Muhammad Idrus Kaimuddin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Putri Naomi (bicara | kontrib) k Menambah pranala Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) Added {{More citations needed}} tag(Tw) |
||
(8 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Muhammad Idrus Kaimuddin Ibnu Badaruddin al-Buthuni''' adalah seorang ulama [[sufi]] sekaligus sultan ternama dari [[kesultanan Buton]] yang terletak di [[Sulawesi Tenggara]]. Muhammad Idrus lahir sekitar tahun 1784<ref>{{Cite journal|last=Faridi|first=Faridi|last2=Fauziah|first2=Gina|last3=Rahman|first3=Cep Mochamad Faqih Fatwa|last4=Rohaniah|first4=Eni|date=2023-12-31|title=KARAKTERISTIK KITAB HADIS SABĪL AL-SALĀM LI BULŪGH AL-MARĀM KARYA SULTAN MUHAMMAD IDRUS BUTON SULAWESI TENGGARA|url=https://jurnal.syekhnurjati.ac.id/index.php/jshn/article/view/16697/5840|journal=Jurnal Studi Hadis Nusantara|language=id|volume=5|issue=2|pages=168–183|issn=2721-219X}}</ref>, ia diangkat sebagai [[Sultan]] pada tahun 1824, saat berusia sekitar 40 tahun.<ref>{{Cite journal|last=Melamba|first=Basrin|last2=Hafsah|first2=Wa Ode Siti|date=2014-06-30|title=Ijtihad Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin Ibnu Badaruddin Al Buthuni: Akulturasi Islam dan Budaya Kesultanan Buton|url=https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2768/4696|journal=el Harakah: Jurnal Budaya Islam|language=Indonesian|volume=16|issue=1|pages=22–50|doi=https://doi.org/10.18860/el.v16i1.2768|issn=2356-1734}}</ref> Muhammad Idrus naik tahta setelah meninggalnya [[Sultan Muhammad Anharuddin]], ayahnya. Sultan Anharuddin adalah Sultan Buton ke-28 dengan masa jabatan yang sangat singkat yaitu dari tahun 1822-1823 M.
▲{{Disputed|date=Juni 2024}}
▲'''Muhammad Idrus Kaimuddin Ibnu Badaruddin al-Buthuni''' adalah seorang ulama [[sufi]] sekaligus sultan ternama dari [[kesultanan Buton]] yang terletak di [[Sulawesi Tenggara]]. Muhammad Idrus lahir sekitar tahun 1784<ref>{{Cite journal|last=Faridi|first=Faridi|last2=Fauziah|first2=Gina|last3=Rahman|first3=Cep Mochamad Faqih Fatwa|last4=Rohaniah|first4=Eni|date=2023-12-31|title=KARAKTERISTIK KITAB HADIS SABĪL AL-SALĀM LI BULŪGH AL-MARĀM KARYA SULTAN MUHAMMAD IDRUS BUTON SULAWESI TENGGARA|url=https://jurnal.syekhnurjati.ac.id/index.php/jshn/article/view/16697|journal=Jurnal Studi Hadis Nusantara|language=id|volume=5|issue=2|pages=168–183|issn=2721-219X}}</ref>, ia diangkat sebagai [[Sultan]] pada tahun 1824, saat berusia sekitar 40 tahun.<ref>{{Cite journal|last=Melamba|first=Basrin|last2=Hafsah|first2=Wa Ode Siti|date=2014-06-30|title=Ijtihad Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin Ibnu Badaruddin Al Buthuni: Akulturasi Islam dan Budaya Kesultanan Buton|url=https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2768|journal=el Harakah: Jurnal Budaya Islam|language=Indonesian|volume=16|issue=1|pages=22–50|issn=2356-1734}}</ref> Muhammad Idrus naik tahta setelah meninggalnya [[Sultan Muhammad Anharuddin]], ayahnya. Sultan Anharuddin adalah Sultan Buton ke-28 dengan masa jabatan yang sangat singkat yaitu dari tahun 1822-1823 M.
== Pendidikan ==
Pada masa mudanya, Muhammad Idrus berguru langsung kepada kakeknya, Sultan La Jampi (menjabat dari tahun 1763-1788 M). Sultan La Jampi juga digelari dengan sebutan [[Sultan Kaimuddin Tua]]. Tempat ia menimba pengetahuan agama, khususnya [[Sufisme|tasawuf]], bersama kakeknya tersebut dikenal dengan nama [[Dayah|zawiyah]] yang masih dapat dilihat masyarakat Buton sampai tahun 1974.<ref>{{Cite journal|last=Hasyim|first=Arrazy|date=30 Juni 2015|title=Kitab Hadiyat al-Baṣīr fī Ma‘rifat al-Qadīr Sultan Muhammad ‘Aydrus al-Butuni: Purifikasi Teologi Islam di Kesultanan Buton|url=https://
== Referensi ==
|