William Soerjadjaja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 14:
|successor1 =
|birth_date = {{birth date|1922|12|20}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Majalengka]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|2010|4|2|1922|12|20}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|party =
|spouse = Lily Anwar Soeryadjaya
Baris 30:
William dilahirkan dengan nama '''Tjia Kian Liong''', sebagai anak kedua dari enam bersaudara. Namun di antara saudara-saudaranya, ia adalah anak laki-laki yang pertama.
 
Kedua orangtuanya meninggal pada waktu ia berusia 12 tahun. Ayahnya meninggal dunia pada Oktober [[1934]], disusul oleh ibunya pada Desember [[193]]4. William, dalam usia yang masih sangat muda, melanjutkan usaha ayahnya, berjualan hasil bumi. Ia tampaknya mewarisi bakat dagang ayahnya.
 
Sewaktu bersekolah di HCZS (Hollands Chinesche Zendingsschool) di [[Kadipaten]] [[Majalengka]], pada masa penjajahan Belanda, ia sempat tidak naik kelas. Namun karena ketekunannya, ia berhasil melanjutkan pendidikannya ke [[MULO]] di [[Cirebon]]. Namun kembali ia tinggal kelas. Dari pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah, William paling menyukai pelajaran [[ekonomi]] dan tata buku. Dengan kedua pelajaran inilah ia membangun seluruh usahanya.
Baris 48:
 
== Mendirikan Astra ==
 
Pada tahun 1957, William bersama adiknya, Tjia Kian Tie, dan temannya, Lim Peng Hong serta Teddy Thohir, mendirikan PT Astra yang belakangan berkembang menjadi PT Astra Internasional. Astra awalnya memasarkan minuman ringan dan mengekspor hasil bumi. Usaha otomotif dimulai pada tahun 1968-1969. Saat itu Astra mulai mengimpor truk dan dalam waktu 13 tahun saja, sudah 72 perusahaan yang bernaung di bawah bendera grup itu. Pada akhir tahun 1992, jumlah perusahaannya sudah mencapai sekitar 300 buah, bergerak di berbagai sektor: otomotif, keuangan, perbankan, perhotelan dan properti.
 
Baris 55 ⟶ 54:
William tidak membeda-bedakan karyawannya. Di Astra, banyak tenaga kerja pribumi yang dipekerjakannya, dari tingkat karyawan biasa hingga pimpinan. Ini merupakan wujud kecintaan dan kebanggaannya sebagai orang Indonesia.
 
William sangat mengutamakan nilai-nilai naluri, loyalitas, dan rasa percaya dalam merekrut karyawan. Karyawan dipacu untuk mengembangkan kreativitas mereka dengan menghargai inovasi bisnis mereka untuk diuji coba.
 
Pada [[1992]]-[[1993]] Astra sempat jatuh ketika bisnis Edward Soerjadjaja, anak sulungnya, ambruk. William pun terpaksa melepaskan banyak sahamnya di PT Astra sebagai bentuk tanggung jawab pribadinya dan pengorbanannya demi anaknya. William menjalani semuanya dengan pasrah dan penyerahan. Belakangan William berhasil bangkit lagi. Ia membeli 10 juta saham PT Mandiri Intifinance dan berinvestasi dalam pengembangan usaha petani kecil serta usaha-usaha kecil dan menengah.
 
Sebagai pengusaha sukses, William mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan dari dalam maupun luar negeri.
Baris 76 ⟶ 75:
 
{{DEFAULTSORT:Soerjadaja, William}}
[[Kategori:TokohWirausahawan dariperdagangan MajalengkaIndonesia]]
[[Kategori:Filantropis Indonesia]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:PengusahaTokoh Indonesiadari Majalengka]]
[[Kategori:FilantropisMiliarder Indonesia]]