Kerajaan Kutai Martapura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maulana.AN (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pembatalan pranala ke halaman disambiguasi
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
 
(43 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 27:
| religion = [[Hindu]]
| currency =
| leader1 = [[KudunggaKundungga]]
| leader2 = [[Aswawarman]]
| leader3 = [[Mulawarman]]
Baris 49:
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Hindu-Buddha}}
'''Kerajaan Kutai Martapura''' adalah kerajaan bercorak [[Hindu]] di [[Nusantara]] yang memiliki bukti sejarah tertua berupa [[prasasti Yupa]] dan berdiri sekitar [[Abad ke-4|abad ke-4 Masehi]].<ref>{{Cite journal|last=Vogel|first=J. Ph.|date=1918|title=The Yupa Inscription of King Mulawarman, from Koetei (East Borneo)|url=|journal=BKI|volume=74|issue=|pages=|doi=}}</ref> Pusat kerajaan ini terletak di [[Muara Kaman, bersamaanKutai denganKartanegara|Muara Kaman]], yang saat ini adalah sebuah kecamatan di Kabupaten [[Kabupaten Kutai Kartanegara|Kutai Kartanegara]], Provinsi [[Kalimantan Timur]]. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya [[prasasti]] yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Informasi nama [[Martapura]] diperoleh dari [[kitab]] ''[[Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara]]'' yang menceritakan pasukan [[Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura|Kerajaan TarumanegaraKutai Kertanegara]] didari [[JawaKutai Lama, Anggana, Kutai Kartanegara|Kutai Lama]] menyerang [[ibu kota]] kerajaan ini.<ref>{{cite book|url=|fisrt=|last=Muhammad Sarip|coauthors=Sri Wintala Achmad|location= Indonesia|title= Dari Jaitan Layar sampai Tepian Pandan Sejarah Tujuh Abad Kerajaan Kutai Kertanegara|publisher= RV Pustaka Horizon|year= 2018|isbn= 9786025431159}}</ref>
Pusat kerajaan ini terletak di [[Muara Kaman, Kutai Kartanegara|Muara Kaman]], yang saat ini adalah sebuah kecamatan di Kabupaten [[Kabupaten Kutai Kartanegara|Kutai Kartanegara]], Provinsi [[Kalimantan Timur]]. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya [[prasasti]] yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Informasi nama [[Martapura]] diperoleh dari [[kitab]] ''[[Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara]]'' yang menceritakan pasukan [[Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura|Kerajaan Kutai Kertanegara]] dari [[Kutai Lama, Anggana, Kutai Kartanegara|Kutai Lama]] menyerang [[ibu kota]] kerajaan ini.<ref>{{cite book|url=|fisrt=|last=Muhammad Sarip|coauthors=Sri Wintala Achmad|location= Indonesia|title= Dari Jaitan Layar sampai Tepian Pandan Sejarah Tujuh Abad Kerajaan Kutai Kertanegara|publisher= RV Pustaka Horizon|year= 2018|isbn= 9786025431159}}</ref>
 
== Historiografi ==
Sumber primer sejarah Kerajaan Martapura adalah tujuh [[Prasasti Yupa|prasasti yupa]] yang ditemukan di [[Bukit Brubus]], [[Muara Kaman]].<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Keputusan Mendikbud RI Nomor 279/M/2014 tentang Tujuh Prasasti Yupa Koleksi Museum Nasional Nomor Inventaris D.2A, D.2B, D.2C, D.2D, D.175, D.176, dan D.177 Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional|url=https://munas.kemdikbud.go.id/ecagarbudaya/prasastiyupa279m2014.pdf|website=munas.kemdikbud.go.id|access-date=24 Agustus 2020}}</ref> Penemuan batu bertulis ini tidak sekaligus, melainkan dalam dua tahap dengan rentang waktu lebih dari setengah abad. Tahap pertama, empat [[prasasti]] ditemukan pada tahun 1879. Setahun kemudian, keempat prasasti tersebut diangkut ke ''[[Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen]]'' (kini [[Museum Nasional Indonesia|Museum Nasional]], [[Jakarta]]). Tahap kedua, tiga prasasti lainnya ditemukan berselang 61 tahun kemudian, yakni pada 1940. Ketiganya disimpan di [[museum]] yang sama.<ref>{{Cite book|last=Vlekke|first=Bernard H.M|date=2008|url=|title=Nusantara Sejarah Indonesia|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=|pages=|trans-title=Nusantara: A History of Indonesia (1961)|url-status=live}}</ref>
 
Selain sumber prasasti yupa, terdapat kitab ''Surat Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara''. [[Naskah Arab Melayu ]] ini belum dibahas oleh [[Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia]] sehingga perihal lanjutan riwayat Dinasti Mulawarman tidak termuat dalam buku babon ''[[Sejarah Nasional Indonesia]]''.
 
== Penamaan ==
Baris 62 ⟶ 61:
== Raja-Raja Kutai Martapura ==
Hanya ada lima nama raja yang tercatat dalam sumber sejarah, yakni 3 orang di Prasasti Yupa beraksara [[Pallawa]] dan 2 orang dalam kitab ''[[Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara]]'' beraksara Arab Melayu. Adapun informasi lain yang menyebutkan daftar lebih dari 20 raja tidak berdasarkan sumber sejarah yang autentik, melainkan dari ucapan meranyau seorang dukun dalam upacara adat belian.<ref name="Amin">M. Asli Amin dkk, Dari Swapraja ke Kabupaten Kutai, Tenggarong: Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kalimantan Timur, 1975</ref><ref name=":1">{{Cite web|title=|url=}}</ref>
 
Nama Maharaja Kundungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai
nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India.
Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh
budaya Hindu. Hal ini di dasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal
dari bahasa Sanskerta. Kata itu biasanya digunakan untuk ahkiran nama-nama
masyarakat atau penduduk India bagian Selatan.
Pada salah satu yupa tersebut, diketahui bahwa yang menjadi cikal bakal
dari kerajaan kutai adalah kundungga, yang diteruskan kepada Aswawarman.
Kemudian adapun pengganti dari Aswawarman yang memiliki putra sebanyak
tiga orang yaitu Mulawarman. Nampaknya, pada zaman Mulawarman disitulah
kerajaan kutai mencapai kejayaan tersebut.
 
=== Maharaja Kudungga ===
Baris 68 ⟶ 79:
 
=== Maharaja Aswawarman ===
Merupakan Raja Kedua dari Kerajaan Martapura sekaligus anak dari Raja Kundungga. [[Asmawarman]] diduga telah terpengaruh budaya [[Hindu]]. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari [[bahasa Sanskerta]]. Kata itu biasanya digunakan untuk akhiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian Selatan.<ref name=":0" /><ref>{{Cite journal|last=Minattur|first=Joseph|date=2009|title=A Note on the King Kundungga of the East Borneo Inscriptions|url=|journal=Journal of Southeast Asian History|volume=5|issue=2|pages=181-183|doi=https://doi.org/10.1017/S0217781100000995}}</ref><ref name=":0" />
 
=== Maharaja Mulawarman Nala Dewa ===
{{Main|Mulawarman Nala Dewa}}
[[Mulawarman]] adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh [[bahasa Sanskerta]] bila dilihat dari cara penulisannya. Kundungga sendiri diduga belum menganut [[agama Hindu]].
Baris 86 ⟶ 97:
 
== Akhir Kerajaan Kutai Martapura ==
Kerajaan Kutai Martapura berakhir saat rajanya yang bernama ''[[Maharaja Dermasatia]]'' terbunuh dalam peperangan di tangan [[Raja Kutai Kertanegara ]] ke-8, ''[[Pangeran Sinum Panji Mendapa]]''.
 
Perlu diingat bahwa '''Kutai Martapura''' berbeda dengan Kerajaan '''[[Kutai Kertanegara]]''' yang saat itu ibukota di [[Kutai Lama]].
[[Kutai Kertanegara]] inilah, pada tahun 1365, yang disebutkan dalam [[sastra Jawa]] [[Negarakertagama]].
 
[[Kutai Kertanegara ]] selanjutnya menjadi [[ kerajaan Islam]]. Sejak tahun 1735 [[ kerajaan Kutai Kertanegara]] yang semula rajanya bergelar [[Pangeran ]] berubah menjadi bergelar [[Sultan]] ([[Sultan]] [[Aji Muhammad Idris]]) dan hingga sekarang disebut [[Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura|Kesultanan Kutai Kertanegara]].
 
==Lihat pula==