Anaphalis javanica: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →top: tanpa takson -> klad + clean up |
||
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
| color = {{tc2|tumbuhan}}
| status = CR | status_system = iucn3.1
|image = Bunga Senduro.JPG
|image_caption = ''Anaphalis javanica'' (Javanese Edelweiss), di kawasan "Taman Nasional Bromo Tengger Semeru" disebut "Bunga Senduro".
|regnum = [[Plantae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
{{kladtb|[[Asterid]]}}
|ordo = [[Asterales]]
|familia = [[Asteraceae]]
Baris 13 ⟶ 15:
|binomial = ''Anaphalis javanica''
|}}
'''''Anaphalis javanica''''', yang dikenal
Bunga Edelweis
''
▲● Batang tanaman pada Edelweis sekaligus menjadi tangkai bunga.
▲● Batang pada edelweiss ini tertutupi kulit yang cenderung kasar dan bercelah.
▲● Daun pada edelweiss berbentuk linear dan lancip. Panjang daun ini berkisar 4 hingga 6 cm, dengan lebar berkisar 0,5 cm.
▲● Daun pada edelweiss mempunyai bulu bulu halus berwarna putih yang mirip dengan wol.
▲● Pada masing-masing tangkai bunga, terdapat 5 hingga 6 kepala bunga edelweiss berukuran sekitar 5 mm yang dikelilingi daun daun muda.
▲● Kelopak bunga edelweiss berwarna putih dengan tekstur yang lembut. Adapun bagian kepala bunga dari edelweiss berwarna kuning.
▲● Edelwesi adalah tumbuhan endemik yang hanya tumbuh di ketinggian 2000 hingga 3000 mdpl.
▲''Edelweis'' merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus,<ref name="WILDINDONESIA" /> sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, [[kupu-kupu]], [[lalat]], [[tabuhan]], dan [[lebah]] terlihat mengunjunginya.
▲Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung [[tiung batu licik]] ''Myophonus glaucinus''. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekadar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari [[Taman Nasional Gunung Gede Pangrango]], yang merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir tumbuhan ini. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat ditoleransi. Di [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]], tumbuhan ini dinyatakan punah.<ref>{{Cite web |url=http://dlc.dlib.indiana.edu/archive/00001914/00/Hakim_Luchman.pdf |title=dlc.dlib.indiana.edu |access-date=2009-03-04 |archive-date=2008-08-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080807164540/http://dlc.dlib.indiana.edu/archive/00001914/00/Hakim_Luchman.pdf |dead-url=yes }}</ref>
▲Salah satu tempat terbaik untuk melihat edelweis adalah di Tegal Alun ([[Gunung Papandayan]]), Alun-Alun Surya Kencana ([[Gunung Gede]]), Alun-Alun Mandalawangi ([[Gunung Pangrango]]), dan Plawangan Sembalun ([[Gunung Rinjani]]).
== Referensi ==
|