Siti Munjiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Inertia6084 (bicara | kontrib)
k (GR) File renamed: File:Hoofdbestuur Sopo Tresno Tahun 1919-1922.pngFile:Hoofdbestuur Sapa Tresna.png Criterion 3 (obvious error) · telah ditemukan data terbaru jika foto ini dibuat sekitar tahun 1915-1916
 
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 95:
 
=== Sapa Tresna ===
[[Berkas:Hoofdbestuur SopoSapa Tresno Tahun 1919-1922Tresna.png|jmpl|250x250px|Hoofdbestuur Sapa Tresna tahun 1915-1916. Kudung menjadi ciri khas dari para anggota gerakan Aisyiyah di kemudian hari.]]
 
Setahun setelah menyekolahkan para wanita di sekolah umum dan agama, Dahlan dan istrinya lantas mendirikan perkumpulan kaum wanita yang berawal dari kursus membaca [[Al-Qur'an]] dengan nama Sapa Tresna.{{sfnp|Mulyati|2021||p=146|ps=}} Perkumpulan inilah yang kelak diubah namanya menjadi Aisyiyah pada 19 Mei 1917 dan menjadi organisasi otonom (ortom)<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Organisasi Otonom|url=http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-48-cam-organisasi-otonom.html|website=Pimpinan Pusat Muhammadiyah|archive-url=https://web.archive.org/web/20200401213531/http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-48-cam-organisasi-otonom.html|archive-date=2020-04-01|dead-url=yes|access-date=8 April 2020}}</ref> yang diberi hak mengatur organisasinya secara mandiri.{{sfnp|Nashir, dkk|2010||p=120|ps=}} Sapa Tresna ([[bahasa Jawa]]) berarti "siapakah yang berkasih sayang". Saat itu, perkumpulan ini belum menjadi suatu organisasi, tetapi hanya gerakan pengajian saja.{{sfnp|Sudja|1989||p=39|ps=}}
 
Pengajian yang dilaksanakan di Sapa Tresna terus berlangsung sampai namanya diubah menjadi Aisyiyah.{{sfnp|Nashir, dkk|2010||p=122|ps=}} Selain pengajian, program pertama perkumpulan tersebut adalah mengusahakan agar setiap wanita peserta pengajian memakai kudung dari kain sorban berwarna putih. Perkumpulan ini lantas mengembangkan Pengajian Wal-Ashri dan Muballighin{{efn|Muballighin merupakan embrio dari Fakultas Ilmu Agama Jurusan Dakwah (FIAD) yang menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 1980-an ({{harvnb|Mulkhan|2013|pp=8}}).}} yang diselenggarakan setiap hari Senin sore.{{sfnp|Mulkhan|2013||p=8|ps=}}
 
Melalui perkumpulan itulah kaum wanita di Kauman, termasuk Munjiyah, mendapatkan pendidikan berorganisasi dan aktif bergerak di bidang sosial-keagamaan.{{sfnp|Mulyati|2021||p=146|ps=}} Sembari menjalani pendidikan di Madrasah Diniyah, dia dan para wanita lain juga dididik menjadi pemimpin yang memiliki sikap terbuka.{{sfnp|Suratmin|1990||p=44|ps=}}