Maula Aidid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Added {{More citations needed}}, {{Notability}}, {{Unreferenced}}, and {{subst:tak layak}} tags(Tw)
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Multiple issues|
{{wikify}}
{{More citations needed|date=Juni 2024}}
'''Mukadimah'''
{{Notability|date=Juni 2024}}
{{Unreferenced|date=Juni 2024}}
}}
{{tidak memenuhi kriteria kelayakan|d=22|m=06|y=2024|i=7|ket=|kat=Y}}
Yang pertama bergelar '''Maula Aidid''' adalah [[Imam|Al-Imam]] [[Sayyid|As-Sayyid]] Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-Faqih bin Abdurrahman bin Alwi Ammul Faqih bin [[Muhammad Shohib Mirbath]] adalah generasi ke-23 dari Rasulullah S.A.W. dilahirkan di kota Tarim, [[Hadhramaut]], Yaman Selatan tahun 754 H.<ref>{{Cite book|last=Aidid|first=Muhammad Hasan|date=|url=|title=Biografi dan Arti Gelar Masing-Masing Leluhur Alawiyyin|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>
 
==Riwayat Hidup==
'''Maula [[Aidid]]''' adalah Julukan bagi salahsatu Ulama [[Ahlul Bait]] Keturunan Rasulullah yang bernama '''Al - Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah.''' Keturunan Dia kemudian di juluki Aidid dan Bafaqih merupakan [[Marga Arab Hadramaut]]
 
Al - Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah adalah seorang yang terhormat dan mulia, pemegang dan penerus ilmu dari aslafuna sholeh, pemegang sunnah-sunnah Rasulullah S.A.W. mempunyai pandangan yang khashaf, berjalan pada jalan yang di ridhoi Allah, mempunyai jiwa dan hati yang suci dan bijaksana dalam hukum-hukum agama.
 
Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthoh seorang ulama besar dengan ilmu dan pengalamannya. Mempunyai ilmu para ulama yang arif atau orang-orang yang bijaksana. Dia belajar atau menimba ilmu agama dari ulama yang arif atau orang-orang yang bijaksana. Dia belajar atau menimba ilmu agama dari ulama-ulama besar dan arif Billah. Dia menguasai bermacam-macam ilmu syariat dan ilmu thariqah, sehingga dia mendapat keberkahan yang haq, dan oleh Allah diberikan suatu kelebihan kebaikan akhlak yang mulia, tekun dan istiqomah dalam ibadah. Dia seorang yang mulia karena kedzhuhudannya serta sifatnya yang waro, yang selalu berhalwat ditempat-tempat mulia. Banyak dari ulama-ulama besar memuji, mengagumi dan memuliakannya karena akhlaknya dan keluasan ilmu-ilmu agama yang ada padanya. Dan banyak juga para ulama besar, Aulia dan para sholihin belajar menimba ilmu kepadanya.
 
'''Riwayat Hidup'''
 
Al - Imam [[Sayyid]] Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-Faqih bin Abdurrahman bin Alwi Ammul Faqih adalah generasi ke-23 dari Rasulullah S.A.W. dilahirkan di kota Tarim, [[Hadhramaut]], Yaman Selatan tahun 754 H.
Baris 17 ⟶ 16:
 
Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthoh, dikaruniai enam orang anak laki-laki:
# Ahmad Al-Akbar, wafat tahun 862 H.
# Abdurrahman Bafaqih, mempunyai lima orang anak laki-laki, yaitu: Muhammad, Ahmad, Abdullah, Zein dan Atthayib, wafat di Tarim tahun 862 H..
# Abdullah Bafaqih, mempunyai tiga orang anak laki-laki, yaitu: Alwi, Husein dan Ahmad, wafat selang beberapa tahun wafatnya Abdurrahman Bafaqih.
# Ali Aidid, mempunyai tiga orang anak laki-laki, yaitu: Muhammad, Abdullah dan Abdurrahman, wafat tahun 919 H.
# Alwi
# Al-Faqih Ahmad
 
Abdullah dan Abdurrahman mendapat gelar '''Bafaqih''''yang kemudian menjadi leluhur [[Bafaqih]]. Diberikan gelar Bafaqih sebab beliau 'alim dalam [[Fikih|Ilmu fiqh]] sebagaimana ayahnya dikenal masyarakat sebagai ahli [[Fikih|Fiqh]]. Sedangkan Ali gelarnya tetap '''Aidid''', yang kemudian menjadi leluhur Maula Aidid.<ref>{{Cite book|last=Al Masyhur|first=Idrus Alwi|date=|url=|title=Menelusuri Silsilah Suci Bani Alawi|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Al-Habsyi|first=Al-Habib Ahmad bin Zein|date=|url=|title=Syarah Al-Ayniyyah, Nazhom Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>
Ahmad Al-Akbar, wafat tahun 862 H.
 
==Gelar Aidid==
Abdurrahman Bafaqih, mempunyai lima orang anak laki-laki, yaitu: Muhammad, Ahmad, Abdullah, Zein dan Atthayib, wafat di Tarim tahun 862 H..
 
Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah orang yang pertama mendapat gelar Aidid. Gelar yang disandangnya karena dia adalah orang yang pertama tinggal di lembah Aidid yang tidak berpenduduk disebut " '''Wadi Aidid''' ", yaitu lembah yang terletak di daerah pegunungan sebelah barat daya kota Tarim, [[Hadhramaut]], Yaman Selatan dan mendirikan sebuah rumah dan masjid untuk tempat beribadah dan dipakai untuk shalat jum'at serta beruzlah (mengasingkan diri) dari keramaian.
Abdullah Bafaqih, mempunyai tiga orang anak laki-laki, yaitu: Alwi, Husein dan Ahmad, wafat selang beberapa tahun wafatnya Abdurrahman Bafaqih.
 
Ali Aidid, mempunyai tiga orang anak laki-laki, yaitu: Muhammad, Abdullah dan Abdurrahman, wafat tahun 919 H.
 
Alwi
 
Al-Faqih Ahmad
 
Abdullah dan Abdurrahman mendapat gelar '''Bafaqih''' yang kemudian menjadi leluhur " Bafaqih ". Diberikan gelar Bafaqih karena dia 'alim dalam ilmu fiqh sebagaimana ayahnya dikenal masyarakat sebagai ahli fiqh. Sedangkan Ali gelarnya tetap Aidid, yang kemudian menjadi leluhur " '''Aidid''' ".
 
'''Gelar Aidid'''
 
Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah orang yang pertama mendapat gelar Aidid. Gelar yang disandangnya karena dia adalah orang yang pertama tinggal di lembah Aidid yang tidak berpenduduk disebut " '''Wadi Aidid''' ", yaitu lembah yang terletak di daerah pegunungan sebelah barat daya kota Tarim, [[Hadhramaut]], Yaman Selatan dan mendirikan sebuah rumah dan masjid untuk tempat beribadah dan dipakai untuk shalat jum'at serta beruzlah ( mengasingkan diri ) dari keramaian.
 
Asal mulanya lembah tersebut gelap gulita dan banyak keanehan-keanehan, tidak ada yang berani masuk maupun melintasi lembah tersebut, bahkan mengambil sesuatu di dalam lembah tersebut. Akhirnya lembah tersebut menjadi lembah yang sangat aman, makmur, semerbak dan terang benderang dengan sinar keberkahan dari Waliyullah Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah. Selanjutnya penduduk disekitar lembah tersebut mengangkat Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah sebagai penguasa lembah Aidid dengan gelar Muhammad Maula Aidid. Maula berarti Penguasa.
Baris 42 ⟶ 35:
'''[[Habib Umar bin Hafidz]]''' pada kesempatan ziarah di Zanbal, menceritakan ucapan Al-Imam Muhammad Maula Aidid tersebut dihadapan murid-muridnya, kemudian ia berkata didepan maqam Al-Imam Muhammad Maula Aidid “ Wahai Imam kami, semua yang hadir dihadapanmu ini menjadi saksi akan ucapanmu ini “.
 
'''==Guru - guru Al - Imam Muhammad Maula Aidid'''==
 
Waliyullah Al-Imam Muhammad Maula Aidid adalah seorang ulama besar pada zamannya yang sangat luas ilmunya, baik ilmu syariat ataupun ilmu thariqah dan yang mukasif. Dia belajar atau menuntut ilmu agama dari berbagai-bagai guru di zamannya, diantaranya:
# Syech Muhammad bin Hakam Baqusyair, di Qasam
# Al-Faqih Abdullah bin Fadhel Al-Haj
# Al-Imam Sayyid Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah
# Al-Imam Sayyid Muhammad bin Hasan Jamalullail
# Syekh Abdurrahman bin Muhammad Al-Khatib
# Al-Imam Sayyid Ali bin Muhammad Shahib Al-Hauthah (ayahnya)
 
==Murid - murid Al - Imam Muhammad Maula Aidid==
Syech Muhammad bin Hakam Baqusyair, di Qasam
 
Al-Faqih Abdullah bin Fadhel Al-Haj
 
Al-Imam Sayyid Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah
 
Al-Imam Sayyid Muhammad bin Hasan Jamalullail
 
Syekh Abdurrahman bin Muhammad Al-Khatib
 
Al-Imam Sayyid Ali bin Muhammad Shahib Al-Hauthah ( ayahnya )
 
'''Murid - murid Al - Imam Muhammad Maula Aidid:'''
 
Banyak para ulama memuji, juga mengagumi dan memuliakan dia karena akhlak juga keluasan ilmu-ilmu agama yang ada pada dirinya. Para ulama yang belajar menimba ilmu kepadanya, diantaranya sbb.:
# Al-Imam Sayyid Abdullah Alaydrus bin Abubakar Assakran
# Al-Imam Sayyid Ali bin Abubakar Assakran
# Al-Imam Sayyid Abubakar Al-Adny bin Abdullah Alaydrus
# Al-Faqih Al-'Alamah Muhammad bin Ahmad Bafadhaj
# Muhammad bin Ahmad Abi Jarasy
# Al-Imam Sayyid Umar bin Abdurrahman Shahib Al-Hamra
# Al-Imam Sayyid Al-Faqih Al-'Alamah Muhammad bin Ali bin Alwi [[Al Khered|AlKhered]] (Shahib kitab Al-Ghurror)
 
==Keturunan==
Al-Imam Sayyid Abdullah Alaydrus bin Abubakar Assakran
# Sayyid Abdullah
 
# Sayyid Abdurrahman
Al-Imam Sayyid Ali bin Abubakar Assakran
# Sayyid Ali
 
Al-Imam Sayyid Abubakar Al-Adny bin Abdullah Alaydrus
 
Al-Faqih Al-'Alamah Muhammad bin Ahmad Bafadhaj
 
Muhammad bin Ahmad Abi Jarasy
 
Al-Imam Sayyid Umar bin Abdurrahman Shahib Al-Hamra
 
Al-Imam Sayyid Al-Faqih Al-'Alamah Muhammad bin Ali bin Alwi Al-Khirid (Shahib kitab Al-Ghurror)
 
Putera-puteranya, yaitu Sayyid Abdullah dan Sayyid Abdurrahman'''
 
==Riwayat dan Karomah==
'''Riwayat / Kisah - Kisah karomahnya Al - Imam Muhammad Maula Aidid'''
 
Al-Imam Muhammad Maula Aidid banyak membaca Al-Qur'an disetiap waktu terutama surat Al-Ikhlas.
Baris 88 ⟶ 71:
Dijelaskan oleh Al-Habib Ahmad bin Zein Alhabsyi dalam kitab Syarah Al-Ayniyyah ( nadzom Imam Hadad ), bahwa Al-Faqih Muhammad Maula Aidid sering bertemu dengan Nabi Khidir.
 
Syekh Abdurrahman [[Assegaf]] memuji, menyanjung serta memuliakan Al-Faqih Muhammad Maula Aidid dengan ayahnya. Dan ringkasan-ringkasan apa-apa yang diucapkan oleh para ulama-ulama, bahwa Al-Faqih mempunyai keutamaan dan ilmu seperti lautan.
 
Al-Faqih Muhammad Maula Aidid dikenal dengan shohibu Aidid. Al-Faqih Syekh Muhammad bin Hasan bin Umar Abi Jaras mengabarkan, ia dikabari oleh Syekh yang sholeh Muhammad bin Ahmad bin Abubakar bin Abu Harma, bahwasanya Syekh Ali bin Abdurrahman Al-Khotib berkata:
Baris 98 ⟶ 81:
Diriwayatkan dari sebahagian orang kepada Al-Habib Muhammad bin Ali Al-Khirid ( Pengarang kitab Al-Ghuror). Ketika air yang mengalir sangat sedikit dari lembah atau bukit-bukit dan tidak mencukupi untuk menyiram kebunnya, berupa pohon kurma dan pohon sidir ditengah lembah, sehingga banyak tumbuh ilalang dari aliran air tersebut, seseorang memasuki daerah itu dan tertidur, dalam tidurnya didatangi oleh seseorang yang rupanya sangat putih dan wajah yang bercahaya dengan pakaian yang bagus, kemudian ia dipeluknya hingga susah bernapas. Ia bertanya, apa salah dan dosa saya, orang itu berkata: " Engkau meninggalkan hewan peliharaanmu di tempat saya ", maka ia berkata, karena saya terlalu letih, kemudian ia berteriak sampai keluarganya mendengar teriakannya, maka ia berkata, saya minta maaf dengan teriakan yang terdengar oleh keluarga saya. Dan ini terjadi setelah Al-Faqih Muhammad Maula Aidid meninggal dunia dan ia tidak mengenal rupa wajahnya, kemudian ia bertanya, siapa engkau ?, dijawab oleh orang itu: " Saya Muhammad bin Ali Shahib Aidid ".
 
Al-Faqih Muhammad Maula Aidid pernah dalam melaksanakan da'wahnya bertemu dengan seorang anak muda. Kemudian anak muda tersebut bertanya kepada Al-Faqih: " Siapa Engkau ". Karena tawadhunya, dia menjawab: " Saya Abdullah ( Hamba Allah ) ". Setelah mendengar ucapan tersebut, anak muda itu dengan sombong dan kasarnya langsung meludah kewajahnya Al-Faqih. Walaupun diperlakukan demikian, dia sabar dan tidak marah, malah dia berkata kepada anak muda tersebut: " Sekalipun sikap kamu kasar dan tidak beradab, akan tetapi lisanmu pernah mengucapkan kalimat dzikir kepada Allah walaupun hanya sekali ". Dengan kesabarannya, ludah yang ada di wajahnya di usap dengan tangannya. Kemudian anak muda itu menangis dan meminta maaf kepada Al-Faqih, menyadari akan kehilafan, sikap dan sifatnya. Karena Al-Faqih mempunyai sifat dan akhlak yang penuh dengan kasih sayang, anak muda itu dimaafkan.[http://www.himpunan-aidid.org]<ref>Turut membantu Al-Habib Idrus Alwi Al-Masyhur, Al-Habib Helmi bin Abubakar Alaydrus, Al-Habib Zein bin Taufik Aidid dan Al-Habib Abdurrahman bin Muchsin Alatas.</ref>
 
'''Penutup'''
 
Waliyyullah Muhammad Maula Aidid wafat di kota Tarim pada tahun 862 Hijriyyah. Dimakamkan di Pemakaman Zanbal disamping ayahnya Ali Shahib Al-Hauthah satu deretan dengan '''Al-Imam AlHabib Sayyid [[Muhammad al-Faqih Muqaddam]]'''.
 
Penyusun:
 
Alwi Husein Aidid.
 
==Wafat==
Sumber dari:
http://www.himpunan-aidid.org
 
Waliyyullah Muhammad Maula Aidid wafat di kota Tarim pada tahun 862 Hijriyyah. Dimakamkan di Pemakaman Zanbal disamping ayahnya Ali Shahib Al-Hauthah satu deretan dengan '''Al-Imam AlHabib Sayyid [[Muhammad al-Faqih Muqaddam]]'''.<ref>{{Cite book|last=[[Al Khered]]|first=Al-Habib Muhammad bin Ali bin Alwi|date=|url=|title=Al-Ghuror|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref><ref>Alwi Husein Aidid</ref>
Buku Biografi dan Arti Gelar Masing-Masing Leluhur Alawiyyin ( Muhammad Hasan Aidid ),
Buku Menelusuri Silsilah Suci Bani Alawi ( Idrus Alwi Al-Masyhur ),
Kitab Syarah Al-Ayniyyah ( Nazhom Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad, di syarahkan oleh Al-Habib Ahmad bin Zein Al-Habsyi Ba'Alawi ),
Kitab Al-Ghuror ( Al-Habib Muhammad bin Ali bin Alwi Al-Khirid ).
 
==Referensi==
Turut membantu menyelesaikan Biografi ini:
 
[[Kategori:Marga Alawiyyin]]
Al-Habib Idrus Alwi Al-Masyhur, Al-Habib Helmi bin Abubakar Alaydrus, Al-Habib Zein bin Taufik Aidid dan Al-Habib Abdurrahman bin Muchsin Alatas.
[[Kategori:Marga Bani Alawi]]
[[Kategori:Marga Arab]]
[[Kategori:Alawiyyin]]