Ajamila: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) k →top |
M. Adiputra (bicara | kontrib) k →Ajaran |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
== Legenda ==
Kisah Ajamila tercatat dalam ''[[Bhagawatapurana]]'' bab 6, bagian pertama
Pada suatu hari, ketika Ajamila pergi ke hutan untuk memetik bunga dan buah-buahan, ia menyaksikan seorang pria [[sudra]] sedang bercinta dengan seorang [[pelacur|wanita tunasusila]]. Peristiwa tersebut membekas dalam pikiran Ajamila, senantiasa membayang-bayanginya, hingga akhirnya ia mencari kembali wanita tersebut dan menjadikannya istri baru. Dari istri barunya, Ajamila memiliki 10 anak; yang bungsu bernama Narayana. Sejak Ajamila menikahi wanita tunasusila, ia tidak lagi hidup baik-baik sesuai ajaran agama. Ia terlibat dalam perjudian, penipuan, pencurian, mabuk-mabukan, dan semacamnya.
Kehidupan yang buruk dijalani Ajamila hingga menjelang tutup usia pada umur 88 tahun. Pada detik-detik menuju kematian, ia menyaksikan utusan [[Yama|Dewa Kematian]] yang disebut Yamaduta
Pada kitab ''Bhagawatapurana'' bab 6 bagian kedua
== Ajaran ==
Pada kitab ''[[Bhagawatapurana]]'' bab 6, bagian 3, terkandung suatu narasi tentang manfaat mengucapkan nama suci Tuhan. Dalam narasi tersebut, Dewa [[Yama]] memberikan penjelasan kepada para bawahannya (Yamaduta) yang kecewa sebab mereka tidak berhasil membawa roh Ajamila untuk dihakimi di Yamaloka, sedangkan Ajamila banyak berbuat dosa semasa hidup di dunia. Yama pun memberikan uraian panjang kepada para Yamaduta tentang keistimewaan [[Narayana]]. Pada sloka 23, Yama bersabda:<ref>{{Cite web|url=https://vedabase.net/sb/6/en|title=Srimad Bhagavatam Canto 6. Chapter 3, verse 23|website=vedabase.net|access-date=2024-06-20|archive-date=25 Januari 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210125102253/https://vedabase.io/en/library/sb/6/3/23/}}</ref>
:नामोच्चारणमाहात्म्यं हरे: पश्यत पुत्रका: । अजामिलोऽपि येनैव मृत्युपाशादमुच्यत ॥ <!--
::{{sloka|
|kitab=Bhagawatapurana
|bab=6, bagian III
|sloka=23
|tampilkan nama kitab=ya
}}-->
:(''nāmoccāraṇa-māhātmyaṁ hareḥ paśyata putrakāḥ, ajāmilo ’pi yenaiva mṛtyu-pāśād amucyata'')
;Terjemahan
:[wahai] Para pelayanku, yang sudah seperti putraku sendiri, lihatlah kemuliaan mengucapkan nama suci Tuhan. Ajamila yang banyak berbuat dosa sekadar memanggil putranya, tanpa menyadari bahwa ia juga menyebut nama Tuhan. Maka dari itu, dengan menyebutkan nama Tuhan, ia mengingat [[Narayana|Nārāyaṇa]], sehingga langsung bebas dari jerat kematian.
Dalam pergurunan [[Gaudiya Waisnawa]], meliputi [[ISKCON|Gerakan Hare Krishna]] ([[ISKCON]]), [[Swami Prabhupada]] menekankan keutamaan praktik pengucapan nama Tuhan dengan mengutip kisah Ajamila. Menurut perguruan tersebut, pengucapan nama Tuhan{{mdash}}entah disadari atau tidak oleh pelakunya{{mdash}}diumpamakan seperti meminum [[obat]], yang tetap memberikan khasiat bagi orang yang meminumnya, entah dia percaya atau tidak akan kemujaraban obat tersebut.<ref name="iskcon">{{citation|url=https://iskconza.com/chanting/srila-prabhupada-on-chanting/the-deliverance-of-ajamila/| title=The Deliverance of Ajamila| author=A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada|year=2024 |publisher=ISKCON SOUTH AFRICA}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* [https://theharekrishnamovement.org/2012/01/13/ajamila-was-saved-by-chanting-the-holy-name-of-the-lord/ Ajamila was Saved by Chanting the Holy Name of the Lord]
* [https://btg.krishna.com/the-science-of-chanting-going-beyond-mere-syllables/ The Science of Chanting: Going Beyond Mere Syllables]
[[Kategori:Tokoh dalam mitologi Hindu]]
|