Anaphalis javanica: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k top: tanpa takson -> klad + clean up
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{taxoboxTaxobox
| color = {{tc2|tumbuhan}}
| status = CR | status_system = iucn3.1
|image = Bunga Senduro.JPG
|image_caption = ''Anaphalis javanica'' (Javanese Edelweiss), di kawasan "Taman Nasional Bromo Tengger Semeru" disebut "Bunga Senduro".
|regnum = [[Plantae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
|unranked_divisio = [[Angiospermae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
|unranked_classis = [[Eudikotil]]
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
|unranked_ordo = [[Asteridae]]
{{kladtb|[[Asterid]]}}
|ordo = [[Asterales]]
|familia = [[Asteraceae]]
Baris 13 ⟶ 15:
|binomial = ''Anaphalis javanica''
|}}
'''''Anaphalis javanica''''', yang dikenal secara populer sebagai '''Edelweiss jawa''' (''Javanese edelweiss'') atau '''Bunga Senduro''', adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi [[Nusantara]]di Indonesia yang saat ini dikategorikan sebagai tumbuhan langka.<ref name="WILDINDONESIA">{{citeTumbuhan bookini dapat mencapai ketinggian 8 meter dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia, walaupun pada umumnya tidak melebihi 1 meter.
|last =Whitten|first =Tony and Jane|authorlink =|coauthors =|title =Wild Indonesia: The Wildlife and Scenery of the Indonesian Archipelago|publisher =New Holland|date =1992|location =United Kingdom|pages =page 127
|isbn = 1-85368-128-8}}</ref> Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 meter dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 meter. Tumbuhan ini sekarang dikategorikan sebagai langka.
 
biasanyaEdelweiss edelweissberkembang berkembangbiakbiak dengan cara generatif. karenaDengan Serbukserbuk-serbuk bunga generatif Edelweiss memiliki massa yang ringan, sehinggamaka mudah terbawa oleh angin. Saat serbuk-serbuk menemukan tempat yang cocok untuk tumbuh, maka Edelweiss akan dapat tumbuh dengan baik
 
Bunga Edelweis adalah bunga endemik yang sering juga disebut sebagai Bunga Keabadian karena mampu tumbuh di tempat yang tandus dan bunganya tidak rontok karena pengaruh hormon tertentu. Adapun ciri-ciri dari Bunga Edelweis adalah sebagai berikut:
 
* EdelweisEdelweiss termasuk tumbuhan epifit sehingga batangnya tak membesar.
* Batang tanaman pada EdelweisEdelweiss sekaligus menjadi tangkai bunga.
* Batang pada edelweissEdelweiss ini tertutupi kulit yang cenderung kasar dan bercelah.
* Daun pada edelweissEdelweiss berbentuk linear dan lancip. Panjang daun ini berkisar 4 hingga 6 &nbsp;cm, dengan lebar berkisar 0,5 &nbsp;cm.
* Daun pada edelweissEdelweiss mempunyai bulu bulu halus berwarna putih yang mirip dengan wol.
* Pada masing-masing tangkai bunga, terdapat 5 hingga 6 kepala bunga edelweissEdelweiss berukuran sekitar 5 &nbsp;mm yang dikelilingi daun daun muda.
* Kelopak bunga edelweissEdelweiss berwarna putih dengan tekstur yang lembut. Adapun bagian kepala bunga dari edelweissEdelweiss berwarna kuning.
* Edelwesi adalahMerupakan tumbuhan endemik yang hanya tumbuh di ketinggian  2000 hingga 3000 mdpl.
 
''EdelweisEdelweiss'' merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan, danserta mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus,. karenaHal tersebut dikarenakan Edelweiss mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu, yang secara efektif memperluas kawasanjangkauan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus,<ref name="WILDINDONESIA" /> sangat disukai oleh serangga,menarik lebih dari 300 jenis serangga, seperti kutu, tirip, [[kupu-kupu]], [[lalat]], [[tabuhan]], dan [[lebah]]. terlihatJika mengunjunginyadibiarkan tumbuh cukup kokoh, Edelweiss dapat menjadi tempat bersarang burung [[tiung batu licik]] ''Myophonus glaucinus''.
● Batang tanaman pada Edelweis sekaligus menjadi tangkai bunga.
 
Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung [[tiung batu licik]] ''Myophonus glaucinus''. Bagian-bagian edelweisEdelweiss sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekadar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari [[Taman Nasional Gunung Gede Pangrango]], yang merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir tumbuhan ini. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat ditoleransi. Di [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]], tumbuhan ini telah dinyatakan punah.<ref>{{Cite web |url=http://dlc.dlib.indiana.edu/archive/00001914/00/Hakim_Luchman.pdf |title=dlc.dlib.indiana.edu |access-date=2009-03-04 |archive-date=2008-08-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080807164540/http://dlc.dlib.indiana.edu/archive/00001914/00/Hakim_Luchman.pdf |dead-url=yes }}</ref>
● Batang pada edelweiss ini tertutupi kulit yang cenderung kasar dan bercelah.
 
Salah satu tempatTempat terbaik untuk melihat edelweisEdelweiss adalahberada di Tegal Alun ([[Gunung Papandayan]]), Alun-Alun Surya Kencana ([[Gunung Gede]]), Alun-Alun Mandalawangi ([[Gunung Pangrango]]), dan Plawangan Sembalun ([[Gunung Rinjani]]).
● Daun pada edelweiss berbentuk linear dan lancip. Panjang daun ini berkisar 4 hingga 6 cm, dengan lebar berkisar 0,5 cm.
 
● Daun pada edelweiss mempunyai bulu bulu halus berwarna putih yang mirip dengan wol.
 
● Pada masing-masing tangkai bunga, terdapat 5 hingga 6 kepala bunga edelweiss berukuran sekitar 5 mm yang dikelilingi daun daun muda.
 
● Kelopak bunga edelweiss berwarna putih dengan tekstur yang lembut. Adapun bagian kepala bunga dari edelweiss berwarna kuning.
 
● Edelwesi adalah tumbuhan endemik yang hanya tumbuh di ketinggian  2000 hingga 3000 mdpl.
 
''Edelweis'' merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus,<ref name="WILDINDONESIA" /> sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, [[kupu-kupu]], [[lalat]], [[tabuhan]], dan [[lebah]] terlihat mengunjunginya.
 
 
 
Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung [[tiung batu licik]] ''Myophonus glaucinus''. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekadar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari [[Taman Nasional Gunung Gede Pangrango]], yang merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir tumbuhan ini. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat ditoleransi. Di [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]], tumbuhan ini dinyatakan punah.<ref>{{Cite web |url=http://dlc.dlib.indiana.edu/archive/00001914/00/Hakim_Luchman.pdf |title=dlc.dlib.indiana.edu |access-date=2009-03-04 |archive-date=2008-08-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080807164540/http://dlc.dlib.indiana.edu/archive/00001914/00/Hakim_Luchman.pdf |dead-url=yes }}</ref>
 
Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.
 
Salah satu tempat terbaik untuk melihat edelweis adalah di Tegal Alun ([[Gunung Papandayan]]), Alun-Alun Surya Kencana ([[Gunung Gede]]), Alun-Alun Mandalawangi ([[Gunung Pangrango]]), dan Plawangan Sembalun ([[Gunung Rinjani]]).
 
== Referensi ==