Serat katuranggan kucing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{italic title}}
{{Teks Jawa}}
'''''Serat katuranggan kucing''''' (ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦏꦠꦸꦫꦁꦒꦤ꧀ꦏꦸꦕꦶꦁ, dapat diterjemahkan sebagai "risalah macam-macam kucing") adalah sebuah teks [[sastra Jawa]] berbentuk [[tembang]] yang membahas jenis dan rupa [[kucing]]. Risalah dengan isi serupa dapat ditemukan dalam sejumlah naskah dengan judul yang berbeda-beda, namuntetapi utamanya selalu berisi pemaparan mengenai jenis-jenis kucing berdasarkan rupanya dan akibat baik-buruknya bagi manusia. Pembagian ini, meski bersifat [[taksonomi]]s, tidaklah terlalu spesifik dan umumnya longgar, sehingga berbagai versi dapat memaparkan deskripsi yang sedikit berbeda-beda antar satu sama lainnya.
 
== Genre ==
'''''Katuranggan''''' merupakanadalah salah satu genre teks sastra Jawa yang bertujuan untuk menjabarkan watak suatu benda. Istilah ini berasal dari kata ''turangga'', bahasa Jawa halus untuk "kuda", karena pada awalnya istilah ini digunakan untuk teks yang menjabarkan watak, jenis, dan [[fisiognomi]] kuda sebagai tunggangan maupun penarik pedati.<ref>{{Cite book|last=Soedewo|first=Ery|publisher=Balai Arkeologi Sumatera Utara|place=Medan|date=2017-11|title=Fauna Dalam Arkeologi; Kuda dan Pemanfaatannya dalam Kehidupan Manusia: Kajian Arkeohistoris Domestikasi Kuda|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7708/1/Fauna%20dalam%20arkeologi%20%28cetak%29.pdf|year=2012|language=id|pages=129|isbn=978-979-98772-9-1}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Baoesastra_Djawa.html?id=f4G5AAAAIAAJ&redir_esc=y|title=Baoesastra Djawa|last=Poerwadarminta|first=W.J.S|publisher=J.B. Wolters|year=1939|isbn=0834803496|location=Batavia|language=JV}} Entri lema "katuranggan": ''kn kawruh bab titikan wêwatakaning jaran lsp.''</ref> Pada perkembangannya, istilah ini kemudian dipakai juga untuk teks yang menjabarkan subjek selain kuda, seperti ''katuranggan [[perkutut]]'', ''katuranggan wanita'', dan ''katuranggan kucing''.<ref name="kutut"/><ref>{{Cite journal|last=Dwidjowinoto|first=Wahjudhi |date=2018-09-01|title=Katuranggan Wanita Merupakan Salah Satu Media Teknologi Informasi dan Komunikasi Masa Lampau Jawa|url=http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurnal_budaya_nusantara/article/download/1716/1560|year=2018|journal=Jurnal Budaya Nusantara|language=id|volume=2|issue=1|pages=229–238|}}</ref> Terdapat pula pandangan yang menjabarkan istilah ''katuranggan'' sebagai gabungan dari kata ''katur'' yang dapat berarti "pemberitahuan" dan ''angga'' yang berarti "tubuh", sehingga gabungan kedua istilah tersebut kurang lebih bermakna "pemberitahuan (mengenai jenis-jenis) tubuh."<ref name="kutut">{{Cite journal|last=Sanjaya|first=Abda Lucky|date=2017-11|title=Katurangganing Kutut|url=https://media.neliti.com/media/publications/177888-ID-katurangganing-kutut.pdf|year=2017|journal=Jurnal Ekspresi Seni|language=id|volume=19|issue=2|pages=112–208|issn=1412 –1662}}</ref> Tulisan dalam genre ini kadang juga dapat ditemukan dengan istilah ''ngalamat'' yang bermakna "pertanda."<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Baoesastra_Djawa.html?id=f4G5AAAAIAAJ&redir_esc=y|title=Baoesastra Djawa|last=Poerwadarminta|first=W.J.S|publisher=J.B. Wolters|year=1939|isbn=0834803496|location=Batavia|language=JV}} Entri lema "ngalamat": ''kn. ak. 1 tandha bakal ananing lêlakon''</ref>
 
== Isi ==
<!--{{Contains Javanese script}}-->
Isi dari ''katuranggan kucing'' umumnya disusun dalam bentuk bait puisi, hal ini sejalan dengan kecendrungan sastra Jawa tradisional yang sebagian besar teksnya dirancang untuk dilantunkan dalam bentuk tembang.<ref>{{Citecite book |last=Behrend|first=T E|chapter=Textual Gateways: the Javanese Manuscript Tradition|url=https://archive.org/details/illuminationswri0000kuma |title=Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia|lasteditor=Ann Kumar|first=Ann|last2=McGlynn|first2editor2=John H. McGlynn|publisher=Lontar Foundation|year=1996|isbn=0834803496|location=Jakarta|pages=168|language=EN|ref=harv}}</ref> Tiap bait (disebut juga ''pada'') menguraikan satu jenis kucing yang uraiannya meliputi ciri fisik, nama jenis, dan pengaruh baik-buruknya bagi manusia.<ref name=":0"/> Ciri fisik tiap jenis kucing hanya dijelaskan secara singkat dan tidak pernah disertai dengan ilustrasi, sehingga gambaran tepat dari tiap jenis kucing bergantung pada bayangan pembaca. Pengaruh dari tiap jenis umumnya juga tidak diurai lebih jauh dari "baik" atau "buruk".
 
Naskah ''katuranggan kucing'' dapat ditemukan beredar di masyarakat Jawa pra-kemerdekaan dalam bentuk salinan tulis tangan maupun buku cetak, namun terdapat sejumlah variasi isi dan judul karena tidak adanya satu versi otoriter yang menjadi rujukan semua salinan. Semisal, [[Kraton Yogyakarta]] menyimpan naskah dengan judul {{ill|Serat Ngalamating Kucing|jv}} ({{script/Java|ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦔꦭꦩꦠ꧀ꦠꦶꦁꦏꦸꦕꦶꦁ}})<ref name=":0">{{Cite journal|last=A|first=Mirya|date=2017-11-01|title=Serat Ngalamating Kucing Mitos Kucing dalam Budaya Jawa|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/article/view/16860|journal=Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra|language=id|volume=12|issue=4|pages=173–185|doi=10.14710/nusa.12.4.173-185|issn=2597-9558}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/title/katalog-induk-naskah-naskah-nusantara-jilid-2-kraton-yogyakarta/oclc/499269103&referer=brief_results|title=Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 2: Kraton Yogyakarta|last=Lindsay|first=Jennifer|last2=Soetanto|first2=R. M.|last3=Feinstein|first3=Alan|date=|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1994|isbn=9789794611784|location=Jakarta|pages=|language=ID|oclc=499269103}}</ref> sementara versi cetak dari Semarang menggunakan judul ''Serat Katuranggan ning Kutcing'' ({{script/Java|ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦏꦠꦸꦫꦁꦒꦤ꧀ꦤꦶꦁꦏꦸꦠ꧀ꦕꦶꦁ}}),<ref name="gb"/> keduanya memiliki isi yang sebagian besar sama dengan sedikit perbedaan dari segi pengejaan dan susunan.
Baris 22 ⟶ 24:
| style="text-align: center" | 7
| {{script/Java|꧅ꦭꦩꦸꦤ꧀ꦱꦶꦫꦔꦶꦔꦸꦏꦸꦕꦶꦁ꧈ ꦲꦮꦏ꧀ꦏꦺꦲꦶꦉꦁꦱꦢꦪ꧈ ꦭꦩ꧀ꦧꦸꦁꦏꦶꦮꦠꦺꦩ꧀ꦧꦺꦴꦁꦥꦸꦠꦶꦃ꧈ ꦊꦏ꧀ꦱꦤꦤ꧀ꦤꦶꦫꦥꦿꦪꦺꦴꦒ꧈ ꦲꦫꦤ꧀ꦮꦸꦭꦤ꧀ꦏꦿꦲꦶꦤꦤ꧀‍꧈ ꦠꦶꦤꦼꦏꦤꦤ꧀ꦱꦱꦼꦢꦾꦤ꧀ꦤꦶꦥꦸꦤ꧀‍꧈ ꦪꦺꦤ꧀ꦧꦸꦟ꧀ꦝꦼꦭ꧀ꦭꦁꦏꦸꦁꦲꦸꦠꦩ꧈ }}
| ''Lamun sira ngingu kucing, awaké ireng sadaya, lambung kiwa témbongtèmbong putih, leksan nira prayoga, aran '''wulan krahinan''', tinekanan sasedyan nira ipun, yényèn buṇḍel langkung utama''
| 7. Kucing yang berwarna hitam semua tetapi perut sebelah kirinya terdapat témbongtèmbong (bercak) putih disebut '''wulan krahinan'''. Kucing ini membawa kebaikan berupa tercapainya semua keinginan. Lebih baik jika ekornya buṇḍel (membulat).
|}
 
Baris 39 ⟶ 41:
| style="text-align: center" | 8
| {{script/Java|꧅ꦲꦗꦱꦶꦫꦔꦶꦔꦸꦏꦸꦕꦶꦁ꧈ ꦭꦸꦫꦶꦏ꧀ꦲꦶꦉꦁꦧꦸꦤ꧀ꦠꦸꦠ꧀ꦥꦚ꧀ꦗꦁ꧈ ꦥꦸꦤꦶꦏꦲꦮꦺꦴꦤ꧀ꦭꦩꦠ꧀ꦠꦺ꧈ ꦱꦼꦏꦼꦭꦤ꧀ꦱꦿꦶꦁꦠꦸꦏꦂꦫꦤ꧀‍꧈ ꦲꦫꦤ꧀ꦝꦣꦁꦱꦸꦁꦏꦮ꧈ ꦥꦤ꧀ꦲꦢꦺꦴꦃꦫꦶꦗꦼꦏꦶꦤꦶꦥꦸꦤ꧀‍꧈ ꦪꦺꦤ꧀ꦧꦸꦟ꧀ꦝꦼꦭ꧀ꦤꦺꦴꦫꦔꦥꦲ꧈}}
| ''Aja sira ngingu kucing, lurik ireng buntut panjang, punika awon lamaté, sekelan sring tukaran, aran '''ḍaḍang sungkawa''', pan adoh rijeki nipun, yényèn buṇḍel nora ngapa''
| 8. Kucing dengan bulu lurik hitam berekor panjang jangan dipelihara. Kucing itu disebut '''ḍaḍang sungkawa'''. Kehidupanmu akan sering bertengkar dan jauh dari rizki. Apabila ekornya buṇḍel, maka tidak masalah.
|}
 
Dari keseluruhan bait mengenai jenis kucing, pernyataan mengenai ekor yang membundel (tumpul atau pendek membulat) muncul dengan cukup konsisten: kucing buruk yang ekornya bundel dikatakan tidak akan membawa masalah, sementara kucing baik yang ekornya bundel akan semakin baik pengaruhnya.<ref name=":0"/><!--Preferensi akan kucing berekor pendek ini tidak diberikan alasan, namuntetapi kucing yang berekor pendek memang lebih lazim di Indonesia dan sejumlah negara Asia lainnya karena alasan genetis<ref>{{Cite journal|last=Xu|first=X.|date=2016-08-11|title=Whole Genome Sequencing Identifies a Missense Mutation in HES7 Associated with Short Tails in Asian Domestic Cats|url=https://www.nature.com/articles/srep31583 |journal=Sci Rep|volume=6|number=31583 |doi=10.1038/srep31583}}</ref> sehingga ekor pendek mungkin dianggap lebih baik dan pantas.-->
 
Di bagian akhir teks, umumnya juga terdapat pemaparan singkat mengenai tingkah laku kucing yang bertanda baik maupun buruk. Semisal dituturkan bahwa kucing yang tertidur di atas [[iket|ikat kepala]], [[kopiah]], maupun pojok rumah merupakan pertanda baik. Sementara itu, kucing yang mengusap wajahnya "selayaknya orang menyembah" dianggap sebagai pertanda buruk.<ref name=":0"/>
 
== Jenis-jenis kucing ==
''Serat Ngalamating Kucing'' memaparkan jenis-jenis kucing berikut:<ref name=":0"/>
[[Berkas:JapaneseBobtailBlueEyedMi-ke.JPG|jmpl|300px|Kucing yang bisa dikategorikan sebagai Bujongga Hamengku berekor bundel]]
[[Berkas:A cat in communal flat in Saint Petersburg.jpg|jmpl|300px|Kucing yang bisa dikategorikan sebagai Putra Kajentaka]]
''Serat Ngalamating Kucing'' memaparkan jenis-jenis kucing berikut:<ref name=":0"/>
 
{| class="wikitable"
|-
Baris 208 ⟶ 209:
== Teks serupa ==
=== Bali ===
Sastra [[Bahasa Bali|Bali]] memiliki tradisi teks serupa yang disebut '''''carcan kucing''''' ({{script/Bali|ᬘᬃᬘᬦ᭄ᬓᬸᬘᬶᬂ}}) atau '''''carcan miyong''''' ({{script/Bali|ᬘᬃᬘᬦ᭄ᬫᬶᬬᭀᬂ}}).<ref>{{Cite book|url=http://www.islamicmanuscripts.info/inventories/leiden/or10000-definitive-20170709.pdf|title=Inventory of the Oriental Manuscripts of the Library of the Leiden University Library vol:10|last=Witkam|first=Jan Just|date=2017-07-14|publisher=Ter Lugt Press|year=2017|location=Leiden|pages=|language=EN}}</ref> Salah satu naskah [[lontar]] ''Carcan Kucing'' dalam koleksi [[Gedong Kirtya]], [[Singaraja]]<ref name="ccn">[https://palmleaf.org/wiki/carcan-kucing Carcan Kucing ({{script/Bali|ᬘᬃᬘᬦ᭄‌ᬓᬸᬘᬶᬂ}})], Lontar Koleksi Gedong Kirtya, No III C807/W</ref> memiliki isi yang garis besarnya sama dengan ''katuranggan kucing'' versi Jawa. Baik versi Jawa maupun Bali umumnya menyetujui akan pengaruh baik buruknya suatu jenis kucing, namuntetapi dengan pengejaan nama dan uraian ciri yang sedikit berbeda. Sebagai contoh, berikut adalah bait mengenai kucing yang sama dalam ''katuranggan'' Jawa dan ''carcan'' Bali:<ref name="gb"/><ref name="ccn"/>
 
{| class="wikitable"
Baris 227 ⟶ 228:
=== Thailand ===
[[Berkas:Animal tales cats thai or 16797 f003v.jpg|jmpl|300px|upright=1.2|Dua halaman salinan naskah ''Tamra Maeo'' yang ditulis antar tahun 1800-1870 dalam koleksi British Library]]
Sastra [[Bahasa Thai|Thailand]] memiliki tradisi teks serupa yang seringkalisering kali disebut sebagai {{ill|tamra maeo|en|Treatise on[[Tamra Cats}}Maew]] (ตำราแมว, dibaca tam-raa-méw). Sebagaimana dalam tradisi Jawa dan Bali, ''tamra maeo'' memaparkan jenis-jenis kucing dalam bentuk bait-bait pendek yang ditulis dengan [[aksara Thai]] (aksara yang hanya digunakan untuk tulisan sekuler dalam masyarakat Thai pra-modern). Namun, berbeda dengan versi Jawa dan Bali, ''tamra maeo'' selalu disertai dengan ilustrasi kucing-kucing bersangkutan dalam gaya lukis tradisional Thai. Umumnya, ''tamra maeo'' menguraikan tujuh belas jenis kucing yang dianggap berpengaruh baik, kadang diikuti dengan enam jenis yang dianggap buruk.<ref>{{cite web|last1=Igunma|first1=Jana|title=A Treatise on Siamese Cats|url=https://southeastasianlibrarygroup.wordpress.com/2013/06/07/a-treatise-on-siamese-cats/|website=Southeast Asia Library Group (SEALG)|publisher=British Library|accessdate=26 June 2017|date=7 June 2013}}</ref><ref>{{cite journal|last1=Clutterbuck|first1=Martin|title=Inventory: Auspicious Cats|journal=Cabinet|date=2008|issue=30|url=http://www.cabinetmagazine.org/issues/30/clutterbuck.php|accessdate=26 June 2017|language=en}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 235 ⟶ 236:
{{Wikisource|1=Serat katuranggan kucing|2=Serat Katuranggan Kucing}}
* [https://books.google.co.id/books?id=BfRhOG2SfNoC&pg=PP7&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=2#v=onepage&q&f=false ''Serat Katoerangganing Koetjing''], diterbitkan oleh Percetakan GCT Van Dorp & Co di Semarang, tahun 1871. Pindaian Google Books dari koleksi Perpustakaan Nasional Belanda, No 859 B33.
* [https://archive.org/details/serat-katuranggan-kucing ''Serat Katuranggan Kucing''] di [[Internet Archive]]
 
{{Artikel bagus}}
 
[[Kategori:Sastra Jawa]]
[[Kategori:Kucing dalam sastra]]