Erdostein: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(14 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
<!--Clinical data-->
| tradename =
| Drugs.com = {{drugs.com|international|erdosteine}}
| pregnancy_AU = <!-- A / B1 / B2 / B3 / C / D / X -->
Baris 49:
}}
'''Erdostein'''<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Obat Erdostein: Manfaat, Dosis, Dan Efek Samping|url=https://lifepack.id/obat-erdostein/|website=lifepack.id|language=id|access-date=25 Maret 2024}}</ref>
Molekul ini telah ditemukan dan dikembangkan di Italia oleh Edmond Pharma, dan saat ini diresepkan untuk gangguan pernapasan kronis dan akut di lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Obat ini dijual dengan beberapa nama komersial l dalam bentuk kapsul keras 300 mg, tablet terdispersi 300 mg, butiran untuk suspensi oral 225 mg, dan bubuk untuk suspensi oral 175 mg/5ml.
== Farmakodinamik ==
Erdostein adalah molekul [[antioksidan]] mukoaktif oral, ditandai dengan profil farmakologis multi-segi yang secara positif dapat mengganggu lebih dari satu proses patologis yang sedang berlangsung pada semua gangguan pernafasan yang ditandai dengan penebalan atau peningkatan produksi lendir, peningkatan [[stres oksidatif]] dan peradangan kronis. Selain itu, ciri penting dari profil farmakologi erdostein diwakili oleh sinerginya dengan antibiotik.
*Aktivitas antioksidan dan [[antiinflamasi]]
Erdostein menjalankan perannya sebagai antioksidan dan antiinflamasi karena gugus sulfhidril bebas dari metabolit aktif Met I, yang memiliki efek pembersihan langsung (khususnya pada spesies oksigen reaktif), dan mampu mengikat [[radikal bebas]]. mencegah kerusakan jaringan.
Erdostein memberikan peran protektif terhadap peroksidasi lipid (perokok, pasien PPOK) dengan meningkatkan ketersediaan antioksidan endogen, seperti [[glutation]], dalam plasma dan ''lavage bronko-alveolar''.
*Aktivitas antiadhesif
Erdostein mampu mengganggu adhesi bakteri. Faktanya, Met I dapat mempengaruhi integritas ikatan disulfida intrarantai alami pilin; Terbukanya ikatan ini dapat menyebabkan perubahan morfologi yang mengganggu pengikatan adhesin bakteri (fimbriae) ke reseptor.
Pengurangan adhesi bakteri dicapai dengan konsentrasi Met I yang serupa dengan puncak plasmatik yang diperoleh setelah pemberian erdostein oral 300 mg tunggal.
Erdostein menunjukkan aktivitas sinergis in vivo dan in vitro dengan antibiotik, melawan daya rekat bakteri, pada pasien dengan [[infeksi pernapasan]].<ref name = "Ricevuti_1988">{{cite journal | vauthors = Ricevuti G, Mazzone A, Uccelli E, Gazzani G, Fregnan GB | title = Influence of erdosteine, a mucolytic agent, on amoxycillin penetration into sputum in patients with an infective exacerbation of chronic bronchitis | journal = Thorax | volume = 43 | issue = 8 | pages = 585–90 | date = August 1988 | pmid = 3051508 | doi = 10.1136/thx.43.8.585 | pmc = 461392 }}</ref><ref>{{cite journal | vauthors = Marchioni CF, Polu JM, Taytard A, Hanard T, Noseda G, Mancini C | title = Evaluation of efficacy and safety of erdosteine in patients affected by chronic bronchitis during an infective exacerbation phase and receiving amoxycillin as basic treatment (ECOBES, European Chronic Obstructive Bronchitis Erdosteine Study) | journal = International Journal of Clinical Pharmacology and Therapeutics | volume = 33 | issue = 11 | pages = 612–8 | date = November 1995 | pmid = 8688986 }}</ref> Beberapa studi klinis menggarisbawahi bahwa bila diberikan dalam kombinasi dengan antibiotik, erdostein tidak mengganggu aktivitasnya namun meningkatkan efeknya sehingga menyebabkan peningkatan kemanjuran terapeutik.
*Aktivitas mukolitik
Erdosteine menunjukkan aktivitas pengaturan muko yang penting (meningkatkan produksi lendir dan membuatnya lebih cair dan tidak terlalu kental), dan secara positif mempengaruhi pembersihan mukosiliar.<ref>{{cite journal | vauthors = Hosoe H, Kaise T, Ohmori K | title = Erdosteine enhances mucociliary clearance in rats with and without airway inflammation | journal = Journal of Pharmacological and Toxicological Methods | volume = 40 | issue = 3 | pages = 165–71 | date = October 1998 | pmid = 10334633 | doi = 10.1016/s1056-8719(98)00053-7 }}</ref>
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa erdostein menghasilkan hasil yang lebih aktif dibandingkan dengan obat muko-regulator lainnya (seperti N-[[asetilsistein]], sobrerol dan [[ambroksol]]).<ref>{{cite journal | vauthors = Scuri R, Giannetti P, Paesano A | title = Effect of erdosteine and its metabolites on tracheobronchial mucus production and transport | journal = Drugs Under Experimental and Clinical Research | year = 1988 | volume = 14 | issue = 11 | pages = 693–8 | pmid = 3246214 }}</ref>
*Penyakit paru obstruktif kronis
Bukti yang diperoleh pada pasien dengan bronkitis kronis/PPOK stabil dengan hipersekresi mukus menunjukkan bahwa erdostein dapat memberikan keuntungan terapeutik jika diberikan dalam jangka panjang.
Pengobatan jangka panjang dengan erdostein (6-8 bulan) dapat secara signifikan menurunkan risiko [[eksaserbasi]] dan rawat inap serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Data ini sesuai dengan indikasi terbaru dari literatur internasional,<ref>{{cite journal | vauthors = Poole P, Sathananthan K, Fortescue R | title = Mucolytic agents versus placebo for chronic bronchitis or chronic obstructive pulmonary disease | journal = The Cochrane Database of Systematic Reviews | volume = 5 | pages = CD001287 | date = May 2019 | issue = 3 | pmid = 31107966 | doi = 10.1002/14651858.CD001287.pub6 | pmc = 6527426 }}</ref> yang mendukung penggunaan [[agen mukoaktif]] pada pasien dengan penyakit paru kronis hipersekresi, terutama selama musim dingin.
Sebuah [[metaanalisis]] yang dilakukan pada 1.278 pasien menunjukkan bahwa erdostein memperbaiki gejala dan mengurangi risiko eksaserbasi bronkitis kronis dan PPOK. Lebih lanjut, erdostein terbukti mengurangi durasi eksaserbasi dan risiko rawat inap akibat PPOK.
Studi RESTORE (''Reducing Exacerbations and Symptoms by Treatment with ORal Erdosteine in COPD'') adalah studi multinasional, acak, tersamar ganda, terkontrol [[plasebo]] untuk mengevaluasi kemanjuran dan keamanan erdostein 300 mg/bid yang ditambahkan pada terapi pemeliharaan biasa vs plasebo selama 12 bulan, periode yang cukup lama untuk menghindari bias karena variabilitas musiman dalam frekuensi eksaserbasi.<ref name = "Dal_Negro_2017" />
Selama penelitian, 467 pasien PPOK stabil sedang hingga berat diacak dan dirawat di 47 klinik paru berbasis rumah sakit di 10 negara Eropa.
Setelah 1 tahun pengobatan, terjadi penurunan tingkat eksaserbasi sebesar 1,4% dengan pengobatan erdostein; Hasil ini terutama didorong oleh penurunan tingkat eksaserbasi pertengahan sebesar 57,1%.
Selain itu, pengobatan erdostein dikaitkan dengan penurunan 24,6% pada seluruh durasi eksaserbasi dibandingkan dengan plasebo. Baik untuk tingkat eksaserbasi maupun durasinya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasien yang memakai dan tidak menggunakan kortikosteroid inhalasi.
Sub-analisis RESTORE menunjukkan bahwa penambahan erdostein pada terapi pemeliharaan mengurangi jumlah eksaserbasi ringan dan durasi semua eksaserbasi pada pasien dengan PPOK sedang.<ref>{{cite journal | vauthors = Calverley PM, Page C, Dal Negro RW, Fontana G, Cazzola M, Cicero AF, Pozzi E, Wedzicha JA | display-authors = 6 | title = Effect of Erdosteine on COPD Exacerbations in COPD Patients with Moderate Airflow Limitation | journal = International Journal of Chronic Obstructive Pulmonary Disease | year = 2019 | volume = 14 | pages = 2733–2744 | pmid = 31819405 | doi = 10.2147/COPD.S221852 | pmc = 6896911 | doi-access = free }}</ref>
Sebuah metaanalisis yang dilakukan pada 2753 pasien dengan PPOK sedang menunjukkan bahwa profil efikasi dan keamanan erdostein lebih unggul dibandingkan obat pengatur muko lainnya (karbosistein dan N-asetilsistein). Selain itu, erdosteine adalah satu-satunya mukolitik yang mampu mengurangi risiko rawat inap akibat eksaserbasi PPOK.<ref>{{cite journal | vauthors = Rogliani P, Matera MG, Page C, Puxeddu E, Cazzola M, Calzetta L | title = Efficacy and safety profile of mucolytic/antioxidant agents in chronic obstructive pulmonary disease: a comparative analysis across erdosteine, carbocysteine, and N-acetylcysteine | journal = Respiratory Research | volume = 20 | issue = 1 | pages = 104 | date = May 2019 | pmid = 31133026 | doi = 10.1186/s12931-019-1078-y | pmc = 6537173 | doi-access = free }}</ref>
*Aktifitas lain
Beberapa penelitian menunjukkan kemanjuran erdosteine dalam pengobatan [[bronkientasis]] dalam hal fasilitas ekspektorasi.<ref>{{cite journal | vauthors = Crisafulli E, Coletti O, Costi S, Zanasi E, Lorenzi C, Lucic S, Fabbri LM, Bertini M, Clini EM | display-authors = 6 | title = Effectiveness of erdosteine in elderly patients with bronchiectasis and hypersecretion: a 15-day, prospective, parallel, open-label, pilot study | journal = Clinical Therapeutics | volume = 29 | issue = 9 | pages = 2001–9 | date = September 2007 | pmid = 18035199 | doi = 10.1016/j.clinthera.2007.09.003 }}</ref>
Di beberapa negara di dunia, erdosteine disetujui untuk pengobatan bronkiektasis. Erdosteine juga menunjukkan manfaat dalam pengobatan rino[[sinusitis]] kronis dengan [[polip hidung]] dan [[Radang telinga tengah|otitis media]] sekretorika.<ref name = "Hoza_2013">{{cite journal | vauthors = Hoza J, Salzman R, Starek I, Schalek P, Kellnerova R | title = Efficacy and safety of erdosteine in the treatment of chronic rhinosinusitis with nasal polyposis - a pilot study | journal = Rhinology | volume = 51 | issue = 4 | pages = 323–7 | date = December 2013 | pmid = 24260764 | doi = 10.4193/Rhin13.039 | doi-access = free }}</ref>
*Populasi [[pediatri]]
Erdostein diuji pada pasien pediatri dengan gangguan pernapasan saluran bawah, bersamaan dengan [[ampisilin]], menunjukkan penurunan gejala yang tinggi.<ref>{{cite journal | vauthors = Titti G, Lizzio A, Termini C, Negri P, Fazzio S, Mancini C | title = A controlled multicenter pediatric study in the treatment of acute respiratory tract diseases with the aid of a new specific compound, erdosteine (IPSE, Italian Pediatric Study Erdosteine) | journal = International Journal of Clinical Pharmacology and Therapeutics | volume = 38 | issue = 8 | pages = 402–7 | date = August 2000 | pmid = 10984014 | doi = 10.5414/cpp38402 }}</ref>
Pada populasi anak-anak dengan bronkitis akut, trakeobronkitis, dan [[radang paru-paru|pneumonia]], erdostein menunjukkan penurunan intensitas batuk yang signifikan dan perbaikan gejala klinis, dengan tolerabilitas yang sangat baik.<ref>{{cite journal | vauthors = Balli F, Bergamini B, Calistru P, Ciofu EP, Domenici R, Doros G, Dragomir D, Gherghina I, Iordachescu F, Murgoci G, Orasanu D, Plesca D, Vaccaro A, Assereto R | display-authors = 6 | title = Clinical effects of erdosteine in the treatment of acute respiratory tract diseases in children | journal = International Journal of Clinical Pharmacology and Therapeutics | volume = 45 | issue = 1 | pages = 16–22 | date = January 2007 | pmid = 17256446 | doi = 10.5414/cpp45016 | hdl = 11380/23221 | hdl-access = free }}</ref>
== Farmakokinetik ==
Erdostein diberikan dalam dosis tunggal dari 150 mg hingga 1200 mg kepada [[kesukarelaan|sukarelawan]] dewasa menunjukkan kinetika linier, dengan konsentrasi serum Met I kira-kira 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan erdostein. Parameter [[farmakokinetik]] erdostein dan Met I sepenuhnya sebanding setelah dosis tunggal dan ganda, oleh karena itu tidak ada akumulasi atau aktivasi metabolik setelah pemberian berulang.
Makanan tidak mempengaruhi penyerapan erdostein secara signifikan.
Setelah pemberian oral, erdostein dengan cepat diserap di saluran pencernaan dan konsentrasi puncak plasma (Cmax) tercapai setelah 30-60 menit (Tmax) setelah konsumsi. Molekul ini dengan cepat diubah melalui metabolisme lintas pertama menjadi metabolit Met I yang aktif secara biologis. Ketersediaan hayati obat melalui rute oral sangat baik. Waktu paruh adalah 3 jam dan protein pengikat plasma adalah 65%.
Sehubungan dengan farmakokinetik pada populasi khusus, sebuah penelitian pada 12 sukarelawan kesehatan (usia rata-rata 70 tahun) menegaskan bahwa parameter farmakokinetik untuk erdostein dan Met I serupa dengan yang diamati pada orang dewasa muda (usia rata-rata 31 tahun).<ref>{{Cite journal| vauthors = Papalia D, Palermo A, Vandoni G |title=The pharmacokinetics of oral erdosteine in normal geriatric volunteers | journal=Med Praxis|volume=13 | issue = 3/4 | pages = 99–107 }}</ref> Disfungsi ginjal sedang pada sukarelawan lanjut usia tidak mempengaruhi farmakokinetik erdostein dan Met I.<ref>{{Cite journal| vauthors = Papalia D, Palermo A, Vandoni G |title=The influence of renal function on erdosteine kinetics: a single dose study in elderly patients | journal=Med Praxis |volume=13 | issue = 3/4 |pages= 133–43}}</ref>
== Toksisitas ==
[[Dosis letal|LD]]50 pada tikus sangat tinggi, yakni antara 3.500 dan 5.000 mg/kg.
==Kegunaan klinis==
Studi klinis pada lebih dari 4.000 pasien menunjukkan bahwa erdostein efektif dalam pengobatan infeksi akut dan kronis pada saluran pernapasan atas dan bawah dengan hipersekresi lendir. Obat ini memodulasi kekentalan dahak di saluran pernapasan, menjadikannya lebih cair dan kurang kental, sehingga meningkatkan laju mukosiliar yang memungkinkan pembuangan lendir dari saluran pernapasan.
Erdostein digunakan sebagai agen mukolitik dan fluidifikasi pada gangguan pernapasan atas dan bawah. Obat ini memodulasi viskositas dahak. Kemanjuran erdostein signifikan dalam mengurangi gejala yang berhubungan dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis.<ref>{{Cite journal| vauthors = Moretti M, Bottrighi P, Dallari R, Da Porto R, Dolcetti A, Grandi P, Garuti G, Guffanti E, Roversi P, De Gugliemo M, Potena A | display-authors = 6 |title=A. Potena, The effect of long-term treatment with erdosteine on chronic obstructive pulmonary disease: the EQUALIFE Study | journal=Drugs Exp Clin Res |volume=30 |pages=143–152 }}</ref><ref>{{cite journal | vauthors = Rogers DF | title = Mucoactive agents for airway mucus hypersecretory diseases | journal = Respiratory Care | volume = 52 | issue = 9 | pages = 1176–93; discussion 1193–7 | date = September 2007 | pmid = 17716385 }}</ref><ref>{{cite journal | vauthors = Moretti M | title = Pharmacology and clinical efficacy of erdosteine in chronic obstructive pulmonary disease | journal = Expert Review of Respiratory Medicine | volume = 1 | issue = 3 | pages = 307–16 | date = December 2007 | pmid = 20477170 | doi = 10.1586/17476348.1.3.307 | s2cid = 25556233 }}</ref><ref>{{cite journal | title = Erdosteine for COPD exacerbations | journal = Drug and Therapeutics Bulletin | volume = 46 | issue = 10 | pages = 79–80 | date = October 2008 | pmid = 18832259 | doi = 10.1136/dtb.2008.09.0024 | s2cid = 8802429 }}</ref> Sebuah penelitian multinasional dan multisentrik terhadap lebih dari 450 pasien PPOK menunjukkan bahwa erdostein mampu mengurangi frekuensi dan durasi eksaserbasi gejala khas penyakit ini.<ref name = "Dal_Negro_2017">{{cite journal | vauthors = Dal Negro RW, Wedzicha JA, Iversen M, Fontana G, Page C, Cicero AF, Pozzi E, Calverley PM | display-authors = 6 | title = Effect of erdosteine on the rate and duration of COPD exacerbations: the RESTORE study | journal = The European Respiratory Journal | volume = 50 | issue = 4 | date = October 2017 | pmid = 29025888 | pmc = 5678897 | doi = 10.1183/13993003.00711-2017 }}</ref>
Pedoman Internasional GOLD (''Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease'') menunjukkan bahwa pengobatan rutin dengan mukolitik seperti erdostein dapat mengurangi eksaserbasi dan meningkatkan status kesehatan pasien PPOK.<ref>{{Cite web|title=Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease|url=https://goldcopd.org/|access-date=2020-08-06|website=Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease - GOLD|language=en-US}}</ref>
Di beberapa negara, erdostein disetujui untuk pengobatan bronkiektasis.
== Profil Keamanan ==
Data dari pengawasan pasca pemasaran mengkonfirmasi bahwa erdostein dapat ditoleransi dengan baik, dengan profil keamanan yang sangat baik. Frekuensi dan tingkat keparahan efek samping dalam studi klinis (lebih dari 2300 pasien di lebih dari 70 studi klinis) sangat rendah dan sebanding dengan plasebo.
Erdostein stabil terhadap [[hidrolisis]] dalam lingkungan asam, sehingga tidak mempunyai efek langsung pada lendir lambung.
Kurang dari 1 dari 1.000 pasien diperkirakan mengalami efek samping gastrointestinal. Efek samping yang sangat jarang (<1/10.000) adalah sakit kepala, [[dispnea]], perubahan pengecapan, mual, muntah, diare, dan [[mulas]].
== Kontraindikasi==
Obat ini dikontraindikasikan pada subjek yang hipersensitif terhadap zat aktif atau salah satu [[eksipien]]. Obat ini dikontraindikasikan pada pasien dengan tukak lambung aktif.
Karena kemungkinan gangguan produk dengan metabolisme [[metionina]], obat ini dikontraindikasikan pada pasien dengan [[sirosis]] hati dan defisiensi [[enzim]] sistationin-sintetase.
== Interaksi dengan Obat Lain ==
Tidak ada interaksi berbahaya dengan obat lain yang dilaporkan. Oleh karena itu erdostein dapat diberikan bersama dengan [[antibiotik]] dan [[bronkodilator]] (seperti mimetik beta2 dan obat penenang batuk).<ref>{{cite journal | vauthors = Marchioni CF, Moretti M, Muratori M, Casadei MC, Guerzoni P, Scuri R, Fregnan GB | s2cid = 22582643 | title = Effects of erdosteine on sputum biochemical and rheologic properties: pharmacokinetics in chronic obstructive lung disease | journal = Lung | volume = 168 | issue = 5 | pages = 285–93 | date = 1990 | pmid = 2126836 | doi = 10.1007/BF02719705 }}</ref>
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:
[[Kategori:Asam karboksilat]]
[[Kategori:Tioeter]]
[[Kategori:Tiolakton]]
[[Kategori:Karboksamida]]
|