaan Pendidikan Dan Kebudayaan Yang Sesuai Dengan Islam Bagi Segenap Rakyat Indonesia dan Umat Manusia.
| headquarters = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| location = Jl. Menteng Raya No.58 Kebon Sirih Jakarta Pusat
| region_served =
| membership =
| language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| leader_title = Ketua Umum
| leader_name = Abdul Kohar Ruslan (2023-2025)
| main_organ =
| parent organization =
| affiliations =
| num_staff =
| num_volunteers =
| budget =
| website = https://pbpii.or.id/
| remarks =
}}
 
'''Pelajar Islam Indonesia''' adalah organisasi massa Pelajar [[Islam]] tertua di Indonesia yang bergerak di bidang kepelajaran dan pengkaderan<ref>{{Cite web|url=https://israyuda.wordpress.com/tag/pelajar-islam-indonesia/|title=pelajar islam indonesia {{!}} ORGANIZATION|language=id-ID|access-date=2019-05-02}}</ref> yang bertujuan terciptanya kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan syariat [[Islam]] bagi segenap bangsa [[Indonesia]] dan umat manusia. Berdiri pada Ahad, 4 Mei 1947 M/ 12 Jumadil Tsani 1366 H di [[Yogyakarta]] dengan tokoh pertamanya Joesdi Ghazali<ref>{{Cite web|url=https://pelajarislam.wordpress.com/sejarah-pii/|title=Sejarah PII|date=2015-03-30|website=Pelajar Islam Indonesia #NTB|language=id-ID|access-date=2019-05-02}}</ref> dan saat ini Ketua Umum PB (Pengurus Besar) PII, [[Abdul Kohar Ruslan]].<ref>{{Cite news|url=https://kompas.id/label/ketua-umum-pb-pii-husin-tasrik-makruf-nasution/|title=Ketua Umum PB PII Husin Tasrik Makruf Nasution–Kompas.Id|last=kompas.id|newspaper=Kompas.Id|language=en-US|access-date=2018-07-18}}</ref>
Kebijakan politik Belanda dan Jepang pada masa pra kemerdekaan telah memberikan dampak yang sangat negatif bagi umat Islam. Salah satu dampak yang terasa di kalangan pelajar yaitu adannya perpecahan antara pelajar yang mengenyam pendidikan di sekolah umum dan pelajar (santri) yang mengenyam pendidikan di pesantren. Dalam hal kurikulum, pemikiran Belanda (Barat) yang sangat materialistis telah menjadi basis cara pandang pelajar didikan Belanda (sekolah umum). Mereka cenderung banyak meniru Barat dalam pola hidup maupun budaya pribadi seperti terlihat pada cara berpakaian, bersikap, dan bertingkah laku. Sisi positif yang dapat diambil dari hasil pendidikan Barat ini terletak pada metode yang modern karena memakai kurikulum dan kelas. Metode ini dapat memberikan keteraturan dan kedinamisan. Sementara sisi negatifnya terletak pada kemerosotan rasa patriotisme dan masuknya paham sekulerisme ke dalam pikiran para pelajarnya. Dari sisi pekerjaan, umumnya pelajar hasil pendidikan gaya Belanda ini menjadi pegawai rendahan pada pemerintah kolonial Belanda.[ Djayadi Hanan, Gerakan Pelajar Islam Di Bawah Bayang-Bayang Negara. Yogyakarta: PB PII dan UII Press, 2006, hlm 55]
 
== Sebab-sebab berdirinya PII==
Kemudian tampak, bahwa keadaan seperti ini mulai menimbulkan dikotomi dalam dunia pendidikan sekaligus memunculkan jurang pemisah antara pelajar hasil pendidikan umum (Barat) dengan pelajar hasil pendidikan pesantren. Para pelajar hasil didikan Belanda merasa canggung bergaul dengan masyarakat Islam. Padahal, mereka juga muslim. Sebaliknya, banyak masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya umat Islam yang tidak bersimpati pada mereka karena dianggap sebagai pengikut Belanda. Keadaan seperti ini tentu saja akan mengancam perkembangan bangsa dan umat Islam ke depan.[ Ibid]
Kebijakan politik Belanda dan Jepang pada masa pra-kemerdekaan telah memberikan dampak yang sangat negatif bagi umat Islam. Salah satu dampak yang terasa di kalangan pelajar yaitu adannya perpecahan antara pelajar yang mengenyam pendidikan di sekolah umum dan pelajar (santri) yang mengenyam pendidikan di pesantren. Dalam hal kurikulum, pemikiran Belanda (Barat) yang sangat materialistis telah menjadi basis cara pandang pelajar didikan Belanda (sekolah umum). Mereka cenderung banyak meniru Barat dalam pola hidup maupun budaya pribadi seperti terlihat pada cara berpakaian, bersikap, dan bertingkah laku. Sisi positif yang dapat diambil dari hasil pendidikan Barat ini terletak pada metode yang modern karena memakai kurikulum dan kelas. Metode ini dapat memberikan keteraturan dan kedinamisan. Sementara sisi negatifnya terletak pada kemerosotan rasa patriotisme dan masuknya paham sekulerisme ke dalam pikiran para pelajarnya. Dari sisi pekerjaan, umumnya pelajar hasil pendidikan gaya Belanda ini menjadi pegawai rendahan pada pemerintah kolonial Belanda.<ref>Djayadi Hanan, Gerakan Pelajar Islam Di Bawah Bayang-Bayang Negara. Yogyakarta: PB PII dan UII Press, 2006, hlm 55</ref>
Kemudian secara umum PII memiliki kekhawatiran akan warisan zaman kolonial yang menjadi wabah pada masyarakat Indonesia, yaitu :
# 1.Kepincangan di dalam lapangan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan yang berdasar materialisme dan menghilangkan agama.
# 2.Adanya semangat budak.
# 3.Rasa kurang harga diri (miderwaardig - heidscomplex)
# 4.Jiwa yang beku (statis)
 
Kemudian tampak bahwa keadaan seperti ini mulai menimbulkan dikotomi dalam dunia pendidikan sekaligus memunculkan jurang pemisah antara pelajar hasil pendidikan umum (Barat) dengan pelajar hasil pendidikan pesantren. Para pelajar hasil didikan Belanda merasa canggung bergaul dengan masyarakat Islam. Padahal, mereka juga muslim. Sebaliknya, banyak masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya umat Islam yang tidak bersimpati pada mereka karena dianggap sebagai pengikut Belanda. Keadaan seperti ini tentu saja akan mengancam perkembangan bangsa dan umat Islam ke depan.
'''PROSES BERDIRINYA PII'''
 
Kemudian secara umum PII memiliki kekhawatiran akan warisan zaman kolonial yang menjadi wabah pada masyarakat Indonesia, yaitu:
Pada tanggal 25 Februari 1947, Yoesdi Ghozali sedang beri’tikaf di Masjid Besar Kauman, Yogyakarta. Atas dasar refleksinya tentang situasi dan kondisi yang terjadi pada bangsa Indonesia saat itu, terlintas gagasan untuk membentuk suatu organisasi bagi pelajar Islam yang dapat mewadahi segenap lapisan pelajar Islam yang saat itu terpecah dan belum terkoordinasi. Gagasannya disampaikan pada Anton Timur Djaelani, Amin Syahri, Ibrahim Zarkasyi, dan Noersyaf saat pertemuan di Gedung SMP Negeri 2 Sekodiningratan, Yogyakarta. Semua yang hadir ini sepakat untuk mendirikan organsasi Pelajar Islam.
# Kepincangan di dalam lapangan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan yang berdasar materialisme dan menghilangkan agama
# Adanya semangat budak
# Rasa kurang harga diri
# Jiwa yang beku (statis)
 
== Proses pembentukan PII ==
Selanjutnya dalam Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret hingga 1 April 1947, Yoesdi Ghozali mengemukakan gagasan tersebut kepada para peserta Kongres. Setelah melalui proses perdebatan karena perbedaan pandangan, akhirnya peserta menyetujui ide ini. Kongres kemudian memutuskan untuk melepas GPII sayap pelajar guna bergabung ke organisasi pelajar Islam juga mengamanatkan kepada utusan Kongres GPII yang kembali ke daerah masing-masing untuk memperlancar berdirinya organisasi khusus pelajar Islam itu.
Pada tanggal 25 Februari 1947, Joesdi Ghozali sedang beri’tikaf di Masjid Besar Kauman, Yogyakarta. Atas dasar refleksinya tentang situasi dan kondisi yang terjadi pada bangsa Indonesia saat itu, terlintas gagasan untuk membentuk suatu organisasi bagi pelajar Islam yang dapat mewadahi segenap lapisan pelajar Islam yang saat itu terpecah dan belum terkoordinasi. Gagasannya disampaikan pada Anton Timur Djaelani, Amin Syahri, Ibrahim Zarkasyi, dan Noersyaf saat pertemuan di Gedung [[SMP Negeri 2 Yogyakarta|SMP Negeri 2 Sekodiningratan, Yogyakarta]]. Semua yang hadir kemudian sepakat untuk mendirikan organisasi Pelajar Islam.
 
Selanjutnya dalam Kongres [[Gerakan Pemuda Islam Indonesia]] (GPII) yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret hingga 1 April 1947, Joesdi Ghozali mengemukakan gagasan tersebut kepada para peserta Kongres. Setelah melalui proses perdebatan karena perbedaan pandangan, akhirnya peserta menyetujui ide ini. Kongres kemudian memutuskan untuk melepas GPII sayap pelajar guna bergabung ke organisasi pelajar Islam juga mengamanatkan kepada utusan Kongres GPII yang kembali ke daerah masing-masing untuk memperlancar berdirinya organisasi khusus pelajar Islam itu.
Tindak lanjut keputusan Kongres itu, pada hari Ahad tanggal 4 Mei 1947 digelar pertemuan di Kantor GPII, Jalan Margamulyo No. 8 Yogyakarta. Dalam pertemuan itu hadir Yoesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani, Amin Syahri, Ibrahim Zarkasyi, dan wakil-wakil organisasi pelajar Islam lokal yang telah ada. Pertemuan yang dipimpin oleh Yoesdi Ghozali itu diputuskan berdirinya organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) tepat pada pukul 10.00 WIB tanggal 4 Mei 1947.
 
Tindak lanjut keputusan Kongres itu, pada hari Ahad tanggal 4 Mei 1947 digelar pertemuan di Kantor GPII, Jalan Margamulyo No. 8 Yogyakarta. Dalam pertemuan itu hadir Joesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani, Amin Syahri, Ibrahim Zarkasyi, dan wakil-wakil organisasi pelajar Islam lokal yang telah ada. Pertemuan yang dipimpin oleh Joesdi Ghozali itu diputuskan berdiri organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) tepat pada pukul 10.00 WIB tanggal 4 Mei 1947.
'''TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI'''
 
== Tujuan, Tugas, dan Fungsi ==
[ Anggaran Dasar (AD) PII]
=== Anggaran Dasar (AD) PII ===
* Organisasi independen ini memiliki tujuan “Kesempurnaan Pendidikan Dan Kebudayaan Yang Sesuai Dengan Islam Bagi Segenap Rakyat Indonesia dan Umat Manusia.”
* Mempunyai tugas pokok melaksanakan kaderisasi serta melakukan pembelaan dan pelayanan terhadap pelajar guna menumbuhkan kader ummat dan kader bangsa yang memiliki kepribadian muslim, cendikia, dan berjiwa pemimpin untuk menjadi pelopor, penggerak, dan penjaga misi perjuangan Islam.
* Berfungsi sebagai wadah pembinaan kepribadian muslim, penghantar sukses studi, sarana berlatih, dan alat perjuangan bagi pelajar Islam.
 
== Kiprah dari Masa ke Massa ==
'''KIPRAH PII DARI MASA KE MASA'''
=== Masa Orde Lama ===
* pertukaran pelajar ke luar negeri,
* Partispasi dalam Majelis Pimpinan Haji (MPH),
* Aksi penolakan pembubaran [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI),
* Partisipasi dalam kegiatan [[Colombo Plan]],
* Partisipasi dalam kegiatan [[Konferensi Asia–Afrika|Konferensi Asia Afrika]] (KAA),
* Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),
* Perkampungan Kerja Pelajar (PKP).
 
=== Masa Orde Baru ===
[ Official website PB PII, www.pbpii.org ]
* [https://www.google.co.id/books/edition/Darmabakti_Pelajar_Islam_Indonesia/U6TGDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pelajar+islam+indonesia&pg=PA8&printsec=frontcover Penolakan Asas Tunggal],
* UU Perkawinan,
* Advokasi Pemakaian Jilbab di Sekolah Umum,
* Perkampungan Kerja Pelajar (PKP).
 
'''=== Masa Orde Lama''' Reformasi ===
* Komite Peduli Pelajar (KPP),
* Crisis Centre for Students,
* Kesatuan Aksi Pelajar Islam Indonesia (KA-PII),
* Perkampungan Kerja Pelajar (PKP),
* [https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/08/24/nat1xz-ini-kronologis-pelarangan-pemakaian-jilbab-di-bali Advokasi Pelarangan Pemakaian Jilbab Pelajar Putri di Bali] (2014).
 
== Keanggotaan ==
Melawan Agresi Militer Belanda, pertukaran pelajar ke luar negeri, Partispasi dalam Majelis Pimpinan Haji (MPH), aksi penolakan pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Partisipasi dalam kegiatan Colombo Plan, partisipasi dalam kegiatan Konferensi Asia Afrika (KAA), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Perkampungan Kerja Pelajar (PKP),
=== Anggaran Dasar (AD) PII ===
# Anggota Tunas adalah pelajar Islam berusia antara 7 hingga 12 tahun yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah dasar/sederajat dan aktif mengikuti kegiatan yang dibina oleh PII.
# Anggota Muda adalah pelajar Islam yang telah berusia 13 tahun yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah menengah atau sederajat dan aktif mengikuti kegiatan yang dibina oleh PII.
# Anggota Biasa adalah anggota muda yang telah mengikuti Basic Training PII.
# Anggota Luar Biasa adalah pelajar Islam berkewarganegaraan asing berusia 7 hingga 30 tahun yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah atau perguruan tinggi atau sederajat dan telah mengikuti pengkaderan PII.
# Anggota Kehormatan adalah pelajar Islam berprestasi atau orang yang berjasa kepada PII yang ditetapkan keanggotaannya oleh Pengurus Besar atau Pengurus Wilayah.
 
== Kegiatan Pembinaan Pelajar ==
'''Masa Orde Baru'''
=== [https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/45253/ Training] ===
* Leadership Basic Training (LBT),
* Leadership Intermediate Training (LIT), dan
* Leadership Advance Training (LAT)
 
=== Kursus ===
Penolakan Asas Tunggal, UU Perwakinan, Advokasi Pemakaian Jilbab di Sekolah Umum, Perkampungan Kerja Pelajar (PKP).
* Pacu Prestasi Studi,
* Teknologi Informatika, Belajar Islam Bersama,
* Jurnalistik,
* Desain Grafis,
* Latihan Manajemen Dasar,
* Latihan Manajemen Strategis,
* Pendidikan Instruktur Dasar,
* Pembinaan Usia Tunas,
* Pecinta Alam,
* Bela Negara,
* Perkampungan Kerja Pelajar (PKP), dll
 
== Daftar pimpinan PII ==
'''Masa Reformasi'''
 
Komite Peduli Pelajar (KPP), Crisis Centre for Students, Kesatuan Aksi Pelajar Islam Indonesia (KA-PII), Perkampungan Kerja Pelajar (PKP).
 
'''KEANGGOTAAN'''
 
[ Anggaran Dasar (AD) PII]
# 1.Anggota Tunas adalah pelajar Islam berusia antara 7 hingga 12 tahun yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah dasar/sederajat dan aktif mengikuti kegiatan yang dibina oleh PII.
# 2.Anggota Muda adalah pelajar Islam yang telah berusia 13 tahun yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah menengah atau sederajat dan aktif mengikuti kegiatan yang dibina oleh PII.
# 3.Anggota Biasa adalah anggota muda yang telah mengikuti Basic Training PII.
# 4.Anggota Luar Biasa adalah pelajar Islam berkewarganegaraan asing berusia 7 hingga 30 tahun yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah atau perguruan tinggi atau sederajat dan telah mengikuti pengkaderan PII.
# 5.Anggota Kehormatan adalah pelajar Islam berprestasi atau orang yang berjasa kepada PII yang ditetapkan keanggotaannya oleh Pengurus Besar atau Pengurus Wilayah.
'''KEGIATAN PEMBINAAN PELAJAR'''
 
'''Training'''
 
Leadership Basic Training (LBT), Leadership Intermediate Training (LIT), dan Leadership Advance Training (LAT)
 
'''Kursus'''
 
Pacu Prestasi Studi, Teknologi Informatika, Belajar Islam Bersama, Jurnalistik, Desain Grafis, Latihan Manajemen Dasar, Latihan Manajemen Strategis, Pendidikan Instruktur Dasar, Pembinaan Usia Tunas, Pecinta Alam, Bela Negara, Perkampungan Kerja Pelajar (PKP), dll
'''Ta’lim'''
 
Awwal, Wustho, dan Ali
 
'''PERIODESASI KEPENGURUSAN'''
{| class="wikitable"
!No
Baris 71 ⟶ 117:
|-
|1
|Yoesdi Joesdi Ghazali
|Ibrahim  Zarkasyi
|1947
|-
|2
|Noersyaf
|Ibrahim  Zarkasyi
|1947–1948
|1947-1948
|-
|3
|Anton  Timur  Djaelani
|Yoesdi  Ghazali
|1948–1950
|1948-1950
|-
|4
|Anton  Timur  Djaelani
|Halim  M.  A  Tuasikal
|1950–1952
|1950-1952
|-
|5
|Ridwan  Hasjim
|Halim  M.  A  Tuasikal
|1952–1954
|1952-1954
|-
|6
|Amir  Hamzah  Wirjosoekanto
|Ichwan  Haryadi
|1954–1956
|1954-1956
|-
|7
|Wartomo  Dwijuwono
|Agus  Sudono
|1956–1958
|1956-1958
|-
|8
|Ali  Undaja
|Abdurrahman  Anshori
|1958–1960
|1958-1960
|-
|9
|Thaher  Sahabuddin
|Hartono  Mardjono
|1960–1962
|1960-1962
|-
|10
|Ahmad  Djuwaeni
|Endang  T.  Jauhari
|1962–1964
|1962-1964
|-
|11
|Syarifuddin  Siregar  Pahu
|M.  Husni  Thamrin
|1964–1966
|1964-1966
|-
|12
|[[Mohammad Husni Thamrin|M.  Husnie  Thamrin]]
|Utomo  Dananjaya
| rowspan="3" |1966-19691966–1969
|-
|12
|Hussein Umar
|Mansyur M. Amien
|-
|12
|Utomo Dananjaya (Pj)
|Khozin Arief
|-
|13
|Hussein  Umar
|Mansyur  M.  Amien
| rowspan="2" |1969–1973
|-
|13
|Usep Fathuddin
|Khozin Arief
|-
|14
|Yusuf Rahimi
|Utomo Dananjaya (Pj)
|Achmad Djauhari
|Khozin Arief
|1973–1976
|-
|15
|Ahmad Joenanie Aloetsjah
|Hussein Umar
|Nasrul H. Soemardep
|Mansyur M. Amien
|1976–1979
| rowspan="2" |1969-1973
|-
|16
|Masyhuri Amin Mukhri
|Usep Fathuddin
|M. Ibnu Sulaiman St
|Khozin Arief
|1979–1983
|-
|17
|Mutammimul Ula
|Yusuf Rahimi
|A. Rasyid Muhammad
|Achmad Djauhari
|1983–1986
|1973-1976
|-
|18
|Chalidin Yacobs
|Ahmad Joenanie Aloetsjah
|Muchlis Abdi
|Nasrul H. Soemardep
|1986–1989
|1976-1979
|-
|19
|Agus Salim
|Masyhuri Amin Mukhri
|Abdullah Baqir Zein
|M. Ibnu Sulaiman St
|1989–1992
|1979-1983
|-
|20
|Syaefunnur Maszah
|Mutammimul Ula
|A. Rahman Farid
|A. Rasyid Muhammad
|1992–1995
|1983-1986
|-
| rowspan="3" |21
|21
| rowspan="3" |[[Abdul Hakam Naja]]
|Chalidin Yacobs
|Zaenul Ula M. J (1995–1996)
|Muchlis Abdi
| rowspan="3" |1995–1998
|1986-1989
|-
|Asep Effendi (1996–1997)
|22
|Agus Salim
|Abdullah Baqir Zein
|1989-1992
|-
|Subarman H. S (1997–1998)
|23
|Syaefunnur Maszah
|A. Rahman Farid
|1992-1995
|-
| rowspan="32" |2422
| rowspan="32" |Abdul Hakam NajaDjayadi Hanan
|Irfan Amrullah (1998–1999)
|Zaenul Ula M. J (1995-1996)
| rowspan="32" |1995-19981998–2000
|-
|Rofiq Azhar (1999–2000)
|Asep Effendi (1996-1997)
|-
| rowspan="2" |23
|Subarman H. S (1997-1998)
| rowspan="2" |Abdi Rahmat
|Fajar Nursahid (2000–2001)
| rowspan="2" |2000–2002
|-
|M. Sujatmoko (2001–2002)
|-
| rowspan="2" |24
| rowspan="2" |Zulfikar
|Romdin Azhar (2002–2003)
| rowspan="2" |2002–2004
|-
|Tri Suhari Yadi (2003–2004)
|-
| rowspan="2" |25
| rowspan="2" |Djayadi HananDelianur
|Jen Zuldi Rozalim (2004–2005)
|Irfan Amrullah (1998-1999)
| rowspan="2" |1998-20002004–2006
|-
|Pujo Priyono (2005–2006)
|Rofiq Azhar (1999-2000)
|-
| rowspan="2" |26
| rowspan="2" |Abdi RahmatMuh. Zaid Markarma
|Nuril Anwar (2006-2007)
|Fajar Nursahid (2000-2001)
| rowspan="2" |2000-20022006–2008
|-
|Yudi Helfi (2007-2008)
|M. Sujatmoko (2001-2002)
|-
|27
| rowspan="2" |27
|Nasrullah
| rowspan="2" |Zulfikar
|Ahmad Jojon Novandri
|Romdin Azhar (2002-2003)
|2008–2010
| rowspan="2" |2002-2004
|-
|Tri Suhari Yadi (2003-2004)
|-
| rowspan="2" |28
| rowspan="2" |DelianurMuhammad Ridha
|Ridwan Zulmi (2010)
|Jen Zuldi Rozalim (2004-2005)
| rowspan="2" |2004-20062010–2012
|-
|Dede Rahmat (2010-2012
|Pujo Priyono (2005-2006)
|-
| rowspan="3" |29
|29
| rowspan="3" |Randi Muchariman
|Zaid Markarma
|Ahmad Zaki (2012-2013)
|Nuril Anwar
| rowspan="3" |2012–2015
|2006-2008
|-
|Erlan Tresna (2013–2014)
|30
|Nasrullah
|Zakaria
|2008-2010
|-
|Sofian (2014–2015)
|31
|Muhammad Ridha
|Dede Rahmat
|2010-2012
|-
| rowspan="23" |3230
| rowspan="23" |Randi MucharimanMunawar Khalil
|Win Salamsyah Lingga (2015–2016)
|Erlan Tresna (2012-2014)
| rowspan="23" |2012-20152015–2017
|-
|M. Salman Ramdhani (2016-2017)
|Sofian (2014-2015)
|-
|Muhammad Rizkan (2017)
| rowspan="2" |33
|-
| rowspan="2" |Munawar Khalil
|31
|Win Salamsyah Lingga (2015-2016)
|Husin Tasrik Makrup Nasution]
| rowspan="2" |2015-2017
|Aris Darussalam
|2017–2020
|-
|32
|Rafani Tuahuns
|Aziz Fauzul Adzim
|2021-2023
|-
|33
|Abdul Kohar Ruslan
|Fikri Haiqal Arif, Lc
|2023-2025
|-
|M. Salman Ramdhani (2016-2017)
|}
 
== Tokoh PII ==
 
* '''[[Soetrisno Bachir]]''' (Ketua KEIN)<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/bisnis/read/2416257/presiden-resmi-lantik-soetrisno-bachir-sebagai-ketua-kein|title=Presiden Resmi Lantik Soetrisno Bachir Sebagai Ketua KEIN|last=Rimadi|date=2016-01-20|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2019-05-02|editor-last2=Nurdiarsih|editor-first2=Fadjriah|first=Luqman|editor-last=Nurmayanti}}</ref><ref>{{Cite journal|date=2019-02-09|title=Soetrisno Bachir|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Soetrisno_Bachir&oldid=14788884|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* '''[[Sofyan Djalil]]''' (Menteri Agraria dan Tata Ruang)<ref>{{Cite journal|date=2019-03-14|title=Sofyan Djalil|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Sofyan_Djalil&oldid=14891955|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* '''Ujang Safrudin''' (Eks Menteri Hukum dan Ham)<ref>{{Cite web|url=https://www.radarcirebon.com/pengurus-cabang-kb-pii-resmi-dilantik.html|title=Pengurus Cabang KB PII Resmi Dilantik|date=2018-05-13|website=radarcirebon.com|language=id-ID|access-date=2019-05-02|archive-date=2019-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20190502171817/https://www.radarcirebon.com/pengurus-cabang-kb-pii-resmi-dilantik.html|dead-url=yes}}</ref>
* '''[[Dahlan Iskan]]''' (Eks Menteri BUMN)<ref>{{Cite journal|date=2019-02-09|title=Dahlan Iskan|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Dahlan_Iskan&oldid=14786529|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* '''[[Hatta Radjasa]]''' (Eks Menteri Keuangan RI)<ref>{{Cite journal|date=2019-04-26|title=Hatta Rajasa|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Hatta_Rajasa&oldid=15027324|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* '''[[Jimly Asshiddiqie]]''' (Eks Ketua Mahkamah Konstitusi)<ref>{{Cite journal|date=2018-11-02|title=Jimly Asshiddiqie|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Jimly_Asshiddiqie&oldid=14358626|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* '''[[Jusuf Kalla]]''' (Wakil Presiden 2014-2019)<ref>{{Cite journal|date=2019-04-18|title=Jusuf Kalla|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Jusuf_Kalla&oldid=15005543|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* '''[[Muhadjir Effendy]]''' (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)
* '''[[Tanri Abeng]]''' (Komisaris Utama PERTAMINA)<ref>{{Cite web|url=http://www.pertamina.com/|title=PT Pertamina (Persero)|last=Pertamina (Persero)|first=P. T.|website=www.pertamina.com|language=en|access-date=2019-05-02}}</ref>
* Mayjen TNI (Purn) '''[[Kivlan Zen]]'''<ref>{{Cite journal|date=2019-03-26|title=Kivlan Zen|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Kivlan_Zen&oldid=14942595|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* Letjend TNI (Purn) '''[[Syarwan Hamid]]'''<ref>{{Cite journal|date=2018-05-30|title=Syarwan Hamid|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Syarwan_Hamid&oldid=13942388|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* Mayjen TNI (Purn) '''[[Muchdi Purwoprandjono|Muchdi Pr]]'''<ref>{{Cite journal|date=2019-04-01|title=Muchdi Purwoprandjono|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Muchdi_Purwoprandjono&oldid=14960217|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* '''[[Mahfud MD]]''' (Ketua Mahkamah Konstitusi)<ref>{{Cite journal|date=2019-05-02|title=Mahfud MD|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Mahfud_MD&oldid=15041549|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>
* [[Nasrullah (politikus)|'''Nasrullah Larada''']] (Wakil Ketua Umum PAN)
* Ridwan Tassa (Asisten 1 Walikota Samarinda)
* [[Ahmad Muzani]] (Wakil Ketua MPR RI)
* [[Sufmi Dasco Ahmad]] (Wakil Ketua DPR RI)
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
[http://www.pbpii.id http://www.pbpii.or.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180114075046/http://www.pbpii.id/ |date=2018-01-14 }}
 
[[Kategori:Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi Islam di Indonesia]]