Selat Muria: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
revert vandal (QuickEdit)
 
(23 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| name = Selat Muria
| image = Selat Muria di abad ke-16.svg
| caption = Selat Muria zamanpada masa Sultan Trenggana (1521-15461521–1546). Pada tahun 1657, selat ini sudahtelah mengecilmenyusut atau menghilang.
| image_bathymetry =
| caption_bathymetry =
| location =
| coords =
| type = SelatBekas selat
| depth ={{convert|0|m}}
| inflow = [[Laut Jawa]]
| outflow = [[Laut Jawa]]
Baris 15:
| length =
| width =
| islands = [[Kepulauan Sunda Besar|Sunda besar]]
}}
 
'''Selat Muria''' adalah sebuahmerupakan selat yang dahulu pernah ada dan menghubungkan antara [[Pulau Jawa]] dan Pulau Muria. Selat ini pernahdulunya menjadimerupakan kawasandaerah perdagangan yang ramai, dengan kota-kota dagangperdagangan seperti [[Kabupaten Demak|Demak]], [[Kabupaten Jepara|Jepara]], [[Kabupaten Pati|Pati]], dan [[Juwana, Pati|Juwana]]. Pada sekitar tahun 1657, endapan-endapan sungai yang bermuara di selat ini terbawa ke laut sehingga selat ini semakin lama semakin dangkal dan menghilang, sehingga Pulau Muria menyatu dengan [[Jawa|Pulau Jawa]].<ref name="tmg">Dagh-register gehouden int Casteel Batavia: vant passerende daer ter plaetse als over geheel Nederlandts-India (1656-1657), hlm. 27 via ''www.sejarah-nusantara.anri.go.id''</ref> Sehingga Pulau Muria bergabung dengan Pulau Jawa.
 
== Geografi ==
Selat Muria saat ini termasuk dalam dataran non-strukturstruktural utama, yang artinyaberarti bahwa diperkirakan dalampada sebuahsuatu periodemasa di masa lalu, kawasandaerah tersebut merupakan lautan.<ref>{{cite book|last1=Van Bemmelen|first1=Reinout Willem|year=1949|title=Geology of Indonesia|publication-place=Den Haag|publisher=Government Printing Office|isbn=9789024711741|publication-place=Den Haag}}</ref>
 
}}</ref>.
=== Pulau Muria ===
Pada saat Selat Muria masih ada terdepatterdapat sebuah pulau yang disebutbernama Pulau Muria. Bentang alam Pulau Muria sendiri terdiri dari [[Gunung Muria]] yang terletak di tengah-bagian tengah. Sedangkan di bagian selatan terdapat perbukitan Patiayam yang terbentuk dari aktivitas vulkanik Gunung Muria di masa lalulampau (beberapa contohnya adalah [[Maar]] Bambang, Maar Gunungrowo, dan Maar Gembong).<ref name="bnntr">{{cite book|last1=Masruri|first1=Ahmad Bukhori|editor-last1=Masruri|editor-first1=Bukhori|year=2021|orig-date=2021|chapter=Jati, Juwana, dan Jung Jawa: Geohistoris Pegunungan Kendeng dan Selat Muria|title=Benantara, Bentang Alam dalam Gelombang Sejarah Nusantara|language=Indonesia|edition=1|publication-place=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|page=82|isbn=9786024816551
}}</ref>
 
Catatan [[paleontologi]] menyebutkanmenyatakan bahwa wilayahkawasan perbukitan Patiayam memiliki beragamberbagai fosil kerbau purba (''Bos bubalis paleokarbau''), [[banteng]] (''Bos bibos paleosondaicus'', familikeluarga rusa/''Cervidae'' (''Cervus zwaani''), familikeluarga babi hutan, gajah, gajah [[stegodon]], famili kuda nil, famili harimau, famili penyu,kura-kura dan fosil-fosil [[moluska]].<ref>{{cite journal|last1=Siswanto|first1=|last2=Noerwidi|first2=Sofwan|date=2016|title=Posisi Fauna Situs Patiayam dalam Biostratifigasi Jawa|url=https://media.neliti.com/media/publications/197094-ID-posisi-fauna-situs-patiayam-dalam-biostr.pdf|journal=Jurnal Sangkhakala|volume=19|issue=2|pages=149-166|doi=10.24832/sba.v19i2.31|access-date=16 November 2021}}</ref>
 
Di pulau ini pulajuga terletakterdapat ibu kota-kota ibukota kabupaten pantaidi pesisir utara jawa saat iniJawa, seperti Jepara, Kudus, dan Pati.{{fact}}
 
== Daerah Bekas Selat Muria ==
 
# [[Kabupaten Kudus]]
#* [[Undaan, Kudus|Kecamatan Undaan]]
#* [[Mejobo, Kudus|Kecamatan Mejobo]]
#* [[Kaliwungu, Kudus|Kecamatan Kaliwungu]]
#* [[Jekulo, Kudus|Kecamatan Jekulo]]
# [[Kabupaten Jepara]]
#* [[Mayong, Jepara|Kecamatan Mayong]]
#** [[Kuanyar, Mayong, Jepara|Desa Kuanyar]]
#** [[Paren, Mayong, Jepara|Desa Paren]]
#* [[Nalumsari, Jepara|Kecamatan Nalumsari]]
#** Desa Magangan
#** [[Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara|Desa Blimbingrejo]]
#** [[Dorang, Nalumsari, Jepara|Desa Dorang]]
#** [[Pringtulis, Nalumsari, Jepara|Desa Pringtulis]]
#** [[Tunggulpandean, Nalumsari, Jepara|Desa Tunggulpandean]]
#** [[Gemiring Lor, Nalumsari, Jepara|Desa Gemiring Lor]]
#** [[Gemiring Kidul, Nalumsari, Jepara|Dukuh Gemiring Kidul]]
#** [[Jatisari, Nalumsari, Jepara|Dukuh Jatisari]]
#* [[Welahan, Jepara|Kecamatan Welahan]]
#** [[Karanganyar, Welahan, Jepara|Desa Karanganyar]]
#** [[Gedangan, Welahan, Jepara|Desa Gedangan]]
#** [[Ujungpandan, Welahan, Jepara|Desa Ujungpandan]]
#** [[Telukwetan, Welahan, Jepara|Desa Teluk Wetan]]
#** [[Kendengsidialit, Welahan, Jepara|Desa Kendengsidialit]]
#** [[Sidigede, Welahan, Jepara|Desa Sidigede]]
#** [[Kalipucang Kulon, Welahan, Jepara|Desa Kalipucang]]
#** [[Guwosobokerto, Welahan, Jepara|Desa Guwosobokerto]]
#* [[Donorojo, Jepara|Kecamatan Donorejo]]
#** [[Clering, Donorojo, Jepara|Desa Clering]]
#** [[Bandungharjo, Donorojo, Jepara|Desa Bandungharjo]]
#* [[Keling, Jepara|Kecamatan Keling]]
#** [[Bumiharjo, Keling, Jepara|Desa Bumiharjo]]<br />
== Pelabuhan ==
Pada masanya di tepitepian Selat Muria terdapat pelabuhan-pelabuhan perdagangan dengan berbagai komoditas seperti kain tradisional dari Jepara, garam dan [[terasi]] dari Juwana, sertadan beras dari wilayah pedalaman Pulau Jawa dan Pulau Muria.<ref name="cortesaocortesao2">{{citeCite book|editor-last1last=Cortesão|editor-first1first=Armando|year=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma Orientaloriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512–1515 ; and, the Bookbook of Francisco RodriguezRodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume I|publication-placelocation=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=97860225824659784000085052}} {{PD-notice}}</ref> Selain itu, karena adanyakeberadaan selat tersebut juga menjadikan kawasan Selat Muria menjadisebagai lokasi dari galangan-galangan kapal yang memproduksi kapal-kapal [[Djong (kapal)|kapaljukung jung jawaJawa]] berbahanyang terbuat dari [[jati|kayu jati]] yang banyak ditemukan di [[Pegunungan Kendeng]] yang terletak di sebelah selatan selat.<ref name="bnntrbnntr2">{{cite book|last1=Masruri|first1=Ahmad Bukhori|year=2021|title=Benantara, Bentang Alam dalam Gelombang Sejarah Nusantara|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=9786024816551|editor-last1=Masruri|editor-first1=Bukhori|edition=1|publication-place=Jakarta|page=82|language=id|chapter=Jati, Juwana, dan Jung Jawa: Geohistoris Pegunungan Kendeng dan Selat Muria|orig-date=2021}}</ref> AdanyaKeberadaan industri galangan kapal membuatmenjadikan posisi kawasandaerah ini lebih kaya dibandingdibandingkan dengan pusat [[Kerajaan Majapahit]], sehingga kawasandaerah ini yang didominasi saudagaroleh Muslimpara inipedagang muslim yang dijuluki oleh [[Tomé Pires]], seorang (penulis [[Portugal|Portugis]]) sebagai "rajanyapenguasa kapal jung".<ref name="cortesao">{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|year=1944|url=https:/>/archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512–1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume I|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=9784000085052}} {{PD-notice}}</ref>{{rp|182}}
 
AwalnyaPada awalnya, kawasan ini terdiri dari pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitar selat dengan Demak sebagai pelabuhan utama, namun karena adanyaakibat konflik politik maka, komoditas yang berasal dari daerah sekitar Selat Muria (Pulau Muria dan Pegunungan Kendeng) beralih menujubergeser ke [[Pelabuhan Sunda Kelapa]].<ref>Singgih, Tri Sulistiyono.(2017). ''Peran Pantai Utara Jawa Dalam Jaringan Perdagangan Rempah'', Dalam ''Rempah Mengubah Dunia'', makalah elektronik, [http://eprints.undip.ac.id/60531 eprints.undip.ac.id/60531] diakses 27 Juni 2021.</ref> Selain itu, padasebuah laporan pada tahun 1657, menyebutkanmenyatakan bahwa endapan fluvial dari sungai-sungai yang bermuara kedi Selat Muria seperti [[KaliSungai Serang]], [[Sungai Tuntang]], dan [[Sungai Lusi]] mengakibatkan pendangkalan sehingga selat tersebut tidak dapat dilintasidilalui kapal-kapal besar. Pusat perdagangan sempatpun dipindahkan ke Jepara.<ref name="cortesaocortesao3">{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|year=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512–1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume I|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=9784000085052}} {{PD-notice}}</ref><ref>{{cite journal|last1=Tundjung|first1=|last2=Hidayat|first2=Arief|date=2018|title=Politik Dinasti Dalam Perspektif Ekonomi Dari Kerajaan Demak|url=https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/alursejarah/article/view/2847/2054|journal=Alur Sejarah: Jurnal Pendidikan Sejarah|volume=3|issue=1|pages=|doi=|access-date=16 November 2021}}</ref>. Karena pendangkalan ini, Tumenggung Natairnawa dari Pati sempat memerintahkan untuk menggali endapan di selat tersebut, namun endapan makintersebut semakin lama semakin cepat menghilangkanmenutup Selat Muria.<ref name="tmgtmg2">Dagh-register gehouden int Casteel Batavia: vant passerende daer ter plaetse als over geheel Nederlandts-India (1656-1657), hlm. 27 via ''www.sejarah-nusantara.anri.go.id''</ref> Pada masa-masa akhirterakhir keberadaan Selat Muria terdapat sebuah saluran air yang dapat dilewatidilalui oleh perahu-perahu kecil yang kinisekarang disebut Kalilondo.
 
== Kondisi saat ini ==
Awalnya, kawasan ini terdiri dari pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitar selat dengan Demak sebagai pelabuhan utama, namun karena adanya konflik politik maka komoditas yang berasal dari daerah sekitar Selat Muria (Pulau Muria dan Pegunungan Kendeng) beralih menuju ke [[Pelabuhan Sunda Kelapa]].<ref>Singgih, Tri Sulistiyono.(2017). ''Peran Pantai Utara Jawa Dalam Jaringan Perdagangan Rempah'', Dalam ''Rempah Mengubah Dunia'', makalah elektronik, [http://eprints.undip.ac.id/60531 eprints.undip.ac.id/60531] diakses 27 Juni 2021.</ref> Selain itu pada laporan pada tahun 1657, menyebutkan bahwa endapan fluvial dari sungai-sungai yang bermuara ke Selat Muria seperti [[Kali Serang]], [[Sungai Tuntang]], dan [[Sungai Lusi]] mengakibatkan pendangkalan sehingga selat tidak dapat dilintasi kapal-kapal besar. Pusat perdagangan sempat dipindahkan ke Jepara<ref name="cortesao" /><ref>{{cite journal|last1=Tundjung|first1=|last2=Hidayat|first2=Arief|date=2018|title=Politik Dinasti Dalam Perspektif Ekonomi Dari Kerajaan Demak|url=https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/alursejarah/article/view/2847/2054|journal=Alur Sejarah: Jurnal Pendidikan Sejarah|volume=3|issue=1|pages=|doi=|access-date=16 November 2021}}</ref>. Karena pendangkalan ini, Tumenggung Natairnawa dari Pati sempat memerintahkan untuk menggali endapan di selat tersebut namun endapan makin cepat menghilangkan Selat Muria.<ref name="tmg" /> Pada masa-masa akhir keberadaan Selat Muria terdapat saluran air yang dapat dilewati perahu-perahu kecil yang kini disebut Kalilondo.
Sisa dari Selat Muria dapat dilihat dengandari sebuah sungai yangbernama disebut[[Kali KalilondoLondo]] yang membentang dari Juwana di sebelah timur hingga ke [[Ketanjung, Karanganyar, Demak|Ketanjung]] di sebelah barat.<ref name="kllondokllondo2">{{cite web|last=|first=|date=8 October 2017|title=Selat Muria, Sejarah Yang Terlupakan|url=http://aliansirakyatnews.com/2017/10/08/selat-muria-sejarah-yang-terlupakan/|title=Selat Muria, Sejarah Yang Terlupakan|first=|last=|date=8 Oktober 2017|publisher=|accessdate=16 November 2021|via=aliansirakyatnews.com}}</ref> Beberapa sungai juga terbentuk dari wilayah yang dulunya adalahbekas Selat Muria seperti [[Sungai SilogunggoSilugonggo]] yang melintasi wilayah Kabupaten Pati.<ref name="jwn">{{cite journal|last1=Fatimah|first1=Nurul|last2=Taufiq|first2=Muhammad|date=2021|title=Vitalitas Pelabuhan Juwana Sebagai Proses Perdagangan dan Islamisasi abad XVI-XVII|url=http://jos.kopertais10.or.id/index.php/fihros/article/view/61/25|journal=FIHROS: Jurnal Sejarah danDan Budaya STAI Syekh Jangkung Pati|volume=5|issue=1|pages=|doi=|access-date=16 November 2021}}</ref>. Di kawasandaerah ini pula sering terjadiditemukan penemuan reruntuhanbangkai-bangkai perahu, kapal, dan meriam yang menjadi bukti adanya selat di kawasandaerah ini.<ref name="kllondokllondo3">{{cite web|last=|first=|date=8 October 2017|title=Selat Muria, Sejarah Yang Terlupakan|url=http://aliansirakyatnews.com/2017/10/08/selat-muria-sejarah-yang-terlupakan/|publisher=|accessdate=16 November 2021|via=aliansirakyatnews.com}}</ref>
 
Selain itu, daerah yang dulunya merupakan Selat Muria ini sering dilanda banjir saat musim hujan.<ref>{{cite web|last=Rasyid|first=Shani|date=9 Februari 2021|title=42 Desa di Pati Terendam Banjir, Ini 3 Faktanya|url=https://www.merdeka.com/jateng/42-desa-di-pati-terendam-banjir-ini-3-faktanya.html|publisher=|accessdate=16 November 2021|via=merdeka.com}}</ref><ref>{{cite web|last=Kusuma|first=Roy|date=22 Januari 2017|title=Korban Banjir Bandang Wonosoco Ditemukan Tewas Di Kali Londo|url=http://www.radiosuarakudus.com/korban-banjir-bandang-wonosoco-ditemukan-tewas-di-kali-londo/|publisher=|accessdate=1 Januari 2020|via=radiosuarakudus.com}}</ref>
== Keadaan kini ==
Sisa dari Selat Muria dapat dilihat dengan sebuah sungai yang disebut Kalilondo yang membentang dari Juwana di sebelah timur hingga ke [[Ketanjung, Karanganyar, Demak|Ketanjung]] di sebelah barat.<ref name="kllondo">{{cite web|url=http://aliansirakyatnews.com/2017/10/08/selat-muria-sejarah-yang-terlupakan/|title=Selat Muria, Sejarah Yang Terlupakan|first=|last=|date=8 Oktober 2017|publisher=|accessdate=16 November 2021|via=aliansirakyatnews.com}}</ref> Beberapa sungai juga terbentuk dari wilayah yang dulunya adalah Selat Muria seperti Sungai Silogunggo<ref name="jwn">{{cite journal|last1=Fatimah|first1=Nurul|last2=Taufiq|first2=Muhammad|date=2021|title=Vitalitas Pelabuhan Juwana Sebagai Proses Perdagangan dan Islamisasi abad XVI-XVII|url=http://jos.kopertais10.or.id/index.php/fihros/article/view/61/25|journal=FIHROS: Jurnal Sejarah dan Budaya STAI Syekh Jangkung Pati|volume=5|issue=1|pages=|doi=|access-date=16 November 2021}}</ref>. Di kawasan ini pula sering terjadi penemuan reruntuhan perahu, kapal, dan meriam yang menjadi bukti adanya selat di kawasan ini.<ref name="kllondo" />
 
== Referensi ==
Baris 44 ⟶ 81:
{{DEFAULTSORT:Muria}}
[[Kategori:Selat di Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah alam Indonesia]]