Keratuan Melinting: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Daeng Hanif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Membatalkan 1 suntingan by 114.10.102.216 (bicara): LTA (twinkle)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 50:
Menurut [[hikayat]], ceritanya seperti itu, atau hanya mitos saja, belum diketahui kebenarannya. Jadi di situs tersebut dikatakan bahwa ketika Fatahillah ([[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]]) sedang mandi dia melihat petir di [[Lampung]], artinya ada seorang putri yang baik dan cantik di [[Lampung]]. Maka ia dan Pucalang dua atau tiga hari dari kenlampung dikawinkan dengan puteri pugung, yaitu putri kandang rarang. Kemudian mereka menikah dan kemudian kembali ke [[Jawa]]. Seminggu setelah dia mandi dia melihat petir lagi, lalu dia mengira itu berarti ada putri lain. Lalu ia menikah lagi dan menikah dengan anak Minak Rio, jalang, Puteri Sinar Alam. Dan mereka adalah sepupu yang semuanya sudah menikah. Kemudian dari Puteri Sangkar Rarang mendapat seorang anak yang diberi nama Minak Kejala Abidin. Sebelum kelahiran Minak Kejala Ratu dan Minak Kejalabidin, saat masih dalam kandungan, ayah mereka yang kembali ke [[Kota Cirebon|Cirebon]] tidak kembali ke [[Lampung]].
 
Setelah Minak Kejala Ratu dan Minak Kejalabidin bertanya kepada kakek muda tersebut, pada suatu hari mereka berdua bertanya kepada ibunya, siapa dan dimana ayahnya. Karena desakan keduanya, akhirnya sang putri cahaya alami menjelaskan tentang ayah mereka. Akhirnya Minak Kejala Ratu dan Minak Kejalabidin menyeberang ke Banten dengan menggunakan perahu untuk mencari ayahnya. Minak kejalabidin menghadap Fatahillah.<ref>[https://warta9.com/miniti-segelintir-sejarah-hubungan-banten-dan-lampung Hubungan Keratuan Melinting dengan Kesultanan BantenCirebon]</ref>
 
Setelah Minak Kejala Ratu dan Minak Kejalabidin pergi menemui Fatahillah di Pusiba Agung, Baginda meminta bukti kepada mereka berdua, apakah benar mereka berdua adalah anaknya. Kemudian Minak Kejala Ratu dan Minak Kejala Bidin menunjukkan [[cincin]] yang mereka kenakan kepada [[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]]. Cincin itu adalah emas kawin ibu mereka yang dibawa oleh ayah mereka dari Cirebon, sedangkan saya ditugaskan oleh Fatahillah menyebarkan Islam di Lampung.
 
Setelah Fatahillah memeriksa cincin yang mereka berdua tunjukkan, Sultan Maulan YusufFatahillah membenarkan bahwa mereka adalah anak pamannya dan ituanaknya berartisendiri, adiknyabeliau juga meminta mereka untuk beristirahat di surosowan yaitu Keraton [[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]] . Seminggu kemudian Minak Kejala Bidin diterima di Pusiban Agung, Sultan memerintahkan keduanya kembali mengamankan [[Lampung]]. Sesampainya di Lampung yaitu di Labuhan Meringgai. Sehingga perlu adanya musyawarah agar wilayah Ratu Pugung terbagi menjadi dua bagian.
 
Di Labuhan maringgai pusatnya diperintah oleh Kejala Bidin yang disebut Keratuan Melinting, diperintah oleh fenomena bidin yang disebut Keratuan Melinting, bagian lainnya adalah wilayah kuripan [[Kalianda, Lampung Selatan|Kalianda]] yang dipimpin oleh ratu kejala yang disebut Melinting Kingdom atau ratu berdarah putih.