Siti Munjiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix
Inertia6084 (bicara | kontrib)
k (GR) File renamed: File:Hoofdbestuur Sopo Tresno Tahun 1919-1922.pngFile:Hoofdbestuur Sapa Tresna.png Criterion 3 (obvious error) · telah ditemukan data terbaru jika foto ini dibuat sekitar tahun 1915-1916
 
(10 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 55:
'''Siti Munjiyah''' ([[Ejaan Van Ophuijsen]]: '''Siti Moendjijah'''; lahir di [[Kauman, Yogyakarta|Kampung Kauman]], [[Yogyakarta]] pada 1896 dan meninggal di [[Tasikmalaya]], [[Jawa Barat]] pada 1955) adalah tokoh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah ke-16–20. Dia adalah anak keenam dari Haji Hasyim Ismail, sedangkan keluarganya dikenal dengan sebutan “Bani Hasyim Kauman”, yang menjadi pendukung gerakan [[Muhammadiyah]].
 
Munjiyah merupakan salah satu wanita generasi awal di [[Hindia Belanda]] yang mempunyai latar belakang pendidikan yang baik. Pendidikan yang diterimanya meliputi [[Madrasah diniyah|Madrasah Diniyah Ibtidaiyah]], [[SopoSapa TresnoTresna]], dan Al-Qismul Arqo. Pendidikan tersebut memunculkan suatu kesadaran kritis dalam dirinya bahwa adat dalam kehidupan masyarakat saat itu menghambat pola kemajuan wanita.
 
Partisipasinya dalam skala nasional adalah menjadi peserta [[Kongres Perempuan Indonesia|Kongres Wanita Indonesia Pertama]] bersama dengan Siti Hayinah Mawardi, yang diadakandiselenggarakan di [[Ndalem Jayadipuran]] pada 22–25 Desember 1928. Dia mengemukakan pendapat tentang derajat wanita dalam acara penyampaian pidato. Pidato yang disampaikannya merupakan respon dari gerakan [[feminisme liberal]] yang berkembang saat itu. Dia mengelompokkan derajat dan kemuliaan kaum wanita menjadi tiga bagian, yaitu tinggi budinya, banyak ilmunya, dan baik kelakuannya. Tampilnya dalam forum tersebut membuka pandangan baru bagi para wanita untuk dapat berperan di dalam masyarakat dan menyingkirkan sekat-sekat tradisional.
 
== Latar belakang ==
Baris 94:
Munjiyah dan para wanita-wanita itu mendapatkan pendidikan agama langsung melalui kursus-kursus dan pengajian yang diadakan oleh Dahlan di Madrasah Diniyah Ibtidaiyah. Mereka ditempa menjadi calon pemimpin melalui bimbingan dan asuhan yang diberikan oleh Dahlan. Kursus-kursus dan pengajian agama tersebut menjadi cikal bakal sekolah-sekolah Muhammadiyah di kemudian hari.{{sfnp|Setyowati|Mu'arif|2014|p=82–83|ps=}}
 
=== SopoSapa TresnoTresna ===
[[Berkas:Hoofdbestuur SopoSapa Tresno Tahun 1919-1922Tresna.png|jmpl|250x250px|Hoofdbestuur SopoSapa TresnoTresna tahun 1919–19221915-1916. Kudung menjadi ciri khas dari para anggota gerakan Aisyiyah di kemudian hari.]]
 
Setahun setelah menyekolahkan para wanita di sekolah umum dan agama, Dahlan dan istrinya lantas mendirikan perkumpulan kaum wanita yang berawal dari kursus membaca [[Al-Qur'an]] dengan nama SopoSapa TresnoTresna.{{sfnp|Mulyati|2021||p=146|ps=}} Perkumpulan inilah yang kelak diubah namanya menjadi Aisyiyah pada 19 Mei 1917 dan menjadi organisasi otonom (ortom)<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Organisasi Otonom|url=http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-48-cam-organisasi-otonom.html|website=Pimpinan Pusat Muhammadiyah|archive-url=https://web.archive.org/web/20200401213531/http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-48-cam-organisasi-otonom.html|archive-date=2020-04-01|dead-url=yes|access-date=8 April 2020}}</ref> yang diberi hak mengatur organisasinya secara mandiri.{{sfnp|Nashir, dkk|2010||p=120|ps=}} SopoSapa TresnoTresna ([[bahasa Jawa]]) berarti "siapakah yang berkasih sayang". Saat itu, perkumpulan ini belum menjadi suatu organisasi, tetapi hanya gerakan pengajian saja.{{sfnp|Sudja|1989||p=39|ps=}}
 
Pengajian yang dilaksanakan di SopoSapa TresnoTresna terus berlangsung sampai namanya diubah menjadi Aisyiyah.{{sfnp|Nashir, dkk|2010||p=122|ps=}} Selain pengajian, program pertama perkumpulan tersebut adalah mengusahakan agar setiap wanita peserta pengajian memakai kudung dari kain sorban berwarna putih. Perkumpulan ini lantas mengembangkan Pengajian Wal-Ashri dan Muballighin{{efn|Muballighin merupakan embrio dari Fakultas Ilmu Agama Jurusan Dakwah (FIAD) yang menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 1980-an ({{harvnb|Mulkhan|2013|pp=8}}).}} yang diselenggarakan setiap hari Senin sore.{{sfnp|Mulkhan|2013||p=8|ps=}}
 
Melalui perkumpulan itulah kaum wanita di Kauman, termasuk Munjiyah, mendapatkan pendidikan berorganisasi dan aktif bergerak di bidang sosial-keagamaan.{{sfnp|Mulyati|2021||p=146|ps=}} Sembari menjalani pendidikan di Madrasah Diniyah, dia dan para wanita lain juga dididik menjadi pemimpin yang memiliki sikap terbuka.{{sfnp|Suratmin|1990||p=44|ps=}}
 
Pembentukan amal usaha yang dilakukan oleh Munjiyah dan para wanita lain di dalam SopoSapa TresnoTresna tidak tergantung kepada kelompok atau organisasi lain, termasuk Muhammadiyah sebagai organisasi induknya.{{sfnp|Mulyati|2021||p=146|ps=}} Salah satu kegiatan utama perkumpulan tersebut adalah membantu kerja [[Penolong Kesengsaraan Oemoem]] (PKO), serta mengasuh beberapa orang anak yatim atau anak-anak yang tidak mampu meneruskan sekolah. Hal inilah yang menjadi modal dasar bagi Aisyiyah, sehingga mampu memiliki dan mengelola berbagai jenis usaha layanan publik, terutama bidang kesehatan dan pendidikan.{{sfnp|Noer|1988||p=90|ps=}}
 
=== Al-Qismul Arqo (Madrasah Mualimat) ===
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Madrasah Diniyah Ibtidaiyah dan mendapatkan pendidikan berorganisasi di SopoSapa TresnoTresna, Munjiyah menjalani pendidikan di Al-Qismul Arqo{{efn|Pada 1920, Ahmad Dahlan dan para dermawan yang berada di Kauman mendirikan sebuah asrama untuk menampung para murid di Al-Qismul Arqo yang terus bertambah. Gedung baru disiapkan di Kauman, tepatnya di depan rumah H. Syuja’. Setelah menempati gedung baru dan menggunakan sistem klasik, kelas Al-Qismul Arqo mulai diklasifikasi secara berjenjang dari kelas satu sampai kelas tiga. Jenjang kelas satu menampung murid sebanyak 20 orang, kelas dua sebanyak 10 orang, dan kelas tiga sebanyak 6 orang. Nama Al-Qismul Arqo lantas diganti dengan nama Pondok Muhammadiyah dan kurikulum umum, seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah Belanda, turut diberikan di sekolah ini ({{harvnb|Setyowati|Mu'arif|2014|pp=84–85}}). Pada perkembangan selanjutnya, sekolah tersebut berganti nama lagi sebanyak tiga kali, yaitu Hoogere Muhammadiyah School (Sekolah Tinggi Muhammadiyah), Kweekschool Islam, dan Kweekschool Muhammadiyah atau Kweekschool Istri ({{harvnb|Hamzah|1962|pp=69}}). Adapun murid-murid wanita dari Kweekschool Istri mulai dipisahkan dengan murid-murid laki-laki dari Kweekschool Muhammadiyah sejak tahun 1929. Pada 1932, pemerintah Belanda mengeluarkan ''Wilde Schoolen Ordonantie'' (Ordonansi Sekolah Liar 1932). Ordonansi tersebut mengatur keberadaan sekolah liar (sekolah yang diselenggarakan oleh kaum pribumi, yang gurunya tidak mau bekerja di sekolah milik pemerintah Belanda) dengan melarang pemakaian nama persamaan sekolah Belanda, termasuk Muhammadiyah dan Taman Siswa. Hal inilah yang membuat Kweekschool Muhammadiyah dan Kweekschool Istri akhirnya namanya diubah menjadi Madrasah Muallimin Muhammadiyah dan Madrasah Mualimat Muhammadiyah ({{harvnb|Suminto|1985|pp=59}}).}} yang diselenggarakan di emperan rumah Ahmad Dahlan sejak tahun 1918. Salah satu faktor yang menyebabkan dirinya masuk ke dalam sekolah tersebut adalah kebutuhan ''muballighin'' (laki-laki penyiar agama Islam) dan ''muballighat'' (wanita penyiar agama Islam) untuk menyebarkan paham Muhammadiyah ke luar Kauman.{{sfnp|Mulyati|2021||p=147|ps=}} Mu’arif dan Setyowati menjelaskan bahwa Munjiyah termasuk salah satu wanita yang dipersiapkan sebagai juru dakwah Muhammadiyah, sehingga dia dimasukkan ke dalam kelas itu oleh Dahlan.{{sfnp|Setyowati|Mu'arif|2014|p=83|ps=}}
 
Al-Qismul Arqo lebih banyak mendalami pendidikan agama Islam dan menjalankannya dengan sistem sekolah modern, sedangkan kegiatan pembelajarannya dilakukan dengan duduk di lantai dan menggunakan bekas kotak [[minyak tanah]] sebagai meja tulisnya.{{sfnp|Mulyati|2021||p=147|ps=}} Tokoh yang memelopori pendirian sekolah tingkat lanjut ini adalah [[Muhammad Sangidu]] (ayah Siti Umniyah).{{sfnp|Darban|2000||p=44|ps=}}
Baris 144:
 
=== Peserta Kongres Wanita Indonesia Pertama ===
[[Berkas:Ndalem Jayadipuran atau Ndalem Dipowinatan.jpg|jmpl|250x250px|Pendopo Ndalem Jayadipuran, tempat pelaksanaan Kongres Wanita Indonesia Pertama. Bangunan ini sekarang digunakan olehsebagai kantor Balai Pelestarian NilaiKebudayaan (BPK) Budayawilayah YogyakartaX.]]
[[Berkas:Conggres_aisiyah.jpg|jmpl|250x250px|Aisyiyah diwakili Siti Munjiyah dan Siti Hayinah Mawardi tergabung dalam Komite Kongres Wanita Indonesia Pertama tahun 1928.]]
 
Baris 213:
 
Siti Munjiyah tidak hanya piawai dalam berpidato, tetapi dia seorang ulama perempuan yang sangat inklusif dan toleran. Dia terbiasa diundang dalam perkumpulan-perkumpulan wanita lintas agama. Dalam menyampaikan pidato, Munjiyah hampir tidak pernah menyinggung ataupun menjelek-jelekkan agama lain. Karakter semacam ini memang amat jarang di Aisyiyah. Ketika Aisyiyah mendapat undangan dari organisasi wanita lain, maka Siti Munjiyah yang datang mewakili. Namanya memang cukup dikenal di kalangan organisasi wanita lain, seperti Wanito Taman Siswo, Wanito Utomo, Jong Java, dan sebagainya.
 
== Pidato ==
'''<small>DERADJAT PEREMPOEAN</small>'''
 
<small>(Pidato Njonja Siti Moendjijah, Anggauta Pengoeroes Besar Moehammadijah Bagian Aisjijah Djokjakarta, Pada Sidang Terboeka Congres Perempoean Indonesia di Mataram Tanggal ...................)</small>
 
<small>–––––––––––––––––</small>
 
<small>Salam dan bahagia moedah-moedahan tetap pada djoendjoengan kita K. Nabi Moehammad Saw, kepada njonja-njonja dan toean-toean, dan kepada sekalian pengikoet-pengikoetnja.</small>
 
<small>Lebih dahoeloe saja mengenalkan diri bahwa saja Siti Moendjijah, salah seorang anggauta pengoeroes besar Moehammadijah b.g. Aisjijah di Djokja. Besar harapan saja bahwa dengan perkenalan ini dapatlah agaknja menjadi langsoeng.</small>
 
<small>Kemoedian daripada itoe maka sekarang moelailah saja membitjarakan beban saja seperti jang soedah termaktoeb dalam agenda No.4, jalah atas opdrachtnja pengoeroes besar Aisjijah.</small>
 
<small>Njonja voozitster jang terhormat,</small>
 
<small>Banjak terimakasih saja oetjapkan dengan penoeh-penoeh atas kemoerahan njonja, bahwa njonja soedah mengidzinkan pidato saja ini, dan kepada jang hadir saja poen meminta banjak-banjak terima kasih atas perhatiannja mendengarkan.</small>
 
<small>Ini hari, kegembiraan hati saja tidak akan ternilai dengan apapoen djoea, sebab itoe tidak poetoes-poetoes saja bersjoekoer kehadirat Toehan Semesta Alam. Dengan adanja gerakan ini, maka moelai sadar dan bangoenlah bangsa kita perempoean Indonesia dari tidoernja jang njenjak; soeara jang berderoe-berderoe senantiasa berhampiran dengan telinga mereka, dan memang soedah waktoe kita kaum perempoean moelai madjoe selangkah kedoea seteroesnja, sebab matahari soedah terbit menjinari kita jang sangat selaloe. Mereka bangkit kalaoe-kalaoe ketinggalan oentoek mentjapai kemadjoeannja. Dengan ini maka timboel doeka tjitanja dengan ichtiar sehingga dapat mengadakan Congres ini hari.</small>
 
<small>Ini hari, adalah jang pertama kali dari Congresnja kaoem kita perempoean Indonesia, jang oleh mereka itoe soedah memberanikan diri meninggalkan soeaminja, anak, sanak saudara, roemah, pekerdjaan dan lain-lainja, hanja oentoek mengoendjoengi ini rapat besar jang menoedingkan beberapa keperloean-keperloean oentoek hidoep bersama. Boeat diri saja, adalah ini soeatoe hal jang tidak sedikit harganja, lebih-lebih dengan adanja ini Congres maka kenalan saja bertambah banjaklah djoemlahnja boeat pertama kali, Congres kita ini masih serba koetjiwa, karena dari persediaan-persediaan kita jang masih lebih djaoeh kurangnja itoe. Soedah sementara lama kami, dari kaoem Aisjijah senantiasa memfikir-fikirkan bilakah kita kaoem perempoean Indonesia dapat beramah-ramahan oentoek meroendingkan sesoeatoe masalah bagi keperloean kita bersama. Ini hari tjita-tjita itoe terkaboellah, dan oleh karenanja maka tidaklah habis-habis kami mensjoekoeri kepada Allah hoebaja-hoebaja akan gerakan ini dapatlah diperpandjang oesianja dengan banjak boeah oesahanja. Halangan penghambatan jang meroegikan terbebaslah, dan terloepoet dari segala ganggoean jang mendjeroemoeskan!</small>
 
<small>Penoeh kepertjajaan kami, bahwa njonja-njonja oetoesan dari berbagai-bagai perkoempoelan jang soedah mempoenjai organisatie baik, atau peratoeran roemah tangga molek nistjaja bersedia-sedia betapakah ichtiar kita, soepaja kita kaoem perempoean dapat dipertinggi deradjatnja tertimbang dengan sekarang ini, dan bahwasanja kita dapat menetapi segala sesoeatoe kewadjiban jang bertali dengan hak kita perempoean. Hal ini tentoelah njonja-njonja rasanja soedah lengkap sebab soedah berkemas diri moelai dari roemah masing-masing.</small>
 
<small>Pidato saja ini adalah soeatoe pertimbangan jang saja sadjikan kepada njonja-njonja, dengan sangat saja berharap moga-moga dalam pada mendengarkannja, djanganlah dipandang seperti pidato terasing jang didengarnja, melingkar pandanganlah atas njonja poenja pidato sendiri, begitoelah dengan sebaliknja. Ingat, pada galibnja kepada barangsiapa jang mempoenjai tjita-tjita jang tinggi dan moelia itoe mungkin tertjapai manakala ototnja, dengan singkat bersabar tawakal dan soeka bekerdja. Oentoek mentjapai ini maka bekalnja jalah:</small>
 
<small>Hendaklah kita mengekalkan baris persaoedaraan dengan kokoh. Sesoenggoehnja, demit sjaithan itoe mengetahoei bahwa kita dalam persaoedaraan itoe sangat rapatnja, maka boekan main ichtiar si sjaithan itoe akan memetjah persatoean, sebab itoe wadjib kita ingat djangan sampai terdjadi bertjerai-berai atas gangoeannja. Boeat menolak ini maka ichtiarnja:</small>
 
<small>a. Radjin mengoesahakan diri mentjari obat dengan tidak memilih-milih ilmoe pengetahoean, banjak tauladan, dan lebar pandangannja.</small>
 
<small>b. Bekerdja dengan sabar artinja tidak djemoe melakoekan sesoeatoe pekerdjaan itoe dengan tjerdik dan berhati-hati.</small>
 
<small>Semoea itoe hendaknjalah kita kerdjakan dengan soenggoeh-soenggoeh lagi bidjaksana. Sesoeatoe oesaha melakoekan pekerdjaan bila mengabaikan kesoenggoehan hati, bidjaksana dan soetji, maka djangan mengharap akan berhasilnja, lebih-lebih bila hanja dikerdjakan dengan sesoeka-soeka dan dipermoedah.</small>
 
<small>Gelagat doenia jang sekarang ini soedah kentara moelai “Doeka Tjita dan Bekerdja” boleh dikata seperti menanam padi jang dalam. Soenggoeh, beloemlah sampai pada wektoenja kita bersenang-senang, mendiamkan diri, enak-enak, dan merenoeng.</small>
 
<small>Saudara-saudara, toenggoelah sementara wektoe dengan kesabaran hati, apabila kita bersoengoeh-soenggoeh menjampaikan segala maksoed itu dengan tidak djemoenja, sebentar kita akan memetik boeah oesaha kita itoe.</small>
 
<small>Congres, njonja-njonja dan toean-toean jang terhormat,</small>
 
<small>Pada hematnja adalah tingkat “kemoeliaan” kederadjatan itoe terbagi djadi tiga bagian:</small>
 
# <small>Tinggi boedinja,</small>
# <small>Banjak ilmoenja, dan</small>
# <small>Baik kelakoeannja.</small>
 
<small>Konon sekiranja kita dengan sesama memeriksai boekoe-boekoe tambo Doenia, maka lantaslah dapat mengerti dengan sendiri sampai kemanakah deradjat kita perempoean ini. Sebagian besar dari bangsa-bangsa itoe berkepertjajaan bahwa bangsa kami itoe adalah hamba Toehan jang sangat daripada manoesia biasa, sehingga dipandangnja seperti hewan belaka. Dengan begitoe maka soedah selajaknja bahwa bangsa kami perempoean itu wadjib menoeroet dan setia barang apa jang diperintahkan oleh orang lelaki.</small>
 
<small>Pada zaman dahoeloe kala di Japan orang perempoean dilarang keras berbakti kepada Allah, melakoekan sesoeatu pekerdjaan jang soetjiipoen ditjegahnja, sehingga agamanja poen melarang tentang hal ini. Di negeri Tjina djoega seperti itoe, malah-malah boeat masoek ke tjandinja dilarang djoega.</small>
 
<small>Poen di Hindoestan tidak akan soeka ketinggalan, setali tiga oeang. Dalam agama Hindoe diterangkan bahwa orang perempoean bangsa kami itoe tidak sutji; mereka itoe dilarangnja dengan koeat-koeat tidak diperkenankan meremboek tentang seloek-beloeknja kitab soetji, dan apabila ia memegang salah satoe. Artinja jang mendjadi sesembahannja, maka dengan sekoetika itoe djoega diroesaknja itoe artja (berhala).</small>
 
<small>Di tanah Arab ada lebih sekali penghinaan dan perendahan ini, jalah sebeloem agama Islam lahir di doenia. Orang-orang perempoean bangsa kami, dipandangnja lebih rendah daripada hewan peliharaanja; anak-anaknja perempoean jang lahir dari kandoengan iboenja dengan hidoep-hidoepan sampai mati memboenoehnja. Sebab dipandangnja tidak berfaedah sekalipoen, dan membanjakkan beban makanannja. Orang perempoean memang tiada mempoenjai kekoeatan seperti orang laki-laki, padahal wektoe itoe dimoesimnja orang-orang Arab sangat gemar memboenoeh, merampas lain orang poenja hak, dan sangat kedjam hatinja.</small>
 
<small>Lima poeloeh tahoen sebeloem agama Islam adalah soeatoe pertanjaan jang sangat mengharukan, jaitoe: adakah orang perempoean itoe djuga berdjiwa ? Waktoe orang-orang Christen memboeat rapat di Maccon, salah seorang pendeta bernama Bischob bertanja: termasoek golongan manoesiakah orang-orang perempoean itoe ? Dengan pertanjaan jang kemoedian ini maka rioehlah orang membintjangkannja, jang kemoediannja sebagian besar dari anggota rapat itoe menetapkan bahwa: orang-orang perempoean itoe poen termasoek bangsa “manoesia” djoega.</small>
 
<small>Salah seorang jang mengakoe dirinja soetji di .......... telah berkata: perkakas sjaithan (the organ of the devil). Kaladjengking jang hendak menggigit, pintoe djalan masoeknja sjaithan, dan djalan akan terdjeroemoes kedosaan (the gate of the devil, and the raad of inquitj). Oelar kisi jang menaboer bisa, dan naga jang sangat menakoet-takoetkan. Pesawat dari sjaithan oentoek mengambil djiwa kita.</small>
 
<small>Oentoeng benar bahwa orang-orang jang bangsawan fikiran soedah bernasehat pada kita djalah: S.T. Bernard, S.T. Anthonij, S.T. Bonaventure, S.T. Jerome, S.T. Gregorij the great, dan S.T. Cijprian.</small>
 
<small>Adat-istiadat orang mempelaikan ada di tanah Europa, maka professor Holland bersabda demikian: bahwa faedahnja orang berlaki bini itoe jalah hendak mempersatoean dari antaranja orang lelaki dan perempoean, dan jang akan mengikat keroekoenan antara satoe sama lain dengan kokoh. Dalam pada perseroan ini maka adalah hak jang lebih besar atasnja ada pada fehak lelaki; si istri tidak berhak mendjoeal atau lain-lainnja atas harta benda, dan tidak berkoeasa memboeat sesoeatu wasijat, ataoe memboeat sesoeatoe perdjandjian (contract) atas tanggoengannja sendiri. Oendang-oendang hoekoem jang menentoekan bahwa fehak istri tidak berhak sesoeatoe apa itoe pada galibnja berlaku di negeri Inggris.</small>
 
<small>Toean Hepworth berkata demikian: peratoeran-peratoeran jang soedah lazim kita djalankan itoe, maka si istri adalah dalam pengoeasannja soeaminja. Oleh karena itoe walaoepoen orang perempoean jang masih moeda, soetji, tjantik dan jang kaja sekalipoen moengkin mendjadi genggamannja seorang soeami jang kedjam ................................................</small>
 
<small>Timboelnja keadaan-keadaan ini semoea asal moelanja dari pengadjarannja pemimpin-pemimpin bangsa Barat. Serentak kaoem perempoean terasa akan berat beban penghidoepannja lantaran dari tindasan, semena-mena, perendahan dan lain-lain sebagainja joega, tidak berhak atas barang hartanja mereka poenja waris, maka bangkitlah hatinja bergerak hendak menoentoet haknja “Deradjat Perempoean”.</small>
 
<small>Mereka kaoem perempoean itoe berpikir, bahwa jang menjebabkan haknja hina-hina itoe lantaran bodoh. Baiklah sekarang kami bergerak madjoe mentjari pengetahoean dengan bersekolah, dan bahwasanja perempoean itoe sama sama sadja dengan haknja kaoem lelaki.</small>
 
<small>Dengan keaadaan jang demikian itoe maka tertjapailah maksoednja menoentoet pengetahoean itoe, soenggoeh benar perempoean zaman sekarang banjak jang pandai-pandai lantaran dari beladjar di sekolah-sekolah. Hanja sajang sekali, bahwa mereka ini tidak dapat menggoenakan kepandaiannja itoe dengan sepertinja, maka kelebih-lebihan dari batasnja. Boleh djadi hal ini tersebab dari kepajahan hidoepnja, lantas dapat sendjata oentoek menjadi penawar.</small>
 
<small>Kemadjoean perempoean pada akhir-akhir ini soedah melebihi dari kodratnja, ta’kan tertemoe dengan sifat keperempoeannja, sebagian dari kemadjoean itoe maka mereka lantas bekerdja ada di: fabrik, mendjalankan spoor, motor terbang, dan lain-lain malah ada jang menjadi kampioen geloet, gontokan, hingga menjebrang laoetan akan mentjari tandingannja. Dengan begitoe maka soedah barang tentoe badannja kentara keras-keras dan ototnja poen melotot dengan sendirinja. Dalam pada ia mentjari tanding itoe maka maksoednja mentjari oeang semata.</small>
 
<small>Saoedara-saoedara,</small>
 
<small>Adakah keadaan jang demikian itoe soedah sesoeai dengan kemadjoean perempoean, teroetama bagi kaoem dan bangsa kami perempoean Indonesia jang sebenar-benarnja. Demikianlah pemandangan ini jang pertama kali dan jang kedoea kali datanglah sekarang sadja membitjarakan tentang pertjeraian.</small>
 
<small>Congres jang terhormat,</small>
 
<small>Soelit benar hendaknja meroendingkan tentang soal pertjeraian, apakah sebabnja hal ini sering kedjadian. Salah satoe sebabnja jakni: bahwa antara lelaki dengan isteri berpisah; satoe dengan lainnja beloem pernah lihat; pada waktoe dipelaikan dengan tidak oesah ditanja-tanja, lantas dipaksa sadja mereka itoe bergerak mentjari pergaoelan jang merdeka antara lelaki dengan perempoean dengan ichtiar apa sadja jang dapat menjampaikan maksoednja, karena pada fikirannja bahwa dengan “vrije omgang” ini maka masingnja, djoega tentang peri adat kelakoeannja nistjaja tiada tertoetoep-toetoep sehingga dengan ini, maka moengkin langsoengnja berhoeboengan bersoeami isteri dengan tidak akan tertemoe pertjeraian.</small>
 
<small>Dengan leloeasa menoeroeti hawa nafsunja sehingga mereka memboeat tempat permandian, dimana-pada tempat dimerdikakan orang lelaki dan perempoean berkoendjoeng doejoen-doejoen mandi djadi satoe dengan memakai pakaian jang sangat merdika poela jang oleh orang Barat dinamai Badcostoem. Dan bagaiamanakah pakaian hari-hari jang mereka itoe pakai ? O, soenggoeh sangat tjoekoep akan model-modelnja pakaian apa sadja ada. Sebentar-sebentar ganti dengan mode jang bertentangan atas keperempoeannja. Pakaiannja terboeka-boeka melipoeti aoeratnja, jang atas ditoeroenkan dan jang bawah ditarik mengatas, lengan badjoenja tidak poela mendjadi soal penoetoepan malah-malah dipotong sama sekali.</small>
 
<small>Inilah, bahwa bagi njonja-njonja teroetama pemimpin di Indonesia sajogijanja memperhatikan benar djangan sampai tjara jang demikian itoe mendjalar di tanah kita Indonesia.</small>
 
<small>Mereka bangsa Eropa berfikir bahwa dengan tjara jang demikian itoe maka moengkinlah akan tidak bertjerai dengan soeaminja.</small>
 
<small>Soerat chabar Natal Advertiser di Amerika jang terbit pada hari 16 boelan April 1926 ada memoeat statistik dari boeah penanja toean (Rt. Rev) L.W.T Manning, bischop (penghoeloe dari agama Christen) di New York menerangkan bahwa sekarang ini di United States (Amerika) tiap-tiap orang berlaki-isteri 7, ada satoe jang bertjerai. Di Tokjo tiap-tiap 5, satoe jang bertjerai. Di Texas tiap-tiap 3,9 djoega ada satoe. Di Oregon tiap-tiap 2,6 ada satoe jang bertjerai. Di kota Nevada dalam satoe tahoen ada orang 800 jang dipelaikan, dan seriboe jang bertjerai. Soerat chabar Dailj Express jang terbit pada hari 27 boelan Nopember 1926 memoeat statistik jang disiarkan oleh Departement of Commers (Kantor Besar Pengoeroes Perniagaan) menerangkan bahwa: di Amerika tiap-tiap 13 orang berlaki isteri ada 2 jang madjoe ke hadapan madjelis pengadilan oentoek minta tjerai.</small>
 
<small>Demikianlah kisah jang telah terdjadi dari golongan perempoean Barat.</small>
 
<small>Keadaan-keadaan jang begini roepa bagi kita kaoem perempoean dan teroetama pemimpin-pemimpin Indonesia adalah soeatoe koeadjiban jang berat, jang haroes diamat-amati beanar-benar, dan jang tidak boleh abaikan atas tanggoengan kita.</small>
 
<small>Gedang ertinja dan tidak dinilai harganja. Congres kita perempoean Indonesia ini, bahwa dengan dia nistjaja keadaan-keadaan jang sangat moengil bagi kita itoe dapatlah agak tertolak!</small>
 
<small>Moedah-moedahan Allah menolong kita tertjapailah toedjoean dan maksoednja Congres ini agar soepaja kelak hari bangsa kami, perempoean, moelia dan tinggi martabatnja. Amin.</small>
 
<small>Sesoenggoehnja bangsa kita ini soedah poenja sendiri adat-istiadat dan kelakoean (kesoesilaan Java) jang aloes, jang agaknja tidak akan kalah dengan kebarat-baratan dan lain-lainja bangsa. Akan tetapi lantaran terdorong dari pengaroeh peredaran doenia jang pada sangkanja molek, permai, berkilaoe-kilaoe dan sebagainja, istimewa poela menang maka tergelintjirlah keadaan bangsa kita Ja... barang siapa jang beroe ketempatan alah, maka tidak oeroeng serba apa sadja nistjaja djelek, hina-dina dan tidak menarik penglihatan.</small>
 
<small>Boekan maksoed kami bahwa semoea kemadjoean bangsa Eropa itoe tidak seharoes ditjontoh, itoe tidak: sebab diantaranja ada poela jang patoet kita tiroe. Kita wadjib memilih mana jang baik dan lajak kita tiroe, dan mana poela jang tidak pada kepatoetan semoea itoe dengan djalan jang dingin, tenang, dan berfikir. Kemadjoean bangsa Barat menoentoet ilmu pengetahoean, adalah satoe-satoenja kemadjoean jang tidak boleh kita bangsa Indonesia mentjotohnja dengan boelat-boelat. Pada soeatoe maksoet jang beloem tertjapai maka tidaklah ia soeka memberhentikan diri melainkan teroes-meneroes ditjarinja hingga dapat, dan sekiranja soedah terdapat, maka lantas didjalankan sebagaimana mestinja. Inilah ada sifat mempertinggi deradjat bangsa ! Bagi bangsa kita perempoean Indonesia tidak demikian halnja, ada pada keblaikannja itoelah jang njata, dan hanja hal-hal jang koerang berharga itoelah ditiroenja, seperti apa jang soedah kami oeraikan di atas tadi.</small>
 
<small>Besar pengharapan kami moga-moga mendjadi toentoenan bagi bangsa kita akan kemadjoean mentjari ilmoe pengetahoean baik dimana sadja tidak takoet djerih-lelah, berani menempoeh sesoeatoe maksoed jang moelia walaoepoen hingga pada djangka oesianja, bekerja mentjari hasil (berniaga) dengan koeat-koeat tidak takoet roegi. Inilah jang haroes kita perhatikan, soepaja dengan kekoeatan hati tegoeh itoe maka tjatatlah agaknja bangsa kita mendjadi bangsa jang tidak rendah, dan tidak poela mendjadi miskin.</small>
 
<small>Beloem kita dengar, bahwa bangsa kita jang soedah banjak djadi professor; paling tinggi pada abad ini hanja Mr. Dr. Ir. dan bangsa kita itoe kalaoe berdagang koeatir meroegi. Bilakah kita dapat mendjadi moelia, sekiranja perasaan jang demikian itoe masih terletak dalam sanoebari bangsa kita, ini oentoek kaoem lelaki.</small>
 
<small>Congres, njonja-njonja, dan toean-toean jang terhormat,</small>
 
<small>Sekarang sampailah pada pembitjaraan tentang pemandangan dalam lingkoengan Islam. Dalam pada pembitjaraan ini tidak sadja paksa-paksa soepaja saoedara-saoedara masoek ke agama Islam, bahwa sesoenggoehnja hal ini adalah terserah atas hadjatnja masing-masing.</small>
 
<small>Hoekoem Islam diterangkan bahwa “perempoean dan lelaki” itoe bedalah. Perbedaan ini boekan dari fehak lelaki lebih tinggi deradjatnja, dan fehak perempoean itoe lebih rendah, tidak.</small>
 
<small>Perempoean dan lelaki Islam itoe masing-masing berhak berkemadjoean dan berkesempoernaan, dan bahwasanja jang dikata kemadjoean dan kesempoernaan itu jalah menoeroet hak batas-batasnja sendiri-sendiri.</small>
 
<small>Ketahoeilah, bahwa orang perempoean dilahirkan di doenia itoe memang soedah membawa kodrat berbeda dengan orang lelaki. Oempamanja: fehak lelaki mempoenjai kekoeatan badan, sehingga dengan itoe maka dapatlah ia mengerdjakan sesoeatoe pekerdjaan jang berat-berat; tetapi fehak perempoean tidak demikian halnja, kekoeatan badannja haloes. Begitoelah seteroesnja. Bahwasanja kaoem perempoean itoe soedah mempoenjai koewadjiban sendiri, jang tidak dapat dikerdjakan oleh kaoem lelaki, ja’ni:</small>
 
<small>a. Boenting;</small>
 
<small>b. Melahirkan anak dari kandoengannja; dan</small>
 
<small>c. Memberi air soesoe, memelihara, dan mendidik.</small>
 
<small>Tidak tjelanja orang perempoean tidak tjakap mengerdjakan sesoeatoe pekerdjaan dari bagiannja lelaki, sebaliknja poen tidak tertjertja sekiranja orang lelaki itoe tidak dapat mengerdjakan dari koewadjibannja orang perempoean. Inilah memang soedah ada haknja masing-masing jang tidak dapat dipoengkiri.</small>
 
<small>Sebagai djoega dengan hal “boeroeng dan harimaoe”; harimaoe dapat menggigit dan menelan dengan koeat-koeat, akan tetapi tidak dapat terbang. Sebaliknja; boeroeng tidak tjakap menggigit dan menelan, tetapi terbang itoelah jang paling tjakap. Kedoea-doeanja ini nistjaja tidak akan mendjadi tjela di antara satoe sama lain.</small>
 
<small>Teranglah soedah, bahwa beban koewadjiban oerang perempoean menanggoeng keselamatan hidoep bersama, itoe berat, dan sekiranja tanggoengan ini ditambah poela, maka boekankah ini namanja menganiaja dan merendahkan diri sendirinja ? Fikirlah dengan soenggoeh-soenggoeh.</small>
 
<small>Seorang saatrawan berkata: orang perempoean itoe mendjadi boenganja doenia. Boenga jang pelik lagi permai seharoesnja ditarik pada vaas tempat jang indah ada di atas medja jang baik lagi mengkilap; boekan patoetnja boenga jang demikian itoe ditaroeh pada tempat sembarangan. Walaoepoen bouquet jang elok poen tidak akan berharga boenga itoe.</small>
 
<small>Adapoen kewadjiban orang perempoean dan lelaki akan menoentoet ilmoe pengetahoean dan mengerdjakan (amal) kebadjikan sama sadjalah haknja, tidak sepatahpoen dikoerangkan akan haknja, terlebih poela dalam erti melakukan agamanja.</small>
 
<small>Kepada njonja-njonja dan toean-toean jang beloem mengerti akan seloek-beloeknja agama kita Islam ada jang bertanja demikian: apakah sebabnja Islam mengadakan peratoeran bermadoe, dan thalaq itoe ada di atas kekoeasaanja orang lelaki ? Boekankah ini ada sesoeatoe djalan perendahan bagi kaoem perempoean ?</small>
 
<small>Kalaoe ada oerang jang bertanja demikian, maka kami poen timboel pertanjaan kepadanja: adakah kebadjikan dan kehargaan bagi perempoean jang diboeat permainan, tertimbang dengan perempoean itoe dikawinnja?</small>
 
<small>Saoedara-saoedara,</small>
 
<small>Moedah-moedahan dalam pembitjaraan saja ini tidak salah terima, boekan sama sekali saja bermaksoed menggerakkan permadoean, dan tidak poela mengandjoeri pikiran kaoem lelaki bermadoe; fehak perempoean dengan suka ridla menerima permadoean ini. Pertanjaan itoe karena timboel dari beberapa dakwa-dakwa jang tidak sebenarnja kepada agama kita Islam, dikatakan bahwa Islam merendahkan deradjat perempoean sebab Islam memperkenankan bermadoe, dan bahwa thalaq ada pada tangan lelaki.</small>
 
<small>Fehak perempoean tidak memegang thalaq, itoe soedah pada tempatnja. Pada galibnja sifat perempoean itoe sangat tergesa-gesa barang apa jang mendjadi hadjadnja, koerang sabar dan tahan, lemah gampang sakit hati, dan seteroesnja. Tidak koerang-koerang perempoean jang menentang soeaminja meminta thalaq dengan seketikanja. Oentoeng bahwa lelaki jang bersifat sabar dan koeat fikirnja memegang thalaq itoe. Djika tidak, nistjaja moengkin terdjadi tiap-tiap boelan sekali bertjerai: dan seoempama fehak perempoean jang memegang itoe maka bolehlah dipastikan tiap-tiap pekan bertjerai. Tjelakanja dari fehak perempoean, bahwa lantaran dari lemah fikirnja itoe dan dari sebab tergesa-gesa sebarang hadjatnja, maka moengkinlah kemenjesalan hatinja atas perboeatannja terseboet. Fehak lelaki memegang thalaq, artinja bahwasanja thalaq ataoe perempoean itoe dalam tangannja si lelaki, bolehlah ia berboeat barang apa jang diperkenankan menoeroet hoekoem agama dan sesoenggoehnja Toehan Allah Soebhannahoewata’ala itoe tidak senang melihat sikap lelaki jang gegabah melepaskan thalaq kepada isterinja, hendaklah fehak lelaki berhati-hati dengan bidjaksana melepas itoe, maka tidak akan mendjadi sebab akan sesoeatoe hal jang sangat penting lagi menghalang-halangi akan hidoep bersama antara lelaki dan isteri. Sebaliknja bagi fehak perempoean, sekiranja ditimbang-timbang dengan seksamanja bahwa hidoep mereka dalam soeami bini itoe tidak membawa manfaat dan bahagia maka tidak halangannja fehak perempoean minta thalaq kepada soeaminja, dan si soeami haroes meloeloeskan.</small>
 
<small>Saoedara-saoedara,</small>
 
<small>Kami seroekan pidato saja ini dengan koeat-koeat ke hadapan saoedara-saoedara, teroetama pemimpin bangsa kami, perempoean Indonesia jang hendak memperdjoeangkan peridaran doenia perempoean agar soepaja “moelia dan oetama”, hendaknjalah dengan teliti lagi seksama mempeladjari sesoeatoe masalah, dan dapat menimbang sendiri manakah jang baik dan djelek, sebab keterangan saja ini sangat singkatnja, sehingga oentoek memberi sesoeloeh jang loeas nistjaja tidak pada tempatnja diterangkan pada madjelis ini, hanjalah sekedar perloe mendjadi pemandangan bagi gerak ladjoenja kita poenja “Congres Perempoean Indonesia”.</small>
 
<small>Sekianlah pidato ini saja koentjikan dengan meminta banjak maaf barang apa jang koerang ataoe djanggalnja perkataan saja.</small>
 
<small>Wassalamoe ‘alaikoem warochmatoellohi wabarakatoeh.</small>
 
== Lihat pula ==
Baris 419 ⟶ 272:
'''Jurnal'''
 
* {{Cite journal|last=Mulyati|first=|year=Juni 2021|title=Amal Usaha Siti Munjiyah dalam Organisasi Aisyiyah di Yogyakarta Tahun 1914–1955|url=https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/163|journal=Walasuji|volume=12|issue=1|pages=|doi=|issn=2502-2229|ref={{sfnref|Mulyati|2021}}|access-date=2021-09-13|archive-date=2021-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20211019204543/https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/163|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Nura'ini|first=Dyah Siti|year=Desember 2013|title=Corak Pemikiran dan Gerakan Aktivis Perempuan (Melacak Pandangan Keagamaan Aisyiyah Periode 1917–1945)|url=https://journals.ums.ac.id/index.php/profetika/article/view/2012|journal=Profetika|volume=14|issue=2|pages=|doi=|issn=2541-4534|ref={{sfnref|Nura'ini|2013}}}}
* {{Cite journal|last=Rohman|first=Fandy Aprianto|year=Agustus 2019|title=K.H. Sangidu, Penghulu Penemu Nama Muhammadiyah|url=https://patrawidya.kemdikbud.go.id/index.php/patrawidya/article/view/155|journal=Patra Widya|volume=20|issue=2|pages=|doi=|issn=2598-4209|ref={{sfnref|Rohman|2019}}|access-date=2020-04-06|archive-date=2021-01-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210113125838/https://patrawidya.kemdikbud.go.id/index.php/patrawidya/article/view/155|dead-url=yes}}