Wolter Robert van Hoëvell: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Magioladitis (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Persondata now moved to wikidata, removed: {{Persondata |NAME =Wolter Robert van Hoëvell |ALTERNATIVE NAMES = |SHORT DESCRIPTION =Dutch churchman, politician, anti-colonial reformer, writer |DATE OF BIRTH =14 Juli
 
(13 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 19:
Para penyelenggara mendapat izin dari Rochussen untuk menggelar pertemuan karena mereka berpendapat bahwa keluhan mereka adalah masalah sosial, bukan "masalah negara," dan bahwa mereka bukanlah ancaman politik bagi pemerintah.{{sfn|Stoler|2010|p=76}} Namun, pada tanggal 20 Mei, van Hoëvell mencetak retorika anti-pemerintah yang sebelumnya diminta pemerintah agar tidak dimasukkan ke dalam jurnal yang dipublikasikannya. Di sisi lain, ada juga sinyal pada peristiwa publik lainnya yang menimbulkan kegelisahan di kalangan penduduk Belanda yang lahir di Hindia Belanda serta populasi Indo-Eropa yang besar, yang telah melakukan demonstrasi sendiri dan mengajukan petisi kepada Rochussen untuk menghentikan van Hoëvell. Dengan mempertimbangkan semua perkembangan ini, Rochussen menyimpulkan bahwa pertemuan di gedung ''De Harmonie'' dianggap subversif dan berbahaya bagi negara; ia diberitahukan bahwa [[KNIL|angkatan bersenjata]] siap mengendalikan situasi jika perlu.{{sfn|Stoler|2010|pp=76-77}} Pukul 6 sore tanggal 22 Mei, orang-orang berduyun-duyun ke gedung klub, dan pukul 7 malam situasi sudah penuh sesak. Van Hoëvell dengan cepat diangkat menjadi presiden dewan tersebut. Segera setelah itu, pertemuan tersebut menjadi tidak dapat diatur dan teriakan beberapa orang menyebabkan kerusuhan. Dalam suasana yang semakin kacau, para pemrotes mengusir van Hoëvell dari kursi kepresidenannya segera setelah ia diangkat untuk menduduki posisi tersebut, dan setelah itu dia dan yang lainnya meninggalkan gedung tersebut. Protes dengan cepat berakhir pada kegagalan.{{sfn|Stoler|2010|pp=80-86}}
 
==== PengunduranPenolakan diriistilah Toraja ====
Pada pertengahan tahun 1848, sosok van Hoëvell menjadi semakin kontroversial dan mungkin terlalu penting bagi mereka yang tidak setuju dengan pemerintah setempat, dan di bawah tekanan dari Gubernur Jenderal,{{sfn|Taylor|2010|p=152}} dia mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 19 Juli 1848. Setelah melakukan sebuah pelayanan akhir di Willemskerk pada bulan Agustus, ia dikirim pulang oleh "separuh penduduk Batavia";{{sfn|Fasseur|1992|p=107}} Khotbah terakhirnya, yang berdasar dari [[Surat kepada Orang Ibrani]] 13: 18-19, menyatakan harapannya agar dirinya suatu saat bisa kembali ke Hindia Belanda.{{sfn|Bie|Loosjes|1931|p=99}} Di kemudian hari, ia mencirikan sosok Gubernur Jenderal sebagai seseorang yang lebih kuat dari pada raja Belanda: "Ia adalah matahari, tempat di mana semua mata tertuju, saat dia tertawa, semua orang tertawa, jika dia terlihat serius, maka seluruh orang banyak mengerutkan kening wajahnya".{{sfn|Hesselink|2009|p=69}}
 
[[Bugis]] dan To Luwu adalah masyarakat yang pertama kali menolak penyebutan Toraja untuk [[Umat Kristen]] di [[Sulawesi Selatan]], dan hal tersebut diakui oleh Makkole dan Maddika Luwu saat itu, dan juga karena wilayah yang dihuni [[Suku Toraja]] adalah wilayah [[Kerajaan Luwu]] yang mana wilayah kerajaan Luwu mulai dari Selatan, Pitumpanua ke utara [[Kerajaan Mori|Morowali]]<ref>KEDATUAN LUWU wilayahnya hanya sampai Morowali, kabupaten poso, sulawesi tengah. [https://portal.luwukab.go.id/blog/page/sejarah].</ref>, dan dari Tenggara Kolaka (Mengkongga) sampai ke seluruh wilayah [[Suku Toraja|Tana Toraja]], oleh karena itu To Luwu menolak terhadap istilah Toraja (Toradja) untuk penyebutan [[Umat Kristen]] di [[Sulawesi Selatan]].
==== Publikasi dan aktivitas lainnya di Hindia Belanda ====
Di Batavia, ia adalah seorang cendekiawan yang tergolong aktif, menerbitkan berbagai karya di bidang linguistik,{{sfn|Blagden|1903|p=168}} bahasa, dan sejarah. Pada tahun 1838, ia mendirikan sebuah jurnal, bertajuk {{lang|nl|''[[Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië]]''}} ("Jurnal untuk Hindia Belanda"), yang disunting sampai tahun 1862,{{sfn|Taylor|2010|p=152}} dan ia juga menyunting dan menerjemahkan sebuah puisi roman abad ke-14 yang ditulis dalam [[abjad Jawi]], ''Syair Bidasari''.{{sfn|Frederiks|Branden|1888|pp=355–356}} Ia adalah ketua [[Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen|Perhimpunan Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia]]{{sfn|Parlementair|2013p=1}} dan menjabat sebagai presidennya setelah tahun 1845,{{sfn|Laffan|2011|p=106}} dan menerbitkan sebuah buku tentang seni dan ilmu koloni dan satu lagi mengenai sejarah koloni tersebut.{{sfn|Parlementair|2013p=1}} Van Hoëvell melakukan perjalanan secara luas, mempelajari bahasa dan artefak, dan mengunjungi penguasa Muslim setempat; dia menilai ancaman Islam jauh lebih tidak berbahaya daripada pembatasan pemerintah Belanda atau bahaya yang ditimbulkan oleh umat Katolik lokal.{{sfn|Laffan|2011|pp=104–105}} Ia dianugerahi gelar ksatria dalam [[Orde Singa Belanda]] pada tahun 1847.{{sfn|Bie|Loosjes|1931|p=100}}
 
Penolakan atas istilah Toraja inilah yang membuat ragu masyarakat [[Sulawesi]] pada saat terjadi gerakkan Monangu Buaya oleh Kerajaan Luwu, karena bunyi dari Monangu Buaya adalah sangat bertentangan dengan penolakan istilah Toraja (Toradja) yang terjadi di [[Sulawesi Selatan]] dan [[Sulawesi Tengah]], karena bunyi dari Monangu Buaya (Monangu Buaja) adalah "Semua [[Suku Toraja]] (Toradja-Stammen) dan [[Umat Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Tana Poso]] harus mendukung semua Budaya [[Kerajaan Luwu|Luwu]] termasuk Monangu Buaya", dan itu sangat tidak mungkin terjadi dimana sedang terjadi salah paham dan "pengusiran" antara pihak masyarakat [[Kerajaan Luwu|Sulawesi Selatan]] yang menentang istilah Toraja ciptaan misionaris Belanda dan [[Watu Mpogaa|Budaya Luwu Monangu Buaya]] yang didukung misionaris Belanda dengan kata lain sedang terjadi permusuhan antara masyarakat [[Sulawesi Selatan]] dengan pihak misionaris Belanda, sehingga semua masyarakat [[Sulawesi]] berkesimpulan bahwa gerakan menarik upeti Monangu Buaya (Monangu Buaja; krokodilzwemmen)<ref>Sumber buku "POSSO" LIHAT & DOWNLOAD HALAMAN 151:
Ia menjadi teman dan koresponden dari [[Eduard Douwes Dekker]] yang —dengan nama samaran [[Multatuli]]— menerbitkan ''[[Max Havelaar]]'', buku satir tahun 1860 yang mengekspos korupsi kolonial di [[Jawa#Periode kolonial|Jawa]];{{sfn|Taylor|2010|p=152}} Dekker adalah salah satu pelanggan pertama dari jurnal ''Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië''.{{sfn|Taylor|2010|p=152}} Kenalannya yang lain adalah W. Bosch, kepala dinas kesehatan masyarakat di Hindia Belanda, yang secara kritis telah menulis mengenai dampak sistem kolonial terhadap kesehatan masyarakat,{{sfn|Fasseur|1992|pp=105–106}} dengan alasan kepada atasannya bahwa mereka harus membantu memerangi kemiskinan, kekurangan gizi, dan penyakit menular.{{sfn|Hesselink|2009|pp=73–75}} Bosch telah memberikan bantuan logistik selama peristiwa bulan Mei 1848, dan mereka tetap berteman bahkan setelah van Hoëvell kembali ke Belanda.{{sfn|Hesselink|2009|p=80}}
MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen), menyatakan ''Monangu buaya yaitu budaya ciptaan Misionaris Belanda dengan meminjam nama dari Kerajaan Luwu'' , [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1], Diakses 30 Juni 2023.</ref> adalah bukan dari [[Kedatuan Luwu|Kerajaan Luwu]] tetapi Monangu Buaya adalah ciptaan misionaris [[Hindia Belanda]]. Terbukti dari Monangu Buaya mengutip ayat dari Alkitab [[Injil]] yaitu " dengan melihat kepada Tokoh Alkitab [[Injil]] yaitu "sejarah kematian [[Lazarus]]" yang menceritakan bahwa Baju Adat [[Inodo]] bukan bajunya umat kristen yang diwakili tokoh [[Lazarus]]".<ref>"POSSO" LIHAT & DOWNLOAD HALAMAN 151:
MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen), kematian Lazarus yang berbaju apa adanya (To Lampu) berbeda dengan Baju Mewah atau Baju [[Inodo]] yang milik dari [[Suku Bare'e]] (Bare'e-Stammen), [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1].</ref>
 
Di zaman moderen para peneliti dan akademisi [[Sulawesi]] seperti [[Priyanti Pakan]], [[Mashudin Masyhuda]], [[Andi Mattulada]], dan [[Lorraine Aragon]] juga pada awalnya menolak penerapan istilah [[Toraja]] bagi penduduk Sulawesi Tengah.{{sfn|Aragon|2000|p=2}}
 
=== Kembali ke Belanda: karier politik ===
Di saat Rochussen senang karena ancamannya telah pergi, kembalinya van Hoëvell ke Belanda membuatnya bernasib lebih baik secara politik. Namanya dibersihkan ketika pemerintah membatalkan penerimaan pengunduran dirinya yang dilakukan secara terpaksa,{{sfn|Fasseur|1992|p=107}} dan ia dibebaskan dari segala tuduhan dalam peristiwa bulan Mei 1848.{{sfn|Bie|Loosjes|1931|p=100}} Penerbitan ''Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië'', yang diberhentikan sejak pengusirannya dari Batavia, dilanjutkan kembali pada tahun 1849,{{sfn|Chandra|Vogelsang|1999|pp=889–890}} dan sekarang di lingkungan yang tidak terlalu represif.{{sfn|Fasseur|1992|p=109}} Dalam beberapa pamflet, ia menggunakan nama samaran Jeronymus.{{efn|Juga dieja menjadi Jeronimus. "Dr. W.R. baron van Hoëvell".}}{{sfnm|Hesselink|2009|1p=314|Hesselink|2009|2p=371}} Pada bulan September 1849, ia terpilih menjadi anggota [[Tweede Kamer|Dewan Perwakilan Belanda]] untuk [[Liberalisme di Belanda#Sebelum tahun 1918|Partai Liberal]] dan dirinya tetap menjadi anggota parlemen sampai tahun 1862. Ia adalah satu dari segelintir anggota parlemen Belanda yang sebelumnya pernah ke Hindia Belanda, dan seringkalisering kali mampu membahas tentang masalah kolonial di parlemen dengan fasih.{{sfn|Parlementair|2013p=1}} Ia menjadi "salah satu kritikus paling ganas" dari kebijakan ''[[Cultuurstelsel]]'', sebuah sistem yang dikelola pemerintah (juga telah dikritik oleh W.&nbsp;Bosch dan yang lainnya) yang menuntut agar petani setempat menyisihkan sebagian besar lahan mereka untuk menanam tanaman bagi Belanda untuk diekspor. Van Hoëvell adalah pendukung sistem kepemilikan pribadi, dan berpendapat bahwa sistem tersebut, selain tidak bermoral, juga tidak efektif secara ekonomi.{{sfn|Bertrand|2007|pp=116–117}} Kritiknya terhadap praktik penjajahan Belanda juga tertuju ke [[Geoctroyeerde Westindische Compagnie|Perusahaan Hindia Barat Belanda]]; ia adalah pendukung [[abolisionisme]]{{sfn|Parlementair|2013p=1}} pada saat penjajah Belanda memiliki puluhan ribu budak, terutama yang dipekerjakan di perkebunan di [[Suriname]].
 
Di parlemen, ia melanjutkan apa yang menjadi misinya: untuk mendidik warga Belanda mengenai sifat kolonialisme Belanda.{{sfn|Taylor|2010|p=152}} Dalam pidatonya, ia sesekali menggunakan informasi rahasia yang dikirimkan kepadanya dari Hindia Belanda oleh temannya, Bosch.{{sfn|Hesselink|2009|p=80}} Dengan keahlian hebat dan terkadang "kefasihannya yang mengganggu", dia mengkritik pemerintah Belanda karena menghasilkan jutaan uang dari koloni sambil melarang penduduk setempat mendapatkan "pendidikan, agama Kristen, dan berkat terhadap kemajuan".{{sfn|Fasseur|1992|p=108}}
Baris 84 ⟶ 86:
* [http://www.dbnl.org/tekst/molh003nieu01_01/molh003nieu01_01_1799.php Hoëvell, Wolter Robert baron van] di ''Nieuw Nederlandsch biografisch woordenboek'' (1911)
 
{{Persondata
|NAME =Wolter Robert van Hoëvell
|ALTERNATIVE NAMES =
|SHORT DESCRIPTION =Dutch churchman, politician, anti-colonial reformer, writer
|DATE OF BIRTH =14 Juli 1812
|PLACE OF BIRTH =[[Deventer]]
|DATE OF DEATH =10 Februari 1879
|PLACE OF DEATH =[[Den Haag]]
}}
{{Authority control}}
{{lifetime|1812|1879|Hoëvell, Wolter Robert van}}
 
[[Kategori:Abolisionis]]
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan (Belanda)]]
[[Kategori:Anggota Dewan Negara (Belanda)]]
[[Kategori:Alumni Universitas Groningen]]
[[Kategori:Bangsawan Belanda]]
[[Kategori:Ksatria Orde Singa Belanda]]
[[Kategori:Pendeta Calvinis dan Reformed Belanda abad ke-19]]
[[Kategori:Politikus Belanda]]
[[Kategori:Tokoh dari Deventer]]