Muwaqqit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Oleg Yunakov (bicara | kontrib)
 
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{italic title}}
[[Berkas:DarIstanbul al-Muwaqqit panoramio (77) (muvakkithane).jpg|jmpl|Darul Muwaqqit[[Muvakkithane]] ("rumah sang ''muwaqqit''") di [[Universitas Al-QarawiyyinAyasofya]], [[FesIstanbul]], MarokoTurki.]]
Dalam sejarah [[dunia Islam]], '''''muwaqqit''''' ({{lang-ar|موقت}}, kadang disebut juga '''''miqati''''') adalah seorang ilmuwanahli yang[[Astronomi bertugasdi sebagaidunia ahliIslam [[pada Abad Pertengahan|astronomi]], yang bertugas sebagai juru waktu, dan penentu waktu [[salat]] di sebuah [[masjid]], [[madrasah]], atau institusi [[Islam]] lainnya. Jabatan ''muwaqqit'' biasanya diberikan kepada seorang ahli astronomi (ilmu falak), berbeda dengan jabatan [[muazin]] (juru [[azan]]) yang biasanya dipilih berdasarkan kesalehannya dan suaranya yang merdu. Tidak semua masjid memiliki ''muwaqqit'', bahkan masjid-masjid besar pun banyak yang hanya mengandalkan muazin untuk menentukan waktu salat berdasarkan metode-metode tradisional. Terdapat perbedaan pendapat di antara para sejarawan sains tentang apakah posisi ''muwaqqit'' adalah sebuah profesi khusus ataukah merupakan sebuah bagain tugas seorang ulama atau guru (''mudarris'') yang juga bertugas di bidang-bidang lain. Kurangnya catatan sejarah yang telah ditemukan dan diteliti menyulitkan penjelasan pasti tentang fungsi dan peran para ''muwaqqit''.
 
Jabatan ini pertama kali tercatat di Mesir pada zaman [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Kesultanan Mamluk]] (1250–1517), dan menyebar ke berbagai masjid dan madrasah besar. Pada puncaknya pada abad ke-14 dan ke-15, posisi ini ditempati ilmuwan terkemuka seperti seperti [[Ibnu asy-Syathir]] (1304–1375) dan [[Syamsuddin al-Khalili]] (1320–1380) yang bertugas di [[Masjid Umayyah]], [[Damaskus]]. Pada masa ini, aktivitas ''muwaqqit'' terbesar berada di negeri [[Syam]] dan Mesir, dan posisi ini juga menyebar ke sekurangnya [[Palestina (wilayah)|Palestina]], [[Hijaz]], [[Tunis]], dan Yaman. Keberadaan posisi ini terus berlanjut hingga abad ke-19, walaupun tidak mengeluarkan karya ilmiah sebesar sebelumnya. Pada masa sekarang, masjid-masjid dapat menggunakan tabel jadwal salat yang dibuat lembaga-lembaga tertentu atau jam elektronik untuk mengetahui waktu salat dengan tepat tanpa membutuhkan keahlian khusus seorang ''muwaqqit''.
Baris 12:
== Tugas ==
[[Berkas:Quadrant pivotant.jpg|jmpl|upright=0.8|Ilustrasi kuadran, sebuah alat yang sering dibuat dan digunakan oleh para ''muwaqqit''.]]
Tugas utama seorang ''muwaqqit'' adalah mengatur jadwal waktu salat di sebuah masjid, madrasah, atau institusi islam lainnya berdasarkan astronomi (ilmu falak) dan ilmu pasti.{{sfn|King|1983|p=534}} Pada masa puncaknya dipada abad ke-14 dan ke-15, jabatan ini sering ditempati ilmuwan-ilmuwan terkemuka yang selain mengatur jadwal waktu salat juga menulis makalah-makalah astronomi, terutama di bidang '''ilmu al-miqat'' dan penggunaan alat-alat astronomi terkait, terutama [[kuadran (alat)|alat kuadran]] dan [[jam matahari]].{{sfn|King|1996|p=286}}{{sfn|King|1998|p=159}}{{sfn|Brentjes|2008|p=130}} Selain itu, mereka juga bertugas dalam hal-hal lain yang memerlukan ilmu astronomi, terutama penentuan [[hilal]] (awal [[kalender Hijriyah|bulan hijriyah]]) dan arah [[kiblat]].{{sfn|King|1998|p=159}}
 
Sejarawan astronomi [[David A. King (sejarawan)|David A. King]] menggambarkan ''muwaqqit'' sebagai sebuah profesi khusus di masjid-masjid, yang ditempati para ahli astronomi "yang mengabdi demi Islam" dan menghasilkan karya-karya besar, walaupun tidak selalu berhasil mempengaruhi para muazin dan ahli fikih yang sering lebih mengandalkan ilmu tradisional. Pengetahuan seorang ''muwaqqit'' diteruskan kepada murid-muridnya yang belajar khusus untuk menjadi generasi ''muwaqqit'' selanjutnya. Gambaran King ini didasarkan oleh penelitiannya terhadap karya-karya para ''muwaqqit'' dan teks-teks hukum Islam yang ada pada masa yang sama.{{sfn|Brentjes|2008|p=130}} Sementara itu, sejarawan sains [[Sonja Brentjes]] berpendapat bahwa ''muwaqqit'' tidak harus dilihat sebagai profesi khusus, melainkan hanya sebagian tugas dari seorang guru (''mudarris'').{{sfn|Brentjes|2008|pp=130–131}} Penjadwalan waktu salat serta pembuatan dan pengurusan alat-alat astronomi di masjid hanyalah bagian normal dari kegiatan keilmuan di kota-kota Muslim saat itu. Seorang yang bergelar ''muwaqqit'' umumnya juga memiliki ilmu mendalam di bidang lain, termasuk [[fikih]] dan [[filsafat]]. '''Ilmu al-miqat'' diajarkan secara luas dan bukan hanya ditujukan pada seorang calon ''muwaqqit''; seorang muazin bisa saja memiliki pendidikan yang persis sama dengan seorang ''muwaqqit''.{{sfn|Brentjes|2008|p=145}} Brentjes mendasarkan pendapatnya ini kepada teks-teks biografi para muwaqqit yang dibuat pada masa Kesultanan Mamluk, terutama sejumlah biografi karya [[Syamsuddin as-Sakhawi]] (1427–1497), seorang penulis dan [[:wikt:perawi|perawi]] hadis terkemuka abad ke-15.{{sfn|Brentjes|2008|p=130}} King dan Brentjes menyebutkan sulitnya mengetahui perannya secara pasti dengan sumber-sumber yang telah ditemukan, menurut King salah satu sebabnya adalah kurangnya penelitian tentang para ''muwaqqit''.{{sfn|Brentjes|2008|p=145}}{{sfn|King|1998|p=162}}
Baris 38:
 
=== Setelah abad ke-15 ===
'''Ilmu al-miqat'' dan aktivitas para ''muwaqqit'' berlanjut pada masa [[Kesultanan Utsmaniyah]] (yang [[Perang Utsmaniyah-Mamluk (1516–1517)|menaklukkan Mamluk]] pada 1517), walaupun tidak menghasilkan inovasi-inovasi sebesar abad ke-14 dan 15.{{sfn|King|1996|p=308}} [[Musthafa bin Ali]] (wafat 1571), ''muwaqqit'' [[Masjid Yavuz Selim|Masjid Selim I]] adalah pelopor ''<nowiki>'ilmu al-miqat</nowiki>'' di kesultanan ini dan salah satu yang memulai menulis karya astronomi dengan [[bahasa Turki Utsmani]] alih-alih bahasa Arab.{{sfn|Fazlıoğlu|2007|p=33}} Pada abad ke-18, seorang arsitek Utsmani bernama Salih Efendi membuat tabel-tabel penentuan waktu yang populer di kalangan ''muwaqqit'' [[Istanbul]].{{sfn|King|1993|p=32}} Berbagai masjid di ibu kota kesultanan tersebut memiliki ruangan yang disebut ''muvakkithanes'',{{sfn|King|1996|p=287}}{{sfn|King|1993|p=32}} dan para ilmuwan di zaman Utsmani membuat tabel-tabel waktu salat untuk tempat-tempat baru.{{sfn|King|1996|p=308}} Mereka juga menyesuaikan tabel-tabel yang ada dengan konvensi Utsmani mendefinisikan pukul 12 sebagai saat matahari terbenam dan terus bergeser setiap hari.{{sfn|King|1993|p=30}} Pada masa ini, aktivitas muwaqqit juga masih tercatat di Syam (terutama Masjid Umayyah) dan Mesir hingga abad ke-19.{{sfn|King|1996|p=308}}
 
== Penjadwalan waktu salat saat ini ==
Baris 44:
| total_width = 350
| footer = ''Kiri'': Papan dengan jadwal waktu salat di sebuah masjid. ''Kanan'': Sebuah imsakiyah berisi jadwal waktu salat dan [[imsak]] untuk [[Ramadan]] tahun 2012.
| image1 = Islamic complex Shakhi Zinda - 404.jpg
| image2 = Imsakiyah Banyuasin Ramadan 2012.pdf
}}
Baris 55:
=== Daftar pustaka ===
* {{cite encyclopedia|title=Shams al-Din al-Sakhawi on ''Muwaqqits'', ''Mu'adhdhins'', and the Teachers of Various Astronomical Disciplines in Mamluk Cities in the Fifteenth Century|ref=harv|first=Sonja|last=Brentjes|editors=Emilia Calvo, Mercè Comes, Roser Puig, Mònica Rius|encyclopedia=A Shared Legacy: Islamic Science East and West : Homage to Professor J. M. Millàs Vallicrosa|url=https://books.google.com/books?id=gd7pl1x387cC&pg=PA129|year=2008|publisher=Edicions Universitat Barcelona|isbn=978-84-475-3285-8}}
* {{cite encyclopedia | editor = Thomas Hockey et al | sfn=harv| last = Fazlıoğlu | first = İhsan | title=ʿAlī al‐Muwaqqit: Muṣliḥ al‐Dīn Muṣṭafā ibn ʿAlī al‐Qusṭanṭīnī al‐Rūmī al‐Ḥanafī al‐Muwaqqit | encyclopedia = The Biographical Encyclopedia of Astronomers | publisher = Springer | year = 2007 | location = New York | pages = 33–4 | url=http://islamsci.mcgill.ca/RASI/BEA/Ali_al-Muwaqqit_BEA.htm | isbn=9780387310220}}
* {{cite book|ref=harv|last=Hadi Bashori|first=Muhammad|title=Pengantar Ilmu Falak|url=https://books.google.com/books?id=erLqDAAAQBAJ|year=2015|publisher=Pustaka Al Kautsar|location=Jakarta|isbn=978-979-592-701-3}}
* {{cite journal|title=The Astronomy of the Mamluks|first=David A.|last=King|journal=Isis|volume=74|issue=4|pages=531–555|jstor=232211|date=1983|ref=harv}}