Tag: PembatalanSuntingan perangkat selulerSuntingan peramban selulerSuntingan seluler lanjutan
Baris 16:
|foto=Kantor Kecamatan Sambas, Sambas.jpg|keterangan=Kantor Kecamatan Sambas, Sambas}}
'''Sambas''' adalah [[ibu kota]] [[kabupaten Sambas]] yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dari [[kabupaten Sambas]]. Sambas juga merupakan sebuah [[kecamatan]] yang berada di [[Kabupatenkabupaten Sambas]], [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]]. [[Kota Sambas]] secara geografis terletak hampir di tengah-tengah wilayah [[Kabupaten Sambas]]. Kecamatan Sambas memiliki luas wilayah 246,66 km², dengan jumlah penduduk 52.538 jiwa (2020) dan kepadatan penduduk 213,00 jiwa/km².<ref name="SB">{{cite web|url=https://sambaskab.bps.go.id/publication/2020/04/27/36d1d5b8c6f8dedc29d5c75b/kabupaten-sambas-dalam-angka-2020.html|title=Kabupaten Sambas Dalam Angka 2020|website=www.sambaskab.bps.go.id|accessdate=12 Januari 2020}}</ref>
== Sejarah ==
Orang yang pertama membuka dan mengembangkan [[Kota Sambas]] adalah [[Sultan Muhammad Tajuddin I]] ([[Raden Bima]], [[Sultan Sambas]] ke-2) yang pada sekitar tahun [[1683]] M memindahkan pusat pemerintahan [[Kesultanan Sambas]] dari Lubuk Madung ke Muare Ulakkan (persimpangan [[Sungaisungai Sambas]], [[Sungaisungai Teberau]] dan [[Sungaisungai Subah]]) yang kemudian berkembang menjadi [[Kota Sambas]] sekarang ini. Sehingga perkembangan kota ini berawal dari pusat [[Kesultanan Sambas]] yang dahulu berada persis di persimpangan alur [[Sungai Sambas]], [[Sungai Teberau]] dan [[Sungai Subah]].
Sekarang [[Kota Sambas]] merupakan [[Ibu Kota]][[Kabupaten Sambas]] yang secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Sambas. Kecamatan Sambas sering disebut oleh penduduk kabupaten sebagai [[Kota Sambas]], yang juga berslogan "Kota Sambas Terigas". Kota Sambas yang dikenal sekarang merupakan kota pusat pemerintahan [[Kesultanan Sambas]], yang berpusat di [[Istana Alwatzikoebillah]], [[desa]] [[Dalam Kaum, Sambas, Sambas|Dalam Kaum]].
Tepat di depan istana berdiri pula sebuah masjid tua yang merupakan salah satu masjid terbesar di [[Kota Sambas]], yaitu Masjid Agung Jami' atau [[Masjid Sultan Muhammad Syafi'oeddin II]].
Pada zaman pemerintahan [[Hindia Belanda]] kecamatan Sambas merupakan sebuah ''onder afdeeling'' yang berada di bawah seorang ''controleur'' yang disebut ''Onder Afdeeling Chef'' (OAC), dan juga merupakan tempat kedudukan [[Sultan Sambas]]. Pada zaman pendudukan [[Jepang]] kecamatan Sambas berada di bawah kekuasaan seorang ''Gunco''.