Puspa (kayu): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k →top: tanpa takson -> klad + clean up |
||
(11 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{disambiginfo|Puspa (disambiguasi)}}
{{Taxobox
| color = lightgreen
Baris 6 ⟶ 7:
| image_caption = Puspa (''Schima wallichii''), <br />dari [[Situgede, Bogor Barat, Bogor|Situgede]], [[Bogor Barat, Bogor]]
| regnum = [[Plantae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
{{kladtb|[[Asterid]]}}
| ordo = [[Ericales]]
| familia = [[Theaceae]]
Baris 24 ⟶ 27:
'''Puspa''', '''seru''', atau '''medang gatal''' (''Schima wallichii'') adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas sedang. Pohon ini termasuk ke dalam keluarga [[teh]] (Theaceae), dan menyebar luas mulai dari [[Nepal]], melalui [[Asia Tenggara]], hingga ke [[Papua Nugini]]. Disebut medang gatal karena pohon ini memiliki lapisan semacam [[miang]] di bawah pepagannya, yang keluar berhamburan ketika digergaji dan menimbulkan rasa gatal di kulit. Nama spesiesnya diberikan untuk menghormati [[Nathaniel Wallich|N. Wallich]] (1786 – 1854), ahli botani berkebangsaan [[Denmark]] yang telah berjasa mengembangkan Kebun Raya [[Kalkuta]].
Pohon ini juga dikenal dengan aneka nama daerah, seperti ''simartolu'' ([[bahasa Batak|Bat.]]); ''medang miang'' ([[bahasa Minangkabau|Mink.]]); ''mĕdang sĕru, sĕru'' ([[Bangka|Bk.]]); ''kĕmĕtru'' ([[bahasa Lampung|Lamp.]]); ''huru batu, huru manuk, puspa'' ([[bahasa Komering|Lamp.]]); ''cikoru, cekru'' ([[bahasa Sunda|Sd.]]); ''puspa'' ([[bahasa Jawa|Jw.]]).<ref name="heyne">Heyne, K. 1987. ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. '''3''': 1367-1368. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. (sebagai ''Schima bancana'' Miq. dan ''Schima Noronhae'' Reinw.)</ref>
== Pengenalan ==
[[Berkas:Schim_walli_101104-8699_Bk_lap.jpg|jmpl|kiri|180px|Pepagan]]
[[Berkas:Schim_walli_081205-4287_F_stgd.jpg|jmpl|kiri|180px|Bunga puspa]]
[[Pohon]] yang selalu hijau, berukuran sedang hingga besar, mencapai tinggi 47 [[meter|m]]. [[Batang]] bulat torak, gemangnya hingga 250 [[sentimeter|cm]] namun biasanya jauh kurang dari itu; batang bebas cabang hingga sekitar 25 m. [[Pepagan]] memecah dangkal sampai sedang, membentuk alur-alur memanjang, coklat kemerahan hingga abu-abu gelap; sebelah dalam berwarna merah terang, dengan lapisan ‘miang’ yang mengiritasi kulit.<ref name="icraf_1491">ICRAF Agroforestry Tree Database: [http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/Products/AFDbases/af/asp/SpeciesInfo.asp?SpID=1491 ''Schima wallichii'']{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
[[Daun]] tersebar dalam spiral, bertangkai sekitar 3 [[milimeter|mm]]; helai daun lonjong hingga jorong lebar, 6–13 × 3–5
== Habitat dan penyebaran ==
Baris 42 ⟶ 45:
=== Kayu pertukangan ===
[[Berkas:Schim_walli_101101-8254_W_lap.jpg|jmpl|kiri|180px|Kayu puspa]]
Puspa terutama dihargai karena kayunya yang bermutu baik sebagai bahan ramuan rumah. Kayu ini lebih cocok dipakai sebagai balok dan tiang-tiang rumah dan jembatan daripada dibuat menjadi papan, karena papan kayu puspa cenderung bengkok atau melenting.<ref name="heyne"/>
==== Sifat-sifat kayu ====
[[Berkas:Schim_walli_101106-9001_H_lap.JPG|jmpl|kiri|180px|Tumbuh di padang ilalang
[[Kayu teras]]nya berwarna coklat kemerahan atau coklat kelabu; [[kayu gubal|gubalnya]] berwarna lebih muda dan tidak mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras. Teksturnya halus dan permukaan kayunya licin, dengan arah serat lurus atau berpadu. Kayu ini termasuk agak keras; dengan [[berat jenis]] yang berkisar antara 0,45 ([[subspesies|subsp.]] ''noronhae'') hingga 0,92 (subsp. ''oblata''), kayu puspa termasuk ke dalam kelas kuat II.<ref name="atlas kayu">{{aut|Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I Mandang, S.A. Prawira, K. Kadir}}. 1989. ''Atlas Kayu Indonesia'' '''2''': 109-113. Balitbang Kehutanan Dephut. Bogor.</ref>
Secara umum, puspa digolongkan ke dalam kelas awet III. Ia cukup tahan terhadap serangan [[rayap kayu kering]] (kelas II),
Kayu puspa juga mudah dikerjakan. Dapat dibubut, diserut, dibor, diamplas, dan dipelitur dengan hasil baik. Dapat dibuat menjadi [[venir]] tanpa perlakuan pendahuluan,
=== Lain-lain ===
Puspa menghasilkan kayu bakar yang berkualitas baik; energi yang didapat dari kayu gubalnya sekitar 19.980 [[Joule|kJ]]/[[kilogram|kg]]. Kayu puspa juga baik untuk dijadikan [[pulp]] dan [[kertas]].<ref name="icraf_1491"/>
Pepagannya menghasilkan zat pewarna, [[tanin]] yang terkandung di dalamnya digunakan untuk menyamak [[kulit]].<ref name="icraf_1491"/>
Daunnya, di [[Nepal]], dimanfaatkan sebagai pakan ternak.<ref name="icraf_1491"/>
Di timur-laut [[India]], penanaman puspa dikombinasikan dengan [[kapulaga sabrang|kapulaga]] dalam suatu sistem [[wanatani]] untuk melindungi tanah dan air. Di negara ini, puspa juga digunakan sebagai pohon penaung di perkebunan [[kopi]]. Di [[Indonesia]], puspa digunakan sebagai pelindung di hutan tanaman [[tusam]] dan [[damar (pohon)|damar]]. Selain itu, puspa juga baik untuk reklamasi lahan dan [[reboisasi]] daerah tangkapan air.<ref name="icraf_1491"/>
Baris 66 ⟶ 69:
== Pranala luar ==
{{commonscat}}
* Commercial Timbers: [http://delta-intkey.com/wood/en/www/thescwal.htm ''Schima wallichii'' (DC.) Korth. (Samak, puspa)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110628195054/http://delta-intkey.com/wood/en/www/thescwal.htm |date=2011-06-28 }}, identifikasi kayu.
{{Taxonbar|from=Q11892727}}
[[Kategori:Theaceae]]
Baris 74 ⟶ 78:
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Tumbuhan pewarna]]
[[Kategori:Pohon]]
[[Kategori:Schima]]
[[Kategori:Tumbuhan industri]]
|