Nilam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k top: tanpa takson -> klad + clean up
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{other uses|Nilam (disambiguasi)}}
 
{{taxoboxTaxobox
| color = {{tc2|tumbuhan}}
|name = Nilam
|image =Starr-121108-0704-Pogostemon cablin-flowers with bee Apis melifera-Pali o Waipio-Maui (25169592716).jpg
|regnum = [[Plantae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
|unranked_divisio = [[Angiospermae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
|unranked_classis = [[Eudikotil]]
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
|unranked_ordo = [[Asteridae]]
{{kladtb|[[Asterid]]}}
|ordo = [[Lamiales]]
|familia = [[Lamiaceae]]
Baris 38 ⟶ 40:
 
== Penanaman nilam ==
Untuk mendapatkan tanaman nilam dengan kualitas baik, diketahui bahwa jenis tanah yang cocok untuk ditanammiditanam adalah tanah regosol, latosol merah, atau/dan aluvial. BudidayaBudi daya tanaman nilam dapat dilakukan dengan cara vegetatif (kultur jaringan atau stek). Selain itu, musim yang cocok untuk menanam nilam adalah awal musim hujan dan waktu panen terbaik adalah setiap 4 (empat) bulan saat umur tanaman mencapai 6 (enam) bulan.<ref name=":0" />
 
Pada tahun 2012, tercatat bahwa produksi nilam di Indonesia mencapai 30003.000 ton dengan luas lahan sektarsekitar 2500025.000 hektar. Jumlah produksi tersebut dinilai cukup rendah dan stagnan karena tidak ada peningkatan signifikan meskipun sudah dilakukan perluasan lahan untuk perkebunan tanaman ini. jumlahJumlah produksi yang rendah ini pula diperkirakan disebabkan oleh 3 tiga hal, yakni penurunan tingkat kesuburan tanah, serangan penyakit, dan fluktuasi harga dan kurangnya perawatan.<ref>Setiawan and Rosihan, R. 2013. Produktivitas Nilam Nasional Semakin Menurun. ''Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri''.19 (3).</ref>
 
== Minyak nilam ==
{{further|Minyak nilam}}
[[Minyak nilam]] tergolong dalam [[minyak atsiri]]asiri dengan komponen utamanya adalah [[patchoulol]]. Daun dan bunga nilam mengandung minyak ini, tetapi orang biasanya mendapatkan minyak nilam dari penyulingan uap terhadap daun keringnya (seperti pada minyak [[cengkih]]). Di Indonesia minyak nilam juga disuling dari kerabat dekat nilam yang asli dari Indonesia, [[nilam jawa]] (''Pogostemon heyneani'') yang memiliki kualitas lebih rendah.
 
Minyak nilam yang baik umumnya memiliki kadar PA di atas 30%, berwarna kuning jernih, dan memiliki wangi yang khas dan sulit dihilangkan. Minyak nilam jenis ini didapat dengan menggunakan teknik penyulingan uap kering yang dihasilkan mesin penghasil uap (''boiler'') yang diteruskan ke dalam tangki reaksi ([[autoklaf]]) selanjutnya uap akan menembus bahan baku nilam kering dan uap yang ditimbulkan diteruskan ke bagian pemisahan untuk dilakukan pemisahan uap air dengan uap minyak nilam dengan sistem penyulingan. Minyak nilam yang baik dihasilkan dari tabung reaksi dan peralatan penyulingan yang terbuat dari baja tahan karat (''stainless steel'') dan peralatan tersebut hanya digunakan untuk menyuling nilam saja (tidak boleh berganti-ganti dengan bahan baku lain).
Baris 52 ⟶ 54:
Aroma minyak nilam dianggap 'mewah' menurut persepsi orang Eropa, tetapi orang sepakat bahwa aromanya bersifat menenangkan.
 
caraCara terbaik yang dilakukan untuk mendapatkan minyakdariminyak dari nilam adalah melakukan penyulingan terhadap daunnya.<ref name=":0" /> Metode penyulingan dapat meningkatkan produksi minyak tanaman ini, dengan metode penyulingan menggunakan ketel uap modern menghasilkan 2-52–5 kali lebih banyak minyak dibandingkan dengan cara tradisional.<ref>Ramayana and Widyawati. (2013). Pengaruh Kinerja Alat Suling dan Kesesuaian Lahan terhadap Produksi Minyak Nilam di Kabupaten Aceh Jaya. ''Agrisep''. 14 (2): 21-27</ref> Selain itu, secara tradisional, untuk mendapatkan persnetasepersentase kadar minyak optimum pada hasil penyulingan, proses yang dilakukan adalah dengan menjemur daun selama 6 (enam) jam dan dilayukan selama 9 (sembilan) hari.<ref name=":2">Wulansari, N. I. (2005). ''Analisis Kelayakan Ekonomi Usahatani Nilam (Pogostemon sp.)'' (Repository, Institut Pertanian Bogor). Retrieved from [https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/2252/Wulansari.%20Nur%20Indah_A2006.pdf?sequence=4&isAllowed=y repository.ipb.ac.id]</ref>
 
===Produksi nilam di Jawa Barat===
Di Jawa Barat, perkebunan nilam tersebar di berbagai kabupaten dan kota, di antaranya Bandung Barat, Garut, Kuningan, Majalengka, Subang, Sumedang, dan Tasikmalaya. Wilayah dengan luas lahan dan produksi paling besar adalah di Kabupaten Garut. Salah satu desa pemasok tanaman nilam, Desa Jatiwangi, memiliki sekitar 30 petani dengan rentang usia dan status kepemilikiankepemilikan wilayah kebunan yang berbeda-beda.<ref name=":2"/> Meskipun desa ini sudah menjadi pemasok tanaman nilam, belum diketahui badanyabedanya proses pengolahan lebih lanjut terhadap tanaman ini setelah dipanen, karena diketahui tidak tersedia koperasi unit desa (KUD) di Desa Jatiwangi atau layanan lainnya dari pemerintah yang memfasilitasi proses hilirnya, seperti penyulingan minyak nilam.<ref name=":2"/>
 
== Pengolahan minyak nilam ==
Di Indonesia, pengolahan minyak nilam sebagai produk primer telah distandardisasi oleh Badan Standar Nasional (BSN) dengan mengeluarkan dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nomoor SNI 06-2385-2006. Berdasarkan dokumen tersebut, minyak nilam merupakan minyak atsiriasiri yang diperoleh dengan cara penyulingan daun tanaman nilam ''Pogostemon cablin'' Benth dengan syarat mutu sebagai berikut.<ref>Standar Nasional Indonesia. (2002). ''Minyak Nilam''. Badan Standar Nasional.</ref>
{| class="wikitable"
|+
Baris 69 ⟶ 71:
|Warna
| -
|kuning muda-coklatcokelat kemerahan
|-
|2
Baris 179 ⟶ 181:
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Minyak atsiri]]
[[Kategori:LamiaceaePogostemon]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]