Johannes Leimena: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Daftar pustaka: Persondata now moved to wikidata, removed: {{Persondata |NAME = Leimena, Johannes |ALTERNATIVE NAMES = |SHORT DESCRIPTION = Salah satu tokoh politik yang paling sering duduk di Kabinet Indonesia. |DATE OF BIRTH |
||
(46 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nama Maluku|[[Suku Ambon|Ambon]]|[[Leimena]]}}
{{Infobox Officeholder
| honorific_prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/profesi) -->
|name = {{PAGENAME}}
|image = Johannes Leimena.jpg
|imagesize =
|caption =
|office = [[Wakil Perdana Menteri Indonesia]]
|order =
|term_start = 29 April 1957
|term_end = 25 Juli 1966
|primeminister = [[Djoeanda Kartawidjaja]]<br>
|succeeding =
|president =
|predecessor = [[Mohamad Roem]]
|successor =
|office1 = [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi Indonesia|Menteri Koordinator Kompartemen Distribusi Indonesia]]
|order1 =
|term_start1 = 6 Maret 1962
|term_end1 = 27 Agustus 1964
|succeeding1 =
|president1 =
|predecessor1 = ''Tidak ada''
|successor1 = [[Hartarto Sastrosoenarto]] (1993)
|office2 = Menteri Kesehatan Indonesia
|order2 = ke-3
Baris 28 ⟶ 30:
|president2 = [[Soekarno]]
|predecessor2 = [[Lie Kiat Teng]]
|successor2 = [[
|primeminister3 = [[Amir Sjarifuddin]]<br/>[[Mohammad Hatta]]<br/>[[Mohammad Natsir]]<br/>[[Sukiman Wirjosandjojo]]<br/>[[Wilopo]]
|term_start3 = 3 Juli 1947
|term_end3 = 30 Juli 1953{{efn|Leimena tidak menjabat sebagai Menteri Kesehatan dalam Kabinet [[Pemerintah Darurat Republik Indonesia]] antara 19 Desember 1948 sampai 13 Juli 1949. Dalam kabinet tersebut, [[Sukiman Wirjosandjojo]] menjabat sebagai Menkes.<ref>{{cite web |title=Kabinet Darurat |url=https://setkab.go.id/kabinet-darurat/ |publisher=[[Sekretariat Kabinet Republik Indonesia]]|accessdate=19 September 2020 |language=id}}</ref> Meskipun begitu, Leimena masih menjabat dalam [[Kabinet Hatta I]] yang tidak dianggap bubar.<ref name="Detail biodata Pejabat Menteri">{{cite web |title=Detail biodata Pejabat Menteri |url=https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=49&presiden_id=&presiden= |publisher=[[Perpustakaan Nasional]] |accessdate=19 September 2020 |language=id }}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>}}
|president3 = [[Soekarno]]
|predecessor3 = [[Darma Setiawan]]
|successor3 = [[
|office4 = Menteri Sosial Indonesia
|order4 = ke-14
|primeminister4 = [[Djoeanda Kartawidjaja]]
|term_start4 = 9 April 1957
|term_end4 = 24 Mei 1957
|president4 = [[Soekarno]]
|predecessor4 = [[Fatah Jasin]]
|successor4 = [[Muljadi Djojomartono]]
|office5 = Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Indonesia
|order5 = ke-
|term_start5 = 24 Februari 1966
|term_end5 =
|succeeding5 =
|president5 = [[Soekarno]]
|predecessor5 = [[Syarief Thayeb]]
|successor5 = [[Mashuri Saleh]]
|office6 = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]]
|term_start6 = 4 Maret 1956
|term_end6 = 23 Juli 1959
|constituency6 = [[Maluku]]
|office7 = Anggota [[Konstituante]]
|term_start7 = 10 November 1956
|term_end7 = 29 April 1957
|constituency7 = [[Maluku]]
|birth_date = {{Birth date|1905|3|6}}
|birth_place =
|death_date = {{Death date and age|1977|3|29|1905|3|6|mf=y}}
|death_place =
| resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
|nationality = [[Indonesia]]▼
|nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing -->
|party = {{Parpolicon|Parkindo}}
|spouse = Ny. Raden Tjitjih Wiyarsih Leimena Prawiradilaga
|relations =
|children = 8 (termasuk [[Melani Leimena Suharli]])
|alma_mater = [[STOVIA]]
|occupation = {{hlist|[[Politisi]]|[[Dokter]]}}
|profession =
|signature = Signature of Johannes Leimena.svg
|
|
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
| serviceyears = 1945–1967
| rank = [[File:22-TNI Navy-ADM.svg|15px]] [[Laksamana]] ([[Tituler]])<ref name=":1">{{cite web|date=17 August 1964|title=Presiden Sukarno melantik Dr. Subandrio sebagai Laksamana Udara, Dr. Leimena sebagai Laksamana Laut dan Dr. H.C. Chaerul Saleh sebagai Jenderal TNI pada tgl. 17/8/1964|url=https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000054682|publisher=Indonesia OneSearch}}</ref>
| servicenumber =
| commands =
| mawards = [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]]
|website =
|footnotes =
}}
[[Laksamana]] ([[Tituler|Tit.]]) Dr. '''Johannes Leimena''' ({{lahirmati|[[Kota Ambon|Ambon]], [[Maluku]]|6|3|1905|[[Jakarta]]|29|3|1977}}) adalah seorang dokter, politisi, dan [[Pahlawan Nasional Indonesia]]. Ia tercatat sebagai
Leimena berasal dari [[Ambon]], [[Maluku]], dari sebuah keluarga [[Kristen]] dengan orang tua yang berprofesi sebagai guru. Pada usia dini, ia pindah ke [[Cimahi]] tahun 1914 dan tak lama kemudian [[Batavia]] untuk melanjutkan sekolahnya. Ia turut serta dalam pergerakan [[kebangkitan nasional]], sebagai anggota Jong Ambon dan sebagai panitia Kongres Pemuda Pertama dan [[Kongres Pemuda Kedua|Kedua]]. Dalam perihal keagamaan, Leimena juga aktif dalam gerakan [[oikumene]]. Selulusnya dari [[STOVIA]] tahun 1930, ia bekerja di berbagai rumah sakit, mulai di [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] sebelum pindah ke [[Bandung]]. Selama [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan Jepang]], ia menjabat sebagai direktur rumah sakit di [[Purwakarta]] dan [[Tangerang]].
Baris 86 ⟶ 98:
Leimena dilahirkan di kota [[Ambon]], [[Maluku]] pada tanggal 6 Maret 1905. Ayahnya, Dominggus Leimena, merupakan guru yang diperbantukan ke sekolah dasar di Ambon, dan ibunya Elizabeth Sulilatu juga merupakan seorang guru. Selama kanak-kanak, Leimena biasa tinggal di kota Ambon itu sendiri atau di kampung-kampung asal orangtuanya di [[Ema, Leitimur Selatan, Ambon|Ema]] atau [[Lateri, Teluk Ambon Baguala, Ambon|Lateri]].{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=7-8}} Dominggus Leimena merupakan keturunan dari raja Ema, dan keluarga Leimena merupakan pemeluk agama Kristen.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=15}} Dominggus meninggal saat Leimena berusia lima tahun dan Elizabeth menikah lagi, sehingga Leimena pindah ke rumah paman dan bibinya sementara ketiga saudaranya tinggal bersama ayah tiri.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=20}} Selama di Ambon, Leimena bersekolah di ''Ambonsche Burgerschool'' yang berbahasa Belanda.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=24}}
Pada tahun 1914, Leimena pindah ke [[Cimahi]], [[Jawa Barat]], karena pamannya diangkat menjadi kepala sekolah di sana. Setelah sembilan bulan, pamannya dipindahkan lagi ke Batavia, sehingga Leimena turut kesana.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=25-27}} Di Batavia, Leimena sempat belajar di ''[[Europeesche Lagere School]]'' (ELS, setara sekolah dasar), tetapi kemudian pindah ke ''Paul Krugerschool''. Leimena melanjutkan studinya ke salah satu ''[[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]'' (MULO, setara [[Sekolah menengah pertama|SMP]]) yang dikhususkan untuk murid [[Kristen]]. Selulusnya dari MULO, Leimena berniat untuk lanjut ke ''
Selama studinya di STOVIA, Leimena aktif dalam organisasi pemuda seperti [[Jong Ambon]] dan ''Christen Studenten Vereniging'' (Perkumpulan Pelajar Kristen).{{sfn|Hitipeuw|1986|p=33}} Ia menjadi tokoh yang berpengaruh dalam organisasi Jong Ambon, pada masa ketika banyak organisasi Ambon yang terbelah antara mendukung gerakan [[Kebangkitan Nasional Indonesia|kebangkitan nasional Indonesia]] atau mendukung pemerintah Hindia Belanda (di bawah Leimena, Jong Ambon awalnya mengambil sikap netral).{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=37-38}} Karena pergaulannya dengan tokoh-tokoh Sumatra seperti [[Amir Sjarifuddin]] dan [[Mohammad Yamin]], Leimena bergabung dengan [[Perhimpunan Teosofi]].{{sfn|Hitipeuw|1986|p=40}} Pergeseran pandangan Leimena ke arah mendukung kemerdekaan Indonesia berlangsung selama pertengahan 1920-an, didorong oleh dibentuknya [[Partai Nasional Indonesia]] oleh [[Soekarno]] dan berkembangnya [[Perhimpoenan Indonesia]] di Belanda. Leimena menjadi salah seorang anggota panitia dalam
== Karier ==
Baris 98 ⟶ 110:
=== Revolusi dan RMS ===
[[Berkas:Renville Agreement Indonesian Delegation.jpg|jmpl|Leimena (ketiga dari kanan) dalam perundingan [[Perjanjian Renville]]]]
Pada saat [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], Leimana sedang bertugas di Tangerang. Seusai tewasnya 30 orang kadet TKR dalam [[Pertempuran Lengkong|peristiwa Lengkong]], Leimena merawat sejumlah korban luka dan selama menjalankan tugas ini Leimena bertemu Soekarno yang menjenguk korban.<ref name="fondasi">{{
Di luar jabatannya sebagai menteri Leimena juga menjabat Ketua Umum organisasi Pemuda Indonesia Maluku (PIM), sebuah organisasi yang didirikan oleh [[Johannes Latuharhary]] yang beranggotakan pemuda Ambon yang mendukung kemerdekaan Indonesia.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=101–102}} Meskipun kedua tokoh tersebut dihormati oleh anggota-anggota PIM, pengaruh mereka atas kegiatan PIM sehari-hari terbatas karena kurangnya koordinasi PIM (yang bergerak di Indonesia Timur) dengan tokoh-tokoh di pulau Jawa.{{sfn|Chauvel|2008|p=295}} Selama menjabat menteri, Leimena awalnya tinggal di Jakarta, tetapi pada tahun 1946 ia pindah ke [[Yogyakarta]] karena tentara Belanda yang kelamaan semakin banyak di Jakarta.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=101–102}} Leimena dikirim sebagai anggota tim perundingan dalam berbagai perjanjian{{sfn|Chauvel|2008|p=203}} – [[Perundingan Linggarjati]] tahun 1946,{{sfn|Anwar|2010|p=81}} [[Perjanjian Renville]] dan [[Perjanjian Roem-Roijen]] tahun 1948, dan [[Konferensi Meja Bundar]] tahun 1949 (sebagai anggota delegasi militer).{{sfn|Kahin|2003|p=228}}<ref>{{cite book |title=Susunan kabinet-kabinet R.I. dan riwajat hidup ringkas para menteri 1945–1953 |date=1954 |publisher=Bagian Dokumentasi, Department Penerangan |page=41 |url=https://books.google.com/books?id=iLHNyGcdndgC |language=id}}</ref> Leimena merupakan salah seorang menteri RI yang tidak tertangkap selama [[Agresi Militer Belanda II]], dan pada bulan Januari 1949 ia turut berunding dengan perwakilan negara-negara bagian [[Republik Indonesia Serikat]] di Jakarta.{{sfn|Anwar|2010|p=122}}
Baris 114 ⟶ 126:
Di bawah kepemimpinan Leimena, sejumlah UU yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat disetujui [[Dewan Perwakilan Rakyat]], termasuk UU yang mencakup aturan yang mewajibkan dokter bekerja sebagai dokter pemerintah minimal tiga tahun sebelum menjadi dokter swasta, memperbolehkan pemerintah melarang klinik-klinik swasta, dan memungkinkan pemerintah untuk mengambil alih jasa medis swasta dalam keadaan genting.{{sfn|Murakami|2015|pp=42-43}} Pada tahun 1952, Leimena juga merumuskan peraturan yang membatasi perizinan membuka praktek kesehatan hanya kepada dokter yang memenuhi kualifikasi dan bukan kepada praktisi medis lain seperti perawat atau bidan.{{sfn|Murakami|2015|p=50}} Dalam hal gizi, Leimena membentuk Lembaga Makanan Rakyat yang berfungsi mendidik masyarakat mengenai nutrisi.<ref>{{cite news |last1=Firmansyah |first1=Manda |title=Sepak terjang Johannes Leimena, Menteri Kesehatan kesayangan Soekarno |url=https://www.alinea.id/nasional/johannes-leimena-menteri-kesehatan-kesayangan-soekarno-b1Xo39oBp |accessdate=22 Juni 2020 |work=alinea.id |date=29 Oktober 2019 |language=id}}</ref>
Pada tahun 1953, Leimena melakukan kunjungan kerja ke Eropa dengan pendanaan [[Organisasi Kesehatan Dunia]] (WHO). Di Eropa, ia mengamati sistem kesehatan publik di [[Norwegia]], [[Britania Raya]] (''[[National Health Service]]''), dan [[Yugoslavia]]. Dalam perjalanan pulang, ia juga berkunjung ke [[Mesir]], [[India]], dan [[Singapura]] untuk berpartisipasi dalam kuliah dan diskusi publik selain juga mempelajari sistem kesehatan di sana. Leimena terkesan khususnya oleh sistem kesehatan di [[Norwegia]] yang mengaitkan pentingnya asupan gizi dan kondisi kerja dalam kesehatan publik.{{sfn|Neelakantan|2017|p=48}} Dalam hal urusan luar negeri, Leimena khawatir akan kemungkinan bantuan kesehatan yang digunakan negara maju untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri dan politik internal Indonesia, sehingga ia menyerukan agar bantuan kesehatan diberikan tanpa syarat.{{sfn|Neelakantan|2017|p=72}} Periode pertamanya sebagai [[Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat|Menkes]] berakhir tanggal 30 Juli 1953. Leimena kemudian kembali menjabat sebagai Menkes dalam [[Kabinet Burhanuddin Harahap]] pada 12 Agustus 1955.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=177}}
Dalam bulan-bulan terakhir Kabinet Burhanuddin Harahap, Leimena diutus ke [[Jenewa]] untuk merundingkan masalah [[Irian Barat]] dengan [[Belanda]]. Meskipun delegasinya berhasil mendapatkan persetujuan delegasi Belanda terhadap penghapusan [[Uni Belanda-Indonesia]] dan sejumlah konsesi ekonomisi lainnya, pergolakan politik di Indonesia mengakibatkan delegasi tersebut dipanggil kembali. Leimena tinggal di Jenewa selama beberapa waktu dan merasa frustasi, sampai ia sempat mempertimbangkan untuk mundur dari jabatannya karena merasa "seperti nelayan yang sudah menangkap ikan, disuruh dilempar kembali".{{sfn|Feith|2006|pp=451–454}} Setelah jatuhnya Kabinet Burhanuddin Harahap, [[Ali Sastroamidjojo]] dengan sengaja tidak mengundang menteri-menteri dalam kabinet tersebut untuk kembali menjadi menteri, sehingga Leimena tidak lagi menjabat sebagai menteri kesehatan.{{sfn|Feith|2006|p=467}} Sekitar waktu itu, Leimena sudah terpilih menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] dari dapil [[Maluku]] dan fraksi [[Parkindo]] seusai [[Pemilu 1955]].<ref>{{cite book |title=Hasil rakjat memilih tokoh-tokoh parlemen: Hasil pemilihan umum pertama, 1955 di Republik Indonesia |date=1956 |publisher=C.V. Gita |page=343 |url=http://repositori.dpr.go.id/100/3/HASIL%20RAKYAT%20MEMILIH%20TOKOH-TOKOH%20PARLEMEN_3.pdf |language=id}}</ref>{{sfn|Tim Penyusun Sejarah|1970|p=611}} Setelah DPR hasil pemilihan umum tersebut dibubarkan pada tahun 1959, Leimena ditunjuk kembali sebagai anggota DPR transisional oleh Soekarno. Namun, ia tidak hadir dalam pengambilan sumpah jabatan DPR pada tanggal 23 Juli 1959 dan ia pun mengundurkan diri dari DPR beberapa minggu kemudian.{{sfn|Tim Penyusun Sejarah|1970|p=633}} Leimena juga terpilih sebagai anggota [[Konstituante]] dari dapil Maluku<ref>{{Cite book|last=Kementerian Penerangan|date=1956|url=https://books.google.co.id/books?id=DvxZQtmFr4cC&pg=PA514|title=Kumpulan peraturan-peraturan untuk pamilihan Konstituante|publisher=|pages=514|language=id|url-status=live}}</ref> dan menjadi wakil ketua lembaga tersebut, namun mengundurkan diri setahun kemudian karena ditunjuk sebagai menteri.<ref>{{cite web |title=Dr. J. Leimena |url=http://www.konstituante.net/en/profile/PARKINDO_j_leimena |website=konstituante.net |accessdate=22 Juni 2020}}</ref>
Baris 122 ⟶ 134:
=== Demokrasi Terpimpin ===
[[Berkas:UPACARA-PERINGATAN-HARI-ABRI-KE-XIX-1-08.jpg|jmpl|Leimena (paling kanan) sebagai inspektur upacara HUT ABRI ke-19 pada 5 Oktober 1964. Tampak Leimena mengenakan seragam Laksamana bintang empat.]]
Setelah [[Kabinet Ali Sastroamidjojo II]] jatuh, Leimena menyatakan bahwa kabinet-kabinet kedepannya harus bersifat lebih inklusif dan mencakup partai-partai yang sebelumnya tidak masuk dalam pemerintahan.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=141}} Leimena sendiri diikutsertakan dalam [[Kabinet Djuanda]], awalnya sebagai Menteri Sosial ketika kabinet tersebut diumumkan tanggal 9 April 1957, tetapi ia ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri (Waperdam) tahun itu juga.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=177}} Sejak bulan Mei 1957, Leimena menjadi anggota
Seusai Dekret 1959, Leimena ditunjuk menjadi Menteri Distribusi, lalu kembali menjadi Waperdam.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=177}} Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Distribusi, Leimena memandang pentingnya memperbaiki asupan gizi untuk meningkatkan produktivitas pekerja, sehingga ia bertekad untuk mencapai swasembada beras. Untuk mencapai target ini, ia mendorong memajukan [[pertanian intensif]] di pulau Jawa, dan memperluas lahan pertanian di luar Jawa. Meskipun rencana Leimena dianggap ambisius, implementasinya menghadapi masalah karena perlunya koordinasi dengan kementerian-kementerian lainnya.{{sfn|Neelakantan|2017|p=49}}
Baris 138 ⟶ 150:
Beberapa jam setelah peristiwa tersebut, masih di tanggal 1 Oktober, Leimena dipanggil oleh [[Soekarno]] ke [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma]], tempat Soekarno sedang berunding dengan beberapa pimpinan G30S.{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|p=63}}{{sfn|Hunter|2007|p=24}} Sebelum berangkat ke Halim, Leimena berdiskusi dengan Soeharto dan membawakan pesan dari Soeharto yang meminta Soekarno meninggalkan Halim sebelum pukul 16.30. Soeharto sebelumnya telah mengultimatum pihak G30S untuk meletakkan senjata sebelum pukul 16:30 dan mengancam akan menyerbu Halim apabila mereka tidak menyerah.{{sfn|Hunter|2007|p=24}} Setelah tiba di Halim, Leimena terus berada di dekat Soekarno sepanjang sore itu.{{sfn|Hunter|2007|p=35}} Setelah pembicaraan disana dan persetujuan Soekarno untuk menggantikan [[Ahmad Yani]] yang baru dibunuh dengan [[Pranoto Reksosamudro]] sebagai [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]], mereka diberitahukan bahwa Soeharto sedang mempersiapkan penyerbuan ke Halim. Tokoh-tokoh G30S seperti [[Omar Dhani]] mencoba meyakinkan Soekarno untuk mengikuti mereka ke [[Madiun]], ke [[Jawa Timur]] atau ke [[Bali]], tetapi Leimena berhasil memastikan bahwa Soekarno tidak dibawa pergi. Leimena menganggap bahwa apabila Soekarno mengikuti saran Dhani dkk, [[perang saudara]] dapat saja pecah.{{sfn|Hunter|2007|p=35}}{{sfn|Crouch|2007|pp=128–132}} Karena Leimena, rencana pihak G30S yang ingin membawa Soekarno ke lokasi yang dikendalikan mereka digagalkan, dan Soekarno sendiri memutuskan untuk kembali ke [[Istana Bogor]] sehingga ia tidak dapat dilibatkan dalam rencana-rencana kudeta.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=144–145}}{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|p=85}}{{sfn|Hunter|2007|p=35}} Sore itu, pihak G30S di bawah Kolonel [[Untung Syamsuri]] mengumumkan "[[Dewan Revolusi Indonesia]]" yang termasuk Leimena, beserta banyak menteri dan petinggi negara lainnya.{{sfn|Anderson|Mcvey|2009|p=171}}{{sfn|Hunter|2007|p=20}}
Leimena kemudian ditunjuk sebagai Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan ''[[ad interim]]'' dan pada tanggal 3 Maret 1966 ia memerintahkan universitas-universitas ditutup. Perintahnya diabaikan oleh kesatuan-kesatuan TNI yang mengawal aktivitas di kampus-kampus.{{sfn|Crouch|2007|p=185}} Pada tanggal 11 Maret, Leimena ikut dalam suatu rapat kabinet di Jakarta, ketika sejumlah tentara memosisikan diri di depan [[Istana Presiden Indonesia|Istana Presiden]]. Sore itu, Soekarno beserta ketiga Waperdam (Leimena, [[Subandrio]], dan [[Chaerul Saleh]]) bertemu sejumlah jenderal TNI ([[Amirmachmud]], [[M. Jusuf]] dan [[Basuki Rachmat]]) di Istana Bogor. Hasil dari pertemuan tersebut merupakan [[Surat Perintah Sebelas Maret]] yang pada dasarnya menyerahkan sejumlah besar kekuasaan darurat ke Soeharto.{{sfn|Crouch|2007|pp=188–189}} Tak lama kemudian, pada tanggal 16 Maret, pertemuan lain yang diikuti Leimena berlangsung, dan dalam pertemuan itu Soekarno menolak permintaan untuk [[Perombakan kabinet|merombak kabinetnya]].{{sfn|Crouch|2007|pp=193–194}} Akan tetapi, pada tanggal 18 Maret 1966, 15 orang menteri Soekarno ditangkap.{{efn|15 orang menteri Soekarno tersebut meliputi Menteri Urusan Bank Sentral [[Jusuf Muda Dalam]], Menteri Pengairan Rakyat Ir. [[Surachman]], Menteri Negara [[Oei Tjoe Tat]], Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan [[Sumardjo]], Menteri Urusan Listrik dan Ketenagaan Ir. [[Setiadi Reksoprodjo]], Wakil Perdana Menteri III [[Chaerul Saleh]], Wakil Perdana Menteri I dr. [[Soebandrio]], Menteri Pertambangan [[Armunanto]], Menteri Perburuhan [[Soetomo Martopradoto]], Menteri Kehakiman [[Astrawinata]] S.H, Menteri Penerangan Mayor Jenderal TNI [[Achmadi]], Menteri Transmigrasi dan Koperasi Drs. [[Achadi]], Menteri dan Kepala Daerah DKI Mayjen TNI Dr. [[Soemarno Sosroatmodjo]], Menteri/Sekjen Front Nasional [[JK Tumakaka]] dan Menteri Khusus urusan Pengamanan Letkol [[Imam Sjafei]].<ref>{{cite web |last=Abdurahman |first=Hendi |title=Kisah Soeharto yang Berani Menangkap 15 Menteri Loyalis Soekarno. Lantaran Dianggap Pro PKI? |url=https://berita.99.co/soeharto-menangkap-15-menteri-loyalis-soekarno/ |website=99.co|date=27 Juli 2022 |accessdate=21 Oktober 2020 |language=id}}</ref> Meskipun begitu, Leimena masih menjabat dalam [[Kabinet Hatta I]] yang tidak dianggap bubar.<ref name="Detail biodata Pejabat Menteri">{{cite web |title=Detail biodata Pejabat Menteri |url=https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=49&presiden_id=&presiden= |publisher=[[Perpustakaan Nasional]] |accessdate=19 September 2020 |language=id }}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>}} Meskipun demikian, Leimena tetap menjabat sebagai menteri dan ditunjuk sebagai anggota bagian kabinet beranggotakan lima orang: Leimena, [[Hamengkubuwono IX]], [[Idham Chalid]], [[Adam Malik]], dan [[Ruslan Abdulgani]].{{sfn|Crouch|2007|p=200}}<ref>{{cite book |last1=Central Intelligence Agency |title=Daily Report, Foreign Radio Broadcasts |date=1966 |page=BBB4 |url=https://books.google.com/books?id=oS2ZjucSpRgC |language=en|author1-link=Badan Intelijen Pusat }}</ref> Ia pada waktu itu sudah menjabat sebagai menteri dalam berbagai kabinet selama hampir dua puluh tahun.<ref name="historia"/>
=== Orde Baru ===
Awalnya Soeharto berniat untuk menjadikan Leimena menteri juga dalam pemerintahannya, tetapi Leimena sendiri menolak secara tidak langsung melalui Hamengkubuwono IX.<ref name="historia">{{cite news |last1=Setiawan |first1=Andri |title=Nyong Ambon Pendeta Bung Karno |url=https://historia.id/politik/articles/nyong-ambon-pendeta-bung-karno-PyqLN |access-date=24 Januari 2021 |work=Historia |date=14 Agustus 2019 |language=id}}</ref> Maka itu, Leimena ditunjuk sebagai ''caretaker'' (pejabat sementara) Wakil Ketua [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA) antara 1966 dan 1968. Seusai masa jabatannya habis, ia tetap menjadi anggota DPA sampai tahun 1973. Dalam ranah ini ia meluruskan isu-isu internal DPA, khususnya dalam perihal perpajakan, pendidikan, dan suksesi presiden.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=144–145}} Ia juga ditunjuk sebagai direktur di [[Rumah Sakit PGI Cikini|Rumah Sakit Cikini]] pada tahun 1968.<ref>{{cite web |title=Dr. Leimena Direktur RS "Tjikini"|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19839489|date=16 Desember 1968|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|language=id}}</ref> Selama masa [[Orde Baru]], Leimena menjadi salah satu dari segelintir politisi yang tidak menjauhkan diri dari Soekarno.<ref name="KOMPAS020807">''Kompas''. 16 November 2007. hlm. 51</ref>
Baris 156 ⟶ 168:
== Kehidupan pribadi ==
[[Berkas:Tjitjih Wiyarsih Leimena.jpg|jmpl|100px|Istri Leimena, Wijarsih Prawiradilaga.]]
Selama bersekolah di STOVIA, Leimena aktif bermain [[sepakbola]] dan sering kali ikut dalam tim sepakbola STOVIA dan sejumlah klub lokal pada masanya.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=34}} Ia bertemu dengan istrinya Wijarsih Prawiradilaga selama bertugas sebagai dokter di Bandung.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=55}} Pasangan ini memiliki delapan anak yaitu empat anak laki-laki dan empat anak perempuan.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=174–175}} Salah seorang putrinya, [[Melani Leimena Suharli]], menjadi Wakil Ketua [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] periode 2009–2014.<ref name="monumen">{{
Leimena dikenang keluarganya sebagai sosok sederhana, khususnya dalam hal pakaian. Ia terbiasa memakai kemeja putih dengan gaya yang sama tiap kali.<ref name="tempo">{{
== Wafat ==
[[Berkas:DR. Johannes Leimena - TMPNU Kalibata 2.jpg|jmpl|Makam DR. Johannes Leimena di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
Leimena meninggal di [[Jakarta]] pada tanggal 29 Maret 1977, sekitar pukul 7.30 pagi. Ia sempat mengeluh sakit seusai pulang dari Eropa sebelumnya dan saat kembali ke Indonesia, ia menggunakan kursi roda. Seusai acara pemakamannya, Leimena dikuburkan secara militer di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]].{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=169-170}}
== Penghargaan ==
=== Indonesia ===▼
[[Berkas:Bintang gerilya rib.png|100px|tepi]] [[Bintang Gerilya]] (1959)<br />▼
**[[File:Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Adipradana]] (1973)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
[[Berkas:Satyalancana Pembangunan.gif|100px|tepi]] [[Satyalancana Pembangunan]] (1961)<br />▼
▲**[[
[[Berkas:Satyalancana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan rib.svg|100px|tepi]] [[Satyalancana Kemerdekaan]] <br />▼
**[[
▲**[[
▲=== Luar negeri ===
▲**[[
[[Berkas:PHI Order of Sikatuna 2003 Commander BAR.svg|100px|tepi]] Panglima (''Lakan'') [[Orde Sikatuna]] ([[Filipina]])<br />▼
[[Berkas:BOL Order of Condor of the Andes - Grand Cross BAR.png|100px|tepi]] Grand Cross of the Order of the Condor of the Andes ([[Bolivia]])<br />▼
[[Berkas:ROM Ordinul 23 August Clasa II BAR.svg|100px|tepi]] Order of 23 August, 2nd Class ([[Rumania]])<br />▼
[[Berkas:National Order of Merit-Grand Cross (Ecuador) - ribbon bar.gif|100px|tepi]] Grand Cross of the National Order of Merit ([[Ekuador]])▼
=== Luar negeri ===
▲''Sumber'':{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=179–180}}
*{{flag|Bolivia}} :
▲**[[
*{{Flag|Ekuador}} :
▲**[[Berkas:National Order of Merit-Grand Cross (Ecuador) - ribbon bar.gif|
*{{Flag|Filipina}} :
▲**[[
*{{flag|Romania|1965}}:
▲**[[
*{{Flag|Thailand}} :
**[[File:Order of the White Elephant - 1st Class (Thailand) ribbon.svg|70px]] Knight Grand Cross (First Class) of the Most Exalted [[:en:Order of the White Elephant|Order of the White Elephant]] (KCE) (1960)<ref>[http://www.ratchakitcha.soc.go.th/DATA/PDF/2503/D/019/826.PDF แจ้งความสำนักนายกรัฐมนตรี เรื่อง พระราชทานเครื่องราชอิสริยาภรณ์]</ref>
*{{Flag|Yugoslavia}} :
**[[Berkas:YU Order of the Yugoslav Flag with Sash (1st rank) Ribbon Bar.png|70px]] [[:en:Orders, decorations, and medals of the Socialist Federal Republic of Yugoslavia|Order of the Yugoslav Flag]] with Sash
== Peninggalan ==
Menurut [[Soekarno]] dan [[Mohammad Roem]], Leimena merupakan seorang politisi yang jujur dan diplomat yang berbakat.<ref name="tirto">{{cite news |title=Johannes Leimena, Orang Paling Jujur di Mata Soekarno |url=https://tirto.id/johannes-leimena-orang-paling-jujur-di-mata-Soekarno-bJLB |access-date=22 Juni 2020 |work=[[Tirto]] |date=29 Maret 2018 |language=id}}</ref><ref name="seratus"/> Menurut [[Sutan Sjahrir]], hubungan antara Leimena dan Soekarno berjalan dengan Leimena menyampaikan pikirannya "secara tulus kepada Bung Karno, tetapi dia tak akan pernah melepaskan Bung Karno sendirian."<ref name="seratus">{{cite news |last1=Pour |first1=Julius |title=Seratus Tahun Johannes Leimena |url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/17530019 |access-date=1 September 2020 |work=Kompas |date=18 Juni 2005 |page=59 |language=id}}</ref> Ia dianggap sebagai tokoh senior oleh sejawatnya, sehingga ia tidak dijuluki "Bung" sebagaimana biasa, tetapi lebih umum dijuluki "Om Jo".<ref name="fondasi"/>
Pada tahun 2010, 33 tahun setelah wafat, Leimena dianugerahi gelar [[Pahlawan Nasional Indonesia]] oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]].<ref>{{cite news |title=Doctor, army officer named national heroes |url=https://www.thejakartapost.com/news/2010/11/12/doctor-army-officer-named-national-heroes.html |access-date=19 Juni 2020 |work=The Jakarta Post |date=12 November 2010 |language=en}}</ref> Di [[Ambon]], RSUP Johannes Leimena mengambil namanya.<ref>{{cite news |title=Anak Johannes Leimena Hadir Saat Peresmian RSUP |url=https://terasmaluku.com/anak-johannes-leimena-hadir-saat-peresmian-rsup/ |access-date=22 Juni 2020 |work=Teras Maluku |date=16 Oktober 2019 |language=id |archive-date=2021-04-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210414110257/https://terasmaluku.com/anak-johannes-leimena-hadir-saat-peresmian-rsup/ |dead-url=yes }}</ref> Di [[Universitas Pattimura]], terdapat patung Leimena yang diresmikan tahun 2012.<ref name="monumen"/><ref>{{cite web |title=Sambutan Presiden RI pada Peresmian Patung Pahlawan Nasional Dr. J Leimena, Ambon, 9 Juni 2012 |url=https://www.setneg.go.id/baca/index/sambutan_presiden_ri_pada_peresmian_patung_pahlawan_nasional_dr_j_leimena_ambon_9_juni_2012 |website=[[Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia]] |access-date=22 Juni 2020 |language=id}}</ref> [[Institut Leimena]] milik [[Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia]] diresmikan pada tahun 2004, dan sebelumnya dikenal sebagai Akademi Leimena sejak tahun 1984.<ref>{{cite web |title=Tentang Kami {{!}} Institut Leimena |url=https://leimena.org/tentang-kami/ |access-date=22 Juni 2020 |language=id}}</ref>{{sfn|Aritonang|Steenbrink|2008|p=803}}
== Catatan kaki ==
Baris 206 ⟶ 227:
* {{cite book|last1=Neelakantan|first1=Vivek|title=Science, Public Health and Nation-Building in Soekarno-Era Indonesia|date=2017|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-7849-4|url=https://books.google.com/books?id=3VwpDwAAQBAJ|ref=harv|url-status=live|language=en}}
*{{cite book|author=Tim Penyusun Sejarah|title=Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakjat Republik Indonesia|language=id|date=1970|location=[[Jakarta]]|publisher=Sekretariat DPR-GR |url=http://repositori.dpr.go.id/81/1/SEPEREMPAT%20ABAD%20DPR%20RI.pdf|ref=harv}}
{{div end}}
{{kotak mulai}}
Baris 212 ⟶ 234:
{{kotak suksesi|pendahulu=[[Mohamad Roem]]|tahun=1957–1966|pengganti=''Jabatan Dihapuskan''|jabatan=[[Wakil Perdana Menteri Indonesia]]}}
{{kotak suksesi|pendahulu=Fatah Jasin|tahun=1957|pengganti=[[Muljadi Djojomartono]]|jabatan=[[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial Indonesia]]}}
{{kotak suksesi|pendahulu=[[Lie Kiat Teng]]|tahun=1955–1956|pengganti=
{{kotak suksesi|pendahulu=[[Sutopo]]|tahun=1950–1953|pengganti=[[
{{kotak suksesi|pendahulu=Surono|tahun=1949–1950|pengganti=[[Sutopo]]|jabatan=[[Menteri Kesehatan Indonesia]]}}
{{kotak suksesi|pendahulu=[[Darma Setiawan]]|tahun=1947–1949|pengganti=[[Mananti Sitompul]]|jabatan=[[Menteri Kesehatan Indonesia]]}}
Baris 223 ⟶ 245:
{{artikel pilihan}}
{{DEFAULTSORT:Leimena, Johannes}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
Baris 256 ⟶ 269:
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:Daftar pahlawan nasional Indonesia yang beragama Kristen]]
|