Sriwijaya Air: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Bernadus R (bicara | kontrib) Nama Direktur Utama |
||
(19 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
| callsign = SRIWIJAYA
| founded = 2003
| commenced =
| ceased =
| headquarters = [[Tangerang]], [[Indonesia]]
| key_people ={{nowrap|
| bases = <div>
*{{nowrap|[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta Soekarno–Hatta]]}}
Baris 62:
Tahun 2016, Sriwijaya Air makin tak terbendung. Chandra Lie menargetkan tahun itu sebagai tahun pertumbuhan. Armada Sriwijaya Air telah diperkuat dengan 47 unit pesawat serta sempat membagikan bonus kepada karyawan atas pencapaian targert pertumbuhan. Dan hingga tahun 2016, Sriwijaya Air Group memiliki 46 kota tujuan domestik dan tujuh rute penerbangan regional. Untuk dapat memenuhi ambisi mendatangkan 15 unit pesawat per tahun, Sriwijaya Air sempat menargetkan penawaran umum perdana saham atau IPO pada Maret 2017. Rencana IPO itu tidak terdengar kabarnya. Padahal, waktu itu, Chandra Lie sangat optimismis terlebih dengan necara keuangan Sriwijaya Air yang tidak lagi merah. Tidak ada cukup informasi untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi di Sriwijaya Air. Maskapai itu juga bukan perusahaan publik sehingga kinerja manajemen dan keuangannya tidak mudah didapat, apalagi dibedah.<ref name=":0" />
Pada November 2018, tiba-tiba Garuda Indonesia Group, melalui anak perusahaannya, yakni PT Citilink Indonesia, mengambil alih pengelolaan operasional Sriwijaya Air dan NAM Air. Namun, ternyata, kerja sama itu tidak otomatis dapat membalikkan lagi kinerja Sriwijaya Air. Akibat tidak mampu membayar utang Rp 810 miliar kepada [[GMF AeroAsia]], Sriwijaya Air Group tidak lagi mendapat jasa perawatan armada dari GMF sejak 25 September 2019.
Semenjak itu, di tahun 2019 armada Sriwijaya Air yang beroperasi berkurang dari 24 pesawat jadi sembilan pesawat. Rute penerbangan otomatis berkurang, tapi Sriwijaya Air berniat mengembalikan layanan maskapai itu demi meraih kembali pelanggannya sesuai dengan pernyataan ”pilot” baru Sriwijaya Air, Jefferson Jauwena pada bulan Januari 2020.<ref name=":0" />
Baris 84:
!Referensi
|-
|rowspan=“2”|{{flag|China}}||
|rowspan="11"|{{flag|Indonesia}}||[[Biak]]|||BIK|||[[Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo]]||align=center| ||align=center|▼
[[Fuzhou]]
|-▼
|rowspan="21"|{{flag|Indonesia}}||[[Ambon, Maluku|Ambon]]|||AMQ|||[[Bandar Udara Internasional Pattimura]]||align=center| ||align=center|
|-
▲
|-
|[[Denpasar]]|||DPS|||[[Bandara Internasional Ngurah Rai]]||align=center| ||align=center|
Baris 91 ⟶ 96:
|-
|[[Jayapura]]|||DJJ|||[[Bandar Udara Internasional Sentani]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Langgur]]|||LUV|||[[Bandar Udara Karel Sadsuitubun]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Luwuk]]|||LUW|||[[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Makassar]]|||UPG|||[[Bandara Internasional Sultan Hasanuddin]]||{{Airline hub}}||align=center|
|-
|[[Manokwari]]|||MKW|||[[Bandar Udara Rendani]]||||align=center|
|-
|[[Palembang]]|||PLM|||[[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]]||align=center| ||align=center|
Baris 99 ⟶ 110:
|-
|[[Pontianak]]|||PNK|||[[Bandar Udara Internasional Supadio]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Semarang]]|||SRG|||[[Bandar Udara Internasional Ahmad Yani]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Surabaya]]|||SUB|||[[Bandara Internasional Juanda]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Sorong]]|||SOQ|||[[Bandar Udara Dominique Edward Osok ]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Tanjung Pandan]]|||TJQ|||[[Bandar Udara Internasional H. A. S. Hanandjoeddin]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Timika]]|||TIM|||[[Bandar Udara Mozes Kilangin]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Ternate]]|||TTE|||[[Bandar Udara Sultan Babullah]]||align=center| ||align=center|
|-
|[[Yogyakarta]]|||YIA|||[[Bandara Internasional Yogyakarta]]||align=center| ||align=center|
|-
|}
Baris 111 ⟶ 130:
Seluruh armada Sriwijaya Air memiliki nama tersendiri yang terletak di bagian depan pesawat (''nosename'') dengan filosofi yang berbeda. Nama ini diambil dari nama tempat, burung, tanaman, ataupun petikan kata dari ayat di kitab suci. Sebagai contoh adalah "''Rajawali''", "''Gaharu''", "''Kebersamaan''", "''Hawila''", dan "''Serumpun Sebalay''".
Armada terhitung
<center>
{| class="wikitable" style="border-collapse:collapse;text-align:center;margin:auto;"
Baris 130 ⟶ 149:
|112
|120
| -
|
▲|-
|[[Boeing 737 Next Generation|Boeing 737-800]]
|
|—
|—
Baris 141 ⟶ 160:
|-
!Total
!
!colspan="6" |
|}
Baris 175 ⟶ 194:
|-
|[[Boeing 737]]-800
| style="text-align:center;" |
|PK-CLR dikembalikan ke lessor pada tahun 2013.
|8 Kursi Bisnis dan 168 Kursi Ekonomi
|