Tokyo Verdy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Pemain: Pratama Arhan telah pindah ke club Suwon, Korea Selatan tahun 2024.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(29 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Tentang|klub sepak bola pria di Jepang|klub sepak bola wanita|Tokyo Verdy Beleza}}
LEGENDA PERI BULAN
{{Infobox football club
| clubname = Toko Verdy FC <br />東京ヴェルディ
| image = [[Berkas:Tokyo Verdy 2020 logo.webp|logo|200px]]
| mascot =
[[Berkas:Icon verdy-mascot whole.gz.svg|jmpl]]
| fullname = Toko Verdy 1969 Football Club
| nickname = Verdy
| founded = 1969, sebagai ''Yomiuri FC''<ref name="VerdyFIFA">{{cite web |url=http://www.fifa.com/classicfootball/clubs/club=1884127/index.html |title=FIFA Classic Clubs - Tokyo Verdy 1969 |publisher=[[FIFA]].com |accessdate= |archive-date=2009-10-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20091001221007/http://www.fifa.com/classicfootball/clubs/club%3D1884127/index.html |dead-url=yes }}</ref>
| ground = [[Ajinomoto Stadium]]<br/>[[Chōfu]], [[Tokyo]]
| capacity = 49,970
| owner=Tokyo Verdy Holdings
| chairman = {{flagicon|JPN}} Yasuo Shimada
| manager = {{flagicon|JPN}} [[Hiroshi Jofuku]]
| league = [[J1 League]]
| season = 2022
| position = ke-9
| Key Player = Pratama Arhan
| website = http://www.verdy.co.jp
| current = 2023 J2 League
| pattern_la1= _Tokyo Verdy1969 2022 HOME FP
| pattern_b1= _Tokyo Verdy1969 2022 HOME FP
| pattern_ra1= _Tokyo Verdy1969 2022 HOME FP
| pattern_sh1= _Tokyo Verdy1969 2022 HOME FP
| pattern_so1= _Tokyo Verdy1969 2022 HOME FP
| leftarm1=008000|body1=008000|rightarm1=008000|shorts1=008000|socks1=008000|
| pattern_la2= _Tokyo Verdy1969 2022 AWAY FP
| pattern_b2= _Tokyo Verdy1969 2022 AWAY FP
| pattern_ra2= _Tokyo Verdy1969 2022 AWAY FP
| pattern_sh2= _Tokyo Verdy1969 2022 AWAY FP
| pattern_so2= _Tokyo Verdy1969 2022 AWAY FP
| leftarm2=|body2=|rightarm2=|shorts2=|socks2=|
}}
 
{{nihongo|'''Tokyo Verdy'''|東京ヴェルディ|Toko Verudi}} adalah klub sepak bola profesional Jepang yang saat ini bermain di kompetisi [[J1 League|J2 League]]. Klub ini bermarkas di [[Tokyo]]. Dibentuk dengan nama '''Yomiuri FC''' pada tahun 1969, Tokyo Verdy merupakan salah satu klub dengan catatan prestasi besar di Jepang. Gelar yang pernah diraih termasuk 7 gelar juara [[J1 League|Liga Jepang]] (satu gelar juara bersama dengan [[Kashima Antlers]]), 5 gelar [[Piala Kaisar]], 6 [[Piala Super Jepang]], dan 1 gelar [[Liga Champions AFC|Piala Champions Asia]].
Oleh Mila Nurhida
 
==Pemain==
Wulan adalah seorang gadis desa yang miskin. Wajahnya agak suram, sebab ia menderita penyakit kulit di wajahnya. Orang-orang desa sering takut jika berpapasan denganya. Wulan akhirnya selalu menggunakan cadar.
''Sejak 16 February 2022.''<ref>{{cite web|date=12 May 2020|url=https://www.verdy.co.jp/team/|title=選手・スタッフ|publisher=Tokyo Verdy|access-date=February 2, 2022}}</ref>
 
{{football squad start|nat=|pos=|name=|no=}}
Pada suatu malam, Wulan bermimpi bertemu dengan pangeran Rangga. Putra Raja itu terkenal dengan keramahannya dan ketampanannya. Wulan ingin berkenalan dengannya. Ia pun makin sering memimpikan Pangeran Rangga.
{{football squad player|no=1|nat=BRA|name=[[Matheus Caldeira Vidotto|Matheus Vidotto]]|pos=GK}}
{{football squad player|no=2|nat=JPN|name=[[Daiki Fukazawa]]|pos=DF}}
{{football squad player|no=3|nat=JPN|name=[[Boniface Nduka]]|pos=DF}}
{{football squad player|no=4|nat=JPN|name=[[Ryota Kajikawa]]|pos=MF|other=pinjaman dari [[Tokushima Vortis]]}}
{{football squad player|no=5|nat=JPN|name=[[Tomohiro Taira]]|pos=DF|other=Kaptein}}
{{football squad player|no=6|nat=JPN|name=[[Rihito Yamamoto]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=7|nat=JPN|name=[[Koki Morita]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=8|nat=JPN|name=[[Haruya Ide]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=9|nat=JPN|name=[[Ryuji Sugimoto]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=10|nat=JPN|name=[[Mizuki Arai]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=11|nat=JPN|name=[[Jin Hanato]]|pos=FW}}
{{football squad player|no=13|nat=JPN|name=[[Toyofumi Sakano]]|pos=FW}}
{{football squad player|no=14|nat=JPN|name=[[Taiga Ishiura]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=15|nat=JPN|name=[[Seiya Baba]]|pos=DF}}
{{football squad player|no=16|nat=JPN|name=[[Kohei Yamakoshi]]|pos=DF}}
{{football squad player|no=17|nat=JPN|name=[[Koken Kato]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=18|nat=CHL|name=[[Byron Vásquez]]|pos=MF}}
{{football squad mid|nat=|pos=|name=|no=}}
{{football squad player|no=19|nat=JPN|name=[[Junki Koike]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=20|nat=JPN|name=[[Mahiro Ano]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=21|nat=JPN|name=[[Yuya Nagasawa]]|pos=GK}}
{{football squad player|no=22|nat=JPN|name=[[Maaya Sako]]|pos=DF}}
{{football squad player|no=23|nat=JPN|name=[[Hiroto Taniguchi]]|pos=DF}}
{{football squad player|no=24|nat=JPN|name=[[Yuta Narawa]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=25|nat=JPN|name=[[Tetsuyuki Inami]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=26|nat=JPN|name=[[Ren Kato]]|pos=DF}}
{{football squad player|no=27|nat=JPN|name=[[Ryoga Sato]]|pos=FW}}
{{football squad player|no=28|nat=JPN|name=[[Tatsuya Yamaguchi (footballer)|Tatsuya Yamaguchi]]|pos=DF}}
{{football squad player|no=29|nat=JPN|name=[[Keito Kawamura]]|pos=FW}}
{{football squad player|no=31|nat=JPN|name=[[Toru Takagiwa]]|pos=GK}}
{{football squad player|no=32|nat=JPN|name=[[Yu Miyamoto]]|pos=DF}}
{{football squad player|no=33|nat=JPN|name=[[Rikuto Hashimoto]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=34|nat=JPN|name=[[Akira Nishitani]]|pos=MF}}
{{football squad player|no=41|nat=JPN|name=[[Hisaya Sato]]|pos=GK}}
{{football squad end|nat=|pos=|name=|no=}}
 
== Pelatih ==
 
{| class="wikitable"
“Sudahlah, Wulan! Buang jauh-jauh mimpimu itu!“ kata Ibu Wulan, ketika melihat anaknya termangu di depan jendela kamar. “Ibu tidak bermaksud menyakiti hatimu. Kamu boleh menyukai siapa saja. Tapi Ibu tidak ingin akhirnya kamu kecewa,“ tutur Ibu Wulan lembut.
!Manager!!Nat.!!Tenure
 
|-
Sebenarnya Wulan juga sadar. Mimpinya terlalu tinggi. Orang-orang desa saja takut melihatnya, apalagi pangeran Rangga. Pikir Wulan.
|[[Yasutaro Matsuki]] || {{fb|JPN}} || 1993-94
 
|-
Pada suatu malam, Wulan melihat pemandangan alam yang sangat indah. Bulan bersinar terang di langit. Cahayanya lembut keemasan. Di sekitarnya, tampak bintang-bintang yang berkelap-kelip. Malam itu begitu cerah.
|[[Nelsinho Baptista]] || {{fb|BRA}} || 1995-96
 
|-
“Sungguh cantik!“ gumam Wulan. Matanya takjub memandang ke arah bulan.
|[[Yasuyuki Kishino]] || {{fb|JPN}} || 1996
Tiba-tiba saja Wulan teringat pada sebuah dongeng tentang Dewi Bulan. Dewi itu tinggal di bulan. Ia sangat cantik dan baik hati. Ia sering turun ke bumi untuk menolong orang-orang yang kesusahan. Di desa Wulan, setiap ibu yang ingin mempunyai anak perempuan, selalu berharap anaknya seperti Dewi Bulan.
|-
 
|[[Émerson Leão]] || {{fb|BRA}} || 1996
Dulu, ketika Wulan masih kecil, wajahnya pun secantik Dewi Bulan, menurut Ibu Wulan.
|-
“Aku ingin memohon kepada Dewi Bulan agar aku bisa canti lagi seperti dulu. Tapi…, ah.., mana mungkin! Itu pasti hanya dongeng!” wulan segera menepis harapannya. Setelah puas menatap bulan, Wulan menutup rapat jendela kamarnya. Ia beranjak untuk tidur dengan hati sedih.
|[[Hisashi Kato]] || {{fb|JPN}} || 1997
 
|-
Wulan adalah gadis yang baik. Hatinya lembut dan suka menolong orang lain. Suatu sore, Wulan bersiap-siap pergi mengantarkan makanan untuk seorang nenek yang sedang sakit. Meski rumah nenek itu cukup jauh, Wulan rela menjenguknya.
|[[Valdir Espinosa]] || {{fb|BRA}} || 1997
 
|-
Sepulang dari rumah si nenek, Wulan kemalaman di tengah perjalanan. Ia bingung karena keadaan jalan begitu gelap. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba, muncul ratusan kunang-kunang. Cahaya dari tubuh mereka begitu terang.
|[[Ryoichi Kawakatsu]] || {{fb|JPN}} || 1997
 
|-
“Terima kasih kunang-kunang. Kalian telah menerangi jalanku!“ ucap Wulan lega.
|[[Nicanor de Carvalho|Nicanor]] || {{fb|BRA}} || 1998
Ia berjalan, dan terus berjalan. Namun, meski sudah cukup jauh berjalan. Wulan tidak juga sampai di rumahnya. Wulan tidak juga mememukan rumahnya.
|-
 
|[[Ryoichi Kawakatsu]] || {{fb|JPN}} || 1998
“Kusara aku sudah tersesat!“ gumamnya panik. Ternyata para kunang-kunang telah mengarahkannya masuk ke dalam hutan.
|-
 
|[[Hideki Matsunaga]] || {{fb|JPN}} || 1999
“Jangan takut, Wulan! Kami membawamu kesini , agar wajahmu bisa disembuhkan,“ ujar seekor kunang-kunang.
|-
 
|[[Chang Woe-Ryong]] || {{fb|KOR}} || 2000
“Kau?Kau bisa bicara?“ Wulan menatap heran seekor kunang-kunang yang paling besar.
|-
“Kami adalah utusan Dewi Bulan,“ jelas kunang-kunang itu.
|[[Yasutaro Matsuki]] || {{fb|JPN}} || 2001
 
|-
Wulan akhirnya tiba di tepi danau. Para kunang-kunang beterbangan menuju langit. Begitu kunang-kunang menghilang, perlahan-lahan awan hitam di langit menyibak. Keluarlah sinar bulan purnama yang terang benderang.
|[[Yukitaka Omi]] || {{fb|JPN}} || 2001-02
 
|-
“Indah sekali!“ Wulan takjub. Keadaan di sekitar danau menjadi terang.
|[[Lori Sandri]] || {{fb|BRA}} || 2002-03
Wulan mengamati bayang-bayang bulan di atas air danau. Bayangan purnama itu begitu bulat sempurna. Tak lama kemudian, tepat dari bayangan bulan itu muncullah sosok perempuan berparas cantik.
|-
 
|[[Leandro Altair Machado|Leandro Machado]] || {{fb|BRA}} || 2003
“Si...siapa kau?“ tanya Wulan kaget.
|-
 
|[[Osvaldo Ardiles]] || {{fb|ARG}} || 2003-05
“Akulah Dewi Bulan. Aku datang untuk menyembuhkan wajahmu,“ tutur Dewi Bulan lembut. “Selama ini kau telah mendapat ujian. Karena kebaikan hatimu, kau berhak menerima air kecantikan dariku. Usaplah wajahmu dengan air ini!“ lanjut Dewi Bulan sambil memberikan sebotol air.
|-
 
|[[Nobuhiro Ishizaki]] || {{fb|JPN}} || 2005
Dengan tangan gemetar Wulan menerimanya. Perlahan-lahan Dewi Bulan masuk kembali ke dalam bayang-bayang bulan di permukaan air danau. Kemudian ia menghilang.
|-
Wulan segera membasuh wajahnya dengan air pemberian Dewi Bulan. Malam itu, Wulan tertidur di tepi danau.
|[[Vadão]] || {{fb|BRA}} || 2005
 
|-
Akan tetapi, sungguh ajaib! Esok harinya. Ia telah berada di kamarnya sendiri lagi. Ketika bercermin, ia sangat gembira melihat kilit wajahnya telah halus lembut kembali seperti dulu. Ia telah canti kembali. Ibunya heran dan gembira.
|[[Ruy Ramos]] || {{fb|JPN}} || 2006-07
 
|-
“Bu, Dewi Bulan ternyata benar-benar ada!“ cerita Wulan.
|[[Tetsuji Hashiratani]] || {{fb|JPN}} || 2008
 
|-
Dengan cepat kecantikan paras Wulan tersebar kemana-mana. Bahkan sampai juga ke telinga Pangeran Rngga. Karena penasaran, Pangeran Rangga pun mecari Wulan. Keduanya akhirnya bisa bertemu. Wulan sangat gembisa bisa bersahabat dengan pangeran pujaan hatinya
|[[Takuya Takagi]] || {{fb|JPN}} || 2009
 
|-
LEGENDA PERI BULAN
|[[Takeo Matsuda]] || {{fb|JPN}} || 2009
 
|-
Oleh Mila Nurhida
|[[Ryoichi Kawakatsu]] || {{fb|JPN}} || 2010-2012
 
|-
Wulan adalah seorang gadis desa yang miskin. Wajahnya agak suram, sebab ia menderita penyakit kulit di wajahnya. Orang-orang desa sering takut jika berpapasan denganya. Wulan akhirnya selalu menggunakan cadar.
|[[Shinichiro Takahashi]] || {{fb|JPN}} || 2012
 
|-
Pada suatu malam, Wulan bermimpi bertemu dengan pangeran Rangga. Putra Raja itu terkenal dengan keramahannya dan ketampanannya. Wulan ingin berkenalan dengannya. Ia pun makin sering memimpikan Pangeran Rangga.
|[[Yasutoshi Miura]] || {{fb|JPN}} || 2013-
 
|}
 
“Sudahlah, Wulan! Buang jauh-jauh mimpimu itu!“ kata Ibu Wulan, ketika melihat anaknya termangu di depan jendela kamar. “Ibu tidak bermaksud menyakiti hatimu. Kamu boleh menyukai siapa saja. Tapi Ibu tidak ingin akhirnya kamu kecewa,“ tutur Ibu Wulan lembut.
 
Sebenarnya Wulan juga sadar. Mimpinya terlalu tinggi. Orang-orang desa saja takut melihatnya, apalagi pangeran Rangga. Pikir Wulan.
 
Pada suatu malam, Wulan melihat pemandangan alam yang sangat indah. Bulan bersinar terang di langit. Cahayanya lembut keemasan. Di sekitarnya, tampak bintang-bintang yang berkelap-kelip. Malam itu begitu cerah.
 
“Sungguh cantik!“ gumam Wulan. Matanya takjub memandang ke arah bulan.
Tiba-tiba saja Wulan teringat pada sebuah dongeng tentang Dewi Bulan. Dewi itu tinggal di bulan. Ia sangat cantik dan baik hati. Ia sering turun ke bumi untuk menolong orang-orang yang kesusahan. Di desa Wulan, setiap ibu yang ingin mempunyai anak perempuan, selalu berharap anaknya seperti Dewi Bulan.
 
Dulu, ketika Wulan masih kecil, wajahnya pun secantik Dewi Bulan, menurut Ibu Wulan.
“Aku ingin memohon kepada Dewi Bulan agar aku bisa canti lagi seperti dulu. Tapi…, ah.., mana mungkin! Itu pasti hanya dongeng!” wulan segera menepis harapannya. Setelah puas menatap bulan, Wulan menutup rapat jendela kamarnya. Ia beranjak untuk tidur dengan hati sedih.
 
Wulan adalah gadis yang baik. Hatinya lembut dan suka menolong orang lain. Suatu sore, Wulan bersiap-siap pergi mengantarkan makanan untuk seorang nenek yang sedang sakit. Meski rumah nenek itu cukup jauh, Wulan rela menjenguknya.
 
Sepulang dari rumah si nenek, Wulan kemalaman di tengah perjalanan. Ia bingung karena keadaan jalan begitu gelap. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba, muncul ratusan kunang-kunang. Cahaya dari tubuh mereka begitu terang.
 
“Terima kasih kunang-kunang. Kalian telah menerangi jalanku!“ ucap Wulan lega.
Ia berjalan, dan terus berjalan. Namun, meski sudah cukup jauh berjalan. Wulan tidak juga sampai di rumahnya. Wulan tidak juga mememukan rumahnya.
 
“Kusara aku sudah tersesat!“ gumamnya panik. Ternyata para kunang-kunang telah mengarahkannya masuk ke dalam hutan.
 
“Jangan takut, Wulan! Kami membawamu kesini , agar wajahmu bisa disembuhkan,“ ujar seekor kunang-kunang.
 
“Kau?Kau bisa bicara?“ Wulan menatap heran seekor kunang-kunang yang paling besar.
“Kami adalah utusan Dewi Bulan,“ jelas kunang-kunang itu.
 
Wulan akhirnya tiba di tepi danau. Para kunang-kunang beterbangan menuju langit. Begitu kunang-kunang menghilang, perlahan-lahan awan hitam di langit menyibak. Keluarlah sinar bulan purnama yang terang benderang.
 
“Indah sekali!“ Wulan takjub. Keadaan di sekitar danau menjadi terang.
Wulan mengamati bayang-bayang bulan di atas air danau. Bayangan purnama itu begitu bulat sempurna. Tak lama kemudian, tepat dari bayangan bulan itu muncullah sosok perempuan berparas cantik.
 
“Si...siapa kau?“ tanya Wulan kaget.
 
“Akulah Dewi Bulan. Aku datang untuk menyembuhkan wajahmu,“ tutur Dewi Bulan lembut. “Selama ini kau telah mendapat ujian. Karena kebaikan hatimu, kau berhak menerima air kecantikan dariku. Usaplah wajahmu dengan air ini!“ lanjut Dewi Bulan sambil memberikan sebotol air.
 
Dengan tangan gemetar Wulan menerimanya. Perlahan-lahan Dewi Bulan masuk kembali ke dalam bayang-bayang bulan di permukaan air danau. Kemudian ia menghilang.
Wulan segera membasuh wajahnya dengan air pemberian Dewi Bulan. Malam itu, Wulan tertidur di tepi danau.
 
Akan tetapi, sungguh ajaib! Esok harinya. Ia telah berada di kamarnya sendiri lagi. Ketika bercermin, ia sangat gembira melihat kilit wajahnya telah halus lembut kembali seperti dulu. Ia telah canti kembali. Ibunya heran dan gembira.
 
“Bu, Dewi Bulan ternyata benar-benar ada!“ cerita Wulan.
 
Dengan cepat kecantikan paras Wulan tersebar kemana-mana. Bahkan sampai juga ke telinga Pangeran Rngga. Karena penasaran, Pangeran Rangga pun mecari Wulan. Keduanya akhirnya bisa bertemu. Wulan sangat gembisa bisa bersahabat dengan pangeran pujaan hatinya
 
LEGENDA PERI BULAN
 
Oleh Mila Nurhida
 
Wulan adalah seorang gadis desa yang miskin. Wajahnya agak suram, sebab ia menderita penyakit kulit di wajahnya. Orang-orang desa sering takut jika berpapasan denganya. Wulan akhirnya selalu menggunakan cadar.
 
Pada suatu malam, Wulan bermimpi bertemu dengan pangeran Rangga. Putra Raja itu terkenal dengan keramahannya dan ketampanannya. Wulan ingin berkenalan dengannya. Ia pun makin sering memimpikan Pangeran Rangga.
 
 
“Sudahlah, Wulan! Buang jauh-jauh mimpimu itu!“ kata Ibu Wulan, ketika melihat anaknya termangu di depan jendela kamar. “Ibu tidak bermaksud menyakiti hatimu. Kamu boleh menyukai siapa saja. Tapi Ibu tidak ingin akhirnya kamu kecewa,“ tutur Ibu Wulan lembut.
 
Sebenarnya Wulan juga sadar. Mimpinya terlalu tinggi. Orang-orang desa saja takut melihatnya, apalagi pangeran Rangga. Pikir Wulan.
 
Pada suatu malam, Wulan melihat pemandangan alam yang sangat indah. Bulan bersinar terang di langit. Cahayanya lembut keemasan. Di sekitarnya, tampak bintang-bintang yang berkelap-kelip. Malam itu begitu cerah.
 
“Sungguh cantik!“ gumam Wulan. Matanya takjub memandang ke arah bulan.
Tiba-tiba saja Wulan teringat pada sebuah dongeng tentang Dewi Bulan. Dewi itu tinggal di bulan. Ia sangat cantik dan baik hati. Ia sering turun ke bumi untuk menolong orang-orang yang kesusahan. Di desa Wulan, setiap ibu yang ingin mempunyai anak perempuan, selalu berharap anaknya seperti Dewi Bulan.
 
Dulu, ketika Wulan masih kecil, wajahnya pun secantik Dewi Bulan, menurut Ibu Wulan.
“Aku ingin memohon kepada Dewi Bulan agar aku bisa canti lagi seperti dulu. Tapi…, ah.., mana mungkin! Itu pasti hanya dongeng!” wulan segera menepis harapannya. Setelah puas menatap bulan, Wulan menutup rapat jendela kamarnya. Ia beranjak untuk tidur dengan hati sedih.
 
Wulan adalah gadis yang baik. Hatinya lembut dan suka menolong orang lain. Suatu sore, Wulan bersiap-siap pergi mengantarkan makanan untuk seorang nenek yang sedang sakit. Meski rumah nenek itu cukup jauh, Wulan rela menjenguknya.
 
Sepulang dari rumah si nenek, Wulan kemalaman di tengah perjalanan. Ia bingung karena keadaan jalan begitu gelap. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba, muncul ratusan kunang-kunang. Cahaya dari tubuh mereka begitu terang.
 
“Terima kasih kunang-kunang. Kalian telah menerangi jalanku!“ ucap Wulan lega.
Ia berjalan, dan terus berjalan. Namun, meski sudah cukup jauh berjalan. Wulan tidak juga sampai di rumahnya. Wulan tidak juga mememukan rumahnya.
 
“Kusara aku sudah tersesat!“ gumamnya panik. Ternyata para kunang-kunang telah mengarahkannya masuk ke dalam hutan.
 
“Jangan takut, Wulan! Kami membawamu kesini , agar wajahmu bisa disembuhkan,“ ujar seekor kunang-kunang.
 
“Kau?Kau bisa bicara?“ Wulan menatap heran seekor kunang-kunang yang paling besar.
“Kami adalah utusan Dewi Bulan,“ jelas kunang-kunang itu.
 
Wulan akhirnya tiba di tepi danau. Para kunang-kunang beterbangan menuju langit. Begitu kunang-kunang menghilang, perlahan-lahan awan hitam di langit menyibak. Keluarlah sinar bulan purnama yang terang benderang.
 
“Indah sekali!“ Wulan takjub. Keadaan di sekitar danau menjadi terang.
Wulan mengamati bayang-bayang bulan di atas air danau. Bayangan purnama itu begitu bulat sempurna. Tak lama kemudian, tepat dari bayangan bulan itu muncullah sosok perempuan berparas cantik.
 
“Si...siapa kau?“ tanya Wulan kaget.
 
“Akulah Dewi Bulan. Aku datang untuk menyembuhkan wajahmu,“ tutur Dewi Bulan lembut. “Selama ini kau telah mendapat ujian. Karena kebaikan hatimu, kau berhak menerima air kecantikan dariku. Usaplah wajahmu dengan air ini!“ lanjut Dewi Bulan sambil memberikan sebotol air.
 
Dengan tangan gemetar Wulan menerimanya. Perlahan-lahan Dewi Bulan masuk kembali ke dalam bayang-bayang bulan di permukaan air danau. Kemudian ia menghilang.
Wulan segera membasuh wajahnya dengan air pemberian Dewi Bulan. Malam itu, Wulan tertidur di tepi danau.
 
Akan tetapi, sungguh ajaib! Esok harinya. Ia telah berada di kamarnya sendiri lagi. Ketika bercermin, ia sangat gembira melihat kilit wajahnya telah halus lembut kembali seperti dulu. Ia telah canti kembali. Ibunya heran dan gembira.
 
“Bu, Dewi Bulan ternyata benar-benar ada!“ cerita Wulan.
 
Dengan cepat kecantikan paras Wulan tersebar kemana-mana. Bahkan sampai juga ke telinga Pangeran Rngga. Karena penasaran, Pangeran Rangga pun mecari Wulan. Keduanya akhirnya bisa bertemu. Wulan sangat gembisa bisa bersahabat dengan pangeran pujaan hatinya
 
== Titel ==
Baris 205 ⟶ 177:
{{Klub-sb-stub}}
 
[[Kategori:TimKlub sepak bola Jepang]]