Umi Dachlan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mundugumor (bicara | kontrib) k →Pameran |
|||
(42 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox artist
| name = Umi Dachlan
| image =
| caption =
|
|
| birth_date = {{birth date|1942|8|13|df=y}}
| birth_place = [[Cirebon]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
| known_for = Pelukis abstrak, Dosen [[Institut Teknologi Bandung|ITB]]
| death_date = {{death date and age|2009|1|1|1942|8|13|df=y}}
| death_place = [[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
}}
'''Umi Dachlan''' (nama lahir '''
==
Perempuan dengan nama asli
Kepribadian Umi Dachlan digambarkan sebagai pengasuh, tegas dan tulus oleh teman-teman dan rekan-rekannya. Dia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di rumah impiannya di Jalan Tamansari di Bandung, dikelilingi oleh beberapa teman dan keluarga terdekatnya. Rekan seniman dan desainer interior Profesor Imam Buchori Zainuddin mendesain rumahnya, ia juga bekerja di ITB.<ref>Rumah Nyeni Umi Dachlan. Journal asri, No 170, Mei 1997, halaman 36-42.</ref> Rumah itu melambangkan dua kesenangan terbesarnya, alam dan musik, yang sangat penting bagi karya seninya.<ref name="Metaphors 2020"
Umi tidak menikah selama hidupnya dan meninggal dunia di rumahnya di Bandung pada usia 66 tahun dalam tidurnya.<ref name=":0" /> Jenazahnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Jabangbayi, Kesambi, Cirebon.<ref>[https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/umi-dahlan.htm Umi Dahlan by Ulfah Nurhazizah, M2Indonesia, 16. October 2015
== Karya ==
Karier kesenimanan Umi dimulai dengan studi mengenai prinsip dan teknik seniman dan dosen seni ITB, [[Ahmad Sadali]].<ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.artandmarket.net/profiles/2018/8/20/umi-dachlan-a-new-pulse-in-the-post-war-bandung-art-scene|title=Umi Dachlan: An Underrated Bandung Artist. A female talent among Indonesian post-war abstraction artists.|last=Chingyi|first=Chua|date=2018-08-20|website=Art & Market|language=en-US|access-date=2020-02-25}}</ref> Ia juga dibimbing oleh [[Abdul Djalil Pirous|A.D. Pirous]], [[Mochtar Apin]], [[Popo Iskandar]], [[
Setahun setelah lulus kuliah, ia diangkat menjadi dosen di Fakultas Seni Rupa, ITB. Pada tahun yang sama, ia juga menerima [[Hadiah Memorial Wendy Sorensen]] untuk lukisan terbaik.<ref name="Metaphors 2020">{{Cite web|url=http://www.artagendasea.org/umi-dachlan|title=Umi Dachlan|website=Art Agenda, S.E.A.|language=en-US|access-date=2020-02-25|archive-date=2020-02-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20200225060518/http://www.artagendasea.org/umi-dachlan |url-status=dead }}</ref> Wendy Sorensen adalah istri Abel Sorensen, seorang arsitek penting dalam sejarah Indonesia, yang ditunjuk oleh Presiden Sukarno untuk merancang Hotel Indonesia untuk Asian Games ke-4 tahun 1960. <br>
Di tahun-tahun awalnya, Umi Dachlan menolak tradisi agama yang ketat dari keluarganya, tetapi di tahun-tahun berikutnya dia memasukkan banyak aspek spiritual dan agama dalam karyanya. Hubungan antara agama Islam dan Seni Umi Dachlan dijelaskan dalam buku teman-temannya, Esmeralda dan Marc Bollansee :<blockquote>''"Karya Umi Dachlan dipengaruhi oleh agama. Harmoni dan ketundukan kepada Allah adalah hal yang lazim karena karyanya benar-benar merupakan penghormatan kepada Sang Pencipta yang Agung."'' <ref name
===Karya awal (1962-1976)===
Karya awal Umi Dachlan dipengaruhi oleh lukisan [[Batik]] tradisional dan permadani, karya tekstil dan lukisan pemandangan. Helena Spanjaard menggambarkan karya awalnya sebelum tahun 1990 sebagai komposisi liris abstrak yang terinspirasi oleh lanskap dan hubungan yang kuat dengan aktivitasnya dalam desain tekstil dan kolase.<ref>Bandung: Painting, Abstract form. Astri Wright in: [[Indonesian Heritage Series|Indonesian Heritage - Visual Art]]. Editions Didier Millet, Singapore, 1998, p. 68-9.</ref><ref>Bandung, the Laboratorium of the West? Helena Spanjaard dalam: Modern Indonesia Art, 1945-1990, 1990, Fischer, Berkeley, CA, USA, hlm. 54-77. [https://www.worldcat.org/title/modern-indonesian-art-three-generations-of-tradition-and-change-1945-1990/oclc/24280139]</ref>
Teknik dan penggunaan ruang dalam lukisan lanskapnya mirip dengan seniman wanita Muslim terkemuka lainnya, penulis dan pelukis abstrak Lebanon [[Etel Adnan]]. Mirip dengan Umi Dachlan, Etel Adnan menciptakan lukisan dan tekstil yang menampilkan lanskap,<ref name="Whitney">[http://whitney.org/Exhibitions/2014Biennial/EtelAdnan "Etel Adnan"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140423100953/http://whitney.org/Exhibitions/2014Biennial/EtelAdnan |date=2014-04-23 }}, The Whitney Museum of American Art, Retrieved 10 April 2014.</ref> yang menerima pengakuan dunia yang berkembang sejak awal abad ke-21.<ref>Untitled is a magnificent example of Etel Adnan’s coveted abstract landscapes. Sotheby's, 14.Oct.2021. [https://www.sothebys.com/en/buy/auction/2021/contemporary-art-evening-auction-2/untitled]</ref>
Pada tahun 1971, Umi bergabung dengan kelompok 18 seniman di ITB yang menamakan dirinya ''Grup 18''. Mereka merilis serangkaian sablon untuk mempopulerkan karya dan gaya mereka, yang ditampilkan di Taman Izmail Marzuki di Jakarta.<ref>
Sementara Umi Dachlan sangat dipengaruhi oleh fakultasnya di ITB, Bandung, ia juga memiliki banyak kontak artistik dengan pusat seni besar kedua di Indonesia, [[Akademi Seni Rupa Indonesia]] (ASRI) di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta. Sejak berdirinya Republik Indonesia setelah Perang Dunia II, kedua lembaga ini mencerminkan dua kutub diskusi yang disebut "East versus West". ITB dipimpin oleh pelukis Belanda [[Ries Mulder]], yang lembaganya sering dikritik, sedangkan ASRI dipandang sebagai cerminan seni asli Indonesia yang sebenarnya. Pada tahun 1974, konflik East versus West dan fokus pada bentuk seni klasik seperti lukisan dan patung menyebabkan berdirinya [[Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia]] (GSRB), yang dipandang sebagai awal Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Banyak seniman individu ITB yang tidak melihat karyanya sebagai cerminan Timur versus Barat, termasuk A.D. Pirous dan Umi Dachlan yang dekat dengan banyak Seniman ASRI, seperti [[Fadjar Sidik]], [[Handrio]] dan [[Nasirun]], yang kemudian memiliki beberapa karya selanjutnya, Umi Dachlan juga beberapa kali dipamerkan di Galeri dan Museum di Jogjakarta sejak tahun 1968, termasuk di [[Museum Affandi]].
===Karya
Dia belajar dan sering bepergian ke luar negeri untuk meningkatkan keterampilan dan pengalamannya. Pada tahun 1969 salah satu pameran pertamanya di luar negeri membawanya, dan beberapa rekan pelukis, ke New York sebagai bagian dari Delegasi Ibu Suharto untuk mewakili Indonesia pada peringatan 25 tahun PBB. Selama perjalanan ini, ia mengenal bentuk-bentuk seni Amerika, termasuk [[Ekspresionisme abstrak]], sebuah bentuk seni pasca-Perang Dunia II yang sudah mapan saat itu, dengan tokoh-tokoh walikota seperti [[Jackson Pollock]], Mark Rothko, Willem de Kooning, Franz Kline, Frank Stella atau Robert Motherwell.
Perjalanan dan studinya kemudian membawanya terutama ke Eropa, termasuk Belanda, Prancis, dan Spanyol, di mana ia menyerap Seni dan Budaya Eropa. Dari Tahun 1977 dengan 1979, Umi belerjain di Kunstacademie Gerrit Rietveld, Amsterdam, Belanda. Di samping itu ia juga menjadi mahasiswa pendengar pada Academic Industriele Van Vormgeving di Eindhoven.<ref name="Ensiklopedia V">''Umi Dachlan''. Ensiklopedia Tokoh Kebudayaan V, Departmen Pendidikan Nasional Jakarta, Jakarta, 2000, hlm. 184-190.[http://repositori.kemdikbud.go.id/14688/1/Ensiklopedi%20tokoh%20kebudayaan%20V.pdf]</ref>
Pekerjaan pertengahan karirnya sangat dipengaruhi oleh mentor dan maestronya di ITB, [[Ahmad Sadali]], serta Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia. Umi adalah pewaris tradisi abstraksi "Sekolah Bandung" yang dipelopori oleh Achmad Sadali. Hal ini terlihat jelas dalam karya-karyanya yang muncul sebagai upaya untuk mencapai kesempurnaan estetis Sadali. Kedekatan Umi dan Sadali, baik dari segi pendekatan maupun citra estetis, tidak bisa dipungkiri, dan tanda tangannya mengingatkan pada Sadali. Dalam gambarnya, seperti Sadali, Umi menggunakan aplikasi warna spontan dengan beberapa lapisan cat.<ref>
Karya-karyanya pada periode ini mencerminkan prinsip-prinsip filsafat Islam dan diekspresikan melalui hubungan spiritualnya dengan alam dan musik. Apalagi selama periode ini, karyanya telah dibandingkan dengan pelukis Eropa seperti Antoni Tàpies, Jean Fautrier dan [[Picasso|Pablo Picasso]], dan yang paling menonjol dengan [[Marc Rothko]], karena mereka berbagi banyak perhatian metafisik dan spiritual dengan pelukis master Amerika Serikat. Mirip dengan penduduk asli Kudditji Kngwarreye, yang juga sering dibandingkan dengan Rothko oleh pengunjung asing,<ref>[https://www.kateowengallery.com/artists/Kud37/Kudditji-Kngwarreye.htm A Rothko-esque Quality. Kate Owen Gallery, Rozelle, NZW, Australia
===Karya Akhir (1988-2009)===▼
Setelah kematian mentornya Ahmad Sadali pada tahun 1987, ia berkembang menjadi gayanya sendiri. Pada tahun 1992, dia pergi haji di Arab Saudi dan melihat padang pasir. Hajinya menambahkan warna-warna hangat dan bersahaja ke langit-langit artistiknya. Lukisannya ''Five Pillar'' dari 1996 tampaknya mencerminkan [[Rukun Islam]]. Setelah itu, lukisannya tampak menunjukkan warna yang lebih hangat, mirip dengan pelukis besar Spanyol Antoni Tàpies. Dalam tahun-tahun berikutnya, dia juga memulai seri ''matador'', yang berkaitan dengan ''kerbau'', yang membuatnya terpesona. Umi Dachlan juga memulai dengan elemen yang lebih figuratif, seperti seri ''matador'' antara 1993 dan 2007, yang menggambarkan pertarungan antara banteng dan matador, topik yang dia sebut sebagai Dis-Harmoni di dunia. Pada tahun 2000, kritikus seni dan seniman, [[Mamannoor]] menulis sebuah buku yang mengiringi pameran besar Solo Andi Galeri di Jakarta, 4 karya matadornya yang berbeda, dan total 75 karyanya ditampilkan. (lihat: Bibliografi)
Umi Dachlan adalah salah satu seniman perempuan Indonesia awal dan perintis yang mengikuti jejak [[Emiria Soenassa]], bersama dengan [[Erna Garnasih Pirous|Erna Pirous]], istri A.D. Pirous, Farida Srihadi, istri Srihadi, Heyi Ma'mun, Isyanaini, [[Kartika Affandi]], putri Artis utama Indonesia [[Affandi]], [[Rita Widagdo]]<ref>The Times They are A-Changing. Deborah Iskandar in: Indonesia Digest, 22. August 2017. [https://indonesiadesign.com/story/the-times-they-are-a-changing]</ref> dan [[Nunung WS]].<ref>Lentera makna: seni rupa di mata perempuan pengajar. Pengarang : Ira Adriati, Rita Widagdo, Umi Dachlan, Nuning Yanti Damayanti, Irma Damayanti, Kiki Rizky Soetisna Putri, Ardhana Riswarie. ISBN 978-6021409640 Tahun 2017 [https://medium.com/@audyaamalia/perempuan-pendidik-perupa-dalam-7-dekade-seni-rupa-a4c0ca6ae1d2]</ref> Karya-karyanya telah dilelang oleh rumah-rumah lelang besar Internasional, termasuk Bonhams, Christie's dan Sotheby's.
== Penghargaan ==
== Pameran ==
Selama lebih dari 40 tahun, lukisan Umi Dachlan telah ditampilkan dalam berbagai pameran tunggal dan kelompok. Di antara pameran pertamanya adalah keikutsertaan dalam Pameran Besar Pertama Seni Lukis Indonesia di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada tahun 1968. Pameran ini merupakan [[Jakarta Biennale]] perdana yang berlangsung hingga saat ini. Pada 1990-an, Umi termasuk di antara artis Asia terkemuka serta artis wanita Islam terkemuka yang ditampilkan di seluruh dunia.<ref name="Dialog12"/>▼
▲Selama lebih dari 40 tahun, lukisan Umi Dachlan telah ditampilkan dalam berbagai pameran tunggal dan kelompok. Di antara pameran pertamanya adalah keikutsertaan dalam Pameran Besar Pertama Seni Lukis Indonesia di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada tahun 1968. Pameran ini merupakan [[Jakarta Biennale]] perdana yang berlangsung hingga saat ini. Pada 1990-an, Umi termasuk di antara artis Asia terkemuka serta artis wanita Islam terkemuka yang ditampilkan di seluruh dunia.
Banyak Galeri Nasional di seluruh dunia memiliki atau memajang karya-karyanya, termasuk di Australia, Belanda, Indonesia,<ref name="GalNas Balik Bandung">Back To Bandung. Exhibition of the Collection of the National Gallery of Indonesia, 13–23 Juli 2018. [http://galeri-nasional.or.id/newss/020-pameran_karya_pilihan_koleksi_galeri_nasional_indonesia__balik_bandung Press Release]</ref> Singapura<ref>National Gallery Singapore Annual Report FY2020, Published on Jul 30, 2021</ref> dan Yordania.
Baris 107 ⟶ 104:
| '''1985''' || The Japan Foundation, Jakarta, Indonesia ||
|-
| '''1986''' || || Pameran Lukisan Seniman Bandung 21 - 28 Desember, Jawa Barat, Indonesia<ref>Pameran Lukisan Seniman Bandung Jawa Barat. 21-28 Des. 1886, Direktorat Kesenian Direktorat Jendral Kebusayaan DEPDIKBUD, hlm 27</ref>
|-
| '''1989''' || || 11 Wanita Perupa di Bandung. 27. Mei - 11 June 1989, Savoy Homann, Bandung, Indonesia <ref>Merebut Keaslian. Sanento Yuliman, Kompas, 25.Juni 1989 [http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/2012-06-0069.pdf 11 Wanita Perupa di Bandung]</ref>
| '''1990''' || Gallery Bandung, Bandung, Indonesia || 5th Asian Contemporary Arts festival, Kuala Lumpur, '''Malaysia''', and KIAS Travelling Exhibition, '''Amerika Serikat''', and Exhibition at Gallery Nyoman Gunarsa, Yogyakarta ▼
|-
▲| '''1990''' || Gallery Bandung, Bandung, Indonesia || 5th Asian Contemporary Arts festival, Kuala Lumpur, '''Malaysia''', and KIAS Travelling Exhibition, '''Amerika Serikat''', and Exhibition at Gallery Nyoman Gunarsa, Yogyakarta, Indonesia
|-
| '''1991''' || Centre Culturel Francais (CCF), Jakarta, Indonesia || A.D. Pirous - Sunaryo - Umi Dachlan: Padma Resort, Legian, Bali, Indonesia
Baris 119 ⟶ 118:
| '''1994''' || Program of International Islamic Women Conference, Cape Town, '''South Africa''' || '9th Asian International Art Exibition', Taipeh, '''Taiwan'''
|-
| '''1995''' || || '10th Asian International Art Exhibition, '''Singapore'''
'From Script to Abstraction', National Gallery of Fine Arts, Amman, '''Jordan''' Istiqlal Contemporary Art Festival, Jakarta, Indonesia, and "UMI & ERNA", Galeri Bandung<ref name="Dialog12"/><br> Pameran Seni Rupa Dua Angkatan. 26 Sep - 1 Okt 1995, Geleri Cipta, TIM, Jakarta<ref name="TIM1995">Pameran Seni Rupa Dua Angkatan. 26 Sep - 1 Okt 1995, Galeri Cipta, TIM, Jakarta. Katalog dgn 52 hlm, 1995</ref>
|-
| '''1996''' || || '11th Asian Art Exhibition, Manila, '''Philippines''', and Gothaer Kunstforum Exhibition, Cologne, '''Jerman'''
|-
| '''1997''' || || 13 Seniman Kontemporer Indonesia, 9. Agustus - 7. September, Sophienholm, Kongens Lyngby, '''Denmark'''. ''Dialog Rupa Seniman Indonesia 12 : Pameran Seni Rupa Kontemporer.'' Bandung, 1-4 Apr 1997<ref name="Dialog12">Dialog Rupa 12 Seniman Indonesia. Pameran Seni Rupa Kontemporer, Jakarta, Gedung Graha Niaga, 1-4 Apr 1997. Seniman Peserta: A.D.Pirous, Biranul Anas, Chusin Setiadikara, Ernah Garnasih Pirous, Hendrawan Riyanto, Made Wiyanta, Mochtar Apin, Nyoman Nuarta, Rita Widagdo, Umi Dachlan, Barli Sasmitawinata, Sunaryo. Katalog Rotary Club, Bandung, dan Financial Club, Jakarta, 40 hlm, 1997</ref>
|-
| '''1998''' || || '[[Jakarta Biennale|Biennale - XI Jakarta 1998]]' di Taman Izmail Marzuki, Jakarta, 10 Nov-10 Des 1998<ref>Biennale - XI Jakarta Pameran Lukis Indonesia.Dewan Kesenian Jakarta & Yayasan Kesenian Jakarta, 256 hlm, 1998</ref>
|-
| '''1999''' || || '12th Asian International Art Festival, Fukuoka, '''Japan''', and Group Exhibition, Rudana Museum, Bali, Indonesia
Baris 137 ⟶ 141:
| '''2007''' || || 22nd Asian International Art Exhibition (22nd AIAE), Bandung
|-
| '''2008''' || || [[Pameran Besar Seni Rupa]] (PBSR), "Manifesto".<ref>
|-
| '''2009''' || 'Mythomorphic', Selasar Sunaryo Art Space, Jakarta, Indonesia ||
Baris 152 ⟶ 156:
|}
==
=== Monograf ===
=== Bibliograf ===
* "Modern Indonesian Art: From Raden Saleh to the Present Day." Koes Karnadi et al, Penerbit dari Koes Artbooks, Denpasar, Bali. 2nd rev. Ed. 2010. Termasuk 1 lukisan 'Matador' dan deskripsi singkat tentang Umi Dachlan di hlm 146. {{ISBN|978-9798704024}}<br>
=== Referensi ===
<references />
=== Video dan Internet ===
* "From Dusk to Dawn: Umi Dachlan & Fernando Zobel". Art Agenda S.E.A, 13. Juli 2023. [https://www.youtube.com/watch?v=b1krO4cu4z4 Umi Dachlan & Fernando Zobel]
▲▷ "Umi Dachlan: Imagi dan Abstraksi". Monograf dari Mamannoor, Andi Galeri, Jakarta, 2000. Bahasa Indonesia dan Ingris, 101 plat, 172 halaman<br>
▲▷ "Mythomorphic". Monograf dari Selasar Sunaryo Art Space, 2009. Bahasa Indonesia, 55 halaman<br>
▲▷ "Umi Dachlan: Metaphors For Humanity". Monograf dari Vivian Yeo dan Jin Wen, Editorial Art Agenda S.E.A, Jakarta, 2021. Bahasa Indonesia, Cina dan Ingris, 170 plat, 248 halaman<br>
{{Authority control}}
[[Kategori:Tokoh dari Cirebon]]▼
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Perempuan Pekerja Seni]]
[[Kategori:Pelukis Indonesia asal Bandung]]
[[Kategori:Dosen Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
▲[[Kategori:Tokoh dari Cirebon]]
|