Hidangan Madagaskar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RandiRahAyu (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
|||
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:
'''Hidangan Madagaskar''' mencakup banyak tradisi kuliner yang beragam di pulau [[Madagaskar]] di [[Samudra Hindia]]. Makanan yang disantap di Madagaskar mencerminkan pengaruh migran [[Asia Tenggara]], Afrika, India,
Perdagangan yang dilakukan oleh pedagang [[Bangsa Arab|Arab]], [[Orang India|India]], dan transatlantik Eropa semakin memperkaya tradisi kuliner pulau itu dengan diperkenalkannya beragam buah, sayuran, dan bumbu baru.
Hampir di seluruh pulau, hidangan kontemporer Madagaskar{{sfn|Espagne-Ravo|1997|pp=79–83}} biasanya terdiri dari nasi yang disajikan dengan lauk, dalam dialek resmi bahasa [[Bahasa Malagasi|Malagasi]], nasi disebut ''vary'' ({{IPA-mg|ˈvarʲ|}}), sementara lauk disebut dengan ''laoka'' ({{IPA-mg|ˈlokə̥|}}
Berbagai macam gorengan manis dan gurih serta makanan jalanan lainnya tersedia di seluruh pulau. Selain gorengan dan makanan jalanan, juga terdapat beraneka macam buah-buahan tropis. Minuman yang diproduksi secara lokal di antaranya
Berbagai hidangan yang disantap di Madagaskar pada abad ke-21 merefleksikan sejarah unik pulau ini dan keragaman demografisnya. Kompleksitas hidangan Madagaskar berkisar dari olahan tradisional sederhana yang diperkenalkan oleh pemukim awal hingga hidangan festival yang disiapkan untuk [[Kerajaan Merina|raja abad ke-19]] di pulau tersebut.
Meskipun hidangan klasik
== Sejarah ==
Baris 20:
Populasi terpusat pertama dari pemukim manusia muncul di sepanjang pesisir tenggara pulau, meskipun pendaratan pertama kemungkinan terjadi di pesisir utara.{{sfn|Campbell|1993|pp=113–114}} Setelah tiba, pemukim awal berlatih melakukan ''tavy'' (berladang, pertanian "tebas-bakar") dengan tujuan membersihkan [[hutan hujan]] primer guna keperluan budidaya tanaman. Mereka juga mengumpulkan madu, buah-buahan, telur burung, telur buaya, jamur, biji-bijian, dan umbi-umbian serta minuman beralkohol dari hasil fermentasi madu dan sari [[tebu]].{{sfn|Sibree|1896|p=333}}
Dalam konsep hidangan Madagaskar, hewan secara rutin diburu dan dijebak di hutan. Hewan buruan tersebut diantaranya seperti katak, ular, kadal, landak, ''tenrec'', kura-kura, babi hutan, serangga, [[larva]], burung, dan lemur.<ref name="Stiles">{{Cite journal|last=Stiles|first=D.|year=1991|title=Tubers and Tenrecs: the Mikea of Southwestern Madagascar|url=https://archive.org/details/sim_ethnology_1991-07_30_3/page/251|journal=Ethnology|volume=30|issue=3|pages=251–263|doi=10.2307/3773634|jstor=3773634}}</ref> Para pemukim awal menemukan kekayaan megafauna Madagaskar yakni lemur raksasa, burung gajah, ''fossa'' raksasa, dan kuda nil Malagasi. Masyarakat Malagasi awal mungkin telah memakan telur dan terkadang daging ''Aepyornis maximus,'' burung terbesar di dunia yang masih tersebar luas di seluruh Madagaskar hingga abad ke-17.<ref>{{cite AV media|url=http://www.bbc.co.uk/programmes/b00z6dsg#broadcasts|title=BBC-2 Presents: Attenborough and the Giant Egg|date=2 Maret 2011|people=Presenter: David Attenborough; Director: Sally Thomson; Producer: Sally Thomson; Executive Producer: Michael Gunton|publisher=BBC}}</ref>
Sementara beberapa teori telah diajukan guna menjelaskan penurunan populasi dan [[Peristiwa kepunahan pada periode Kuarter|kepunahan megafauna Malagasi]], bukti nyata menunjukkan bahwa perburuan yang dilakukan oleh manusia dan perusakan habitat melalui praktik pertanian "tebas-bakar" ialah penyebab utamanya.<ref>{{Cite journal|last=Virah-Sawmy dkk|first=|last2=|first2=|last3=|first3=|year=2010|title=Evidence for drought and forest declines during the recent megafaunal extinctions in Madagascar|url=https://www.jstor.org/stable/25654269|journal=Journal of Biogeography|volume=37|issue=3|pages=506–519|doi=10.1111/j.1365-2699.2009.02203.x}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Perez dkk|first=|last2=|first2=|last3=|first3=|last4=|first4=|last5=|first5=|last6=|first6=|year=2005|title=Evidence of early butchery of giant lemurs in Madagascar|url=https://www.researchgate.net/publication/7540283_Evidence_of_butchery_of_giant_lemurs_in_Madagascar|journal=Journal of Human Evolution|volume=49|issue=6|pages=722–742|doi=10.1016/j.jhevol.2005.08.004|pmid=16225904}}</ref>
Meskipun perburuan atau perdagangan spesies lemur yang tersisa sejak tahun 1964 adalah ilegal, hewan yang terancam punah ini terus diburu untuk konsumsi lokal di daerah pedesaan atau untuk memenuhi permintaan akan [[daging semak]] ''"bushmeat"'' eksotis di beberapa restoran perkotaan.<ref>{{Cite web|last=Butler|first=R|date=2005|title=Lemur hunting persists in Madagascar: Rare primates fall victim to hunger|url=http://news.mongabay.com/2005/0718-wildmadagascar.html|website=mongabay.com|publisher=Mongabay|archive-url=https://www.webcitation.org/5yCsTFAut?url=http://news.mongabay.com/2005/0718-wildmadagascar.html|archive-date=25 April 2011|access-date=10 Januari 2022|url-status=dead}}</ref>
[[Berkas:
Banyaknya [[hutan primer]] yang rusak karena ''tavy'' menyebabkan masyarakat cenderung menanam dan mengolah di lahan permanen.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Olson|first=S.|year=1984|title=The robe of the ancestors: Forests in the history of Madagascar|url=https://www.journals.uchicago.edu/doi/abs/10.2307/4004807?journalCode=jforehist|journal=Journal of Forest History|volume=28|issue=4|pages=174–186|doi=10.2307/4004807|jstor=4004807}}</ref> Pada 600 Masehi, kelompok pemukim awal ini kemudian pindah ke pedalaman dan mulai membuka hutan di Hauts-Plateaux.{{sfn|Campbell|1993|p=116}}
Beras awalnya ditanam secara kering atau dibudidayakan di daerah dataran rendah berawa dengan hasil produksi yang rendah. Sementara itu, [[Sawah|sawah irigasi]] diterapkan di dataran tinggi sekitar tahun 1600 Masehi dengan lokasi pertama yang terletak di [[Betsileo|negara Betsileo]] (bagian selatan) dan berlanjut ke negara [[Kerajaan Merina|Imerina]] (bagian utara).{{sfn|Campbell|1993|p=116}} Kemunculan sawah bertingkat di pusat Madagaskar dalam kurun waktu lebih dari satu abad ini{{sfn|Campbell|1993|p=116}} lantas menyebabkan lenyapnya sebagian besar tutupan hutan asli daerah tersebut. Hutan tersebut tergantikan menjadi desa-desa terpencar yang dikelilingi sawah dan ladang yang luas dengan hamparan ilalang di sekitarnya.{{sfn|Gade|1996|p=105}}
''Zebu,'' sejenis sapi berpunuk, diperkenalkan ke pulau Madagaskar sekitar tahun 1000 Masehi oleh pemukim asal Afrika Timur. ''Zebu'' dibawa bersamaan dengan [[sorgum]], kambing, [[Kacang bogor|kacang tanah Bambara]], dan sumber makanan lainnya. Masyarakat Malagasi jarang mengonsumsi ''zebu'' karena hewan ini melambangkan kemewahan di Afrika Timur. Biasanya,
''Zebu'' dipelihara dalam kawanan besar di selatan dan barat Afrika. Namun, sebagai anggota individu, ia membebaskan diri dari kawanannya dan bereproduksi sehingga membentuk populasi besar ''zebu'' liar yang bermukim di dataran tinggi. Sejarah lisan [[Merina]] menceritakan bahwa masyarakat dataran tinggi tidak menyadari bahwa ''zebu'' dapat dimakan sampai era Raja [[Ralambo]] (berkuasa pada 1575-1612 Masehi), walau dari bukti arkeologis menyatakan bahwa ''zebu'' terkadang diburu dan dikonsumsi di wilayah dataran tinggi sebelum periode Ralambo. Kemungkinan besar kawanan ''zebu'' liar didomestikasi terlebih dahulu dan disimpan dalam kandang selama periode tersebut. Hal itu berkaitan dengan kemunculan ketatanegaraan yang kompleks dan terstruktur di dataran tinggi.{{sfn|Gade|1996|p=105}}
[[Berkas:
Hidangan Madagaskar biasanya disiapkan dengan cara direbus dalam air (pada
Teknik-teknik pengawetan matahari langsung ([[Pengeringan (makanan)|pengeringan]]), [[pengasapan]] dan [[pengasinan]] digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan guna memudahkan makanan tersebut dapat dikirimkan, diperdagangkan, atau disimpan untuk konsumsi di masa datang. Banyak makanan yang disiapkan dengan cara seperti ini, misalnya saja daging asap kering yang disebut ''kitoza'' ({{IPA-mg|kiˈtuzə̥|}}) dan ikan asin kering, yang mana keduanya masih dimakan dalam bentuk yang sama hingga saat ini di Madagaskar.<ref name=":1">{{Cite book|last=Raison-Jourde|first=F|year=1983|url=https://books.google.com/books?id=nKSlFJjgC9UC|title=Les Souverains de Madagascar|location=Antananarivo, Madagascar|publisher=Karthala Editions|isbn=978-2-86537-059-7|page=29|language=fr|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:
Pada abad ke-16, sistem kerajaan terpusat telah muncul di wilayah pesisir barat, di antara [[Rakyat Sakalava|Sakalava]] dan di Hauts-Plateaux antara Merina. Para [[Daftar penguasa Imerina|penguasa Merina]] merayakan tahun baru dengan upacara Merina kuno yang disebut ''[[fandroana]]''. Untuk upacara ini, olahan daging sapi yang disebut ''jaka'' ({{IPA-mg|ˈdzakə̥|}}) disiapkan dengan cara
Menurut sejarah lisan, Raja Ralambo adalah pencetus tradisi kuliner ini di Imerina.<ref name=":1"
Dalam masyarakat Malagasi kontemporer, tradisi tersebut tetaplah terjaga. Namun, saat ini, banyak keluarga yang menggunakan koin simbolis sebagai ganti persembahan makanan.<ref>{{Cite book|last=Bloch|first=M|year=1997|url=https://books.google.co.id/books/about/Placing_the_dead_tombs_ancestral_village.html?id=MWIunQEACAAJ&redir_esc=y|title=Placing the dead: tombs, ancestral villages and kinship organization in Madagascar|location=London|publisher=Berkeley Square House|isbn=9780881337662|pages=179–180|url-status=live}}</ref>
Baris 52:
=== Periode 1800–1896 ===
[[Berkas:
Abad ke-18 di Hauts-Plateaux ditandai dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan kejadian [[Bencana kelaparan|kelaparan]], yang diperparah oleh peristiwa peperangan antar kerajaan-kerajaan di Imerina.
Baris 58:
Selama periode ini, hidangan pesisir juga telah berevolusi. Di awal abad ke-19, para pengembara melaporkan temuan hidangan di [[Île Sainte-Marie|le Sainte-Marie yang]] disiapkan dengan bubuk kari (nasi berbumbu yang menyerupai ''[[Nasi biryani|biryani]]'') dan minuman berupa kopi serta teh.<ref>{{Cite book|last=Robinson|first=H|year=1831|url=https://books.google.com/books?id=ZM-fniywYqcC|title=Narrative of Voyages to Explore the Shores of Africa, Arabia, and Madagascar. Volume 1|location=New York|publisher=J & J Harper|page=112|url-status=live}}</ref> Anak laki-laki Andrianampoinimerina yang bernama [[Radama I]] berhasil menyatukan hampir seluruh pulau di bawah kekuasaannya dan mendirikan [[Kerajaan Merina|Kerajaan Madagaskar]]. Garis keturunan kerajaan Merina terus memerintah pulau itu sampai masa kolonisasi Prancis pada tahun 1896.<ref>{{Cite book|last=Mutibwa & Esoavelomandroso|first=|last2=|first2=|year=1989|url=https://archive.org/details/unescogeneralhis00jfad|title=General History of Africa VI: Africa in the Nineteenth Century until the 1880s|location=Paris|publisher=UNESCO|isbn=978-0-520-06701-1|editor-last=Ade Ajayi|editor-first=Jacob Festus|pages=412–447|chapter=Madagascar: 1800–1880|chapter-url=https://books.google.com/books?id=sMpMuJalFKoC|url-access=registration|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:
Di bawah Kerajaan Madagaskar, [[perkebunan]] didirikan untuk memproduksi tanaman yang diekspor ke pasar luar negeri, seperti Inggris dan Prancis. Mulanya pada tahun 1803, cengkih diimpor dan ditanam. Sementara itu, kelapa yang merupakan komoditas langka di pulau itu dibudidayakan di perkebunan untuk menghasilkan minyak. Demikian pula, kopi yang terdiri dari empat sampai lima pohon ditanam di petak-petak masyarakat hingga awal abad ke-19. Setelah periode itu, barulah penanaman kopi secara intensif dilakukan untuk keperluan ekspor.{{sfn|Campbell|2005|p=107}}
[[Vanila|Vanili]] juga merupakan tanaman ekspor utama Madagaskar. Vanili diperkenalkan oleh pengusaha Prancis pada tahun 1840 dan ditanam di hutan hujan pesisir timur. Tiga puluh tahun setelahnya diiperkenalkan teknik penyerbukan buatan yang digunakan untuk menaikkan jumlah produksi vanili.<ref>{{Cite book|last=Karner|first=J|year=2006|url=https://books.google.com/books?id=8FA3R5idSlsC|title=The Biography of Vanilla|location=New York|publisher=Crabtree Publishing Company|isbn=978-0-7787-2490-2|page=22|url-status=live}}</ref> Kendati demikian, vanili tetap menjadi tanaman marjinal hingga akhir masa kerajaan.<ref>{{Cite book|last=Wildeman|first=E|year=1902|url=https://archive.org/details/lesplantestropi00wildgoog|title=Les plantes tropicales de grande culture|location=Paris|publisher=Maison d'édition A. Castaigne|pages=[https://archive.org/details/lesplantestropi00wildgoog/page/n160 147]–148|language=fr|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Ravitoto.jpg|jmpl|
Selama festival kerajaan Merina, hidangan ''hanim-pito loha'' ({{IPA-mg|amˈpitʷˈlu|}}) disuguhkan.{{sfn|Auzias|Labourdette|Mauro|Raholiarisoa|2009|pp=150}} Hidangan ini merupakan tujuh sajian yang disebut-sebut paling didambakan di dunia. Hidangan tersebut terdiri dari ''voanjobory'' ({{IPA-mg|vwandzˈburʲ|}}, kacang tanah bambara), ''amalona'' ({{IPA-mg|aˈmalnə̥|}}, belut), ''vorivorinkena'' ({{IPA-mg|vurvurˈkenə̥|}}, [[Babat (makanan)|babat]] sapi ), ''ravitoto'' ({{IPA-mg|ravˈtutʷ|}}, parutan daun singkong) dan ''vorontsiloza'' ({{IPA-mg|vurntsʲˈluzə̥|}}, kalkun) yang masing-masing bahannya dimasak bersama dengan daging babi, jahe, bawang putih, bawang bombai, dan tomat. Sementara, hidangan ''romazava'' ({{IPA-mg|rumaˈzavə̥|}}) (terdiri dari rebusan daging sapi dan sayuran hijau) dan ''varanga'' ({{IPA-mg|vaˈraŋɡə̥|}} (abon sapi panggang) juga melengkapi sajian festival tersebut.{{sfn|Bradt|2011|p=312}}
Baris 70:
[[Imperium kolonial Prancis|Pemerintahan kolonial Prancis]] dimulai pada tahun 1896 dan mempelopori sejumlah inovasi hidangan lokal. Hidangan-hidangan baru tersebut diberi nama dari Bahasa Prancis, yang kemudian menjadikannya bahasa yang dominan di negara bagian.<ref name=":2">{{Cite book|last=Spolsky|first=B|year=2004|url=https://books.google.com/books?id=RTk7gMprn1MC|title=Language Policy|location=Cambridge, United Kingdom|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-01175-4|page=137|url-status=live}}</ref> ''[[Baguette]]'' dipopulerkan di kalangan urban kosmopolitan. Seperti halnya beragam kue dan hidangan penutup ala Prancis, yakni ''cream horns'', ''mille-feuille'', [[Kroisan|croissant]], dan ''chocolat chaud'' ([[cokelat panas]]).
Kolonial Prancis mengenalkan ''[[foie gras]]'' yang saat ini telah diproduksi secara lokal.{{sfn|Auzias|Labourdette|Mauro|Raholiarisoa|2009|p=92}} Mereka juga mempopulerkan hidangan dataran tinggi yang disebut dengan ''composé'' yakni salad makaroni dingin dengan campuran sayuran rebus yang terinspirasi dari hidangan Prancis ''[[:en:
Kolonial Prancis kemudian mendirikan perkebunan untuk keperluan penanaman beragam tanaman komersial. Dalam hal ini, mereka tak hanya menanam tanaman yang telah dieksploitasi pada abad ke-19 saja, tetapi mereka juga menanam beragam buah-buahan, sayuran, dan ternak yang sebelumnya belum pernah ada dan dibudidayakan dengan berbagai tingkat keberhasilan. Teh, kopi, vanili, minyak kelapa, dan rempah-rempah adalah komoditas ekspor terkuatnya.{{sfn|Campbell|2005|pp=107–111}} Kelapa menjelma sebagai bahan umum dalam hidangan pesisir, sementara vanili mulai digunakan dalam campuran saus pada hidangan berbasis unggas maupun boga bahari.{{sfn|Donenfeld|2007|p=19}}
[[Berkas:
Meskipun sejumlah kecil [[Tionghoa-Madagaskar|pemukim Cina]] telah tiba di Madagaskar menjelang akhir pemerintahan Ratu [[Ranavalona III]], gelombang besar pertama migran Cina terjadi di masa Jenderal [[Joseph Gallieni]]. Gallieni adalah gubernur jenderal koloni pertama di Madagaskar yang memerintahkan 3.000 buruh Cina untuk membangun jalur rel utara yang menghubungkan Antananarivo dan [[Toamasina]].<ref>{{Cite book|last=McLean Thompson & Adloff|first=|last2=|first2=|year=1965|url=https://archive.org/details/malagasyrepublic0000thom|title=The Malagasy Republic: Madagascar today|location=Stanford, California|publisher=Stanford University Press|isbn=978-0-8047-0279-9|page=[https://archive.org/details/malagasyrepublic0000thom/page/271 271]|url-access=registration|url-status=live}}</ref>
Di wilayah Madagaskar dengan komunitas Tionghoa yang besar, migran Cina selanjutnya memperkenalkan sejumlah hidangan khasnya. Misalnya, ''riz cantonais'' ([[nasi goreng]] Cina), ''soupe chinoise'' [[Mi kuah|(sup mie]] ala Cina), ''misao'' ([[Misoa|mie goreng]]), ''pao'' ([[Bakpao|hum bao]]),<ref name="misao">{{Cite book|last=Andrew dkk|first=|last2=|first2=|last3=|first3=
Sementara itu, di tahun 1880-an, sebuah komunitas yang terdiri dari sekitar 200 pedagang India telah bermukim di [[Mahajanga]]- sebuah pelabuhan di pesisir barat laut Madagaskar yang terletak di dekat Teluk Bembatoka di muara Sungai Betsiboka.{{sfn|Oliver|1885|p=115}} Tiga puluh tahun kemudian, populasi orang India di Madagaskar telah meningkat menjadi lebih dari 4.000 orang dan terkonsentrasi di sepanjang pelabuhan dagang di pesisir barat laut.<ref>{{Cite book|last=Martin|first=F|year=1916|url=https://www.nature.com/articles/097479a0|title=The Statesman's Year-book: Statistical and Historical Annual of the States of the World for the Year 1916|location=London|publisher=St. Martin's Press|pages=905–908|chapter=Madagascar|url-status=live}}</ref>
Baris 85:
== Hidangan Kontemporer ==
[[Berkas:
Sejak Madagaskar memperoleh kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Prancis pada tahun 1960, hidangan Madagaskar telah mencerminkan variasi budaya dan pengaruh sejarah pulau tersebut. Di seluruh Madagaskar, beras dianggap sebagai bahan makanan pokok dan utama di seluruh wilayah, kecuali daerah paling kering di selatan dan barat.{{sfn|Faublée|1942|p=157}} Lauk yang disajikan dengan nasi bervariasi menurut ketersediaan bahan dan budaya setempat.
Di luar rumah, hidangan Madagaskar disajikan di warung pinggir jalan ''(gargottes)'' atau di restoran hotel''.'' Makanan ringan dan makanan berbahan dasar nasi juga dapat dibeli dari pedagang kaki lima. Restoran kelas atas menawarkan variasi masakan asing dan hidangan Madagaskar yang lebih luas dengan pengaruh Prancis dan pengaruh luar lainnya dalam teknik persiapan, bahan, dan presentasi.<ref name=":2"
=== Nasi ''(vary)'' ===
Nasi (''vary'') adalah basis pola makan Madagaskar dan biasanya dikonsumsi setiap waktu makan.<ref name="Sibree1915">{{Cite book|last=Sibree|first=J|year=1915|url=https://books.google.com/books?id=-zkuAAAAYAAJ|title=A Naturalist in Madagascar|location=London|publisher=J.B. Lippincott Company|page=106|url-status=live}}</ref> Kata kerja ''"to eat a meal"'' dalam bahasa Madagaskar adalah ''mihinam-bary,'' yang secara harfiah berarti makan nasi.<ref name="Sibree1915" /> Beras dapat disiapkan dengan berbagai jumlah air untuk menghasilkan nasi kering yang lembut (''vary maina'', {{IPA-mg|ˌvarʲ ˈmajnə̥|}}) yang dimakan dengan semacam pelengkap berupa ''laoka'' dalam saus. Sementara untuk beras yang disiapkan dengan air berjumlah ekstra akan menghasilkan bubur nasi kental yang disebut ''vary sosoa'' ({{IPA-mg|ˌvarʲ suˈsu|}}. ''Vary sosoa'' biasanya disantap sebagai sarapan atau makanan bagi orang yang sakit.{{sfn|Boissard|1997|p=30}} ''Vary sosoa'' dapat disertai dengan ''laoka'' kering seperti ''kitoza'' dan potongan daging ''zebu'' asap.{{sfn|Savoir Cuisiner|2004|p=26}} Hidangan nasi populer lainnya adalah ''vary amin'anana'' ({{IPA-mg|ˈvarʲ ˌjamʲˈnananə̥|}}), yakni bubur tradisional yang dibuat dari beras, daging, dan sayuran cincang.{{sfn|Savoir Cuisiner|2004|pp=30–31}}
Selama ''[[
=== Lauk ''(laoka)'' ===
{{multiple image|footer=Dua jenis laoka: voanjobory sy henakisoa (kacang tanah Bambara yang dimasak dengan daging babi, kiri) <ref>''Savoir Cuisiner'' (2004), p. 46</ref> dan ravimbomanga sy patsamena (daun ubi jalar yang direbus dengan udang kering, kanan).<ref name=Patsa/>|align=left|image1=Voanjobory Bambara Groundnut Madagascar.jpg|width1=185|alt1=Closeup of large round speckled beans cooked with cubes of pork over rice|image2=Ravimbomanga Madagascar Food.jpg|width2=185|alt2=Closeup of stewed green leaves, tomato and tiny shrimp}}
''Laoka'' dalam versi resmi bahasa Malagasi dialek dataran tinggi,<ref name="Sibree1915" /> memiliki arti lauk-pauk yang disajikan bersama nasi. ''Laoka'' kerap disajikan dalam beberapa jenis saus. Di dataran tinggi, saus ini umumnya berbahan dasar tomat; sedangkan di daerah pesisir sering ditambahkan santan saat proses memasak.<ref name=":2"
''Laoka'' memiliki beragam variasi. Seperti misalnya, ''laoka'' yang dibuat dari [[Kacang bogor|kacang tanah Bambara]] dengan daging babi, sapi atau ikan; parutan daun singkong dengan kacang tanah, daging sapi atau babi; hidangan ''henan'omby'' dengan daging ''zebu,'' hidangan ''trondro gasy'' ({{IPA-mg|ˌtʂundʐʷ ˈɡasʲ|}}) dengan berbagai ikan air tawarnya; hidangan ''akoho'' ({{IPA-mg|aˈkuː|}}) berupa ayam yang ditumis dengan jahe dan bawang putih atau dimasak menggunakan sari ayam tersebut dengan api kecil. ''Laoka'' dibuat dari berbagai jenis boga bahari yang lebih mudah tersedia di sepanjang pantai atau di pusat kota besar.{{sfn|Espagne-Ravo|1997}}{{sfn|Savoir Cuisiner|2004}}
Baris 109:
Bumbu ala India yang terbuat dari acar mangga, lemon, dan buah-buahan lainnya (dikenal sebagai ''achards'' atau ''lasary'') menjadi menu khas di pesisir.{{sfn|Espagne-Ravo|1997|pp=79–83}} Sedangkan, di wilayah dataran tinggi, ''lasary'' seringkali merujuk pada hidangan salad yang terdiri dari kacang hijau, kubis, wortel, dan bawang dengan saus ''vinaigrette''. ''Lasary'' pesisir ini sangat populer sebagai lauk atau isian ''sandwich baguette.''{{sfn|Chan Tat Chuen|2010|p=39}}
''Ro'' ({{IPA-mg|ru|}}, kaldu) dapat disajikan sebagai ''laoka'' utama atau sebagai tambahan untuk membumbui dan melembabkan nasi. ''Ro-mangazafy'' ({{IPA-mg|rumaŋɡaˈzafʲ|}}) adalah kaldu yang kaya dan beraroma yang dibuat dari campuran daging sapi, tomat, dan bawang putih, serta sering melengkapi ''laoka'' kering.{{sfn|Boissard|1997|p=32}} Sebaliknya, ''Romatsatso'' ({{IPA-mg|rumaˈtsatsʷ|}}) adalah kaldu yang ringan dan relatif tanpa rasa yang terbuat dari bawang bombai, tomat, dan sayuran ''anamamy yang'' disajikan dengan daging atau unggas berlemak.{{sfn|Boissard|1997|p=34}} Sedangkan r''on-akoho'' ({{IPA-mg|runaˈku|}}) ialah kaldu yang dibuat dari ayam dan jahe serta biasanya dikonsumsi saat pilek.{{sfn|Boissard|1997|p=34}} Sementara itu, ''rompatsa'' ({{IPA-mg|rumˈpatsə̥|}}) ialah kaldu yang terbuat dari udang kering kecil, daging sapi, daun ubi jalar, dan kentang. Biasanya ''rompatsa'' dikonsumsi oleh ibu menyusui.<ref name="Patsa">{{cite conference|last1=Ficarra dkk|url=http://www.semionet.fr/ressources_enligne/Enseignement/05_06/oipp/travail_aminata_dominique_vanessa.pdf|language=fr|archive-date=16 Januari 2011|archive-url=https://www.webcitation.org/5vmnMUtGU?url=http://www.semionet.fr/ressources_enligne/Enseignement/05_06/oipp/travail_aminata_dominique_vanessa.pdf|page=51|year=2006|access-date=10 Januari 2022|place=[[Institut national des langues et civilisations orientales|INALCO-CFI/OIPP]]|first1=|work=Cours OIP-505A Semiotique de la culture et communication interculturelle|title=Universalisme du lien mère-enfant et construction culturelle des pratiques de maternage|first3=|last3=|first2=|last2=|url-status=dead}}</ref>
Kemudian, [[hidangan nasional]] Madagaskar ialah kaldu yang disebut dengan ''romazava.'' Dalam bentuk yang paling sederhana, ''romazava'' terbuat dari daging sapi dengan sayuran ''anamalao'', ''anantsonga'' atau ''anamamy.'' Hidangan ''romazava'' dikenal karena menggunakan bunga ''anamalao''. Bunga ''anamalo'' akan menghasilkan efek analgesik ringan saat kaldu dikonsumsi. Sementara itu, untuk ''romazava'' versi kompleks dan beraroma maka ditambahkan bahan-bahan umum, seperti tomat, bawang bombai, dan jahe.{{sfn|Boissard|1997|pp=36–40}}
=== Makanan Jalanan ===
[[Berkas:
Berbagai kue dan gorengan secara kolektif dikenal sebagai ''mofo'' ({{IPA-mg|ˈmuf|}}, yang berarti "roti") dan tersedia di kios-kios yang terletak di kota-kota besar dan kecil di seluruh Madagaskar.{{sfn|Boissard|1997|p=80}} Yang paling sering dijumpai adalah ''mofo gasy'' atau "roti Malagasi" yang terbuat dari adonan tepung beras ketan yang dituangkan ke dalam cetakan melingkar yang telah dilumuri minyak dan dimasak di atas arang.
Baris 121:
Sedangkan, ''mofo'' dengan rasa gurih antara lain ialah ''ramanonaka'' ({{IPA-mg|ˌramaˈnunakə̥|}}), ''mofo'' ''gasy'' asin yang digoreng dengan lemak babi,<ref>{{Cite book|last=Jeanguyot & Ahmadi|first=|last2=|first2=|year=2002|url=https://books.google.com/books?id=6l7ZGu5wDloC|title=Grain de riz, grain de vie|location=Paris|publisher=Editions Quae|isbn=978-2-914330-33-6|page=87|language=fr|url-status=live}}</ref> dan ''mofo sakay'' ({{IPA-mg|ˌmuf saˈkai̯|}}, "roti pedas") yang terbuat dari sayuran cincang, bawang bombai, tomat, dan cabai.<ref>{{Cite book|last=Ranaivoson|first=D|year=2007|url=https://books.google.com/books?id=_KK7WJDqV5YC|title=100 mots pour comprendre Madagascar|location=Paris|publisher=Maisonneuve & Larose|isbn=978-2-7068-1944-5|pages=18–19|language=fr|url-status=live}}</ref>
Di pasar dan pom bensin, orang dapat menjumpai penjaja ''koba akondro'' ({{IPA-mg|kubaˈkundʐʷ|}}). Sebagai manisan, ''koba akondro'' terbuat dari adonan yang berisi kacang tanah, pisang yang telah ditumbuk, madu, dan tepung jagung yang dibungkus dengan [[daun pisang]], dikukus atau direbus hingga adonan mengeras.<ref name=":2"
Ampyang kacang, pisang kering, bola-bola pasta [[asam jawa]] yang digulung dengan gula berwarna, dan adonan sejenis [[pangsit]] goreng bernama ''kaka pizon'' ({{IPA-fr|kaka pizõ|}}, atau yang berarti "kotoran merpati"), serta yogurt rumahan juga biasa dijajakan dan dimakan di sekitaran Pulau Reunion.<ref>{{Cite book|last=Pitcher & Wright|first=|last2=|first2=|year=2004|url=https://books.google.com/books?id=m2eLhe7CpMMC|title=Madagascar & Comoros|location=Melbourne, Australia|publisher=Lonely Planet|isbn=978-1-74104-100-2|page=37|url-status=live}}</ref> Sementara itu, masyarakat di wilayah pedesaan biasa mengonsumsi singkong atau ubi jalar kukus yang kadangkala dipadukan dengan susu segar atau susu kental manis.<ref name="Confection" />
=== Hidangan Penutup ===
[[Berkas:
Secara tradisional, buah segar dikonsumsi oleh orang Madagaskar setelah menyantap hidangan utama, sehingga disebut sebagai hidangan penutup.<ref name="Sandler">{{Cite book|last=Sandler|first=B|year=2001|url=http://www.africa.upenn.edu/Cookbook/Madagascar.html|title=The African Cookbook|location=New York|publisher=Citadel Press|isbn=978-0-8065-1398-0|pages=85–94|access-date=10 Januari 2022|archive-url=https://www.webcitation.org/5yDe92o82?url=http://www.africa.upenn.edu/Cookbook/Madagascar.html|archive-date=25 April 2011|url-status=dead}}</ref> Begitu pula, tebu segar yang bisa dijadikan camilan dengan cara dikunyah.{{sfn|Faublée|1942|p=174}} Selain itu, berbagai buah-buahan iklim sedang dan tropis juga ditanam oleh penduduk lokal dan dapat dinikmati secara langsung atau dengan tambahan taburan gula.
Baris 142:
=== Minuman ===
[[Berkas:
''Ranon'ampango'' ({{IPA-mg|ˌranʷnamˈpaŋɡʷ|}}){{sfn|Espagne-Ravo|1997|p=39}} dan ''ranovola'' ({{IPA-mg|ranʷˈvulə̥|}}){{sfn|Savoir Cuisiner|2004|p=27}} adalah minuman paling umum dan tradisional di Madagaskar. Keduanya merupakan minuman yang dibuat setelah proses menanak nasi. Cara pembuatannya ialah lapisan tipis nasi yang dibakar dibiarkan di bagian bawah panci dan dipanaskan bersama dengan air. Minuman ini menjadi alternatif air tawar dengan rasa tambahan dan aman dikonsumsi.<ref name="Sandler" />
Baris 158:
== Lihat pula ==
{{portal|Afrika|Makanan}}
* [[
* [[Pertanian di Madagaskar]]
* [[Daftar
== Catatan kaki ==
Baris 167:
== Referensi ==
{{Commons category|Cuisine of Madagascar}}
{{refbegin}}
* {{cite book|last1=Auzias|first1=Dominique|last2=Labourdette|first2=Jean-Paul|last3=Mauro|first3=Didier|last4=Raholiarisoa|first4=Emeline|year=2009|url=https://sharon.monster/download/4330427-madagascar-2016-2017-carnet-petit-fute-carnet-de-voyage|title=Le Petit Futé Madagascar|location=Paris|publisher=Petit Futé|isbn=978-2-7469-2684-4|language=fr|url-status=live|ref={{sfnref|Auzias|Labourdette|Mauro|Raholiarisoa|2009}}|access-date=2022-01-23|archive-date=2022-01-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20220123072750/https://sharon.monster/download/4330427-madagascar-2016-2017-carnet-petit-fute-carnet-de-voyage|dead-url=yes}}
* {{cite book|last=Blench|first=Roger|year=1996|url=https://www.persee.fr/doc/topoi_1161-9473_2000_num_10_1_1886|title=The Indian Ocean in Antiquity|location=London|publisher=British Museum|isbn=978-0-7103-0435-3|editor-last=Reade|editor-first=Julian|pages=417–438|chapter=The Ethnographic Evidence for Long-Distance Contacts Between Oceania and East Africa|access-date=10 Januari 2022|chapter-url=http://www.rogerblench.info/Archaeology%20data/Africa/East%20Africa%20and%20Indonesia%201996.pdf|archive-url=https://www.webcitation.org/5yDeVpBA4?url=http://www.rogerblench.info/Archaeology%20data/Africa/East%20Africa%20and%20Indonesia%201996.pdf|archive-date=25 April 2011|url-status=dead|ref={{sfnref|Blench|1996}}}}
* {{cite book|last=Boissard|first=Pierre|year=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=fp-cDwAAQBAJ&pg=PT167&lpg=PT167&dq=cuisine+malgache+cuisine+creole+ebook&source=bl&ots=ZVU36TMCYU&sig=ACfU3U3jtYOGkie76fit-B3n8y2pX_qFFQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjMgcOZqcf1AhWjjuYKHb9dBh4Q6AF6BAgQEAM#v=onepage&q=cuisine%20malgache%20cuisine%20creole%20ebook&f=false|title=Cuisine Malgache, Cuisine Creole|location=Antananarivo, Madagascar|publisher=Librairie de Tananarive|language=fr|url-status=live|ref={{sfnref|Boissard|1997}}}}
* {{cite book|last1=Bradt|first1=Hilary|last2=Austin|first2=Daniel|year=2007|url=https://books.google.com/books?id=vyNVb2q0RisC|title=Madagascar|location=Guilford, Connecticut|publisher=The Globe Pequot Press Inc|isbn=978-1-84162-197-5|edition=9th|url-status=live|ref={{sfnref|Bradt|Austin|2007}}}}
* {{cite book|last1=Bradt|first1=Hilary|year=2011|url=https://www.academia.edu/7316537/Madagascar_The_Bradt_Travel_Guide_11th_edition_|title=The Bradt Travel Guide - Madagascar|location=Guilford, Connecticut|publisher=The Globe Pequot Press Inc|isbn=978-1-84162-341-2|edition=
* {{cite journal|last=Campbell|first=Gwyn|year=1993|title=The Structure of Trade in Madagascar, 1750–1810|url=https://www.jstor.org/stable/219188|journal=The International Journal of African Historical Studies|volume=26|issue=1|pages=111–148|doi=10.2307/219188|jstor=219188|ref={{sfnref|Campbell|1993}}}}
* {{cite book|last=Campbell|first=Gwyn|year=2005|url=https://books.google.com/books?id=13Yt9jLuKzsC|title=An economic history of Imperial Madagascar, 1750–1895: the rise and fall of an island empire|location=London|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-83935-8|pages=1-434|url-status=live|ref={{sfnref|Campbell|2005}}}}
* {{cite book|last=Chan Tat Chuen|first=
* {{cite book|last=Donenfeld|first=Jill|year=2007|url=https://books.google.co.id/books/about/Mankafy_Sakafo.html?id=YCQIHQAACAAJ&redir_esc=y|title=Mankafy Sakafo:Delicious meals from Madagascar|location=New York|publisher=iUniverse|isbn=978-0-595-42591-4|pages=
* {{cite book|last=Espagne-Ravo|first=Angéline|year=1997|url=https://www.
* {{cite journal|last=Faublée|first=Jacques|year=1942|title=L'alimentation des Bara (Sud de Madagascar)|url=http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/jafr_0037-9166_1942_num_12_1_2534|journal=Journal de la Société des Africanistes|language=fr|volume=12|issue=12|pages=157–202|doi=10.3406/jafr.1942.2534|archive-url=https://www.webcitation.org/5yDebJAig?url=http://legacy.persee.fr/showPage.do?urn=jafr_0037-9166_1942_num_12_1_2534|archive-date=25 April 2011|access-date=10 Januari 2022|url-status=dead|ref={{sfnref|Faublée|1942}}}}
* {{cite journal|last=Gade|first=Daniel W.|year=1996|title=Deforestation and its effects in Highland Madagascar|url=https://www.jstor.org/stable/3674005|journal=Mountain Research and Development|volume=16|issue=2|pages=101–116|doi=10.2307/3674005|jstor=3674005|ref={{sfnref|Gade|1996}}}}
* {{cite book|last=Grandidier|first=A.|year=1899|url=https://www.jstor.org/stable/23862971|title=Guide de l'immigrant à Madagascar|location=Paris|publisher=A Colin et cie|isbn=978-1246576498|pages=1-476|language=fr|url-status=live|ref={{sfnref|Grandidier|1899}}}}
* {{cite journal|last=Linton|first=R.|year=1928|title=Culture Areas in Madagascar|url=https://www.jstor.org/stable/660864|journal=American Anthropologist|volume=30|issue=3|pages=363–390|doi=10.1525/aa.1928.30.3.02a00010|doi-access=free|ref={{sfnref|Linton|1928}}}}
* {{cite book|last1=Nativel|first1=Didier|last2=Rajaonah|first2=Faranirina|year=2009|url=https://books.google.com/books?id=6NHOFJJHOc0C|title=Madagascar revisitée: en voyage avec Françoise Raison-Jourde|location=Paris|publisher=Editions Karthala|isbn=978-2-8111-0174-9|language=fr|url-status=live|ref={{sfnref|Nativel|Rajaonah|2009}}}}
* {{cite book|last=Oliver|first=Samuel Pasfield|year=1885|url=https://archive.org/details/truestoryfrench03olivgoog|title=The True Story of the French Dispute in Madagascar|location=London|publisher=T.F. Unwin|isbn=978-1378237236|pages=1-328|author-link=
* {{cite book|year=2004|url=https://stringfixer.com/fr/Malagasy_cuisine|title=Savoir Cuisiner: La Cuisine de Madagascar|location=Saint-Denis, Reunion|publisher=Editions Orphie|isbn=978-2-87763-020-7|pages=1-10|language=fr|url-status=live|ref={{sfnref|Savoir Cuisiner|2004}}}}
* {{cite book|last=Sibree|first=James|year=1896|url=https://archive.org/details/madagascarbefor00sibrgoog|title=Madagascar
{{refend}}{{Masakan Afrika}}
|