Ranavalona I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Daftar pustaka: Persondata now moved to wikidata, removed: {{Persondata |NAME = Ranavalona I dari Madagaskar |ALTERNATIVE NAMES = |SHORT DESCRIPTION = |DATE OF BIRTH = 1782 |PLACE OF BIRTH = Rovan' Ambatomanoina Fokontany M |
|||
(23 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 27:
|}}
'''Ranavalona I''' (lahir dengan nama '''Rabodoandrianampoinimerina (Ramavo)''' sekitar tahun 1778 – meninggal 16 Agustus 1861), juga dikenal dengan nama '''Ranavalo-Manjaka I''', adalah penguasa [[Kerajaan Madagaskar]] dari tahun 1828 hingga 1861. Ia menjadi ratu setelah kematian suami mudanya, [[Radama I]]. Ranavalona menerapkan kebijakan [[isolasionisme]] dan swasembada, mengurangi hubungan ekonomi dan politik dengan negara-negara [[Eropa]], memukul mundur serangan [[Prancis]] di kota pesisir [[Foulpointe]], dan mengambil langkah-langkah keras untuk membasmi pergerakan Kristen di Madagaskar yang sebelumnya diprakarsai oleh anggota [[London Missionary Society]] pada masa pemerintahan [[Radama I]]. Ia sangat sering memanfaatkan praktik tradisional ''[[fanompoana]]'' (kerja paksa sebagai pembayaran pajak) untuk menyelesaikan proyek-proyek pekerjaan umum dan mewamilkan pasukan hingga jumlahnya mencapai 20.000 hingga 30.000 orang
Meskipun sangat terhalang oleh kebijakan-kebijakan Ranavalona, kepentingan politik [[Britania]] dan [[Prancis]] di Madagaskar tetap tidak sirna. Perpecahan antara kelompok tradisionalis dengan kelompok pro-Eropa di istana ratu menjadi kesempatan yang dimanfaatkan oleh orang-orang Eropa agar anaknya, Rakoto, bisa segera naik takhta. Sang pangeran muda tidak setuju dengan berbagai kebijakan ibunya, dan ia menerima usulan Prancis untuk memanfaatkan sumber daya alam di pulau Madagaskar, sebagaimana dinyatakan dalam [[Piagam Lambert]] yang ia susun bersama dengan perwakilan Prancis pada tahun 1855. Namun, rencana ini tidak pernah terwujud, dan Rakoto baru dapat naik takhta dengan nama "[[Radama II]]" setelah kematian Ranavalona pada tahun 1861.
Akibat kebijakan-kebijakannya, Ranavalona menuai kecaman dari orang-orang Eropa yang sezaman dengannya, dan ia digambarkan sebagai seorang [[tiran]] atau bahkan sebagai orang gila. Citra negatif ini masih
== Kehidupan awal ==
Putri Ramavo dilahirkan pada tahun 1778 di kediaman kerajaan di [[Ambatomanoina]],<ref>Campbell (2012), hlm. 713</ref> sekitar 16
Meskipun pangkatnya di antara para istri di istana kerajaan terbilang tinggi, Ramavo bukanlah istri yang diinginkan oleh Radama dan ia juga tidak mengaruniakannya dengan keturunan. Setelah kematian Andrianampoinimerina pada 1810, Radama menggantikan ayahnya sebagai raja dan mengikuti adat kerajaan dengan menghukum mati sejumlah kerabat Ramavo yang dianggap dapat menjadi ancaman, dan tindakan ini mungkin telah merusak hubungan di antara mereka.<ref name="Freeman" /> Ramavo merasa tidak puas dengan perkawinannya yang tanpa cinta, sehingga ia dan wanita-wanita istana lainnya menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bergaul dan meminum [[rum]] dengan [[David Griffiths (misionaris)|David Griffiths]] dan para misionaris lainnya di rumah Griffiths. Berkat kunjungan-kunjungan tersebut, Ramavo bersahabat dengan Griffiths, dan hubungan ini terus terjalin selama tiga dasawarsa.<ref>Campbell (2012), hlm. 51</ref>
=== Naik takhta ===
Saat Radama menjemput ajal tanpa meninggalkan keturunan pada 27 Juli 1828, menurut adat istiadat setempat, pewaris sahnya adalah Rakotobe, putra sulung dari kakak perempuan tertua Radama.<ref>[http://www.royalark.net/Madagascar/madagascar1.htm Royal Ark]</ref> Sebagai seorang pria muda yang cerdas dan ramah, Rakotobe menjadi murid pertama yang menuntut ilmu di [[pendidikan di Madagaskar|sekolah pertama]] yang didirikan oleh [[London Missionary Society]] di Antananarivo di kompleks istana kerajaan. Radama meninggal saat ditemani dengan dua abdi kepercayaannya yang mendukung Rakotobe sebagai pewaris. Mereka enggan melaporkan kabar kematian Radama selama beberapa hari, karena mereka takut menghadapi tindakan balasan karena telah mengutuk salah satu saingan raja.<ref name="Freeman">Freeman and Johns (1840), hlm. 7–17</ref><ref name="Oliver 1886 42 45">Oliver (1886), hlm. 42–45</ref> Pada masa itu, salah satu abdi lainnya, yakni seorang perwira militer berpangkat tinggi yang bernama Andriamamba, telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan ia bekerjasama dengan para perwira lainnya – Andriamihaja, Rainijohary dan Ravalontsalama – untuk mendukung klaim Ramavo sebagai pewaris.<ref name="rainijohary">{{cite journal|last=Rasoamiaramanana|first=Micheline|title=Rainijohary, un homme politique meconnu (1793–1881) | journal = Omaly sy Anio | volume = 29–32 | pages=287–305|date=1989–1990
[[Berkas:Ranavalo Manjaka, reine de Madagascar, et ses heritiers presomptifs.jpg|jmpl|kiri|Ratu Ranavalona I bersama dengan putra dari pewarisnya, Pangeran Rakoto]]
Para perwira tersebut menyembunyikan Ramavo dan salah satu temannya di sebuah tempat yang aman,
Maka Ranavalona menjadi penguasa perempuan pertama di [[Kerajaan Merina|Kerajaan Imerina]] semenjak kerajaan tersebut didirikan pada tahun 1540. Ia menggapai tampuk kekuasaan di tengah budaya yang lebih mengutamakan laki-laki daripada perempuan di dalam dunia perpolitikan. Dalam budaya tradisional Imerina, para penguasa secara khusus dianugerahi dengan kekuasaan untuk memperbaharui norma dan adat istiadat yang telah ada. Para penguasa
== Masa kekuasaan ==
[[Berkas:Queen Ranavalona I of Madagascar engraving.jpg|jmpl|300px|kiri|Ranavalona melakukan perjalanan dengan menaiki sebuah ''filanzana'' (tandu), yang diiringi oleh putranya Rakoto (sedang menunggangi kuda) dan sekelompok budak dan prajurit]]
Tiga puluh tiga tahun masa pemerintahan Ranavalona dikenal akan upayanya untuk memperkuat kekuasaan Kerajaan Imerina atas wilayah-wilayah yang telah ditundukkan, serta usahanya untuk mempertahankan kedaulatan Madagaskar. Kebijakan-kebijakan tersebut diberlakukan di tengah meningkatnya rongrongan bangsa Eropa di Madagaskar serta persaingan antara Prancis dan Inggris untuk mendominasi Madagaskar. Pada awal masa pemerintahannya, ratu mengambil langkah secara bertahap untuk menjauhkan Madagaskar dari pengaruh Eropa
Ia mengakhiri sebagian besar hubungan dagang dengan negara-negara lain dan sebagai gantinya ia menggalakkan kebijakan berdikari, yang dimungkinkan oleh tradisi ''[[Corvée|fanompoana]]'', yakni kerja paksa sebagai pengganti pembayaran pajak dalam bentuk uang atau barang. Ranavalona melanjutkan perang untuk memperluas wilayah kerajaannya seperti yang sebelumnya dilancarkan oleh pendahulunya, Radama I, dan ia mengganjar hukuman keras kepada mereka yang berani menentang kehendaknya. Akibat banyaknya orang yang tewas selama kampanye militer yang dilancarkan selama bertahun-tahun, ditambah dengan tingkat kematian yang tinggi di kalangan pekerja ''fanompoana'' dan tradisi peradilan yang kejam pada masa kekuasaannya, populasi Madagaskar diperkirakan menurun dari sekitar 5 juta menjadi 2,5 juta antara tahun 1833 hingga 1839
=== Pemerintahan ===
[[Berkas:Original wooden manjakamiadana palace of Ranavalona I of Madagascar.jpg|jmpl|Ranavalona memerintahkan pembangunan struktur terbesar di [[Rova Antananarivo|kompleks Rova Antananarivo]], yakni sebuah istana kayu (kanan atas) yang disebut Manjakamiadana. Istana ini kemudian dilapisi oleh batu pada masa Ranavalona II.]]
Sesuai dengan tradisi [[Daftar penguasa Imerina|para pendahulunya di Kerajaan Merina]],<ref>''L'habitation à Madagascar'' (1898), hlm. 920–923</ref> ratu memerintah
Dalam beberapa hal, pemerintahan Ranavalona melanjutkan pendekatan-pendekatan yang diambil oleh Radama I. Kedua penguasa tersebut mendorong penyerapan teknologi dan pengetahuan baru dari luar negeri, mendukung industrialisasi ekonomi, dan mengambil tindakan untuk memprofesionalkan militer. Keduanya melancarkan kebijakan yang saling bertentangan sehubungan dengan orang asing: mereka membina hubungan yang erat dengan orang asing dan memanfaatkan keahlian mereka, tetapi pada saat yang sama juga menerapkan pembatasan terhadap kegiatan-kegiatan mereka agar tidak terjadi perubahan yang mengakibatkan destablisasi terhadap kebudayaan dan sistem politik yang sudah ada. Selain itu, mereka berdua telah
Ranavalona mempertahankan tradisi pemerintahan dengan dukungan dari para penasihat yang sebagian besar berasal dari golongan ningrat. Menteri-menteri terkuat di pemerintahan ratu juga menjadi pasangannya. Kepala penasihat
Setelah kematian Andriamihaja, pengaruh faksi progresif meredup dan digantikan oleh para penasihat konservatif di pemerintahan. Mereka menjadi semakin dekat dengan ratu, hingga akhirnya ratu menikahi Rainiharo (juga disebut Ravoninahitriniarivo) pada tahun 1833. Rainiharo sendiri sebelumnya berhasil memasuki istana berkat ayahnya, Andriantsilavonandriana, seorang ''[[Hova (Madagaskar)|hova]]'' (rakyat jelata) yang mendapatkan keistimewaan sebagai penasihat Raja Andrianampoinimerina.<ref name="Ajayi">Ade Ajayi (1989), hlm. 423</ref> Marsekal Lapangan Rainiharo menjabat sebagai Menteri Pertama dari tahun 1830 hingga 1832, kemudian
Secara tradisional, para penguasa Merina menyampaikan pengumuman ''[[kabary]]'' di depan umum untuk memberitahukan kebijakan negara dan menguatkan hubungan antara penguasa dan masyarakat. Ranavalona kurang memiliki pengalaman berbicara di muka umum, sehingga ia memberikan arahan dan pemberitahuan kepada bawahan-bawahannya melalui sebuah surat yang ditulis oleh juru tulisnya (yang dididik oleh misionaris) setelah ia mendiktekan apa yang ingin disampaikan. Walaupun begitu, ia kadang-kadang masih menyampaikan ''kabary'' dan juga memenuhi peranan tradisional seorang penguasa Merina sebagai pemberi ''[[Hasina (Madagaskar)|hasina]]'' (pemberkatan leluhur) dengan melakukan ritual-ritual tradisional, termasuk ''[[fandroana]]'' (ritual pembaharuan pada tahun baru), pemberian persembahan kepada sesembahan kerajaan, dan juga pengorbanan ''[[Andriamanelo#Vodiondry|vodiondry]]'' dan daging sapi ''[[masakan Madagaskar#Sebelum 1650|jaka]]'' dalam acara-acara adat. Ranavalona memperbaharui ritual-ritual tradisional tersebut dengan meningkatkan kerumitan dan simbolismenya.<ref name="Berg" />
Baris 66:
=== Perluasan kerajaan ===
[[Berkas:Madagascar-expansion of Merina rule under Ranavalona I.png|jmpl|kiri|Perluasan wilayah Merina pada kekuasaan Ranavalona I, 1828–1840]]
Ratu Ranavalona meneruskan serangan-serangan militer yang diprakarsai oleh Radama I untuk menundukkan kerajaan-kerajaan tetangga. Kebijakan-kebijakan tersebut sangat berdampak buruk terhadap ekonomi dan pertumbuhan penduduk pasa masa pemerintahannya. ''Fanompoana'' tidak hanya terbatas pada kerja paksa, tetapi juga
Menurut sejarawan Madagaskar Gwyn Campbell, jumlah orang-orang bukan Merina yang gugur dalam konflik selama kampanye militer yang dilancarkan oleh Ranavalona dan
=== Percobaan tangena ===
Baris 74:
Salah satu tindakan utama yang diambil oleh Ranavalona untuk menjaga ketertiban di negaranya adalah dengan menggunakan praktik peradilan tradisional yang disebut ''[[tangena]]''. Orang yang diadili dipaksa menelan racun yang diperoleh dari kacang ''tangena'' (''[[Cerbera manghas]]''), dan hasilnya akan menunjukkan apakah mereka bersalah atau tidak. Jika seorang bangsawan atau orang merdeka harus menjalani percobaan tersebut, racun biasanya hanya akan diberikan kepada mereka setelah anjing dan ayam jago yang terlebih dahulu diberikan racun sudah mati, sementara para budak (''andevo'') harus langsung menelan racunnya tanpa melalui perantara terlebih dahulu.<ref name="Stats" /> Racun tersebut diberikan kepada terdakwa bersamaan dengan tiga potong kulit ayam: jika ketiga potongan kulit tersebut dimuntahkan, maka ia dinyatakan tidak bersalah, tetapi kematian dan kegagalan memuntahkan ketiga potongan kulit tersebut dinyatakan sebagai bukti bahwa ia bersalah.<ref>Campbell (2012), hlm. 570</ref> Menurut seorang sejarawan Madagaskar dari abad ke-19 yang bernama Rambana, percobaan ''tangena'' merupakan sistem peradilan ilahi yang diimani oleh rakyat, sampai-sampai vonis bersalah untuk orang yang tak bersalah dianggap sebagai misteri ilahi yang adil, tetapi tidak dapat dipahami.<ref name="Stats" />
Penduduk Madagaskar dapat saling melayangkan tuduhan, termasuk tuduhan pencurian, Kristen, dan khususnya sihir, dan percobaan ''tangena''
=== Penindasan Kekristenan ===
[[Berkas:Antananarivo Church.jpg|jmpl|Katedral Andohalo dibangun di atas tebing di Antananarivo. Sebelum katedral tersebut dibangun, martir-martir Kristen Madagaskar dihukum mati di tempat ini pada masa kekuasaan Ranavalona]]
Setelah kunjungan Radama I ke sekolah resmi pertama di Madagaskar
Pada permulaan masa kekuasaan Ratu Ranavalona, kendali negara terhadap agama Kristen awalnya sempat melonggar. Percetakan yang diimpor oleh para misionaris LMS pada akhir masa pemerintahan Radama baru mulai dioperasikan pada tahun 1828. Percetakan tersebut paling sering digunakan pada tahun-tahun awal masa kekuasaan Ranavalona,
Setelah para pemimpin keagamaan, politik, dan sosial masuk Kristen, muncul tanggapan keras dari banyak orang,<ref name="backlash" /> yang membuat Ranavalona menjadi semakin mengkhawatirkan dampak Kekristenan terhadap politik dan budaya Madagaskar
{{Quote box | quote = Agama Kristen melibatkan penolakan terhadap adat nenek moyang negara, yang telah didirikan oleh penguasa-penguasa monarki sebelumnya yang merupakan nenek moyang [Ranavalona]. Keabsahan kekuasaan sang ratu bergantung kepada hubungannya dengan para pendahulunya, yang telah menganugerahkan kerajaan tersebut kepadanya. Selain itu
Dalam sebuah pidato ''kabary'' yang disampaikan pada tanggal 26 Februari 1835, Ratu Ranavalona resmi melarang praktik agama Kristen. Dalam pidato tersebut, ia membedakan rakyatnya (yang sudah tidak lagi boleh memeluk agama Kristen, kecuali jika mereka siap dihukum mati) dengan warga asing yang masih bebas memeluk agama yang mereka imani. Selain itu, ia mengakui bahwa sumbangsih intelektual dan teknologi dari para misionaris Eropa telah memajukan negaranya, dan ia mengajak mereka untuk meneruskan kegiatan tersebut asalkan mereka mau menghentikan upaya Kristenisasi Madagaskar:<ref name="Koschorko">Koschorko (2007), hlm. 199</ref>
Baris 91:
}}
Akibat dari kebijakan anti-Kristen yang dilancarkan oleh Ranavalona, sebagian besar misionaris LMS meninggalkan negara tersebut.<ref name="Autarky" /> James Cameron dan misionaris-misionaris penting lainnya memilih untuk pergi daripada tetap berada di pulau tersebut tanpa izin untuk menyebarkan agama. Dua misionaris terakhir yang tersisa memilih untuk melanjutkan pengajaran keterampilan-keterampilan praktis dengan harapan agar suatu hari pembatasan dapat dikurangi
Sesuai dengan isi dekret 26 Februari, orang-orang yang tertangkap basah menyimpan Alkitab, mengikuti misa, atau masih tetap menyatakan diri sebagai seorang Kristen akan didenda, dipenjara, dibelenggu, dikenakan percobaan ''tangena'', atau dihukum mati.<ref>Oliver (1886), hlm. 60–63</ref><ref name="Sunday">{{cite journal | last = Cousins | first = W.E. | title = Since 1800 in Madagascar | year = 1877–1878 | volume = 1 | journal = The Sunday Magazine for Family Reading | pages = 405–410 | publisher = Daldy, Isbister & Co | location = London }}</ref> Catatan sejarah mengenai penghukuman mati dan penyiksaan orang Kristen dikabarkan oleh para misionaris, dan para informan di pulau tersebut berupaya menyoroti tindakan yang mereka anggap sebagai tindakan "biadab" dari sang ratu.<ref name="Laidler 2005" /> Contohnya, mereka mengabarkan penghukuman mati lima belas pemimpin Kristen di muka umum di dekat istana Ratu; mereka digantung di ketinggian 150 kaki di atas jurang penuh batu, dan tali yang menggantung mereka akhirnya dipotong setelah mereka menolak untuk menyangkal agama Kristen.<ref name="Sunday" /> Katedral Andohalo kelak dibangun di tempat tersebut untuk mengenang martir-martir di tempat tersebut.<ref>Andrew, Blond, Parkinson and Anderson (2008), hlm. 79</ref> Jumlah warga Madagaskar yang tewas akibat kepercayaan mereka sulit untuk ditentukan. Misionaris Inggris untuk Madagaskar W.E. Cummins (1878) memperkirakan jumlah orang yang dihukum mati berkisar antara enam puluh hingga delapan puluh. Terdapat jauh lebih banyak orang yang diganjar percobaan ''tangena'', dijadikan buruh kasar, atau disita tanah dan harta benda mereka, dan banyak dari antara mereka yang tewas. Penindasan umat Kristen mencapai puncaknya pada tahun 1840, 1849, dan 1857; tahun 1849 dianggap sebagai tahun terburuk oleh Cummins, karena terdapat 1.900 orang yang didenda, dijebloskan ke penjara, atau diganjar hukuman lain akibat iman Kristen mereka, dan terdapat 18 orang
=== Perlindungan kedaulatan ===
Baris 107:
Prancis ingin mempercepat kenaikan takhta Rakoto karena mereka hendak memanfaatkan Piagam Lambert, sebuah perjanjian yang disepakati pada tahun 1855 antara perwakilan Prancis [[Joseph-François Lambert]] dengan Rakoto yang baru akan mulai berlaku setelah sang pangeran naik takhta. Piagam tersebut menjamin hak Lambert dan rekan-rekan usahanya dalam mengeksploitasi berbagai jenis sumber daya alam di Madagaskar. Menurut sebuah catatan Inggris, Lambert bersekongkol dengan Jean Laborde dan para pemimpin setempat dalam meyakinkan Rakoto untuk menandatangani sebuah dokumen yang ditulis dalam bahasa Prancis (catatan: sang pangeran tidak fasih berbahasa Prancis), dan Lambert hanya menerjemahkannya secara lisan seolah hanya berisi tentang tindakan-tindakan berlebihan sang ratu terhadap bawahan-bawahannya. Radama merasa bersimpati dengan rakyat jelata dan ingin mengurangi beban mereka, tetapi pada saat yang sama juga mencurigai maksud terselubung dari surat tersebut. Pada akhirnya ia menandatangani surat tersebut di bawah tekanan Prancis, walaupun sebenarnya ia merasa enggan. Ia tidak diberitahu bahwa di dalam surat tersebut terkandung permohonan campur tangan Prancis yang dapat berujung pada penjajahan Prancis di Madagaskar. Namun, Prancis tak bermaksud mengambil tindakan semacam itu tanpa adanya kesepakatan dari Inggris, yang memiliki pengaruh yang besar di Madagaskar. Sementara itu, Radama (yang telah bersumpah di atas [[Alkitab]] untuk tidak membocorkan perihal surat tersebut kepada orang lain) merasa khawatir sampai-sampai ia menghubungi seorang diplomat Inggris, sehingga terbongkarlah latar belakang dari penandatanganan surat tersebut. Inggris menolak bekerja sama dengan Prancis, alhasil serangan Prancis pun terhindarkan.<ref name="plot">Oliver (1886), hlm. 80–85</ref> Namun, menurut Lambert, sang pangeran sebenarnya memang ingin mengakhiri rezim Ranavalona, dan perasaannya yang sesungguhnya terkait dengan peristiwa ini telah disalahartikan akibat propaganda Inggris.<ref>Pfeiffer (1861), hlm. 225</ref>
Setelah gagal mendapatkan dukungan dari salah satu negara Eropa untuk menjadikan Rakoto sebagai raja, Lambert memutuskan untuk melancarkan kudeta. Ia mendatangi istana Ranavalona pada Mei 1857 bersama dengan seorang penjelajah dunia asal Austria, [[Ida Pfeiffer]], walaupun Ida sebenarnya tidak tahu menahu soal rencana tersebut. Ida mencatat pengalamannya selama peristiwa ini dalam salah satu bukunya. Menurut Ida, Radama dan Lambert berencana menggulingkan ratu pada 20 Juni, saat para menteri dan prajurit yang setia kepada Radama akan memasuki Rova dan menyatakan kesetiaan mereka kepada sang pangeran. Ida mengatakan bahwa penyebab kegagalan kudeta tersebut
== Pewarisan dan kematian ==
Walaupun sang ratu telah menetapkan putranya, Rakoto, sebagai penerusnya, Rainimaharo dan faksi konservatif sudah tahu bahwa Rakoto cenderung progresif, sehingga mereka mencoba mengambil tindakan agar keponakan sang ratu, Ramboasalama, yang akan naik takhta.<ref>Ade Ajayi (1989), hlm. 430</ref> Kakak beradik progresif [[Rainivoninahitriniony]] dan Rainilaiarivony (keduanya menjabat sebagai perdana menteri dan kepala angkatan bersenjata pada saat menjelang kematian sang ratu), mendukung Rakoto dan lebih dapat memengaruhi orang-orang untuk memihak kepada Rakoto
Pada 16 Agustus 1861, Ranavalona meninggal dunia di istana Manjakamiadana di Rova Antananarivo.<ref name="succession" /> Dua belas ribu [[zebu]] disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga untuk menghormati mendiang sang ratu, dan masa berkabung resmi berlangsung selama sembilan bulan. Jenazahnya dibaringkan di dalam sebuah peti yang terbuat dari perak di sebuah makam di kota kerajaan Ambohimanga. Selama upacara pemakamannya, sebuah percikan secara tak sengaja menyalakan mesiu yang akan digunakan untuk upacara, sehingga memicu ledakan dan kebakaran yang menewaskan sejumlah hadirin dan menghancurkan tiga kediaman kerajaan di bagian Nanjakana yang menjadi tempat digelarnya upacara tersebut.<ref name="mahandrihono">{{cite web |last=Ravalitera |first=Pela |title=Nampoina, des cases de ses ancêtres aux Rova |publisher=L'Express de Madagascar |date=19 Juli 2012 |url=http://www.lexpressmada.com/5276/print-opinion-2942.html |accessdate=11 November 2012 |archiveurl=https://www.webcitation.org/6C5lIDymD?url=http://www.lexpressmada.com/5276/print-opinion-2942.html |archivedate=11 November
==
Kebijakan tradisionalis Ranavalona langsung dibatalkan oleh putranya, Raja Radama II. Setelah Radama II masuk Kristen, wabah "kerasukan roh" merebak di berbagai wilayah di Imerina, sehingga banyak yang mengaitkan peristiwa ini dengan roh Ranavalona I yang sedang mengamuk.<ref>Cole (2001), hlm. 11</ref>
Orang-orang asing yang sezaman dengan Ranavalona sangat mengecam kebijakan-kebijakannya dan memandangnya sebagai seorang tiran atau bahkan seorang wanita gila, dan penggambaran semacam ini tertoreh dalam
Catatan fiksi mengenai Ranavalona dan istananya digambarkan dalam novel ''[[Flashman's Lady]]'' karya [[George MacDonald Fraser]]. Tokoh utamanya, yaitu seorang prajurit dan agen Inggris yang bernama [[Harry Paget Flashman]], menjadi penasihat militer dan kekasih Ranavalona.<ref>MacDonald Fraser (1977)</ref>
Baris 124:
=== Penghargaan nasional ===
* [[Berkas:The Order of the Royal Hawk (before 1823).gif|50px]]
==
{{reflist|20em}}
== Daftar pustaka ==
* {{cite book|last = Académie malgache|title = Collection de documents concernant Madagascar et les pays voisins, Volume 4, Part 4|publisher = Imprimerie Moderne de l'Emyrne|location = Antananarivo
* {{cite book|last = Ade Ajayi|first = Jacob Festus|year = 1989|title = Africa in the Nineteenth Century until the 1880s|publisher = UNESCO|location = Paris|isbn = 978-0-520-03917-9|url = http://books.google.com/books?id=sMpMuJalFKoC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false }}
* {{cite book|last1 = Andrew|first1 = David|last2 = Blond|first2 = Becca|last3 = Parkinson|first3 = Tom|last4 = Anderson|first4 = Aaron|year = 2008|title = Lonely Planet Madagascar & Comoros|publisher = Lonely Planet|location = London|isbn = 978-1-74104-608-3|url = http://books.google.rw/books?id=UMq-2xYmCwQC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false }}
Baris 139:
* {{cite book|last = Ellis|first = William|year = 1838|title = Volume 2 of History of Madagascar: Comprising Also the Progress of the Christian Mission Established in 1818|publisher = Fisher, Son & Co|location = London|url = http://books.google.rw/books?id=7Q9DAAAAcAAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false }}
* {{cite book|last = Ellis|first = William|year = 1870|title = The Martyr Church|publisher = J. Snow|location = London|url = http://books.google.rw/books?id=6wQNAAAAIAAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false }}
* {{cite book|last1 = Freeman|first1 = Joseph John|last2 = Johns|first2 = David|year = 1840|title = A narrative of the persecution of the Christians in Madagascar: with details of the escape of six Christian refugees now in England|publisher = J. Snow|location = Berlin|url = http://books.google.com/books?id=rAMNAAAAIAAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|accessdate =
* {{cite book|last = Frémigacci|first = Jean|year = 1999
* {{cite book|last1 = Koschorko|first1 = Klaus|last2 = Ludwig|first2 = Frieder|last3 = Delgado|first3 = Mariano|year = 2007|title = A history of Christianity in Asia, Africa and Latin America, 1450–1990|publisher = Wm. B. Eerdmans Publishing Co.|location = Cambridge, U.K.|isbn = 978-0-8028-2889-7|url = http://books.google.com/books?id=dbq6fkyp698C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false }}
* {{cite book|last = Laidler|first = Keith|year = 2005|title = Female Caligula: Ranavalona, the Mad Queen of Madagascar|url = https://archive.org/details/femalecaligulara0000laid|publisher = John Wiley & Sons|location = London|isbn = 978-0-470-02226-9 }}
* {{cite book|contribution = L'habitation à Madagascar|year = 1898
* {{cite book|last = MacDonald Fraser|first = George|year = 1977|title = Flashman's Lady|publisher = Collins|location = London|isbn = 978-0-00-744949-1}}
* {{cite book|last = Oliver|first = Samuel|year = 1886|title = Madagascar: An Historical and Descriptive Account of the Island and its Former Dependencies|volume = 1|publisher = Macmillan and Co|location = New York|url = http://books.google.com/books?id=lKtBAAAAIAAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false }}
Baris 149:
* {{cite book|last = Prout|first = Ebenezer|year = 1863|title = Madagascar: Its Mission and Its Martyrs|publisher = London Missionary Society|location = London|url = http://books.google.rw/books?id=fK8vAQAAMAAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false}}
* {{cite book|last = Raison-Jourde|first = Françoise|year = 1991|title = Bible et pouvoir à Madagascar au XIXe siècle|publisher = Karthala Editions|location = Antananarivo|isbn = 978-2-86537-317-8|url = http://books.google.com/books?id=2G5SZ0XqM48C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false }}
* {{cite book|last1 = Ralibera|first1 = Daniel|last2 = De Taffin|first2 = Gabriel|year = 1993|title = Madagascar et le christianisme|publisher = Karthala Editions|location = Paris|isbn = 978-92-9028-211-2|url = http://books.google.rw/books?id=GOeAT76TGN0C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false
* {{Cite book|last = Sharp|first = Leslie| title = The Sacrificed Generation: Youth, History, and the Colonized Mind in Madagascar|url = http://books.google.com/books?id=5IFbKsKxYQYC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|location = Berkeley, CA|publisher = University of California Press|year = 2002|isbn = 0-520-22951-7}}
{{s-start}}
{{S-hou|[[Merina|Dinasti Merina]]}}
{{s-reg}}
{{s-bef|before=[[Radama I]]}}
{{s-ttl|title=[[Daftar
{{s-aft|after=[[Radama II]]}}
{{s-end}}
{{Merina monarchy}}
{{artikel pilihan}}▼
{{Authority control}}
{{lifetime|1782|1861|}}
▲{{artikel pilihan}}
{{DEFAULTSORT:Ranavalona 01}}
|