Pengakuan-Pengakuan (Agustinus): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Jonoo27 (bicara | kontrib)
(5 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Underlinked|date=Januari 2023}}
{{kembangkan}}
{{Italic title|string=Pengakuan-Pengakuan}}
[[File:Augustine Confessiones.jpg|thumb|upright|''Confessiones'' karya Santo [[Agustinus dari Hippo]]]]
Baris 15 ⟶ 13:
{{Agustinus}}
# Kelahirannya, dan masa kecil hingga usia 14 tahun. Dimulai dengan kelahirannya, Agustinus merenungkan masa kecil pribadinya untuk mengambil kesimpulan yang universal mengenai natur bayi: anak memiliki sifat yang penuh kekerasan secara inheren jika dibiarkan sendiri karena [[dosa asal]]. Setelahnya, ia merenungkan tentang memilih kenikmatan dan membaca sastra sekuler daripada mempelajari Kitab Suci, sebuah pilihan yang nantinya ia pahami sebagai pilihan yang layak menerima hukuman dari para gurunya, meskipun ia tidak menyadarinya pada masa kecilnya.
# Agustinus melanjutkan dengan merenungkan masa remajanya di mana ia mengingat dua contoh dari dosa beratnya yang ia lakukan ketika ia berusia 16 tahunttahun: perkembangan dari hawa nafsunya yang tanpa Tuhan dan pencurian buah pir dari kebun tetangganya, meskipun ia tidak pernah menginginkan makanan. Dalam jilid ini, ia membahas pertanyaan mengenai mengapa ia dan para kawannya mencuri buah pir ketika ia memiliki lebih banyak buah pir yang lebih baik miliknya. Ia menjelaskan perasaan yang ia alami ketika ia memakan buah-buah pir tersebut dan melemparkan sisanya ke babi-babi. Agustinus berargumentasi bahwa ia kemungkinan besar tidak akan mencuri apa pun jikalau ia tidak ditemani oleh orang lain yang dapat berbagi dalam dosanya.
# Ia memulai studi retorika di [[Kartago]], tempat ia mengembangkan kecintaan pada kebijaksanaan melalui membaca karya [[Cicero]], ''Hortensius.'' Ia menyalahkan kesombongannya untuk kurang beriman dalam Kitab Suci, sehingga ia menemukan jalan untuk mencari kebenaran mengenai baik dan jahat melalui [[Manikheisme]]. Pada akhir jilid ini, ibunya, Monika, memimpikan pertobatan ulang dari putranya kepada Kekristenan.
# Di antara usia 19 dan 28 tahun, Agustinus menjalin hubungan dengan seorang wanita yang tidak disebutkan namanya yang, meskipun setia, bukanlah istrinya yang dinikahinya secara sah, yang dengannya ia mempunyai seorang anak, Adeodatus. Pada saat yang sama ia kembali ke kampung halamannya Tagaste untuk mengajar, seorang temannya jatuh sakit, dibaptis dalam Gereja, pulih sebentar, kemudian meninggal. Kematian temannya ini membuat Agustinus depresi, yang kemudian merenungkan arti dari kasih seorang teman dalam arti kefanaan versus kasih seorang teman dalam Allah; ia menyimpulkan bahwa kematian temannya sangat mempengaruhinya karena kurangnya kasihnya dalam Allah. Hal yang ia dulunya cintai menjadi hal yang ia benci karena segalanya mengingatkannya akan apa yang hilang. Agustinus kemudian mengusulkan bahwa ia mulai mencintai kehidupannya yang penuh kesedihan lebih dari temannya yang sudah mati. Ia mengakhiri jilid ini dengan perenungannya bahwa ia telah berusaha mencari kebenaran melalui Manikheisme dan astrologi, tetapi anggota-anggota Gereja, yang ia klaim sebagai kurang berpengetahuan dan sombong, telah menemukan kebenaran melalui iman yang lebih besar di dalam Allah.
Baris 24 ⟶ 22:
# Dalam persiapannya untuk dibaptis, Agustinus mengakhiri pekerjaan mengajar retorikanya. Ambrosius membaptis Agustinus bersama Adeodatus dan Alypius. Agustinus kemudian menceritakan bagaimana gereja di Milan, dengan ibunya dalam peran yang memimpin, membela Ambrosius terhadap penganiayaan oleh [[Justina (ibu suri)|Justina]]. Sekembalinya ke Eropa bersama ibunya, mereka berbagi penglihatan religius di Ostia. Tak lama kemudian, [[Santa Monika]] meninggal, disusul oleh teman-temannya, Nebridius dan Verecundus. Di akhir jilid ini, Agustinus mengenang kematian-kematian tersebut melalui doa dalam iman yang baru dianutnya: "Kiranya mereka mengingat dengan perasaan kudus kedua orang tuaku dalam cahaya yang fana ini, dan saudara-saudaraku di bawah-Mu, ya Bapa, di dalam Bunda [Gereja] Katolik kami, dan rekan-rekan warganegara kami di Yerusalem yang kekal, yang untuknya ziarah umat-Mu menghela nafas sejak awal hingga kembali. Melalui jalan ini, permintaan terakhirnya kepadaku akan lebih dikabulkan dalam doa-doa banyak orang melalui pengakuan-pengakuanku ini daripada melalui doa-doaku sendiri."{{Sfn|Bourke|1966|p=262}}
# Agustinus bergeser dari ingatan pribadi ke evaluasi introspektif terhadap ingatan itu sendiri dan terhadap diri, ketika ia terus merenungkan nilai-nilai pengakuan, signifikansi doa, dan sarana-sarana yang melaluinya seseorang dapat menemukan Allah. Melalui poin terakhir ini dan perenungannya tentang tubuh dan jiwa, ia sampai pada pembenaran untuk keberadaan Kristus.
# Agustinus menganalisis natur penciptaan dan waktu serta hubungannya dengan Tuhan. Ia mengeksplorasi isu-isu seputar [[presentisme filosofis|presentisme]]. HeIa considersberpendapat thatbahwa thereada aretiga threejenis kindswaktu ofdalam time in the mindpikiran: thesaat presentini withsehubungan respectdengan tohal-hal thingsyang thattelah are pastberlalu, whichyaitu isingatan the memory(memori); thesaat presentini withsehubungan respectdengan tohal-hal thingsyang thatada aresaat presentini, whichyaitu is contemplationkontemplasi; anddan thesaat presentini withsehubungan respectdengan tohal-hal thingsyang thatada aredi inmasa the futuredepan, whichyaitu is expectationekspektasi. HeDia reliesmerujuk onpada [[BookKitab of Genesis|GenesisKejadian]], especially the texts concerning the creationterutama ofteks-teks themengenai skypenciptaan andlangit thedan earthbumi, throughoutdi thisseluruh bookjilid toini supportuntuk hismendukung thinkingpemikirannya.
# Melalui pembahasannya mengenai penciptaan, Agustinus mengaitkan natur dari yang ilahi dan yang duniawi sebagai bagian dari sebuah analisis yang menyeluruh mengenai retorika Kitab Kejadian dan pluralitas penafsiran yang dapat digunakan untuk menganalisis Kitab Kejadian. Dengan membandingkan kitab suci dengan mata air dengan aliran-aliran air yang menyebar di hamparan yang luas, ia menganggap bahwa adalah mungkin terdapat lebih dari satu penafsiran yang benar dan setiap orang dapat menarik kesimpulan apa pun yang benar dari teks-teks tersebut.
# Through his discussion of creation, Augustine relates the nature of the divine and the earthly as part of a thorough analysis of both the rhetoric of Genesis and the plurality of interpretations that one might use to analyze Genesis. Comparing the scriptures to a spring with streams of water spreading over an immense landscape, he considers that there could be more than one true interpretation and each person can draw whatever true conclusions from the texts.
# Ia mengakhiri teks ini dengan mengeksplorasi penafsiran alegoris terhadap Kitab Kejadian, yang melaluinya ia menemukan [[Tritunggal|Allah Tritunggal]] dan pentingnya penciptaan manusia oleh Allah. Berdasarkan penafsirannya, ia mendukung pentingnya istirahat serta keilahian Penciptaan: "Sebab, dengan demikian Engkau akan beristirahat di dalam kami, sama seperti Engkau bekerja di dalam kami sekarang. Jadi, kami melihat segala sesuatu yang telah Engkau ciptakan, karena mereka ada, tetapi mereka ada karena Engkau melihat mereka. Kami melihat, secara lahiriah, bahwa mereka ada, tetapi secara batiniah, bahwa mereka baik; Engkau telah melihat mereka dijadikan, di tempat yang sama di mana Engkau melihat mereka ketika belum dijadikan."{{Sfn|Bourke|1966|p=455–56}}
# He concludes the text by exploring an allegorical interpretation of Genesis, through which he discovers the [[Trinity]] and the significance of God's creation of man. Based on his interpretation, he espouses the significance of rest as well as the divinity of Creation: "For, then shalt Thou rest in us, in the same way that Thou workest in us now So, we see these things which Thou hast made, because they exist, but they exist because Thou seest them. We see, externally, that they exist, but internally, that they are good; Thou hast seen them made, in the same place where Thou didst see them as yet to be made."{{Sfn|Bourke|1966|p=455–56}}
 
==Tujuan==